Anda di halaman 1dari 9

ETIKA PROFESI

PENCURIAN BANDWIDTH INTERNET PT. TELKOM

Disusun oleh

Kelompok 3

1. Fauzan Hibaturrahman (1315030120)


2. Hafidh Dellastirta Ekagiri (1315030048)
3. Maris Fedora (1315030105)
4. Weni Dita Praneswari (1315030018)

TT – 6C

PROGRAM STUDI TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2018
PENCURIAN BANDWIDTH INTERNET PT. TELKOM

A. Artikel
Subdit Cyber crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya mengungkap pencurian
bandwidth jaringan internet yang merugikan PT Telkom senilai Rp 15 miliar.
Sembilan orang termasuk oknum karyawan outsorching yang bekerja pada PT
Telkom ditangkap polisi.
"Tersangka ada 9 orang yang melakukan pencurian bandwidth internet PT
Telkom ini, mereka mengakses secara ilegal dan perubahan ke sistem atau
jaringan milik PT Telkom," ujar Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Mujiyono
kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (9/5/2016). Sembilan
tersangka yakni RH, AK, KA, YP, EJ, AB, AFW, AB dan SPB ditangkap secara
terpisah di wilayah Tangerang Selatan, Bandung, Tanjung Pinang dan Sumatera
Utara.

"Masing-masing ada 5 orang pihak eksternal dan 4 orang dari pihak internal.
Pihak internal ini merupakan karyawan outsorcing yang bekerja pada PT
Telkom," imbuh Mujiyono.
Mujiyono mengungkap, kasus ini terbongkar setelah polisi menerima laporan
dari pihak PT Telkom pada 18 Maret 2016 lalu, yang melaporkan adanya tindak
pidana pencurian bandwidth PT Telkom. "Atas kasus ini PT Telkom dirugikan
sebanyak Rp 15 miliar," lanjutnya.

Sementara itu, Kasubdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya


AKBP Suharyanto menjelaskan, para tersangka dari pihak luar bekerja sama
dengan pihak internal dengan cara memasang iklan jasa upgrade bandwidth
Telkom Speedy melalui jejaring sosial Facebook dan BlackBerry Messenger.
"Mereka memasang iklan di medsos dengan memasang logi PT Telkom,
seolah-olah mereka mengatas namakan PT Telkom, menawarkan menaikan
bandwidth dan migrasi dengan memungut bayaran tetapi uangnya tidak disetorkan
ke pihak PT Telkom melainkan masuk ke kantong pribadi masing-masing," jelas
Suharyanto.
Sementara itu, Kasubdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya
AKBP Suharyanto mengungkapkan peran para oknum pihak ketiga PT Telkom
dalam kasus tersebut.
"Pihak internal ini melakukan perubahan terhadap layanan pelanggan, baik
dari sisi front-end maupun back-end system Telkom atas permintaan 5 tersangka
orang sipil tadi. Dan mereka menerima transfer uang dari pelaku orang sipil
sebagai upah atas peran mereka," ungkap Suharyanto.
Suharyanto menambahkan, para pelanggan tergiur dengan tawaran para
pelaku lantaran menawarkan harga yang lebih murah dari PT Telkom.
"Upgradenya misalnya dari 2 MegaByte menjadi 10 MegaByte itu sudah
meliputi jasa instalasi badwitdht internet bulanan. Mereka juga menerima mutasi
pemasangan bandwidth di luar ketentuan," jelas Suharyanto.
Ia menambahkan, tindakan ilegal para tersangka itu dilakukan sejak 2014-
2016 dengan total kerugian PT Telkom mencapai Rp 15 miliar.
"Karena PT Telkom kemudian mengetahui tindak pidana tersebut
kemudian dilaporkan ke kita. Kemudian kita telusuri dan kita tangkap para
pelakunya," imbuh Suharyanto.
Dari para tersangka, polisi menyita barang bukti berupa 27 kartu ATM, 12
buku rekening BCA atas nama KA, 6 unit laptop, 11 unit ponsel, 3 unit CPU, 3
buah kartu ID Telkom Akses, dan lainnya. Para tersangka dijerat dengan Pasal
362 KUHP dan atau Pasal 30, 32 UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (ITE) dan atau Pasal 85 UU RI No 3 Tahun 2011 tantang
Trabsfer Dana dan atau Pasal 3,4 dan 5 UU No 8 Tahun 2010 tengang Tindak
Pidana Pencucian Uang (TPPU).
B. Penyebab Penyalahgunaan Tindakan yang Dilakukan

Para pelaku melakukan hal tersebut dengan menyalahgunakan wewenang


yang telah diberikan oleh PT. Telkom untuk mengatur bandwidth internet bagi
pelanggan. Para pelaku memasang iklan jasa melalui internet dengan
memasang tarif tertentu untuk bandwidth internet, dan menggunakan logo
telkom agar meyakinkan konsumen tanpa sepengetahuan PT. Telkom. Setelah
mendapatkan konsumen, para tersangka menerima tarif bandwidth dan tidak
menyetorkan uang ke PT. Telkom namun digunkan untuk kepentingan pribadi
mereka sendiri. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan penyebab para
pelaku melakukan hal tersebut hanya untuk mencari keuntungan demi
kepentingan pribadi.

C. Peraturan yang Bersangkutan dengan Artikel

1. UU No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

a. Pasal 30

(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hokum
mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan
cara apa pun.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun
dengan tujuan untuk memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik.
(3 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun
dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem
pengamanan.

b. Pasal 32

(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan
cara apa pun.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun
dengan tujuan untuk memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik.
(3) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun
dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem
pengamanan.

2. UU No. 3 Tahun 2011 Tentang Transfer Dana, Pasal 85

Setiap orang yang dengan sengaja menguasai dan mengakui sebagai


miliknya Dana hasil transfer yang diketahui atau patut diketahui bukan
haknya dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau
denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

3. UU No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan


Tindak Pidana Pencucian Uang

a. Pasal 2 ayat 1

(1) Hasil tindak pidana adalah Harta Kekayaan yang diperoleh dari tindak
pidana:
a. korupsi;
b. penyuapan;
c. narkotika;
d. psikotropika;
e. penyelundupan tenaga kerja;
f. penyelundupan migran;
g. di bidang perbankan;
h. di bidang pasar modal;
i. di bidang perasuransian;
j. kepabeanan;
k. cukai;
l. perdagangan orang;
m.perdagangan senjata gelap;
n. terorisme;
o. penculikan;
p. pencurian;
q. penggelapan;
r. penipuan;
s. pemalsuan uang;
t. perjudian;
u. prostitusi;

b. Pasal 3
Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke
luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat
berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau
patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan
asal usul Harta Kekayaan dipidana karena tindak pidana Pencucian Uang
dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling
banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

c. Pasal 4
Setiap Orang yang menyembunyikan atau menyamarkan asal usul, sumber,
lokasi, peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya
atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan
hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana
karena tindak pidana Pencucian Uang dengan pidana penjara paling lama
20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah).
d. Pasal 5

(1) Setiap Orang yang menerima atau menguasai penempatan,


pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, penukaran, atau
menggunakan Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi
Pihak Pelapor yang melaksanakan kewajiban pelaporan sebagaimana diatur
dalam Undang - Undang ini.

4. Pasal 362 KUHP


Barangsiapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagaian
kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan
hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama 5
tahun atau dengan paling banak sembilan ratus rupiah.

D. Pelanggaran Hukum yang Dilakukan Berkaitan dengan Artikel


1. UU No. 11 Tahun 2008
a. Pasal 30
1) Ayat 1
Pasal 30 ayat 1 digunakan, karena para pelaku dapat mengakses
server PT. Telkom guna mendapatkan data profil setiap pelanggan
2) Ayat 2
Pasal 30 ayat 2 digunakan, karena para pelaku dapat melihat profil
setiap pelanggan guna mengubah pengaturan nilai bandwidth
3) Ayat 3
Pasal 30 ayat 3 digunakan, karena para pelaku berhasil masuk ke
server akses PT. Telkom tanpa seizin pihak PT. Telkom
b. Pasal 32
1) Ayat 1
Pasal 32 ayat 1 digunakan, karena para pelaku mengubah nilai
bandwidth internet setiap pelanggan dan melakukan migrasi
maupun mutasi bandwidth tanpa sepengetahuan pihak PT. Telkom
2) Ayat 2
Pasal 32 ayat 2 digunakan, karena para pelaku yang merupakan
pekerja outsourcing PT. Telkom memberitahukan data profil
pelanggan ke orang sipil
3) Ayat 3
Pasal 32 ayat 3 digunakan, karena data profil pelanggan PT.
Telkom dapat diketahui orang lain yang bukan pekerja dari pihak
PT. Telkom

2. UU No. 3 Tahun 2011, Pasal 85


Undang-undang ini digunakan, karena pelaku mendapatkan uang dengan
cara melakukan pemungutan biaya upgrade bandwidth ke kantong pribadi,
tidak melalui PT. Telkom

3. UU No. 8 Tahun 2010


a. Pasal 2 ayat 1
Harta kekayaan yang didapat dari pencruian bandwidth termasuk ke
dalam golongan tindak pindana pencurian

b. Pasal 3
Harta kekayaan yang didapatkan pelaku dari hasil dana transfer. Uang
yang didapatkan dari hasil dan transfer tersebut ada yang ditabung ke
bank maupun dialihkan menjadi bentuk barang, seperti laptop maupun
PC
c. Pasal 4
Biaya dari upgrade bandwidth tidak diberikan kepada pihak PT.
Telkom melainkan ke kantong pribadi para pelaku

d. Pasal 5
1) Ayat 1
Para pelaku menerima uang dari pelanggan dan biaya upgrade
bandwidth ditentukan oleh para pelaku. Biaya upgrade tidak
dilakukan melalui pihak PT. Telkom

4. Pasal 362 KUHP


Para pelaku mendapatkan profil pelanggan PT. Telkom dan melakukan
upgrade bandwidth, migrasi maupun mutasi bandwidth internet tanpa
melalui pihak PT. Telkom

Anda mungkin juga menyukai