Anda di halaman 1dari 111

PERSIAPAN PASIEN OPERASI

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

Rs Charis Medika 1 1/1


Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP.Sirait,
Sp.OG,M,Kes

PENGERTIAN Suatu tindakan dalam menyiapkan kelengkapan sebelum


dilakukannya pembedahan
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah persiapan pasien operasi.

KEBIJAKAN Semua pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan

PROSEDUR a. Siapkan alat :


 Pencukur rambut dan gunting rambut
 Bengkok
 Sabun
 Waslap
 Alat-alat kesehatan dan obat-obatan sesuai program dokter
dan jenis tindakan pembedahan.
 Baju khusus
 Formulir ijin operasi (Inform Consent)
 Permintaan darah ke PMI bila diperlukan
 Pemeriksaan penunjang
b. Beri penjelasan kepada pasien/keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan
c. Ekstra mandi bila kotor
d. Puasakan 5 – 6 jam
e. Cukur daerah yang akan di operasi
f. Tandatangani surat ijin operasi (Inform Consent) jika pasien /
keluarga setuju

UNIT TERKAIT 1. Instalasi rawat inap


2. Instalasi gawat darurat
3. Ruang Kamar bersalin
4. Ruang Kamar Bedah (OK)
TIME OUT

No. Dokumen : No. Revisi Halaman

Rs Charis Medika 1 1/1


Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rs Charis Medika
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Acholder, SpOG

PENGERTIAN Tata cara saling mengingatkan baik sebelum dan sesudah tindakan
pembedahan
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah Time Out.

KEBIJAKAN Pelaksanaan Time Out dilakukan sebelum insisi area operasi,


dipimpin oleh dokter operator, dilakukan dikamar operasi, dihadiri
oleh tim bedah.
PROSEDUR a. Lengkapi checklist safety surgery sebelum dilakukan insisi pada
pasien.
b. Bacakan secara verbal pada semua tim oleh perawat circulating
untuk memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama dan
perannya.
c. Konfirmasi pada semua tim nama pasien, prosedur dan area
dimana insisi akan dilakukan.
d. Pastikan apakah antibiotik profilaksis sudah diberikan dalam 60
menit terakhir.
e. Antisipasi adanya kejadian kritis.
f. Dokter bedah harus menyampaikan :
 Step tindakan kritis atau tahapan tindakan tidak biasa yang
mungkin dilakukan.
 Waktu penyelesaian tindakan.
 Kemungkinan kekurangan darah pada pasien.
g. Perawat anestesi harus menyampaikan :
 Kemungkinan ada perhatian khusus pada saat operasi
h. Tim perawat Instrumen harus menyampaikan :
 Kesterilan alat dan bahan yang dipakai
 Adakah masalah pada alat yang akan dipakai atau hal lain
yang perlu diperhatikan
 Pastikan apakah dibutuhkan “ display imaging “ (hasil
radiologi yang perlu di pajang)

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


SIGN IN
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Mengkonfirmasi persiapan pasien sebelum dilakukan tindakan


operasi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah Sign In.

KEBIJAKAN Pelaksanaan Sign In dilakukan sebelum tindakan induksi dan tim


dinyatakan siap. Dipimpin oleh perawat anestesi, dilakukan diruang
persiapan, minimal dihadiri oleh perawat anestesi dan perawat.
PROSEDUR a. Siapkan rekam medik pasien dan hasil pemeriksaan penunjang.
b. Siapkan checklist safety surgery dan dilengkapi sebelum induksi
dimulai :
 Pastikan pasien sudah dikonfirmasi identitas dengan
mencocokkan pada gelang : menanyakan nama pasien,
tanggal lahir dan mencocokkan No RM pada RM Pasien.
 Pastikan pasien sudah dikonfirmasi area operasi, prosedur
yang akan dilakukan dan adanya persetujuan operasi.
 Tanyakan kesiapan mesin dan obat anestesi.
 Tanyakan apakah pulse oxymetri berfungsi dan pasien
dengan nilai normal.
 Tanyakan pada pasien apakah memiliki alergi.
 Pastikan adakah kemungkinan resiko kesulitan jalan nafas
atau aspirasi, bila ya pastikan alat/ alat bantu tersedia
(laringoskop, ETT)
 Pastikan adakah kemungkinan kehilangan darah > 500 ml
(pada anak : 7 ml/kg.BB), bila ya pastikan kesiapan akses IV/
central line dan kesiapan darah atau komponen cairan yang
dibutuhkan.
 Pasien dikirim ke kamar operasi.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
SIGN OUT
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Mengkonfirmasi keadaan pasien setelah dilakukan tindakan operasi

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah Sign Out.

KEBIJAKAN Pelaksanaan Sign Out dilakukan sebelum tindakan penutupan luka


operasi, dipimpin oleh dokter operator, dilakukan dikamar operasi,
dihadiri oleh tim bedah.
PROSEDUR a. Lanjutkan mengisi checklist safety surgery sesaat sebelum
penutupan luka operasi dengan :
1. Perawat circulating harus menyampaikan :
 Nama prosedur yang sudah dilakukan
 Jumlah instrument, gass, jarum, dan alat lain sama (sebutkan
jumlah angka untuk tiap alat/bahan) sebelum dan sesudah
pembedahan
 Pelabelan specimen-bahan PA (baca label specimen dan
nama pasien)
 Bila ada masalah pada alat yang harus ditekan selama periode
operasi
2. Dokter bedah, dokter anestesi dan perawat harus
menyampaikan bila ada perhatian khusus yang harus
dilakukan untuk recovery maupun perawatan pada pasien ini.
b. Dokter bedah, dokter anestesi dan perawat harus menandatangani
checklist safety surgery untuk pasien ini.
c. Pasien dikirim ke Recovery Room

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


TATA TERTIB DI KAMAR OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Segala aturan yang harus dipatuhi oleh semua orang yang berada di
lingkungan kamar operasi
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah tata tertib di kamar
operasi.
KEBIJAKAN 1. Kegiatan pengendalian infeksi Nosokomial di Rs Charis Medika
merupakan suatu keharusan untuk melindungi pasien dari
kejangkitan infeksi.
2. Ruang kamar bedah (OK) wajib melaksanakan pencegahan dan
pengendalian infeksi Nosokomial dengan cara membuat standart,
prosedur kerja, peraturan / tata tertib dan lain –lain harus dengan
mendukung pencegahan dari pengendalian infeksi Nosokomial.
3. Standart, prosedur kerja, peraturan / tata tertib yang ditentukan
harus dipatuhi oleh semua pihak yang mempergunakan fasilitas
Kamar Operasi dan dilaksanakan dengan disiplin oleh setiap
petugas.
PROSEDUR a. Setiap orang yang masuk kamar operasi tanpa kecuali, wajib
memakai baju khusus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Semua petugas harus memahami tentang adanya ketentuan
pembagian area kamar operasi dengan segala konsekuensinya.
c. Setiap petugas harus memahami dan melaksanakan tehnik aseptik
sesuai peran dan fungsinya.
d. Semua anggota tim harus melaksanakan jadwal harian
operasional yang telah ditentukan oleh perawat kepala bedah.
e. Perubahan jadwal operasi yang dilakukan harus atas indikasi
kebutuhan dan kondisi pasien harus ada persetujuan DPJP.
f. Pembatalan jadwal harus dijelaskan oleh DPJP kepada pasien atau
keluarga.
g. Setiap petugas di kamar operasi harus bekerja sesuai urutan tugas
yang di perlakukan.
h. Setiap perawat di kamar operasi harus melaksanakan asuhan
keperawatan preoperatif sesuai peran dan fungsinya agar dapat
memberikan asuhan keperawatan secara paripurna.
i. Setiap petugas harus melaksanakan pemeliharaan alat-alat dan
ruangan kamar operasi dengan penuh tanggung jawab dan disiplin
TATA TERTIB DI KAMAR OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 2/2
PROSEDUR j. Semua tindakan yang dilakukan dan peristiwa yang terjadi selama
pembedahan harus di catat secara teliti.
k. Anggota tim bedah wajib menjamin kerahasiaan informasi / data
pasien yang diperoleh pada waktu pembedahan terhadap pihak
yang tidak berkepentingan.
l. Setiap petugas harus memahami dan melaksanakan tehnik aseptik
sesuai peran dan fungsinya.
m. Khusus pada pasien pembiusan regional (lumbal anestesi) harus
diperhatikan : Tim bedah harus bicara seperlunya, karena pasien
dapat mendengar dan melihat sekelilingnya.
n. Ahli anestesi harus menjelaskan kepada pasien / keluarga tentang
efek obat bius yang digunakan dan hal-hal yang di taati.

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


PEMAKAIAN SANDAL DI KAMAR OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Adalah sandal / alas kaki khusus yang dipakai di dalam kamar


PENGERTIAN operasi yang bertanda khusus sandal dalam, yang hanya dipakai di
dalam kamar operasi
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah pemakaian sandal di
kamar operasi
KEBIJAKAN 1. Kegiatan pengendalian infeksi Nosokomial di Rs Charis Medika
merupakan suatu keharusan untuk melindungi pasien dari
kejangkitan infeksi.
2. Ruang kamar bedah (OK) wajib melaksanakan pencegahan dan
pengendalian infeksi Nosokomial dengan cara membuat standart,
prosedur kerja, peraturan / tata tertib dan lain –lain harus dengan
mendukung pencegahan dari pengendalian infeksi Nosokomial.
3. Standart, prosedur kerja, peraturan / tata tertib yang ditentukan
harus dipatuhi oleh semua pihak yang mempergunakan fasilitas
Kamar Operasi dan dilaksanakan dengan disiplin oleh setiap
petugas.
PROSEDUR a. Setelah ganti pakaian khusus kamar operasi, harus mengambil
sandal khusus kamar operasi ditempat yang telah ditentukan.
b. Pakailah sandal khusus tersebut mulai daerah aseptik II.
c. Pakailah sandal tersebut selama berada didalam kamar operasi
dan daerah aseptik II.
d. Lepaskan sandal tersebut bila akan meninggalkan daerah aseptik
II dan letakkan kembali pada tempatnya.
e. Bersihkan sandal sewaktu-waktu bila kelihatan kotor.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
PEMAKAIAN LINEN DI KAMAR OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Segala sesuatu yang berupa kain yang dipakai untuk perlengkapan
tindakan dikamar operasi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah pemakaian linen di kamar
operasi.
KEBIJAKAN 1. Kegiatan pengendalian infeksi Nosokomial di Rs Charis Medika
merupakan suatu keharusan untuk melindungi pasien dari
kejangkitan infeksi.
2. Ruang kamar bedah (OK) wajib melaksanakan pencegahan dan
pengendalian infeksi Nosokomial dengan cara membuat standart,
prosedur kerja, peraturan / tata tertib dan lain –lain harus dengan
mendukung pencegahan dari pengendalian infeksi Nosokomial.
3. Standart, program kerja, peraturan / tata tertib yang ditentukan
harus dipatuhi oleh semua pihak yang mempergunakan fasilitas
Kamar Operasi dan dilaksanakan dengan disiplin oleh setiap
petugas.
PROSEDUR a. Linen kotor harus dihitung dari tiap ruang operasi, jenis dan
banyaknya (skort, duk lubang, duk besar / kecil, sarung meja
mayo, duk kecil buntu).
b. Linen harus dibungkus dengan pembungkus khusus dan
ditetapkan pada tempat linen kotor.
c. Petugas harus mencatat pada papan tulis jenis dan banyaknya.
d. Linen diambil oleh petugas cucian dengan dihitung kembali jenis
dan banyaknya, dicatat pada buku cucian, disaksikan dan ditanda
tangani petugas kamar operasi dan petugas cucian.
e. Linen harus dicuci dan dikeringkan / disterilkan di instalasi
loundry.
f. Tiap pagi tenaga OK harus mengambilkan linen steril dari
instalasi loundry sesuai kebutuhan pada hari ini dan dicatat pada
buku linen steril.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
2. Unit Loundry
MENCUCI TANGAN DI KAMAR OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Membersihkan tangan dengan menggunakan sikat dan sabun


PENGERTIAN antiseptic dengan prosedur tertentu agar tangan dan lengan bagian
bawah bebas dari mikroorganisme.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah mencuci tangan di kamar
operasi.
KEBIJAKAN 1. Kegiatan pengendalian infeksi Nosokomial di Rs Charis Medika
merupakan suatu keharusan untuk melindungi pasien dari
kejangkitan infeksi.
2. Ruang kamar bedah (OK) wajib melaksanakan pencegahan dan
pengendalian infeksi Nosokomial dengan cara membuat standart,
prosedur kerja, peraturan / tata tertib dan lain –lain harus dengan
mendukung pencegahan dari pengendalian infeksi Nosokomial.
3. Standart, program kerja, peraturan / tata tertib yang ditentukan
harus dipatuhi oleh semua pihak yang mempergunakan fasilitas
Kamar Operasi dan dilaksanakan dengan disiplin oleh setiap
petugas.
PROSEDUR a. Atur topi dan masker dengan baik.
b. Perhiasan tangan harus dilepas, kuku panjang harus dipotong.
c. Kran dibuka, basahi tangan sampai ke siku.
d. Tekan pompa Antiseptik Cair dengan salah satu siku dan
tampung cairan Antiseptik dengan salah satu tangan sebanyak
sekitar 2-3 cc.
e. Gosokkan Antiseptik Cair mulai dari ujung jari, sela jari tangan
sampai siku, lalu guyur dengan air mengalir.
f. Ambil antiseptik lagi 2-3 cc dan gosokkan ke tangan lalu kuku
kanan dari jari disikat sampai bersih (1-2 menit).
g. Guyur tangan sampai siku dengan air kran yang mengalir, dan
ambil antiseptik sedikit untuk digosokkan pada tangan, tutup kran
dengan siku.
h. Tangan yang steril harus lebih tinggi dari pada siku.
i. Keringkan tangan dengan handuk atau kain steril.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
PEMAKAIAN GAUN STERIL
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Menggunakan gaun steril khusus untuk petugas atau tim pembedahan


PENGERTIAN antara lain Operator, Asisten, Instrumentir.
Gaun ini hanya dipakai di kamar operasi dan hanya selama operasi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah pemakaian gaun steril.

KEBIJAKAN 1. Kegiatan pengendalian infeksi Nosokomial di Rs Charis Medika


merupakan suatu keharusan untuk melindungi pasien dari
kejangkitan infeksi.
2. Ruang kamar bedah (OK) wajib melaksanakan pencegahan dan
pengendalian infeksi Nosokomial dengan cara membuat standart,
prosedur kerja, peraturan / tata tertib dan lain –lain harus dengan
mendukung pencegahan dari pengendalian infeksi Nosokomial.
3. Standart, program kerja, peraturan / tata tertib yang ditentukan
harus dipatuhi oleh semua pihak yang mempergunakan fasilitas
Kamar Operasi dan dilaksanakan dengan disiplin oleh setiap
petugas.
PROSEDUR a. Tim operasi harus berdiri pada daerah aseptik satu.
b. Tangan harus diberi bedak steril dan diratakan, bila memakai
sarung tangan baru tidak perlu bedak.
c. Perawat keliling (Omloop) membantu menalikan gaun operasi
dari belakang.
d. Tim operasi memakai sarung tangan satu persatu dengan
mendorong tangan masuk ke dalam sarung tangan dengan di
bantu instrumentator.
e. Pangkal sarung tangan harus menutup ujung lengan baju operasi
atau gaun operasi, sebelum melaksanakan kegiatan posisi kedua
belahan tangan harus lebih tinggi dari pusat.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
PEMBERSIHAN KAMAR BEDAH (BONGKARAN)
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Pembersihan kamar bedah untuk tindakan pembersihan/bongkaran


PENGERTIAN dikamar operasi dilakukan petugas yang ikut didalam tim bedah
setelah melakukan pembedahan.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah pembersihan kamar bedah
(bongkaran)
KEBIJAKAN 1. Kegiatan pengendalian infeksi Nosokomial di Rs Charis Medika
merupakan suatu keharusan untuk melindungi pasien dari
kejangkitan infeksi.
2. Ruang kamar bedah (OK) wajib melaksanakan pencegahan dan
pengendalian infeksi Nosokomial dengan cara membuat standart,
prosedur kerja, peraturan / tata tertib dan lain –lain harus dengan
mendukung pencegahan dari pengendalian infeksi Nosokomial.
3. Standart, program kerja, peraturan / tata tertib yang ditentukan
harus dipatuhi oleh semua pihak yang mempergunakan fasilitas
Kamar Operasi dan dilaksanakan dengan disiplin oleh setiap
petugas.
PROSEDUR Pada prinsipnya pembersihan ruang kamar bedah ada dua macam :
a. Pembersihan kecil (dilakukan setiap saat setelah operasi).
1. Bersihkan noda infeksius yang menempel pada dinding, alat-
alat dan sebagainya dengan air sabun 10% lalu di keringkan.
2. Bersihkan lantai dari debu dan kotoran, dibilas dengan air,
diratakan dengan air / kran pel basah serta dibiarkan 10
menit.
3. Keringkan dengan weber.
b. Pembersihan besar (dilakukan setiap seminggu sekali).
1. Keluarkan alat-alat (meja operasi,meja instrument,alat
anestesi, dsb) dari kamar bedah lalu dibersihkan dari noda
infeksius dengan air sabun 10%.
2. Bersihkan langit-langit ruangan dari debu dan kotoran yang
menempel dengan memakai lawa-lawa.
3. Bersihkan dinding, lampu operasi, almari, ligh source dari
kotoran / noda infeksius dengan memakai larutan sabun 10%
lalu dikeringkan.
4. Bersihkan alat-alat dari kaca dengan Brans Spirtus.
PEMBERSIHAN KAMAR BEDAH (BONGKARAN)
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 2/2

PROSEDUR 5. Bersihkan lantai dengan air sabun 10% ratakan dan sikat
kemudian bilas dengan air bersih, selanjutnya dengan
creoline, biarkan selama 10 menit lalu keringkan, kemudian
bilas dengan air, biarkan selama 10 menit selanjutnya
keringkan dengan weber.
6. Masukkan alat-alat dan diatur sesuai tempat masing-masing.
7. Sterilisasi ruangan dengan memakai sinar ultra violet selama
1 jam.

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


PENGGUNAAN STERILISATOR KERING / OVEN
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Cara menggunakan dan mengoperasikan sterilisator kering yang


PENGERTIAN dipakai untuk menyeteril alat-alat tertentu, instrument, linen, kassa,
inplant dan lain-lain.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah penggunaan sterilisator
kering / oven.
KEBIJAKAN 1. Kegiatan pengendalian infeksi Nosokomial di Rs Charis Medika
merupakan suatu keharusan untuk melindungi pasien dari
kejangkitan infeksi.
2. Ruang kamar bedah (OK) wajib melaksanakan pencegahan dan
pengendalian infeksi Nosokomial dengan cara membuat standart,
prosedur kerja, peraturan / tata tertib dan lain –lain harus dengan
mendukung pencegahan dari pengendalian infeksi Nosokomial.
3. Standart, program kerja, peraturan / tata tertib yang ditentukan
harus dipatuhi oleh semua pihak yang mempergunakan fasilitas
Kamar Operasi dan dilaksanakan dengan disiplin oleh setiap
petugas.
PROSEDUR a. Sebelum kabel sterilisator dihubungkan dengan listrik / sebelum
dipanaskan, sterilisator harus dalam keadaan kosong (semua
barang harus dikeluarkan), sterilisator dinyalakan sampai panas
mencapai 1400 C.
b. Alat baru harus dimasukkan dengan ketentuan :
1. Untuk alat logam suhu 1400 C, waktunya 30 – 45 menit.
2. Untuk linen suhu 1400 C, waktunya 45 – 60 menit.
3. Untuk sarung tangan dan plastik suhu 1000 C, waktunya 15
menit.
4. Bor suhu 1400 C, waktunya 30 – 45 menit.
c. Setiap pembungkusan alat / instrument yang akan disteril harus
ada label :
1. Jam dimasukkan.
2. Nama penanggung jawab dan tanda tangan.
d. Apabila mengetahui ada alat / instrument yang melebihi jamnya
harap dikeluarkan, dengan tanpa membedakan penanggung
jawabnya.
PENGGUNAAN STERILISATOR KERING / OVEN
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 2/2
PROSEDUR e. Sterilisator kering diatasnya tidak boleh dipakai untuk
mengeringkan sarung tangan.

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


PENGGUNAAN STERILISATOR
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Segala aturan dan penggunaan alat untuk menyeteril dengan cara
merebus.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah penggunaan sterilisator.

KEBIJAKAN 1. Kegiatan pengendalian infeksi Nosokomial di Rs Charis Medika


merupakan suatu keharusan untuk melindungi pasien dari
kejangkitan infeksi.
2. Ruang kamar bedah (OK) wajib melaksanakan pencegahan dan
pengendalian infeksi Nosokomial dengan cara membuat standart,
prosedur kerja, peraturan / tata tertib dan lain –lain harus dengan
mendukung pencegahan dari pengendalian infeksi Nosokomial.
3. Standart, program kerja, peraturan / tata tertib yang ditentukan
harus dipatuhi oleh semua pihak yang mempergunakan fasilitas
Kamar Operasi dan dilaksanakan dengan disiplin oleh setiap
petugas.
PROSEDUR a. Air dalam sterilisator harus diganti setiap kali dipakai.
b. Seluruh bagian alat yang akan disterilkan harus terendam air.
c. Masukkan sodium karbonat sehingga air tersebut menjadi larutan
sodium karbonat 2% untuk meningkatkan titik didih.
d. Alat dinyatakan steril bila waktu mencapai 30 menit sejak air
mendidih.
e. Tidak dibenarkan alat ini dimasukkan selama proses sterilisasi
berlangsung.
f. Penutup sterilisator tidak boleh dibuka selama proses sterilisasi
berlangsung.
g. Sterilisator harus selalu dalam keadaan siap pakai.
h. Alat yang direbus harus selalu bebas dari noda minyak.
i. Alat yang sudah steril harus segera diangkat dengan korentang
steril.
j. Instrumen yang berujung tajam dan runcing harus dibungkus
dengan kasin kassa.
k. Cantumkan tanggal dan jam pelaksanaan sterilisasi.
UNIT TERKAIT 1. Ruang kamar bedah (OK)
KESELAMATAN KERJA DI KAMAR OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Menjaga keselamatan dan keamanan kerja ditujukan kepada


penderita, petugas dan alat.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah keselamatan kerja di
kamar operasi.
KEBIJAKAN 1. Petugas kamar operasi harus meneliti lyst penderita atau status
berkenaan dengan kelengkapan syarat operasi.
2. Alat – alat hendaknya harus selalu dalam keadaan siap dan
lengkap.
3. Petugas harus meningkatkan kesehatan sendiri-sendiri sesuai alur
pemeriksaan.
PROSEDUR a. Keamanan dan keselamatan penderita.
Untuk menjamin keselamatan dan keamanan penderita semua
anggota tim bedah harus meneliti kembali :
1. Identitas penderita.
2. Rencana tindakan.
3. Jenis pemberian anestesi yang akan diberikan.
4. Faktor alergi.
5. Respon penderita selama operasi.
6. Hindari penderita dari bahaya fisik akibat penggunaan alat /
kurang teliti.
b. Keselamatan dan keamanan petugas :
1. Laksanakan pemeriksaan fisik secara preodik.
2. Beban kerja harus sesuai dengan kemampuan dan kondisi
kesehatan petugas.
3. Perlu adanya keseimbangan antara beban kerja dengan
kesejahteraan, penghargaan dan pendidikan berkelanjutan.
4. Laksanakan pembinaan secara terus menerus dalam rangka
mempertahankan hasil kinerja.
5. Bina hubungan kerja sama yang baik intern dan antara profesi
dalam penempatan tujuan tindakan pembedahan.
KESELAMATAN KERJA DI KAMAR OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 2/2
PROSEDUR c. Keselamatan dan keamanan alat-alat :
1. Sediakan pedoman dalam bahasa indonesia tentang cara
penggunaan alat-alat.
2. Periksa secara rutin kondisi alat dan beri label khusus untuk
alat yang rusak.
3. Semua petugas harus memahami penggunaan alat dengan
tepat.
4. Laksanakan pelatihan tentang cara penggunaan dan
pemeliharaan alat secara rutin dan berkelanjutan.
5. Periksa setiap hari ada tidaknya kebocoran pada pipa gas
medis, pemeriksaan dilakukan oleh petugas IPS – RS.
6. Periksa alat pemadam kebakaran agar dalam keadaan siap
pakai.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
2. IPS RS
PEMERIKSAAN PENDERITA WAKTU DI KAMAR
OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Melakukan timbang terima dengan petugas ruangan dengan


PENGERTIAN memeriksa penderita / lystnya atau yang ada kaitannya dengan
dokumentasi kelengkapan penderita yang akan dioperasi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah pemeriksaan penderita
waktu di kamar operasi.
KEBIJAKAN 1. Tim kamar operasi harus memeriksa kelengkapan penderita yang
akan di operasi.
2. Tim hendaknya saling bekerjasama.
PROSEDUR a. Periksa kembali persiapan penderita mencakup :
1. Identitas penderita.
2. Kelengkapan status / rekam medis.
3. Surat persetujuan operasi dari penderita dan keluarga.
4. Pemeriksaan : lab, radiologi, EKG, dan sebagainya.
5. Periksa gigi palsu, lensa kontak, perhiasan, peniti, penjepit
rambut.
6. Ganti baju penderita dan beri selimut ekstra.
7. Nilai keadaan umum penderita, tanda-tanda vital.
8. Pastikan bahwa penderita dalam keadaan puasa.
9. Anjurkan penderita mengosongkan kandung kemih.
b. Berikan premedikasi :
1. Cek nama penderita sebelum memberikan obat.
2. Berikan obat premedikasi sesuai program anestesi dan catat
obat, dosis, cara dan waktu pemberian, tanda tangan serta
nama perawat yang memberikan.
c. Dorong penderita ke kamar tindakan sesuai jenis kasus
pembedahan.
d. Pindahkan penderita ke meja operasi.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi rawat inap
2. Instalasi gawat darurat
3. Ruang Kamar bersalin
4. Ruang Kamar Bedah (OK)
PENGHITUNGAN PEMAKAIAN KASSA
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Menghitung semua kassa yang dipakai pada waktu melakukan


tindakan pembedahan pada pasien.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah penghitungan pemakaian
kassa.
KEBIJAKAN 1. Semua kassa harus dihitung sebelum dan sesudah tindakan oleh
instrumentir.
2. Bila terjadi kekeliruan menjadi tanggung jawab tim bedah.
PROSEDUR a. Sebelum operasi dimulai kassa dihitung terlebih dahulu.
b. Instrumentir menempatkan kassa yang telah dipakai dan kotor di
bengkok.
c. Sebelum luka operasi ditutup, kassa dihitung kembali baik yang
sisa maupun yang telah dipakai, jumlahnya harus sesuai, bila
tidak sesuai harus dicari lagi sampai ketemu.

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


PEMBERSIHAN SEWAKTU DI KAMAR OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Pembersihan yang dilakukan bila kamar operasi digunakan untuk


tindakan pembedahan pada kasus infeksi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah pembersihan sewaktu di
kamar operasi.
KEBIJAKAN 1. Kegiatan pengendalian infeksi Nosokomial di Rs Charis Medika
merupakan suatu keharusan untuk melindungi pasien dari
kejangkitan infeksi.
2. Ruang kamar bedah (OK) wajib melaksanakan pencegahan dan
pengendalian infeksi Nosokomial dengan cara membuat standart,
prosedur kerja, peraturan / tata tertib dan lain –lain harus dengan
mendukung pencegahan dari pengendalian infeksi Nosokomial.
3. Standart, program kerja, peraturan / tata tertib yang ditentukan
harus di patuhi oleh semua pihak yang mempergunakan fasilitas
Kamar Operasi dan dilaksanakan dengan disiplin oleh setiap
petugas.
PROSEDUR a. Bersihkan dengan desinfektan : dinding kamar operasi, meja
operasi, meja instrument, dan semua peralatan di kamar operasi.
b. Instrument dan alat bekas pakai di desinfektan di cuci dengan air
mengalir.
c. Alat linen direndam dengan desinfektan atau di sendirikan /
tempat khusus di beri label.
d. Lantai di bersihkan dengan desinfektan, UV, dan foging.

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


PENGHITUNGAN PEMAKAIAN INSTRUMEN
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Menghitung semua instrumen yang dipakai pada waktu melakukan


tindakan pembedahan pada pasien.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah penghitungan pemakaian
instrumen.
KEBIJAKAN 1. Semua instrumen harus di hitung sebelum dan sesudah tindakan
oleh instrumentir.
2. Hendaknya instrumen selalu dalam keadaan baik dan siap pakai.
PROSEDUR a. Set alat yang akan dipakai dan disiapkan dimeja instrumen.
b. Set alat dibuka dan dihitung jumlah dan macamnya.
c. Alat – alat di tata / disusun dimeja mayo.
d. Alat yang telah dipakai di tempatkan pada tempat yang sudah
disediakan.
e. Sebelum luka operasi ditutup alat dihitung, bila belum sesuai
harus dicari bersama sampai ketemu.
UNIT TERKAIT 1. Ruang kamar bedah (OK)
MENGHILANGKAN EFEK EMOSIONAL
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Suatu cara untuk menghilangkan rasa cemas kepada penderita.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah menghilangkan efek


emosional.
KEBIJAKAN Pasien harus dalam keadaan tenang sebelum tindakan pembedahan

PROSEDUR a. Pasien yang akan dilakukan operasi harus menandatangani dan


mendapat penjelasan mengenai surat persetujuan / inform
concent.
b. Berikan penyuluhan mengenai operasinya, penyakitnya, tindakan
yang akan dilakukan, cara pembiusan dan resiko akibat
pembiusan dan tindakan operasi yang akan dilakukan.
c. Petugas harus ramah, sopan, santun, bicara tidak boleh keras dan
tidak berteriak.
d. Operator dan dokter anestesi sebaiknya hadir dan mengenalkan
diri.
e. Sebelum dibawa ke kamar operasi penderita diberi dahulu
premedikasi yang isinya obat penenang.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
MASUK KAMAR OPERASI BAGI PETUGAS
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Alur masuk ke kamar operasi bagi karyawan / petugas kesehatan.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah masuk kamar operasi bagi
petugas.
KEBIJAKAN 1. Kegiatan pengendalian infeksi Nosokomial di Rs Charis Medika
merupakan suatu keharusan untuk melindungi pasien dari
kejangkitan infeksi.
2. Ruang kamar bedah (OK) wajib melaksanakan pencegahan dan
pengendalian infeksi Nosokomial dengan cara membuat standart,
prosedur kerja, peraturan / tata tertib dan lain –lain harus dengan
mendukung pencegahan dari pengendalian infeksi Nosokomial.
3. Standart, program kerja, peraturan / tata tertib yang ditentukan
harus di patuhi oleh semua pihak yang mempergunakan fasilitas
Kamar Operasi dan dilaksanakan dengan disiplin oleh setiap
petugas.
PROSEDUR a. Masuk lewat pintu masuk karyawan.
b. Sepatu dilepas diruangan / tempat sepatu.
c. Ganti pakaian dikamar ganti dengan pakaian yang disediakan dan
tidak diperkenankan membawa pakaian dari luar.
d. Masuk daerah steril / I, II, harus memakai topi, masker, yang
menutup sebagian rambut, hidung, mulut dan dagu.
e. Tidak diperkenankan keluar masuk daerah steril I tanpa ada
keperluan dan dilarang duduk dilantai.
f. Bila operasi ganda / seri, pakaian kena darah / kotoran, harus
ganti pakaian yang baru.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
TATA LAKSANA PEMBEDAHAN PADA
PENDERITA HIV / HEPATITIS B/C
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Pembedahan dimana penderita juga mengidap penyakit menular


yaitu HIV dan Hepatitis B/C.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah tata laksana pembedahan
pada penderita HIV / Hepatitis B/C.
KEBIJAKAN 1. Kegiatan pengendalian infeksi Nosokomial di Rs Charis Medika
merupakan suatu keharusan untuk melindungi pasien dari
kejangkitan infeksi.
2. Ruang kamar bedah (OK) wajib melaksanakan pencegahan dan
pengendalian infeksi Nosokomial dengan cara membuat standart,
prosedur kerja, peraturan / tata tertib dan lain –lain harus dengan
mendukung pencegahan dari pengendalian infeksi Nosokomial.
3. Standart, program kerja, peraturan / tata tertib yang ditentukan
harus di patuhi oleh semua pihak yang mempergunakan fasilitas
Kamar Operasi dan dilaksanakan dengan disiplin oleh setiap
petugas.
PROSEDUR a. Permukaan tubuh yang terkena darah, feces, urine atau cairan
harus segera dicuci dengan air dan sabun.
b. Hati-hati menangani jaringan yang mengandung banyak
pembuluh darah.
c. Harus waspada dalam pemakaian pisau, jarum dan alat suntik.
d. Ada fasilitas yang baik untuk pembuangan barang bekas berupa
container dengan mulut lebar, tidak mudah tembus, diberi bioh
adzat dan cara pembuangan secara khusus (tidak bersama sampah
lain).
e. Endotracheal tube, blade laryngoscopy harus disposible.
f. Alat anestesi (face mask, orrugated boxes, connection dan
kateter) harus segera di pasteuriasi setelah anestesi selesai.
g. Tim bedah harus memakai sarung tangan dobel.
h. Pakai googles.
i. Anestesi harus memakai sarung tangan.
j. Sebaiknya direncanakan acara tunggal atau terakhir.
k. Harus memakai scort plastik.
l. Petugas dalam kamar operasi secukupnya saja.
m. Linen yang sudah dipakai sebaiknya dibuang.
UNIT TERKAIT 1. Kamar bedah
2. Ruang rawat inap

TATA LAKSANA PEMBEDAHAN PADA


PENDERITA HIV / HEPATITIS B/C
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 2/2

PROSEDUR Instrument yang sudah dipakai harus segera dicuci dengan sabun
dan air panas lalu di autoclave, kecuali tidak dapat di autoclave
instrument di rendam cidex atau presept.

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


PENGENDALIAN LOGISTIK
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Segala sesuatu cara atau langkah dalam pengadaan bahan yang
dipergunakan untuk keperluan operasional di instansi kamar operasi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah pengendalian logistik.

KEBIJAKAN Setiap tindakan operasi harus tersedia bahan dan alat di depo farmasi
atau logistik.
PROSEDUR a. Pada tiap operasi, petugas instrument mengajukan permintaan
dengan depo farmasi, yaitu obat anestesi, alat anestesi, benang,
cateter, NGT dan lain-lain sesuai dengan operasi yang dilakukan.
b. Petugas farmasi memberikan bahan-bahan tersebut dan
menandatangani buku, sisanya dikembalikan.
c. Petugas farmasi menghitung biaya bahan-bahan yang dipakai.
d. Kekurangan bahan harus segera dipenuhi oleh petugas depo
farmasi.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi


2. Ruang Kamar Bedah (OK)
PROGRAM PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN
ALAT
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Pemeliharaan dan perbaikan alat-alat oleh tenaga kerja teknisi OK


baik dalam keadaan cito maupun berkala.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah program pemeliharaan
dan perbaikan alat..
KEBIJAKAN Bahwa untuk tetap terpeliharanya alat dan instrument di OK dan
untuk kelancaran tindakan pembedahan maka perlu diusahakan
tentang pemeliharaannya.
PROSEDUR a. Data alat-alat yang ada di OK.
b. Prioritaskan alat yang akan di servis atau diperbaiki.
c. Buat jadwal pemeliharaan alat.
d. Dalam keadaan cito harus segera diperbaiki.
e. Bila alat tersebut tidak bisa diperbaiki oleh teknisi OK, maka
akan dirujuk ke IPS, dengan surat permintaan.
f. Dan bila IPS pun tidak bisa mengatasi, akan dirujuk ke pihak
suplayer dengan pihak IPS menghubungi OK terlebih dahulu.
UNIT TERKAIT 1. IPS
PENANGANAN PASIEN GAWAT DI RUANG
OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Penanganan segera pada keadaan yang mengancam jiwa saat pasien
berada diruang operasi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah penanganan pasien gawat
di ruang operasi.
KEBIJAKAN Tindakan yang dilakukan oleh tim OK baik operator, perawat
instrumen, anestesi segera mungkin pada pasien gawat diruang
operasi.
PROSEDUR a. Sebelum operasi : langsung dilakukan resusitasi oleh dokter yang
saat itu berada didekat pasien atau perawat yang diberi
wewenang.
1. Bila perlu konsulkan ke bagian terkait sesuai dengan
penyebab kegawatannya.
2. Operasi ditunda dulu, kembali ke ruangan / HCU
b. Saat operasi : dilakukan resusitasi oleh dokter anestesi.
1. Bila perlu operasi dihentikan sampai kegawatannya selesai /
teratasi.
c. Setelah operasi : segera lakukan resusitasi oleh anestesi,
selanjutnya kirim ke HCU.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
PASIEN MENINGGAL DI RUANG OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Pasien yang telah meninggal dunia diruang operasi, setelah tidak
berhasil dilakukan tindakan resusitasi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah pasien meninggal di ruang
operasi.
KEBIJAKAN Lakukan resusitasi segera ketika terjadi arest di ruang operasi

PROSEDUR a. Dokter bedah / anestesi memberitahukan dan menerangkan sebab


kematiannya kepada keluarga.
b. Petugas OK melapor ke ruang yang bersangkutan.
c. Setelah ruangan selesai melapor, jenazah dibawa oleh petugas ke
kamar mayat.

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


ALUR BARANG DEPO DI OK
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Segala sesuatu cara atau alur dalam mempersiapkan bahan dan alat-
alat untuk memenuhi kebutuhan barang di instalasi kamar operasi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah alur barang depo di OK.

KEBIJAKAN Setiap tindakan operasi harus tersedia bahan dan alat di depo farmasi
atau logistik.
PROSEDUR FARMASI
a. Buat rencana permintaan kebutuhan barang untuk sekitar 1
minggu.
b. Mintakan ke logistik farmasi.
c. Antar sesuai permintaan ke depo kamar operasi..
d. Bila barang / alat tidak sesuai perkiraan habis sebelum 1 minggu,
buat permintaan cito ke logistik farmasi agar membantu
mengusahakan.
INSTALASI KAMAR BEDAH
a. Setiap ruangan OK prakiraan bahan / alat untuk setiap operasi
yang direncanakan hari itu.
b. Beri sesuai permintaan, bila tidak ada ditawarkan yang semacam.
c. Bila ada sisa, kembalikan ke farmasi (depo) atau ditulis sisa.
d. Setelah selesai operasi, dihitung biaya sesuai yang dicantumkan
dalam bon-bonan bahan / alat yang terpakai untuk masing-masing
operasi.
e. Buatkan ke TU OK untuk dimasukkan dalam perincian biaya
pembedahan ke dalam komputer.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi
2. Ruang Kamar Bedah (OK)
MEMBEBASKAN SUMBATAN JALAN NAFAS
BAGIAN ATAS DARI BENDA ASING
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Suatu rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien yang


mengalami sumbatan jalan nafas atau dikarenakan ada benda asing.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah membebaskan sumbatan
jalan nafas bagian atas dari benda asing.
KEBIJAKAN Sebelum melakukan pembebasan sumbatan jalan nafas, siapkan dulu
alat-alat yang akan dipakai
PROSEDUR Bebaskan sumbatan jalan nafas bagian atas dari benda asing :
a. Cair
1. Pasien terlentang.
2. Buka mulut pasien.
3. Hidupkan alat penghisap.
4. Masukkan kateter ke dalam cairan dirongga mulut, usahakan
kateter masuk tidak terlalu dalam hingga menyentuh dan
merangsang mukosa mulut.
5. Pada pasien yang setengah sadar, hal tersebut menyebabkan
reaksi / menarik nafas sehingga cairan akan terhisap masuk
ke paru-paru.
b. Padat
1. Dapat dihisap.
2. Dapat diambil dengan menggunakan penjepit.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
2. Ruang Pulih Sadar (RR)
RESUSITASI JANTUNG PARU PADA PASIEN
DEWASA
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien dewasa yang


mengalami henti jantung.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah resusitasi jantung paru
pada pasien dewasa.
KEBIJAKAN Penolong/petugas harus siap dan tahu cara membebaskan sumbatan
jalan nafas
PROSEDUR Pijat jantung selalu dilakukan dengan nafas buatan :
a. Umumnya pasien jatuh tidak sadar.
b. Baringkan dan terlentangkan korban diatas alas keras.
c. Ambil posisi penolong disamping korban sebatas pundak korban.
d. Yakinkan korban telah bebas jalan nafas.
e. Yakinkan tidak bernafas artinya berhenti nafas.
f. Berikan nafas 2x.
g. Cek nadi karotis 10 detik, untuk memastikan ada denyut nadi di
leher pasien, kalau tidak ada artinya korban henti jantung.
h. Langsung dilakukan pijat jantung titik tumpu di sternum.
i. Titik tumpu tekan jantung telah ditentukan, selanjutnya letakkan
telapak tangan yang lain bertumpu pada telapak tangan pertama,
dengan ujung-ujung jari saling merangkai (usahakan ujung-ujung
jari tidak menyentuh atau menekan dinding dada).
j. Kedua lengan penolong tegak lurus bertumpu pada tumit telapak
tangan diatas titik tumpu tekan jantung.
k. Selanjutnya dengan menjatuhkan berat badan melalui kedua
lengan, maka tekanan akan diteruskan pada titik tumpu tekan
jantung.
l. Yang dipakai titik poros di pinggul.
m. Usahakan tekanan tersebut mengakibatkan tulang dada tertekan
4-5 cm ke dalam.
n. Dengan demikian diharapkan jantung dibawah tulang dada dan
tulang belakang. Hal ini mengakibatkan darah dalam jantung
terjepit dan mengalir melalui pembuluh darah beredar ke seluruh
tubuh.
o. Sesaat setelah menekan, kendorkan kedua lengan penolong. Saat
itu maka jantung tidak terjepit, akan mengembang dan darah dari
bagian tubuh mengalir masuk jantung lagi.

1. Ruang OK
2. Ruang Rawat Inap
UNIT TERKAIT 3. HCU

RESUSITASI JANTUNG PARU PADA ANAK-ANAK


No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 2/2

PROSEDUR 1. Selanjutnya tekan ulang, kendor lagi, tekan ulang dan seterusnya,
usahakan waktu tekan = waktu kendor.
2. Satu penolong perbandingan nafas buatan dan pijat jantung 2 : 30
kalau sudah terintubasi pemberiannya bersamaan yaitu nafas
buatan dan pijat jantung menghitung sendiri-sendiri sesuai
kebutuhan.
3. Anak > 8 tahun diperlakukan seperti dewasa.

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


2. Ruang RR
PENGELOLAAN SHOCK ANAFILAKTIK
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Suatu rangkaian prosedur tindakan yang diterapkan pada pasien yang
mengalami shock anafilaktik.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah pengelolaan shock
anafilaktik.
KEBIJAKAN Segera berikan pertolongan sesuai dengan tata cara penanganan
pasien shock anafilaktik
PROSEDUR a. Tanda-tanda shock anafilaktik :
1. Terjadi penurunan tekanan darah secara tiba-tiba dengan
riwayat adanya alergi (makanan atau hal-hal lain) atau setelah
pemberian obat-obatan.
b. Pelaksanaan :
1. Berikan adrenalin dengan dosis :
 Shock anafilaktik berat : 0,5 mg IV
 Shock anafilaktik sedang : 0,25 mg IV
 Shock anafilaktik ringan : tak perlu obat
2. Berikan posisi shock pada pasien dan jaga / pertahankan jalan
nafas. Berikan O2 masker sederhana atau berbalon dan siap
melakukan RJPO.
3. Observasi dan perhatikan gerak nafas, perfusi, nadi, hawa
nafas, tensi dan suara nafas.
4. Setelah 10 – 16 menit kemudian kalau perlu :
 Ulangi adrenalin 0,25 – 0,5 mg IV atau
 Cartison 100 – 200 mg IM atau
 Oradexon 1 – 2 cc IV atau
 Avil / deladryl 1 – 2 cc
5. Perhatian : hati-hati tensi turun lagi.
6. Apabila tensi > 100 mmHg dan pada auskultasi suara nafas
terdapat suara wheezing (+), berikan aminophilin 5 – 10 cc.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
2. Ruang RR
PROSEDUR POSISI SHOCK
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Suatu rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien yang


mengalami shock dengan mengangkat kedua tungkai.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur posisi shock.

KEBIJAKAN Segera berikan pertolongan sesuai dengan tata cara penanganan


pasien shock
PROSEDUR Posisi shock :
a. Pasien terlentang.
b. Yakinkan jalan nafas bebas dengan memperhatikan kondisi
leher.
c. Pernafasan telah teratasi.
d. Naikkan kaki + 450
e. Masukkan papan resusitasi (80-90 x 40-50 x 1.5-2) menyusup
dibalik kedua tungkai bawah mulai ujung kaki hingga dibawah
pantat.
f. Naikkan ujung papan bagian ujung kaki pelan-pelan dan hati-
hati.
g. Cek ulang kondisi jalan nafas, pernafasan dan kondisi sirkulasi
segera.
h. Pasang infus.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
2. Ruang RR
PEMBERIAN NAFAS BUATAN DENGAN ALAT
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Suatu rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien untuk


memberikan nafas buatan dengan menggunakan alat.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah pemberian nafas buatan
dengan alat.
KEBIJAKAN Sebelum memberikan nafas buatan, siapkan dulu alat-alat yang akan
dipakai
PROSEDUR Menggunakan ambu-bag :
a. Hanya digunakan untuk membantu atau membuat pernafasan
artinya oksigen berada dalam balonnya harus ditekan akan
masuk ke paru-paru pasien.
b. Cek ambu-bag lengkap, ada sungkup yang sesuai :
 Katup pengatur kelebihan tekanan.
 Balon tidak bocor.
 Katup masuk oksigen atau udara yang umumnya berada
dibelakang balon.
 Pipa atau balon cadangan oksigen yang dihubungkan
dibelakang balon ambu-bag.
c. Pasien terlentang yakinkan jalan nafas bebas dan pernafasannya
perlu dibantu atau dibuatkan.
d. Pilih sungkup yang sesuai, dapat menutup rapat hidung, mulut
bagian atas dagu, tidak terlalu keras menekan muka pasien.
e. Perhatikan pernafasan pasien, dada mengembang ?
f. Penggunaan ambu-bag tanpa oksigen memberikan konsentrasi
O2 21 %
g. Penggunaan ambu-bag dengan oxygen tanpa pipa reservoir atau
balon reservoir memberikan konsentrasi O2 40 %
h. Penggunaan ambu-bag dengan oxygen dengan pipa reservoir
atau balon reservoir memberikan konsentrasi O2 90-100 %,
perhatian : digunakan pada pasien apneu.

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


2. Ruang RR
MENILAI FUNGSI KESADARAN
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Suatu rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien untuk


mengetahui tingkat kesadaran pasien.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah menilai fungsi kesadaran.

KEBIJAKAN Penilaian fungsi kesadaran dilakukan sesuai dengan prosedur yang


ada
PROSEDUR Menilai fungsi kesadaran :
a. Pasien terlentang.
b. Periksa pasien dan lihat responnya, goyang dan bertanya cukup
keras :
 “ Apakah kamu baik-baik saja ? “
 “ Siapa namamu ! “
 “ Coba buka matamu ! “
c. AVPU : (primary survey).
 Alert : spontan / respon.
 Verbal : respon dengan verbal.
 Pain : respon dengan nyeri.
 Un Responsiveness : tanpa respo.
d. Glasgows Coma Scale : (secondary survey).
1. Membuka mata (E) :
 Spontan : 4
 Karena perintah : 3
 Karena rangsangan : 2
 Tidak membuka mata : 1
2. Verbal (V) :
 Toleransi baik : 5
 Bingung : 4
 Kata-kata tidak mengerti : 3
 Hanya suara : 2
 Tidak ada : 1
MENILAI FUNGSI KESADARAN
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 2/2

PROSEDUR 3. Respon motorik (M) :


 Mengikuti perintah : 6
 Melokalisir rangsangan nyeri : 5
 Menjauh rangsangan nyeri : 4
 Fleksi abnormal : 3
 Ekstensi abnormal : 2
 Tidak ada respon : 1

UNIT TERKAIT 1. Ruang RR


2. Ruang Kamar Bedah (OK)
PENGELOLAAN ACARA OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Prosedur yang dibuat untuk mengelola kegiatan operasi, baik


PENGERTIAN permohonan maupun pembatalan acara operasi elektif bagi pasien
rawat inap atau rawat jalan yang berasal dari ruangan, poli klinik,
serta pasien rujukan.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah pengelolaan acara operasi.

KEBIJAKAN Pengelolaan acara operasi, baik permohonan maupun pembatalan


acara operasi elektif di konfirmasikan antar Unit yang bersangkutan
PROSEDUR a. Sasaran
 Instalasi Rawat Jalan
 Instalasi Rawat Inap
 Kamar Operasi
 Ruang Pulih Sadar
b. Rincian tugas
1. Setiap ahli bedah atau asistennya, menginformasikan rencana
operasi dari pasien yang ditanganinya dengan mengisi lembar
permohonan acara operasi.
2. Lembar tersebut kemudian diberikan kepada koordinator tata
usaha instalasi kamar bedah.
3. Semua informasi yang terkumpul direkap berdasarkan dimana
operasi berlangsung lalu didistribusikan ke pihak terkait.
4. Apabila ternyata rencana operasi tersebut tidak jadi
dilaksanakan, maka ahli bedah atau asistennya berkewajiban
menginformasikan kepada koordinator tata usaha instalasi
kamar bedah dengan mengisi lembar kronologis kejadian luar
biasa kecuali bila ada rencana operasi cadangan.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
2. Ruang Rawat Inap
3. Ruang Rawat Jalan
PROSEDUR PERAWATAN PEMBEDAHAN
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Prosedur yang dilakukan sebelum, saat dan sesudah tindakan medis
invasif (pembedahan) pada pasien.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur perawatan
pembedahan.
KEBIJAKAN Perawatan pembedahan dilakukan pada semua pasien yang akan
dilakukan pembedahan
PROSEDUR a. Sasaran
 Ruang persiapan pasien
 Ruang Premedikasi
 Kamar Operasi
 Ruang Pulih Sadar
b. Rincian tugas
1. Setiap pasien yang mendapat pelayanan pembedahan dan
pembiusan harus telah direncanakan dan di dokumentasikan
berdasarkan penilaian medis yang tercatat dokumen medis.
2. Penilaian medis berdasar pada riwayat penyakit, status
fisiologis dan data-data standar yang digunakan.
3. Pemilihan prosedur tindakan harus memperhitungkan
keuntungan dan kerugian pembedahan, resiko dan komplikasi
yang mungkin timbul, alternatif prosedur yang ada dan sudah
disampaikan kepada pasien / keluarga.
4. Setiap pembedahan atau tindakan invasif atau pembiusan
harus dilaporkan oleh dokter penanggung jawab atau
seseorang yang dipercayakan dan terdokumentasi dalam
catatan medis pasien.
5. Laporan operasi yang terdokumentasi dengan benar,
meliputi:
 Diagnosa pasca operasi
 Nama dari operator dan asisten operasi
 Nama prosedur operasi
 Specimen operasi yang dikirim untuk diperiksa
 Daftar spesifik dari ada atau tidaknya komplikasi selama
prosedur, termasuk jumlah darah yang hilang
 Tanggal, waktu dan tanda tangan dari dokter yang
bertanggung jawab

UNIT TERKAIT 1) Ruang bedah

PROSEDUR PERAWATAN PEMBEDAHAN


No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 2/2
PROSEDUR a) Status fisiologis pasien harus diawasi selama dan segera
setelah operasi kemudian didokumentasikan pada catatan
medis pasien. Hal ini dilakukan oleh anestesi.
b) Perawatan pasien pasca operasi harus sudah direncanakan dan
di dokumentasikan pada catatan medis pasien oleh dokter
yang bertanggung jawab, atau seseorang yang diberi mandat
oleh dokter penanggung jawab.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi rawat inap


2. Instalasi gawat darurat
3. Ruang Kamar bersalin
4. Ruang Kamar Bedah (OK)
5. Ruang Pulih Sadar (RR)
PENGELOLAAN SET INSTRUMEN / ALAT DI
KAMAR OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Proses pengelolaan set instrumen / alat yang ada di kamar operasi


meliputi :
PENGERTIAN 1. Sebelum, selama dan sesudah operasi
2. Pada waktu melakukan serah terima
3. Tata laksana kerusakan set instrumen / alat
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah pengelolaan set instrumen
/ alat di kamar operasi.
KEBIJAKAN Pengelolaan set instrumen / alat di kamar operasi dilakukan sesuai
prosedur
PROSEDUR a. Sasaran
1. Persiapan set instrumen / alat sebelum kegiatan operasi
2. Penginventarisasian set instrumen / alat selama kegiatan
operasi
3. Penanganan set instrumen / alat sesudah kegiatan operasi
4. Sistem pemeliharaan serta perawatan set instrumen / alat alur
rencana pengadaan set instrumen / alat baru
b. Rincian Tugas
Sebelum, selama dan sesudah operasi
1. Set instrumen / alat yang steril dibuka oleh perawat sirkulasi
2. Perawat instrumen yang berkondisi steril mengambil set
instrumen / alat tersebut
3. Lakukan pengecekan set instrumen / alat berdasarkan daftar
yang ada
4. Atur set instrumen / alat di meja mayo sesuai urutan
pemakaian
5. Sampaikan set instrumen /alat ke operator yang sedang
bertugas sehubungan dengan alur kegiatan operasi
6. Bersihkan dan atur kembali set instrumen / alat yang
digunakan untuk kegiatan operasi
7. Periksa kembali set instrumen /alat sesaui daftar yang ada
kemudian menginformasikannya ke perawat sirkulasi
8. Set instrumen / alat diserahkan ke perawat sirkulasi untuk
dilakukan pencucian / pembersihan kemudian dikemas dan
diberi tanda tertentu
PENGELOLAAN SET INSTRUMEN / ALAT DI
KAMAR OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 2/2

PROSEDUR 9. Daftar periksa yang telah terisi dikumpulkan sebagai arsip

Pada waktu melakukan serah terima


1. Petugas instalasi sterilisasi dan binatu yang bertugas pada
lantai kamar operasi melakukan pengecekan set instrumen /
alat bersama dengan perawat sirkulasi
2. Setiap set instrumen / alat yang akan disterilkan harus sesuai
dengan daftar yang ada
3. Setelah semua set instrumen/alat lengkap atau tidak ada yang
tertinggal serta hilang, perwakilan instalasi sterilisasi dan
binatu juga perawat sirkulasi menandatangani kartu kendali
4. Set instrumen/alat dapat segera dibawa ke instalasi sterilisasi
dan binatu untuk disterilkan
5. Kartu kendali yang telah terisi dikumpulkan sebagai arsip

Tata laksana kerusakan set instrumen / alat


1. Perawat koordinator tiap kamar operasi segera mengisi
lembaran usulan permintaan atau perbaikan set instrumen/alat

Lembar yang sudah terisi lengkap kemudian diserahkan ke


sekretariat instalasi kamar bedah untuk dilakukan inventarisasi serta
dibuatkan surat pengajuan permintaan / perbaikan set instrumen / alat
ke penunjang medik melalui instalasi pemeliharaan dan sarana medik

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


PROSEDUR PELAKSANAAN OBSERVASI pada
PASIEN PASCA BEDAH DINI dan PASCA
ANESTESI dengan SISTEM TRIAGE DI RUANG
PULIH SADAR
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Rangkaian tindakan observasi yang diterapkan pada pasien pasca


bedah dini dan pasca anestesi di Ruang Pulih Sadar
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur pelaksanaan
observasi pada pasien pasca bedah dini dan pasca anestesi dengan
sistem triage di ruang pulih sadar.
KEBIJAKAN Observasi pada pasien pasca bedah dini dilakukan pada semua pasien
yang telah dilakukan tindakan pembedahan
PROSEDUR 1. Sasaran
 Ruang Kamar Bedah (OK)
 Ruang Pulih Sadar (RR)

2. pelaksanaan
1. pasien dengan label warna MERAH, observasi tanda-
tanda vital (ABCD) tiap 15 menit, 3 kali berturut-turut.
2. Pasien dengan label warna KUNING, observasi tanda-
tanda vital (ABCD) tiap 30 menit, 2 kali berturut-turut.
3. Pasien dengan label warna HIJAU, observasi tanda-tanda
vital (ABCD) tiap 60 menit, 2 kali berturut-turut.
4. Khusus pasien-pasien dengan tingkat kegawatan seperti :
 Perdarahan banyak
 Pasien-pasien dengan operasi laparatomy
 Keadaan umum pasien kritis (gagal ginjal, penyakit jantung
berat)
 Observasi blader (urin tiap 1 jam atau sewaktu-waktu)
UNIT TERKAIT 1. Ruang RR
PROSEDUR STERILISASI INSTRUMENT
EMERGENCY
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Proses penyeterilan alat instrumen yang akan segera dipakai operasi
kembali.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur sterilisasi
instrument emergency.
KEBIJAKAN Sterilisasi instrument emergency dilakukan sesuai prosedur

PROSEDUR a. Sasaran
Tenaga kamar operasi
b. Pelaksanaan
1. Persiapan
 Larutan antiseptik 0,5% (chlorhexidine gluconate) dalam
tempat penampung
 Sikat penggosok
 Peralatan instrumen yang akan dibersihkan
 Bak penampung
 Sarung tangan
 Lap pengering
2. Cara kerja
 Setelah proses dekontaminasi selesai, pasang etiket alat
instrument tersebut
 Siapkan sterilisator alat instrument sesuai dengan petunjuk
pemakaian
 Masukkan alat instrument tersebut ke dalam sterilisator
3. Tunggu sampai proses steril selesai
 Matikan sterilisator sesuai dengan petunjuk pemakaian
 Angkat dan keluarkan alat instrument yang sudah steril
tersebut
 Alat instrument sudah siap dipergunakan kembali
c. Catatan
Selama proses sterilisasi, sterilisator tidak boleh dibuka tutup
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
PROSEDUR PENGENCERAN BAHAN
DEKONTAMINASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Proses melakukan pengenceran bahan dekontaminasi yang akan


PENGERTIAN dipergunakan untuk merendam peralatan instrument yang akan
dilakukan pembersihan
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur pengenceran
bahan dekontaminasi.
KEBIJAKAN Pengenceran bahan dekontaminasi dilakukan sesuai prosedur

PROSEDUR a. Sasaran
Tenaga kamar operasi

b. Pelaksanaan
1. Persiapan alat
 Bahan dekontaminasi chlorin 0,5% atau sejenisnya
 Sarung tangan
 Bak penampung
 Takaran (ukuran sendok makan)
2. Cara kerja
2.1 Bahan dekontaminasi serbuk
 Siapkan air sebanyak 1 liter kedalam bak penampung
 Takar bahan dekontaminasi chlorin 0,5% (bentuk serbuk)
sebanyak 1 takaran (14gr)
 Masukkan chlorine tersebut kedalam 1 liter air
 Aduk agar merata
 Larutan sudah siap untuk dipergunakan
2.2 Bahan dekontaminasi cair
 Siapkan larutan chlorin cair sebanyak 1 bagian ( 1 bagian
berisi 1 liter mengandung chlorin 5,25%)
 Siapkan air sebanyak 9 1iter
 Campurkan kedua larutan tersebut
 Aduk secara merata
 Larutan sudah siap dipergunakan
PROSEDUR PENGENCERAN BAHAN
DEKONTAMINASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 2/2

PROSEDUR 2.3 Tablet precept


 Siapkan tablet precept sebanyak 9 tablet (1 tablet
mengandung 5gr)
 Siapkan air sebanyak 2,5 liter
 Campurkan kedua bahan / larutan tersebut
 Aduk secara merata
 Larutan sudah siap untuk dipergunakan

c. Catatan
1. Selama proses harus memakai dan menggunakan sarung
tangan
2. Apabila larutan tersebut sudah dipergunakan untuk merendam
buang ke tempat pembuangan air pencucian

Proses pengenceran bahan dekontaminasi hanya dipergunakan untuk


sekali pakai.

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


PROSEDUR PEMINDAHAN PASIEN PASCA
ANESTESI DAN PEMBEDAHAN
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Memindahkan pasien yang masih dalam pengaruh obat anestesi dari
kereta dorong ke RR untuk mendapatkan perawatan pasca anestesi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah pemindahan pasien pasca
anestesi dan pembedahan.
KEBIJAKAN Semua pasien yang telah dilakukan tindakan pembedahan

PROSEDUR a. Sasaran
 Pasien pasca anestesi umum
 Pasien pasca anestesi regional
 Pasien pasca premedikasi yang karena alasan tertentu batal
dilakukan operasi
b. Pelaksanaan
1. Pasien pasca anestesi diantar dari OK ke RR oleh transporter
(Dokter anestesi yang bertugas di OK bersama perawat
anestesi).
2. Tenaga medis atau paramedis terkait menerima dan
melakukan serah terima pasien.
3. Tenaga medis atau paramedis terkait menempatkan pasien di
daerah perawatan yang tersedia.
4. Tenaga medis atau paramedis terkait melakukan observasi
dan melakukan tindakan tertentu yang dibutuhkan oleh
pasien (contoh : usaha membebaskan jalan nafas,
memberikan oksigen, memberikan selimut hangat).
5. Tindakan tertentu tersebut selanjutnya akan diatur dalam
protap-protap khusus yang terperinci.
6. Tenaga medis atau paramedis terkait melakukan pencatatan
dibuku register RR.
7. Pasien berada di RR dilakukan perawatan pasca anestesi dan
pembedahan sampai memenuhi persyaratan tertentu untuk
dapat dipindahkan ke ruangan atau pulang atau di transport
ke Rumah Sakit tempat asal pasien
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
2. Ruang Pulih Sadar (RR)
PROSEDUR PETUGAS PELAYANAN KAMAR
OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Petugas yang bekerja di kamar operasi yang berhubungan dengan


PENGERTIAN tindakan pembedahan agar pelayanan di kamar operasi tetap
berlangsung.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur petugas
pelayanan kamar operasi.
KEBIJAKAN Semua petugas di kamar operasi memberikan pelayanan sesuai
prosedur
PROSEDUR a. Sasaran
 Dokter operator (Senior)
 Dokter Anestesi
 Perawat kamar operasi
 Perawat anestesi
 Petugas kesehatan lain (Cleaning service)
b. Pelaksanaan
1. Petugas yang ada di kamar operasi pada saat tindakan
pembedahan berjumlah paling banyak 10 orang, antara lain :
 Dokter operator (1 orang)
 Dokter anestesi (1 orang)
 Perawat Anestesi (1 orang)
 Perawat instrument (2 orang)
 Perawat sirkulasi (1 orang)
 Petugas tambahan apabila diperlukan (misalkan : petugas
PA)
2. Apabila masuk ke kamar operasi petugas harus mengganti
pakaian dengan baju dasar kamar operasi.
3. Setiap petugas harus menggunakan penutup kepala, masker
dan alas kaki.
4. Petugas yang berhubungan dengan tindakan pembedahan
harus menggunakan gaun bedah steril dan sarung tangan
steril, antara lain : Operator, asisten dan perawat instrument.
5. Setiap petugas harus memenuhi peraturan yang ada di kamar
operasi.

PROSEDUR PETUGAS PELAYANAN KAMAR


OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 2/2

PROSEDUR Selama di kamar operasi petugas harus menjaga ketenangan.

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)

PROSEDUR PEMBUANGAN SAMPAH DI KAMAR


OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Bahan atau barang buangan padat sebagai akibat dari aktifitas kamar
operasi, sehingga dibuang sebagai barang yang tidak berguna.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur pembuangan
sampah di kamar operasi.
KEBIJAKAN Pembuangan sampah di kamar operasi dilakukan sesuai dengan
prosedur
PROSEDUR a. Syarat
 Kantong plastik berwarna kuning untuk sampah medis.
 Kantong plastik berwarna hitam untuk sampah non medis.
 Diberi tanda label.

b. Pelaksanaan
 Sampah dari tiap-tiap kamar operasi yang sudah dibungkus
dan diikat serta diberi label, untuk sampah medis diberi label
tanda “Sampah Medis” dan untuk sampah non medis diikat
dan diberi label “Sampah Non Medis”.
 Sampah dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam tempat
sampah penampung berwarna hijau di Ruang Dispole.

c. Keterangan
 Untuk pemilahan sampah di kamar operasi oleh petugas
kamar operasi.
 Selama mengerjakan harus memakai sarung tangan.

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


PROSEDUR PENGOPERASIAN / PENGGUNAAN
OXYGEN SENTRAL
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Mengoperasikan oksigen sentral untuk pemberian terapi oksigen.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur pengoperasian /


penggunaan oxygen sentral.
KEBIJAKAN Pengoperasian / penggunaan oxygen sentral dilakukan sesuai
prosedur
PROSEDUR 1. Flow meter atur aliran oksigen :
 Nasal prong 1 – 4 liter/menit
 Masker sederhana 5 -8 liter/menit
2. Nasal prong atau masker dipasang pada pasien.
3. Setelah selesai digunakan, nasal prong atau masker dilepas flow
meter dimatikan.
4. Humidifier, dibersihkan dan dikeringkan, masker dan nasal
prong dibuang.

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


2. Ruang RR
PROSEDUR PENCATATAN KEGIATAN
PELAYANAN DI KAMAR OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Melakukan pencatatan semua kegiatan dan pelayanan di kamar


operasi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur pencatatan
kegiatan pelayanan di kamar operasi.
KEBIJAKAN Pencatatan kegiatan pelayanan di kamar operasi dilakukan sesuai
prosedur
PROSEDUR 1. Catat identitas dan jenis pembedahan.
2. Catat jumlah pemakaian kebutuhan operasi.
3. Catat tugas pelayanan pembedahan.
4. Laporan di rekapitulasi setiap hari, bulan dan tahun yang
selanjutnya dilaporkan ke rekam medik.
5. Laporan tersebut di rekapitulasi di catatan medik setiap bulan
oleh sekretariat kemudian dilaporkan kepada Direktur.

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


PROSEDUR PENANGANAN PASIEN OLEH
PETUGAS JAGA DI RUANG PULIH SADAR
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Petugas jaga RR adalah petugas yang bertugas melaksanakan


PENGERTIAN pengelolaan pelayanan terhadap pasien yang telah dilakukan
pembiusan dalam rangka membantu pengelolaan oleh dokter
spesialis anestesi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur penanganan
pasien oleh dokter jaga di ruang pulih sadar.
KEBIJAKAN Penangan pasien di Ruang pulih sadar dilakukan pada semua pasien
yang telah dilakukan tindakan pembedahan
PROSEDUR 1. Lakukan timbang terima pasien dari dokter anestesi di kamar
operasi dengan petugas jaga ruang pulih sadar.
2. Awasi kemajuan pasien sewaktu masa pulih.
3. Cegah dan segera atasi komplikasi yang terjadi dan laporkan ke
konsultan bila ada perubahan fungsi vital pasien.
4. Nilai kesadaran dan fungsi vital tubuh pasien untuk menentukan
saat pemindahan / pemulangan pasien (sesuai dengan penilaian
ALDRETE SCORE)

UNIT TERKAIT 1. Ruang RR


PROSEDUR MASUK KE DALAM RUANG PULIH
SADAR UNTUK PETUGAS DAN KELUARGA
PASIEN
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Peraturan untuk petugas dan keluarga dalam memasuki wilayah


ruang pulih sadar.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur masuk ke dalam
ruang pulih sadar untuk petugas dan keluarga pasien.
KEBIJAKAN Petugas dan keluarga pasien yang akan masuk ke Ruang pulih sadar
(RR) harus mengikuti prosedur
PROSEDUR Pelaksanaan
a. Petugas / Perawat Instalasi
 Berganti pakaian diruang ganti dan menggunakan pakaian
kerja rutin instalasi.
 Gunakan alas kaki khusus untuk bekerja di instalasi.
 Pakaian kerja di instalasi hanya boleh digunakan di tempat
kerja instalasi.
 Pindahkan pasien sampai ruang transfer
 Kirim pasien ke kamar operasi bila ada re- open.
 Ambil pasien diruangan (harus menggunakan jubah luar dan
mengganti alas kaki untuk keluar).
 Pergi keluar dari tempat-tempat tersebut diatas harus berganti
dengan pakaian biasa.
 Tempat ganti didepan pintu masuk ruang pulih sadar.
b. Dokter yang masuk sementara (waktu singkat)
 Gunakan jubah khusus untuk masuk ke dalam.
 Gunakan alas kaki untuk masuk ke dalam
c. Keluarga Pasien
 Gunakan jubah khusus untuk masuk ke dalam.
 Gunakan alas kaki khusus untuk masuk ke dalam.
 Tempat ganti didepan pintu masuk ruang pulih sadar.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Pulih Sadar (RR)
PROSEDUR MENOLONG PASIEN MUNTAH
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Rangkaian tindakan yang dilakukan untuk menolong pasien muntah,


PENGERTIAN muntah yang dimaksud disini adalah keluarnya cairan lambung
melalui mulut secara aktif.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur menolong pasien
muntah.
KEBIJAKAN Menolong pasien muntah di Ruang pulih sadar dilakukan sesuai
prosedur
PROSEDUR a. Sasaran
Pasien-pasien pasca bedah / pasca anestesi dengan komplikasi
di Ruang Pulih Sadar.
b. Pelaksanaan
 Perawat Ruang Pulih Sadar yang terdekat dengan pasien
segera memberikan pertolongan.
 Perawat Ruang Pulih Sadar mengatur posisi pasien ; pasien
dibaringkan dengan kepala dimiringkan, bila pasien nyaman
dalam posisi duduk (misalnya pada pasien rawat jalan) maka
posisi tersebut juga diperkenankan.
 Perawat Ruang Pulih Sadar menyiapkan & memberikan
tempat muntah (nierbeken), bila pasien berbaring, maka
nierbeken ditempatkan pada posisi disamping mulut pasien.
Sedangkan bila pasien duduk maka nierbeken cukup
diletakkan dibawah mulut.
 Perawat Ruang Pulih Sadar dapat juga melakukan suctioning
apabila diperlukan.
 Perawat Ruang Pulih Sadar segera melakukan bilasan
(suction rinse) sesaat setelah suctioning dilakukan.
 Perawat Ruang Pulih Sadar memberikan kenyamanan kepada
pasien, memberikan informasi bahwa PONV merupakan efek
samping dan dapat ditangani dengan baik, menjaga
kebersihan pasien pasca muntah, serta memberikan posisi
yang nyaman bagi pasien.
 Perawat Ruang Pulih Sadar memberitahukan kepada pasien
bahwa pertolongan telah selesai, dan apabila diperlukan
petugas dapat memberikan pertolongan kembali.
PROSEDUR MENOLONG PASIEN MUNTAH
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 2/2
PROSEDUR  Perawat Ruang Pulih Sadar membereskan kembali
peralatannya.

UNIT TERKAIT 1. Ruang Pulih Sadar (RR)

PROSEDUR SERAH TERIMA PASIEN DI KAMAR


OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Rangkaian kegiatan serah terima pasien dari ruang Premedikasi ke


kamar operasi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur serah terima
pasien di kamar operasi.
KEBIJAKAN Serah terima pasien dari ruang Premedikasi ke Kamar Operasi
dilakukan sesuai prosedur
PROSEDUR a. Sasaran
Pasien-pasien yang sudah dipersiapkan untuk dilakukan operasi.
b. Pelaksanaan
 Petugas kamar operasi melakukan serah terima pasien dengan
perawat anestesi.
 Perawat kamar operasi mengecek ulang persiapan-persiapan
yang dibawa pasien meliputi : alat, obat, foto-foto, hasil lab,
inform consent.
 Periksa barang-barang berharga pasien yang terpakai untuk
segera diserahkan pada keluarga pasien.
 Cocokkan data pasien dengan daftar acara yang sudah
terjadwal.
 Tandatangani pada lembar timbang terima pasien.
 Lakukan registrasi pada buku registrasi.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)

PROSEDUR PEMBERSIHAN KAMAR OPERASI


AKHIR MINGGU
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Pembersihan kamar operasi yang dilakukan untuk pembersihan


secara keseluruhan setiap akhir minggu.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur pembersihan
kamar operasi akhir minggu.
KEBIJAKAN Pembersihan kamar operasi akhir minggu dilakukan sesuai prosedur
PROSEDUR a. Sasaran
Tenaga kamar operasi
b. Pelaksanaan
 Semua peralatan yang ada di kamar operasi dibersihkan dan
dikeluarkan.
 Semua permukaan dinding dibersihkan dengan lap basah.
 Permukaan lantai disikat dan dibersihkan dengan
mempergunakan larutan desinfektan.
 Kemudian dibilas dan dikeringkan.
 Bila sudah kering, semua peralatan dimasukkan, dan diatur
kembali.
 Semua lampu penerangan kamar operasi dimatikan.
 Alat-alat dibereskan.
 Ruangan di sterilisasi.
 Catatan : selama mengerjakan harus memakai sarung tangan.

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)

PROSEDUR INJEKSI INTRAVENA DENGAN


SELANG INFUS
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Memasukkan obat suntik ke dalam tubuh melalui pembuluh darah


vena lewat selang infus.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur injeksi intravena
dengan selang infus.
KEBIJAKAN Tindakan injeksi intravena melalui selang infus dilakukan sesuai
prosedur
PROSEDUR a. Rincian Tugas
Persiapan Alat
 Bak injeksi yang telah dialasi dengan kasa
 Spuit steril dengan berbagai ukuran menurut kebutuhan
 Kapas
 Alkohol dalam tempat tertutup (spray)
 Obat-obat yang dibutuhkan
 Bengkok

b. Persiapan Penderita
Menjelaskan maksud dan tujuan dilakukan prosedur

c. Pelaksanaan
 Dekatkan alat-alat ke penderita
 Cuci tangan sebelum dan sesudah mengerjakan perasat
 Cocokkan nama penderita sesuai advis dokter
 Ambil obat, baca etiket, cocokkan dengan program yang
telah di instruksikan
 Bila obat vial dioplos dengan aqua, jarum disendirikan, obat
disedot dan dimasukkan dalam bak injeksi
 Desinfeksi karet infus dengan kapas alkohol
 Masukkan obat secara perlahan
 Amati reaksi verbal dan non verbal pasien selama maupun
sesudah pemberian obat
 Kembalikan posisi pasien seenak mungkin, alat-alat
dibereskan
 Catat reaksi yang timbul dan obat yang diberikan

PROSEDUR INJEKSI INTRAVENA DENGAN


SELANG INFUS
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 2/2

PROSEDUR Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Catat tanggal dan jam pemberian dan tanda tangan perawat
yang memberikan.
2. Baca etiket / label obat minimal 3x :
 Pada saat mengambil tempat obat
 Pada saat mengambil obat
 Pada saat meletakkan kembali tempat obat
3. Bacalah tanggal kadaluarsa obat.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
2. Ruang Pulih Sadar (RR)
PROSEDUR MENGUKUR TEKANAN DARAH
SECARA MANUAL
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Rangkaian tindakan yang dilakukan pada pasien pasca operasi atau


PENGERTIAN anestesi dengan cara mengukur tekanan cardiac output melalui alat
tensimeter.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur mengukur
tekanan darah secara manual
KEBIJAKAN Mengukur tekanan darah secara manual dilakukan sesuai prosedur

PROSEDUR a. Sasaran
Pasien-pasien pasca bedah / pasca anestesi atau pasca
tindakan medis tertentu (radiologi, dll) yang dirawat di Ruang
Pulih Sadar.
b. Pelaksanaan
 Perawat Ruang Pulih Sadar mempersiapkan terlebih dahulu
peralatan untuk tindakan ini, alat tersebut terdiri atas ;
stetoskop, manset sesuai ukuran, tensi meter dan bolpoin.
 Perawat Ruang Pulih Sadar memberitahukan kepada pasien
tentang prosedur ini, tentunya bila pasien dalam kondisi
sadar.
 Perawat Ruang Pulih Sadar mengatur posisi pasien, pasien
dibaringkan terlentang atau dengan posisi lain yang lebih
nyaman.
 Perawat Ruang Pulih Sadar memasang manset yang sesuai
ukuran ke lengan pasien, dapat juga dipasang dibetis bila
dilengan tidak memungkinkan.
 Setelah manset terpasang sempurna, Perawat Ruang Pulih
Sadar menghubungkannya dengan tensimeter.
 Perawat Ruang Pulih Sadar memasang stetoskop tepat diatas
arteri lengan yang akan diukur, kemudian dilanjutkan dengan
memompa manset hingga sampai pada tekanan tertentu.
 Perawat Ruang Pulih Sadar secara perlahan menurunkan
tekanan manset dengan cara sedikit memutar pengatur
tekanan pompa, (sambil tetap mendengarkan dengan
stetoskop) saat terdengan bunyi “duk” berakhir, maka hal itu
dicatat sebagai tekanan diastolik.

PROSEDUR MENGUKUR TEKANAN DARAH


SECARA MANUAL
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 2/2
PROSEDUR  Perawat Ruang Pulih Sadar mencatat hasil pengukuran
tersebut, selanjutnya prosedur ini dapat diulang sesuai
dengan indikasi atau menurut instruksi dokter anestesi.
 Bila tidak diperlukan, manset yang melekat dilengan pasien
dapat dilepas, sehingga pasien merasa lebih nyaman.

UNIT TERKAIT 1. Ruang Pulih Sadar (RR)


2. Ruang Kamar Bedah (OK)
PROSEDUR INFORMED CONSENT ANESTESI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Persetujuan dari setiap pasien atau keluarga atas keterangan dan


sudah mengetahui dengan jelas dari dokter yang merawat tentang
tindakan pembedahan yang akan dilakukan terhadap penderita
PENGERTIAN beserta resikonya yang timbul selama & sesudah operasi, selanjutnya
penderita dan atau keluarganya sepakat dengan dokter yang merawat
atas tindakan tersebut yang dituangkan ke dalam formulir Informed
Consent ( surat pernyataan persetujuan tindakan medis).
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur informed
consent anestesi.
KEBIJAKAN Informed consent anestesi dilakukan pada semua pasien yang akan
diberikan obat anestesi
PROSEDUR a. Yang memberikan Informed Consent :
 Dokter yang akan melakukan tindakan medis
 Disaksikan oleh satu orang tenaga medis yang lain sebagai
saksi.
b. Rincian Tugas
 Jelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan kepada
pasien oleh dokter yang akan mengoperasi atau yang akan
mengerjakan kepada pasien dan keluarganya.
 Pada saat memberikan penjelasan harus ada saksi dari
keluarga / pasien dan dari petugas atau pihak rumah sakit.
 Harus ada formulir khusus dari rumah sakit tentang informed
consent yang disediakan oleh sub Bag. Perlengkapan.
 Setiap pasien harus selalu memiliki lembar Informed consent
yang sudah terisi lengkap disertai dengan tanda tangan dokter
serta tanda tangan pasien & keluarganya sebagai tanda
tangan persetujuan.
 Petugas harus memberikan penjelasan dengan sopan, senyum
serta manusiawi terhadap penderita.
 Kelengkapan formulir Informed consent harus sudah dibuat
sebelum pasien dikirim ke kamar operasi, bisa diruangan /
poliklinik.
 Kemudian diberikan premedikasi lebih awal oleh petugas
yang berkompeten (bagian anestesi), satu jam sebelum
pembedahan.

PROSEDUR INFORMED CONSENT ANESTESI


No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 2/2
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)

PROSEDUR PENGENDALIAN INFEKSI


No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Suatu usaha pencegahan di kamar operasi agar tidak terjadi infeksi
yang diakibatkan oleh adanya kegiatan dikamar operasi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur pengendalian
infeksi.
KEBIJAKAN 1. Kegiatan pengendalian infeksi Nosokomial di Rs Charis Medika
merupakan suatu keharusan untuk melindungi pasien dari
kejangkitan infeksi.
2. Ruang kamar bedah (OK) wajib melaksanakan pencegahan dan
pengendalian infeksi Nosokomial dengan cara membuat standart,
prosedur kerja, peraturan / tata tertib dan lain –lain harus dengan
mendukung pencegahan dari pengendalian infeksi Nosokomial.
3. Standart, prosedur kerja, peraturan / tata tertib yang ditentukan
harus dipatuhi oleh semua pihak yang mempergunakan fasilitas
Kamar Operasi dan dilaksanakan dengan disiplin oleh setiap
petugas.
PROSEDUR a. Setiap tenaga medis maupun tenaga perawat yang bekerja
dikamar operasi Instalasi Kamar Bedah wajib mengerti dan
mematuhi secara mendalam tentang pengendalian infeksi,
meliputi :
 Penerapan teknik septik / aseptik yang benar
 Sterilisasi alat dan ruangan kamar operasi
 Peningkatan disiplin petugas
 Proteksi diri terhadap bahaya penularan penyakit
b. Dalam bekerja dikamar operasi harus selalu memakai sarung
tangan.
c. Bekerja lebih berhati-hati untuk pasien dengan kasus penyakit
menular / HIV / hepatitis positif.
d. Setiap selesai operasi perawat harus merendam alat dan bahan
setelah dipakai dengan larutan chlorine 0,5% selama 10 menit.
e. Harus dibuat telaah secara teratur (evaluasi), rekomendasi
perbaikan dan tindak lanjut perbaikan dari prosedur ini serta hasil
pekerjaannya. Dilakukan oleh kepala Instalasi Kamar Bedah
secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
PROSEDUR MEMAKAI SARUNG TANGAN STERIL
SENDIRI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Adalah memasang sarung tangan steril pada tangan sendiri setelah


PENGERTIAN melakukan cuci tangan pembedahan dan memakai gaun bedah steril
dengan prosedur tertentu agar lokasi pembedahan bebas dari
mikroorganisme.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur memakai sarung
tangan steril sendiri.
KEBIJAKAN Memakai sarung tangan steril sendiri dilakukan sesuai prosedur

PROSEDUR a. Teknik Memakai Sarung Tangan Terbuka


 Dengan tangan kiri, ambilah sarung tangan kanan pada
lipatan, kemudian memasukkan tangan kanan.
 Tangan kanan mengambil sarung tangan kiri dengan
menyelipkan jari-jari dibawah lipatan sarung tangan tersebut.
 Cuff baju (ujung lengan baju) harus masuk ke dalam sarung
tangan tersebut. Kita harus ingat bahwa tangan kita sudah
steril, maka harus hati-hati tidak boleh terkontaminasi.

b. Teknik Memakai Sarung Tangan Tertutup


 Buka tangan kiri yang sudah memakai gaun bedah sebatas
kelihatan jari saja, tangan kanan tetap tertutup dalam cuff
gaun bedah, tangan kanan mengambil sarung tangan steril
bagian kiri dan letakkan diatas telapak tangan kiri.
 Bagian jari tangan kiri yang sudah terbuka, masukkan ke
dalam sarung tangan tersebut, kemudian tangan kanan
menarik pangkal sarung tangan bagian luar / bagian
punggung untuk menutupi bagian punggung jari tangan kiri
tersebut. Setelah tertutup langkah selanjutnya menarik
pangkal sarung tangan bagian dalam / bagian telapak tangan
untuk menutupi bagian telapak jari kiri tersebut.
PROSEDUR MEMAKAI SARUNG TANGAN STERIL
SENDIRI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 2/2
PROSEDUR  Setelah tertutup bagian jari, dengan menggunakan tangan
kanan yang masih tertutup, tarik lengan gaun bedah tangan
kiri bersamaan dengan pangkal sarung tangan tarik mendekati
tubuh (menarik lengan tersebut ke pangkal lengan) sambil
jari tangan kiri dibuka agar bagian jari tangan bisa langsung
masuk ke bagian jari sarung tangan.
 Setelah lengan kiri terpasang, selanjutnya tangan bagian
kanan dibuka hanya sebatas kelihatan jari saja.
 Letakkan sarung tangan bagian kanan diatas telapak tangan
kanan, tangan kiri menarik pangkal sarung tangan bagian luar
sampai menutupi bagian punggung tangan kanan dan tarik
pangkal sarung tangan bagian dalam untuk menutupi bagian
telapak tangan kanan.
 Setelah tertutup bagian jari, dengan menggunakan tangan kiri
yang sudah terpasang sarung tangan steril, tarik lengan gaun
bedah tangan kanan bersamaan dengan pangkal sarung
tangan tarik mendekati tubuh (menarik lengan tersebut ke
pangkal lengan) sambil jari tangan kanan dibuka agar bagian
jari tangan bisa langsung masuk ke bagian jari sarung tangan.
 Atur dan kencangkan sarung tangan tersebut apabila masih
belum nyaman dipakai.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
PROSEDUR MEMAKAIKAN SARUNG TANGAN
STERIL KE ORANG LAIN
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Memasangkan sarung tangan steril kepada orang lain (operator dan


PENGERTIAN asisten operator) setelah melakukan cuci tangan pembedahan dan
memakaikan gaun bedah steril dengan prosedur tertentu agar lokasi
pembedahan bebas dari mikroorganisme.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur memakaikan
sarung tangan steril ke orang lain.
KEBIJAKAN Memakaikan sarung tangan steril ke orang lain dilakukan sesuai
prosedur
PROSEDUR a. Persiapan
Sarung tangan steril pada tempatnya

b. Pelaksanaan
 Setelah perawat instrument memakai gaun bedah dan sarung
tangan steril, kemudian menyiapkan sarung tangan steril
kepada operator dan asisten operator setelah memakaikan
gaun bedah steril.
 Buka bagian lengan tangan kanan operator / asisten operator
sebatas jari tangan saja.
 Buka pangkal sarung tangan bagian kanan tersebut secara
melebar dengan posisi sarung tangan sesuai posisi pemakai.
 Masukkan sarung tangan tersebut ke tangan pemakai, sampai
ujung jari tangan pemakai tanpa sentuh.
 Untuk memakaikan sarung tangan bagian kiri, caranya
seperti pada memakaikan sarung tangan bagian kanan juga
tanpa sentuh.
 Catatan : ukuran sarung tangan harus sesuai dengan ukuran
tangan pemakai.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
PROSEDUR STERILISASI RUANG KAMAR
OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Adalah sterilisasi kamar operasi yang telah dipergunakan kasus


infeksi dan kontaminasi

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur sterilisasi ruang


kamar operasi.
KEBIJAKAN Sterilisasi ruang kamar operasi dilakukan sesuai prosedur

PROSEDUR 1. Ruangan dan sarananya dibersihkan


2. Lampu penerangan kamar operasi dimatikan, alat Ultra Violet
dimasukkan
3. Permukaan kaca yang tembus pandang ditutup dengan kain
penutup warna gelap
4. Alat Ultra Violet diputar sesuai standard sterilisasi ruang
5. Pintu ditutup dan alat Ultra Violet bisa dinyalakan selama 1 jam
6. Bila sudah selesai alat dibereskan
7. Ruang diberi tanda “Sudah Di Steril

Catatan
1. Standard sterilisasi Ultra Violet 1-5 watt/m2
2. Selama sterilisasi tidak boleh ada yang masuk
3. Selama sterilisasi pintu diberi tanda larangan yang berbunyi
“Dilarang Masuk Ada Sinar Ultra Violet”
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
PROSEDUR SERAH TERIMA PASIEN DI RUANG
PREMEDIKASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Rangkaian kegiatan serah terima pasien dari Ruang Transfer ke


Ruang Premedikasi

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur serah terima


pasien di ruang premedikasi.
KEBIJAKAN Serah terima pasien di ruang premedikasi dilakukan pada semua
pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan
PROSEDUR 1. Sasaran
Pasien-pasien yang sudah dipersiapkan untuk dilakukan anestesi
di Ruang kamar bedah (OK)

2. Pelaksanaan
 Petugas transfer melakukan serah terima pasien dengan
perawat anestesi
 Petugas transfer melakukan serah terima darah, obat, alkes
dan status pasien
 Perawat anestesi mengecek ulang persiapan-persiapan
yang dibawa pasien meliputi : alat, obat, foto-foto, hasil
lab, inform consent, lembar pre op anestesi
 Periksa barang-barang berharga pasien yang terpakai
untuk segera diserahkan pada keluarga pasien
 Cocokkan data pasien dengan daftar acara yang sudah
terjadwal
 Lakukan registrasi
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
PROSEDUR MEMINDAHKAN PASIEN KE MEJA
OPERASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien saat memindahkan


ke meja operasi

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur memindahkan


pasien ke meja operasi.
KEBIJAKAN Semua pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan

PROSEDUR a. Sasaran
Pasien-pasien yang sudah dipersiapkan untuk operasi di Ruang
kamar bedah (OK)

b. Pelaksanaan
 Ajak bicara pasien bila masih bangun tentang tindakan yang
akan kita lakukan
 Geser dengan hati-hati pasien dari kereta dorong ke meja
operasi
 Perhatikan tidak ada alat-alat monitoring, infus yang tertarik/
terlepas
 Perhatikan pula tidak menyebabkan cidera, menambah
cidera, nyeri, sakit
 Segera hubungkan alat-alat monitoring, cek infus menetes
lancar
 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
 Cek data pasien khususnya fungsi vital A.B.C.D
 Semua dicatat di rekam medik

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN
PEMASANGAN KANULA OKSIGEN
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Suatu rangkaian tindakan yang diterapkan pada pasien yang akan
dilakukan pemasangan kanula oksigen
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur pemberian
oksigen dengan pemasangan kanula oksigen.
KEBIJAKAN Semua pasien yang membutuhkan bantuan oksigen tambahan

PROSEDUR Memasang kanula oksigen :


1. pasien terlentang
2. apabila pasien sadar di beritahukan maskud dan tujuan
3. yakinkan jalan nafas bebas dan pasien bernafas spontan
4. pasang kanula pada kedua lubang hidung
5. hubungkan pipa penghubung pada sumber oksigen
6. berikan oksigen sedikit demi sedikit dari 0 L/m pelan-pelan
hingga 2-3 menit
7. tanyakan apakah dengan aliran yang diberikan cukup nyaman
baginya.
8. Dapat memberikan konsentrasi O₂ (24 – 40%)
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
2. Ruang Pulih Sadar (RR)
PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN
MEMASANG SUNGKUP OKSIGEN SEDERHANA
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Suatu rangkaian tindakan yang diterapkan pada pasien yang akan
dilakukan pemasangan sungkup oksigen sederhana.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur serah terima
pasien di ruang premedikasi.
KEBIJAKAN Semua pasien yang membutuhkan bantuan oksigen tambahan

PROSEDUR 2. Sasaran
Pasien-pasien yang sudah dipersiapkan untuk dilakukan anestesi
di Ruang kamar bedah (OK)
3. Pelaksanaan
 Petugas transfer melakukan serah terima pasien dengan
perawat anestesi
 Petugas transfer melakukan serah terima darah, obat, alkes
dan status pasien
 Perawat anestesi mengecek ulang persiapan-persiapan
yang dibawa pasien meliputi : alat, obat, foto-foto, hasil
lab, inform consent, lembar pre op anestesi
 Periksa barang-barang berharga pasien yang terpakai
untuk segera diserahkan pada keluarga pasien
 Cocokkan data pasien dengan daftar acara yang sudah
terjadwal
 Lakukan registrasi
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
PROSEDUR PERSIAPAN TINDAKAN INTUBASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 7/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Intubasi adalah memasukkan pipa nafas buatan melalui mulut atau


melalui hidung, dengan sasaran jalan nafas bagian atas atau trakhea.
PENGERTIAN Pada intinya, Intubasi Endotrakhea adalah tindakan memasukkan
pipa endotrakhea ke dalam trakhea sehingga jalan nafas bebas
hambatan dan nafas mudah dibantu dan dikendalikan.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur persiapan


tindakan intubasi
KEBIJAKAN Persiapan tindakan intubasi dilakukan sesuai dengan prosedur

PROSEDUR 1. Indikasi :
1.1 Ada obstruksi jalan nafas bagian atas
1.2 Pasien memerlukan bantuan nafas dengan ventilator
1.3 Menjaga jalan nafas tetap bebas
1.4 Pemberian anestesi seperti operasi kepala, leher, mulut,
hidung, tenggorokan, operasi abdominal dengan relaksasi
penuh dan operasi thoracotomy
1.5 Terdapat banyak sputum (pasien tidak dapat
mengeluarkan sendiri)

2. Indikasi intubasi non surgical


2.1 Asfiksia neonatorum berat
2.2 Resusitasi penderita
2.3 Obstruksi laring berat
2.4 Penderita tidak sadar lebih dari 24 jam
2.5 Penderita dengan atelektasis paru
2.6 Post operasi respiratory insufiensi

3. Jenis Intubasi
3.1 Intubasi oral (orotracheal)
3.2 Intubasi nasal (nasotracheal)

4. Cara Intubasi
4.1 Awake intubasi (sadar)
4.2 Sleep intubasi apnea dan non apnea

PROSEDUR PERSIAPAN TINDAKAN INTUBASI


No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 7/2
PROSEDUR 5. Komplikasi
5.1 Ringan
5.1.1 Tenggorokan serak
5.1.2 Kerusakan pharyng
5.1.3 Muntah
5.1.4 Aspirasi
5.1.5 Gigi copot / rusak
5.2 Berat
5.2.1 Laringeal edema
5.2.2 Obstruksi jalan nafas
5.2.3 Ruptur trachea perdarahan hidung
5.2.4 Fistula tracheoesofagal granuloma
5.2.5 Memar
5.2.6 Laserasi akan terjadi dysfonia

6. Penyulit
6.1 Leher pendek
6.2 Fraktur servical
6.3 Rahang bawah kecil
6.4 Osteoarthritis temporo mandibula joint
6.5 Trismus.
6.6 Ada masa di pharing dan laring

7. Prosedur
7.1 Persiapan pasien
7.1.1 Beritahukan pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
7.1.2 Mintakan persetujuan keluarga / informed consent
7.1.3 Berikan support mental
7.1.4 Hisap cairan / sisa makanan dari naso gastric tube.
7.1.5 Sebelumnya pasien terpasang IV line dan infus
menetes dengan lancar

7.2 Persiapan alat


7.2.1 Bag and mask + selang O2 dan O2
7.2.2 Laringoscope lengkap dengan blade sesuai ukuran
pasien dan lampu harus menyala dengan terang
7.2.3 Alat-alat untuk suction (yakinkan berfungsi dengan
baik)
7.2.4 Xylocain jelly / xylocain spray dan Ky jelly

PROSEDUR PERSIAPAN TINDAKAN INTUBASI


No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 7/3

PROSEDUR 7.2.5 Naso / orotracheal tube sesuai ukuran pasien


misalnya
 Laki-laki dewasa no 7, 7.5, 8
 Perempuan dewasa 6.5, 7, 7.5
 Anak-anak: usia (dalam tahun ) + 4 dibagi 4
 Atau berdasarkan jari kelingking pasien
7.2.6 Konektor yang cocok dengan tracheal tube yang
disiapkan
7.2.7 Stylet / mandrain
7.2.8 Magyll forcep
7.2.9 Oropharingeal tube (mayo tube)
7.2.10 Stetoscope
7.2.11 Spuit 20 cc untuk mengisi cuff
7.2.12 Plester untuk fiksasi
7.2.13 Gunting
7.2.14 Bantal kecil setinggi 12 cm

7.3 Persiapan obat


Obat-obatan untuk intubasi
7.3.1 Sedasi
 Pentothal 25 mg / cc dosis 4-5 mg/kgbb
 Dormicum 1 mg / cc dosis 0,6 mg/kgbb
 Propofol 10 mg/cc 1-2 mg/kgbb

7.3.2 Muscle relaksan


 Succynilcholin 20 mg / cc dosis 1-2 mg/kgbb
 Pancuronium 0,15 mg/kgbb
 Atracurium 0,5-0,6 mg/kgbb
 Vercuronium 0,1 mg/kgbb

7.3.3 Obat-obatan emergency (troley emergency)


 Sulfas Atropine
 Epedrine
 Adrenalin / Epinephrin
 Lidocain 2%
PROSEDUR PERSIAPAN TINDAKAN INTUBASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 7/4

PROSEDUR 7.4 Prosedur pemasangan

7.4.1 Mencuci tangan


7.4.2 Posisi pasien terlentang
7.4.3 Kepala diganjal bantal kecil setinggi 12 cm
7.4.4 Pilih ukuran pipa endotracheal yang akan
digunakan
7.4.5 Periksa balon pipa / cuff ETT dengan
mengembangkan dengan udara 10 cc
7.4.6 Pasang blade yang sesuai
7.4.7 Oksigenasi dengan bag and mask / ambu bag
dengan O2 100% minimal 30 detik
7.4.8 Masukkan obat-obat sedasi dan muscle relaxan
7.4.9 Buka mulut dengan cara cross finger dan tangan
kiri memegang laryngoscope.
7.4.10 Masukkan bilah laryngoscope dengan lembut
menelusuri mulut sebelah kanan, sisihkan lidah ke
kiri.
7.4.11 Masukkan bilah sedikit demi sedikit sampai ujung
laryngoscope mencapai dasar lidah, perhatikan agar
lidah atau bibir tidak terjepit di antara bilah dan
gigi pasien
7.4.12 Angkat laryngoscope ke atas dan ke depan dengan
kemiringan 30-40O sejajar dengan aksis pegangan,
jangan sampai menggunakan gigi sebagai titik
tumpu
PROSEDUR PERSIAPAN TINDAKAN INTUBASI
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 7/5

PROSEDUR

7.4.13 Dorong blade sampai pangkal epiglottis


7.4.14 Lakukan penghisapan lendir bila banyak secret
7.4.15 Anestesi daerah laring dengan xyllocain spray (bila
kasus emergency tidak perlu dilakukan).
7.4.16 Masukkan endotracheal tube yang sebelumnya
sudah diberi jelly. Dari sebelah kanan mulut ke
faring sampai bagian proximal dari cuff
endotracheal tube melewati pita suara 1-2 cm atau
pada orang dewasa kedalaman endotracheal tube
19-23cm. Waktu intubasi tidak boleh dari 30 detik.
7.4.17 Cek apakah endotraceal sudah benar posisinya.
7.4.18 Hubungkan pipa ETT dengan ambubag dan
lakukan ventilasi sambil melakukan auskultasi
(asisten), pertama pada lambung kemudian pada
paru kanan dan kiri sambil memperhatikan
pengembangan dada. Bila terdengar gurgling pada
lambung dan dada tidak mengembang berarti pipa
ETT masuk ke esophagus dan pemasangan pipa
harus diulangi setelah melakukan hiperventilasi
ulang selama 30 detik.
7.4.19 Berkurangnya bunyi nafas di atas dada kiri
biasanya mengindikasikan pergeseran pipa ke
dalam bronkus utama kanan dan memerlukan
tarikan beberapa cm dari pipa ETT.
7.4.20 Setelah bunyi nafas optimal dicapai, isi cuff
dengan udara 5-10 cc, sampai kebocoran mulai
tidak terdengar.

PROSEDUR PERSIAPAN TINDAKAN INTUBASI


No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 7/6

PROSEDUR

7.4.21 Lakukan fiksasi dengan plester.


7.4.22 Pasang orofaring, untuk mencegah pasien
menggigit pipa ETT jika korban mulai sadar
7.4.23 Lakukan ventilasi terus dengan oksigen 100%
(aliran 10-12 liter/menit) atau sesuai indikasi
7.4.24 Lakukan foto thorax jika diperlukan

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


2. Ruang Pulih Sadar (RR)
PROSEDUR CUCI TANGAN PEMBEDAHAN
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 4/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Adalah teknik atau metode cuci tangan yang dilakukan sebelum


PENGERTIAN tindakan pembedahan oleh team pembedah (operator, asisten
operator dan perawat instrument) dengan tepat dan benar sesuai
prosedur
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur cuci tangan
pembedahan
KEBIJAKAN 1. Mengurangi jumlah mikroorganisme kulit seminimal mungkin
dari petugas
2. Menjaga berkembangbiaknya mikroorganisme seminimal
mungkin selama prosedur operasi
3. Mengurangi resiko terjadinya kontaminasi luka operasi oleh flora
kulit
PROSEDUR 1. Lepas semua perhiasan yang ada ditangan (jam tangan, gelang,
cincin)
2. Basahilah tangan sampai siku dengan menggunakan air bersih
yang mengalir (tempat cuci tangan khusus)
3. Teteskan bahan antiseptik di telapak tangan
4. Gosokkan telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri
5. Gosokkan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri,
kemudian diulangi dengan sebaliknya yaitu tangan kiri diatas
punggung tangan kanan
6. Gosok telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri dengan
jari-jari disilangkan
7. Gosok punggung jari-jari tangan berhadapan dengan telapak
tangan, jari-jari saling terkunci
8. Putar dan gosok jempol tangan kanan dengan tangan kiri
berurutan sampai kelingking dan sebaliknya
9. Putar dan gosok ujung jari-jari dan jempol tangan kanan,
kedepan dan kebelakang pada permukaan telapak tangan kiri
dan sebaliknya
10. Bilas dengan air bersih yang mengalir
11. Ambil sikat steril dan ditetesi larutan antiseptik
PROSEDUR CUCI TANGAN PEMBEDAHAN
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 4/2
PROSEDUR 12. Sikat ujung kuku , setelah itu telapak tangan kemudian secara
berurutan sikat setiap jari, diantara jari dan punggung tangan,
lanjutkan menyikat lengan atas sampai sedikit dibawah siku
selama ±30 detik, jangan kembali ke tangan atau daerah
pergelangan tangan yang sudah selesai disikat
13. Pindahkan menyikat pada tangan yang belum disikat dengan
cara seperti diatas
14. Bilas kedua tangan pada air bersih yang mengalir
15. Ulangi lagi mencuci tangan dengan menetesi bahan antiseptik di
telapak tangan
16. Gosokkan telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri
17. Gosokkan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri
kemudian diulangi dengan sebaliknya, yaitu tangan kiri diatas
punggung tangan kanan
18. Gosokkan telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri
dengan jari-jari disilangkan
19. Gosok punggung jari-jari tangan kanan berhadapan dengan
telapak tangan jari-jari saling terkunci
20. Putar dan gosok jempol tangan kanan dengan tangan kiri dan
sebaliknya
21. Putar dan gosok ujung jari-jari dan jempol tangan kanan ke
depan dan ke belakang pada permukaan telapak tangan kiri dan
sebaliknya
22. Bilas dengan air bersih yang mengalir dan posisi jari tangan
lebih tinggi dari posisi siku
23. Hindarkan tangan yang sudah dicuci tersentuh dengan benda
disekitarnya
24. Setelah selesai mencuci tangan, keringkan dengan handuk steril
satu persatu dari ujung jari menuju ke lengan dengan cara
memutar pada tangan kanan dan sebaliknya, kemudian handuk
dipisahkan dari benda steril
PROSEDUR CUCI TANGAN PEMBEDAHAN
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 4/3

PROSEDUR 25. Posisi tangan setelah cuci tangan harus lebih tinggi dari siku
tangan saat masuk ke dalam kamar operasi
1 2 3 4

5
6
7

8
9

10

11

12
13
PROSEDUR CUCI TANGAN PEMBEDAHAN
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 4/4
PROSEDUR
14 15

17

16

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)

PROSEDUR PEMBEBASAN JALAN NAFAS


DENGAN CARA MANUAL : CHIN LIFT
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Suatu rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien yang


mengalami sumbatan jalan nafas dengan cara menarik dagu kedepan.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur pembebasan
jalan nafas dengan cara manual : Chin Lift
KEBIJAKAN Pembebasan jalan nafas dengan cara manual : Chin Lift dilakukan
sesuai prosedur
PROSEDUR 1. Chin Lift :
1.1. Pasien terlentang.
1.2. Gunakan jari telunjuk dan tengah menahan tulang dagu
pasien, tahan dan sedikit angkat kedepan.
1.3. Pertahankan posisi muka pasien menghadap kedepan netral.
1.4. Cek apakah jalan nafas sudah bebas.
1.5. Perhatian, melakukan harus hati-hati pada pasien trauma /
cedera kepala.

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Ruang Pulih Sadar (RR)
PROSEDUR PEMBEBASAN JALAN NAFAS
DENGAN CARA MANUAL : HEAD TILT
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Suatu rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien untuk


membebaskan jalan nafas dengan menengadahkan kepala.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur pembebasan
jalan nafas dengan cara manual : Head Tilt
KEBIJAKAN Pembebasan jalan nafas dengan cara manual : Head Tilt dilakukan
sesuai prosedur
PROSEDUR 1. Heat Tilt :
1.1. Pasien terlentang.
1.2. Letakkan tangan pada dahi dan dorong kebelakang.
1.3. Letakkan tangan yang satunya dibawah leher, angkat keatas.
1.4. Pertahankan posisi.
1.5. Cek apakah jalan nafas sudah bebas.
1.6. Perhatian, tidak dianjurkan pada pasien trauma / cedera
kepala. Terutama yang dicurigai fraktur cervical (ada jelas
diatas clavikula).

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Ruang Pulih Sadar (RR)
PROSEDUR PEMBEBASAN JALAN NAFAS
DENGAN CARA MANUAL : JAW TRUSHT
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Suatu rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien yang


PENGERTIAN mengalami sumbatan jalan nafas dengan cara mengangkat sudut
rahang bawah atau menarik rahang bawah kedepan.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur pembebasan
jalan nafas dengan cara manual : Jaw Trusht
KEBIJAKAN Pembebasan jalan nafas dengan cara manual : Jaw Thrust dilakukan
sesuai prosedur
PROSEDUR 1. Jaw Thrust :
1.1. Pasien terlentang.
1.2. Dorong ramus ventikalis mandibula ke depan sehingga
barisan gigi bawah berada di depan barisan gigi bawah,
dengan demikian otot-otot penyangga lidah terangkat.
1.3. Cek apakah jalan nafas telah bebas

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Ruang Pulih Sadar (RR)
PROSEDUR PENGOPERASIAN / PENGGUNAAN
DEFIBRILATOR
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Mengoperasikan defibrilator untuk melakukan defibrilasi atau


PENGERTIAN
cardioversi.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur pengoperasian /


penggunaan defibrilator.
KEBIJAKAN Pengoperasian / penggunaan defibrilator dilakukan sesuai prosedur

PROSEDUR 1. Pilih Energi


1.1 Putar tombol “ Energy Select “ ke energy yang diinginkan
1.2 Siapkan Paddle dengan langkah sebagai berikut:
a. Keluarkan paddle dari pegangannya dengan
menggenggam pegangan dan mengangkatnya lurus
keatas
b. Olesi permukaan paddle dengan jelly ECG
1.3 Gunakan paddle seperti berikut ini :
a. Tempatkan paddle sternum dekat bagian atas
sternum pada line medioclavikularis kanan pasien,
dibawah clavicula.
b. Tempatkan Paddle apex dibawah dada dan disebelah
kiri papilla mamae kiri pasien, pada linea axillaris
anterior
1.4 Gosokkan paddle dengan sedikit menekan kulit untuk
menyebarkan jelly dan menambah kontak antara kulit pasien
dan paddle. Kemudian jaga paddle tetap pada tempatnya
untuk mengurangi pergerakan artefak pada monitor.
1.5 Berikan tekanan 10 – 12 kg pada paddle
2. Pengisian (Charge)
2.1 Tekan “ Charge “ pada paddle apex atau pada panel depan
alat
2.2 Teriak “ Menjauh “ untuk memperingatkan setiap orang
agar menjauh dari tempat tidur pasien
PROSEDUR PENGOPERASIAN / PENGGUNAAN
DEFIBRILATOR
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 2/2

PROSEDUR 2.3 Tunggu sampai indikator pengisian sudah dilakukan : Lampu


“Charge Done”dan bunyi tanda pengisian sudah dilakukan.
Saat unit siap ditembakan, monitor memperlihatkan

3. Shock (Syok)
Untuk melakukan shock pada pasien lakukan langkah – langkah
berikut :
3.1 Atur tekanan dan penempatan paddle untuk
mengoptimalkan kontak pasien, seperti yang ditunjukan
pada indilator kontak paddle
3.2 Pastikan bahwa tak satupun yang kontak dengan pasien,
kabel monitor atau lead, tempat tidur, atau bagian lain yang
mempunyai potensi untuk dilalui arus listrik
3.3 Teriak “ Menjauh “ untuk memperingatkan setiap orang
menjauh dari pasien
3.4 Tekan dan tahan sebentar kedua tombol shock (satu pada
setiap paddle) secara bersamaan, untuk mengirim energi ke
pasien
3.5 Bila tidak ada respon ulangi tindakan shock dengan
menambah jumlah energy (untuk dewasa dimulai 200 joule
– 200 joule – 360 joule)

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


2. Ruang Pulih Sadar (RR)
PROSEDUR MEMANTAU SATURASI OKSIGEN
JARINGAN PERIFER
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Tindakan untuk memantau oksigenasi jaringan perifer

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur memantau


saturasi oksigen jaringan perifer.
KEBIJAKAN Memantau saturasi oksigen jaringan perifer dilakukan sesuai
prosedur

PROSEDUR 1. Cuci tangan


2. Pilih lokasi yang akan dipasang “Sensing Probe“
3. Pasang sensing probe dan fiksasi yang baik
4. Hidupkan alat oksimeter (power ON)
5. Tunggu sampai ada angka dan gelombang pada monitor
6. Catat hasil SaO2 setiap jam sesuai kondisi

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


2. Ruang Pulih Sadar (RR)
PROSEDUR PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

PENGERTIAN Memberikan oksigen/ zat asam kedalam paru – paru melalui saluran
pernafasan dengan menggunakan alat khusus.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur pemberian terapi
oksigen.
KEBIJAKAN Pemberian terapi oksigen dilakukan sesuai prosedur

PROSEDUR 1. Cuci tangan sebelum melaksanakan tindakan


2. Tabung oksigen dibuka diperiksa isinya
3. Hubungkan nasal kanul atau masker sederhana dengan slang
oksigen
4. Pasangkan ke pasien, atur aliran O2 sesuai kebutuhan (nasal
kanul 1 – 4 liter/ menit, masker sederhana 6 – 8 liter/ menit)
5. Catat pemberian oksigen pada observasi list
6. Setelah pemberian O2 tidak diperlukan lagi, nasal/ masker
dilepas dari pasien kemudian aliran O2 ditutup
7. Pasien dirapikan
8. Peralatan dibereskan dan dilakukan dekontaminasi
9. Cuci tangan
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
2. Ruang Pulih Sadar (RR)
MEMBERSIHKAN JALAN NAFAS DENGAN
SAPUAN JARI ATAU FINGER SWEEP
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Membersihkan benda asing dalam rongga mulut belakang atau


PENGERTIAN hipofaring (gumpalan darah, muntahan atau benda asing lainnya)
dengan menggunakan dua jari (jari telunjuk dan jari manis)
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah membersihkan jalan nafas
dengan sapuan jari atau finger sweep.
KEBIJAKAN Membersihkan jalan nafas dengan sapuan jari atau finger sweep
dilakukan sesuai dengan prosedur

PROSEDUR 1. Sapuan jari (Finger Sweep) :


1.1. Miringkan kepala pasien (kecuali pada dugaan ada fraktur
servical) kemudian buka mulut dengan jaw thrust dan tekan
dagu ke bawah. Bila otot rahang lemas (emaresi manouver).
1.2. Gunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) yang bersih
atau dibungkus sarung tangan/kassa untuk membersihkan,
mengorek atau mengait semua benda asing dalam rongga
mulut.
UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)
2. Ruang Pulih Sadar (RR)
PROSEDUR PEMASANGAN PIPA LAMBUNG
(NGT)
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Suatu rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien yang akan


PENGERTIAN dilakukan pemasangan pipa lambung.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur pemasangan pipa


lambung (NGT).
KEBIJAKAN 1. Untuk mengkaji fungsi dan isi dari lambung serta untuk
dekompresi saluran cerna bagian atas.
2. Sebagai jalur masuknya nutrisi enteral.

PROSEDUR 1. Indikasi
1.1 Pendarahan sel cerna bagian atas
1.2 Trauma abdomen
1.3 Obstruksi ileus
1.4 Pemberian obat atau nutrisi
1.5 Mencegah aspirasi pada pasien yang di intubasi.
1.6 Laparatomi

2. Kontra indikasi
2.1 Trauma basis cranial (bila ada trauma basis cranial dapat
dipasang lewat oral / mulut)
2.2 Pasien yang mengalami operasi pada esophagus atau
gaster.

3. Persiapan
3.1 Pipa lambung dengan nomor disesuaikan dengan
kebutuhan, kalau hanya untuk nutrisi pakai ukuran kecil.
3.2 Spuit 50 cc untuk irigasi
3.3 Larutan PZ atau air untuk irigasi
3.4 Jelly
3.5 Stetoskop
3.6 Mesin suction
3.7 Plester
3.8 Bengkok
3.9 Sarung tangan.
PROSEDUR PEMASANGAN PIPA LAMBUNG
(NGT)
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 2/2
PROSEDUR 4. Prosedur pemasangan
4.1 Posisi pasien semi fowler. Kepala sedikit fleksi
4.2 Petugas cuci tangan sebelum dan sesudah pemasangan.
4.3 Petugas pakai sarung tangan
4.4 Beritahu pada pasien
4.5 Ukur pipa lambung yang akan dimasukkan dengan cara
ujung pipa di tempatkan di telinga, ukur sampai ke lubang
telinga pada sisi yang sama kemudian diturunkan
mencapai xyphoid, beri tanda batas tersebut
4.6 Beri pelicin jelly jangan terlalu banyak
4.7 Masukkan pipa sampai batas yang telah ditentukan
4.8 Bila pasien batuk-batuk atau sesak segera dicabut
4.9 Untuk memastikan letak : Aspirasi isi lambung atau beri
udara dengan spuit 50 cc dan dengarkan dengan stetoskop
di daerah epigastrum
4.10 Fiksasi (ada beberapa teknik fiksasi)
4.11 Hubungkan dengan drain bag atau suction tekanan
rendah, posisi bag harus selalu lebih rendah dari lambung

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


PROSEDUR PEMASANGAN MONITOR PM-9000/
PM-9000+
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/2
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Suatu rangkaian kegiatan yang diterapkan pada pasien yang akan


PENGERTIAN dilakukan pemasangan monitor .

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur pemasangan


monitor
KEBIJAKAN Pemasangan monitor dilakukan sesuai dengan prosedur

PROSEDUR 1. Persiapan
1.1 Siapkan mesin PM-9000/PM-9000+
1.2 Siapkan kabel power (sumber listrik), kabel ground
(pembumian), kabel ECG pasien
1.3 Siapkan elektroda disposable (sekali pakai), sensor SPO2,
selang NIBP + cuff (manset)
1.4 Siapkan sensor esophageal & rectal temperature (sensor suhu
untuk tenggorokan & dubur) – (optional)
1.5 Siapkan sensor surface temperature/skin temp (sensor suhu
untuk permukaan tubuh)
1.6 Siapkan thermal paper print (kertas cetak) – (PM-9000+)

2. Cara Penggunaan
2.1 Pasang kabel power dan kabel ground pada konektor di sisi
belakang mesin PM-9000/PM-9000+
2.2 Pasang kabel ECG pasien, sensor SPO2, selang NIBP,
sensor adult esophageal dan rectal temp. (optional), sensor
pediatric esophageal & rectal temp. (optional), dan sensor
surface temp./skin temp. Pada konektor disisi samping kiri
mesin PM-9000/PM-9000+
2.3 Pasang cuff NIBP adult/child/neonatal pada selang NIBP
2.4 Pasang thermal paper print di tempat printer sisi sebelah
kanan mesin PM-9000+
2.5 Tekan tombol “POWER” untuk menyalakan mesin PM-
9000/PM-9000+
2.6 Pasang elektroda disposable pada dada pasien, pasang ujung
kabel ECG pasien pada elektroda disposable yang sudah
terpasang

PROSEDUR PEMASANGAN MONITOR PM-9000/


PM-9000+
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 2/2

PROSEDUR 2.7 Pasang sensor SPO2 adult/child pada jari telunjuk tangan
kiri untuk dewasa dan anak-anak, sensor SPO2 neonatal
pada kaki kiri untuk bayi
2.8 Pasang sensor esophageal dan rectal temp. (optional), dan
sensor surface temp./skin temp (pada permukaan kulit) pada
pasien
2.9 Pasang cuff (manset) adult/child/neonatal pada lengan kiri
pasien dan tekan tombol “START” untuk mengaktifkan
pompa NIBP yang berfungsi untuk mengukur tekanan darah
/ tensi pasien
2.10 Tekan tombol “REC/STOP” untuk merekam hasil rekaman
pasien, tekan tombol 1 kali lagi untuk menghentikan
perekaman
2.11 Tekan tombol “SILENCE” 1 kali untuk mematikan suara
alarm, tekan tombol 1 kali lagi akan menghidupkan kembali
suara alarm. Tekan tombol “SILENCE” lebih dari 1 detik
maka akan mematikan seluruh alarm, untuk menghidupkan
kembali suara alarm tekan tombol 1 kali lagi
2.12 Tekan tombol “FREEZE” 1 kali untuk menghentikan
pembacaan gelombang grafik di layar, tekan tombol 1 kali
lagi untuk menjalankan kembali pembacaan gelombang
grafik di layar
2.13 Tekan tombol “MENU” untuk menampilkan menu-menu
dalam patient monitor
2.14 Untuk mematikan PM-9000/PM-9000+ tekan tombol
“POWER” satu kali

UNIT TERKAIT 1. Ruang Kamar Bedah (OK)


2. Ruang Pulih Sadar (RR)
PROSEDUR OBSERVASI PASIEN DI RUANG
PULIH SADAR DENGAN ALDRETE SCORE
No. Dokumen :
No. Revisi Halaman

1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur Rs Charis Medika
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Acholder TP. Sirait, Sp.OG,
M,kes

Suatu rangkaian observasi yang diterapkan pada pasien di Ruang


PENGERTIAN pulih sadar setelah dilakukan tindakan pembedahan .

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah prosedur observasi pasien


di ruang pulih sadar dengan aldrette score
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien di Ruang pulih sadar setelah dilakukan
tindakan pembedahan dan sesuai dengan prosedur

PROSEDUR 1. Sirkulasi :
 Nilai 2 = TD +/- < 20 mmHg dari normal
 Nilai 1 = TD +/- 20 – 50 mmHg dari normal
 Nilai 0 = TD +/- > 50 mmHg dari normal
2. Kesadaran :
 Nilai 2 = Sadar penuh
 Nilai 1 = Respon terhadap panggilan
 Nilai 0 = Tidak ada respon
3. Oksigenasi :
 Nilai 2 = SpO2 > 92 % (dengan udara bebas)
 Nilai 1 = SpO2 > 90 % (dengan suplemen O2)
 Nilai 0 = SpO2 < 90 % (dengan suplemen O2)
4. Pernafasan :
 Nilai 2 = Bila menarik nafas dalam dan batuk bebas
 Nilai 1 = Dispneu atau limitasi bernafas
 Nilai 0 = Apnea / tidak bernafas
5. Aktifitas :
 Nilai 2 = Menggerakkan 4 ekstremitas
 Nilai 1 = Menggerakkan 2 ekstremitas
 Nilai 0 = Tidak mampu menggerakkan ekstremitas
UNIT TERKAIT 1. Ruang Pulih Sadar (RR)

Anda mungkin juga menyukai