Anda di halaman 1dari 50

1

A. Konsep Dasar Diabetes Melitus

1. Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau

mengaihkan” siphon. Melitus berasal dari bahasa Latin yang bermakna

manis atau madu. Diabetes melitus dapat diartikan individu yang

mengalirkan volume urin yang banyak dengan kadar gula glukosa tinggi.

Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan

ketiadaan absolut insulin atau penurunan relatif insentivitas sel terhadap

insulin (Corwin, Elizabeth J; 2009).

Diabetes Melitus termasuk kelompok penyakit metabolik yang

dikatrakteristikkan oleh tingginya kadar glukosa dalam darah

(hiperglikemia) karena defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau

kombinasi keduanya (ADA, 2003 dalam Smeltzer et al., 2008).

Menurut Black & Hawk (2009) dalam Tarwoto dkk (2012) diabetes

melitus adalah penyakit kronik, progresif yang dikarakteristikkan dengan

ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak

dan protein awal terjadinya hiperglikemia (kadar gula yang tinggi dalam

darah).

Menurut Suyono (2007) dalam Tarwoto dkk (2012) diabetes melitus

adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang

disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat

kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.


2

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diabetes

melitus adalah penyakit kronik yang disebabkan peningkatan kadar gula

dalam darah (hiperglikemia) akibat kekurangan insulin.

2. Klasifikasi Diabetes Melitus

Menurut WHO (1985) dan American Diabetes Association (2003)

dalam Tarwoto, dkk (2011) penyakit Diabetes Melitus di klasifikasikan

menjadi :

a) Diabetes Melitus tipe I atau Insulin Dependent Diabetes Melitus

(INDDM) yaitu Diabetes Melitus yang bergantung insulin.

Diabetes tipe I disebabkan karena kerusakan sel beta pankreas

yang menghasilkan insulin.Hal ini merupakan kombinasi antara faktor

genetik, imunologi dan kemungkinan lingkungan, seperti

virus.Terdapat juga hubungan terjadinya diabetes tipe I dengan

beberapa antingen leukosit manusia (HLAs) dan adanya autoimun

antibody sel islet (ICAs) yang dapat merusak sel-sel beta pankreas.

Bagimana proses terjadinya kerusakan sel beta itu tidak jelas.

Ketidakmampuan sel beta menghasilkan insulin dapat mengakibatkan

glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati

dan tetap berada daam darah sehigga menimbulkan hiperglikemia.

Pada diabetes tipe I sangat beresiko terjadinya koma diabetikum

akibatnya adanya ketoasidosis.


3

b) Diabetes Melitus Tipe II atau Non Insulin Dependent Diabetes

Melitus (NIDDM) yaitu Diabetes Melitus yang tidak tergantung pada

insulin.

Diabetes Melitus tipe II banyak terjadi pada usia dewasa lebih

dari 45 tahun karena beremabangnya lambat dan terkadang tidak

terdeteksi, tetapi jika gula darah tinggi baru dapat dirasakan seperti

kelemahan, iritabilitas, poliuria, polidipsi, proses penyembuhan luka

yang lama, infeksi vagina, kelainan pengelihatan.

Faktor resiko Diabetes Melitus tipe II sebagai berikut :

1) Usia diatas 45 tahun, jarang Daibetes Melitus tipe II terjadi pada

usia muda.

2) Obesitas, berat badan lebih dari berat badan ideal

3) Riwayat keluarga dengan Diabetes Melitus tipe II.

4) Riwayat adanya gangguan toleransi glukosa (IGT) atau gangguan

glukosa puasa (IFG).

5) Hipertensi lebih dari 140/90 mmHg

6) Riwayat gestasional Diabetes Melitus atau riwayat melahirkan

bayi diatas 4 kg.

7) Polycis ovarian syndrome yang diakibatkan resistensi dari

insulin. Pada keadaan ini wanita tidak terjadi ovulasi (keluarnya

sel teur dari ovarium), tidak terjadi menstruasi, tumbuh rambut

secara berlebihan, tidak bisa hamil.

c) Diabetes karena malnutrisi


4

Golongan diabetes ini terjadi akibat malnutrisi, biasanya pada

penduduk yang miskin. Diabetes tipe ini dapat ditegakkan jika ada 3

gejala dari gejala yang mungkin yaitu :

1) Adanya gejala malnutrisi seperti badan kurus, berat badan kurang

dari berat badan ideal.

2) Adanya tanda-tanda malabsorbsi makanan

3) Memerlukan insulin untuk regulasi Diabetes Melitus dan

menaikkan berat badan.

4) Nyeri perut berulang

d) Diabetes sekunder yaitu Diabetes Melitus yang berhubungan dengan

keadaan atau penakit tertentu, misalnya penyakit pankreas

(pankreatitis, neoplasma, trauma/panreatectomy), penyakit infeksi

seperti kongenital rubella.

e) Diabetes Melitus Gestasional yaitu Diabetes Melitus yang terjadi pada

masa kehamilan, dapat didiagnosa dengan menggunakan test toleran

gukosa, terjadi pada kira-kira 24 minggu kehamilan. Individu dengan

Diabetes Melitus gestasional 25% akan berkembang menjadi Diabetes

Melitus.

Tabel 1.1 Perbedaan ciri-ciri dari Diabetes Melitus tiep I dan II


Ciri-ciri Tipe I Tipe II

Insulin dependent diabetes


Non insulin dependent
Nama lain melitus (IDDM), juvenile
diabetes melitus (NIDDM)
diabetes.
5

Biasanya terjadi setelah


Umumnya terjadi sebelum
usia 30 tahun, tetapi dapat
Umur kejadian usia 30 tahun, tetapi dapat
terjadi pada masa anak-
terjadi pada semua umur.
anak

Insiden Kurang dari 10% Sampai dengan 90%

Mungkin asimtomatik,
Biasanya berat, dengan kejadian berlahan, tubuh
Tipe kejadian
cepat terjadi hiperglikemia. beradaptasi terhadap
keadaan hiperglikemia.

Dibawah normal, normal


Produksi insulin Sedikit atau tidak ada
atau diatas normal

85% obesitas, dapat pula


Berat badan saat kejadian Ideal atau kurus terjadi pada berat badan
ideal

Resistensi terhadap
Mudah terjadi ketosis,
Ketosis ketosis, dapat terjadi jika
jarang terjadi ika terkontrol.
disertai infeksi atau stres

Jarang terjadi pada


Poliuria, polodipsia,
Manifestasi manifestasi ringan dari
polyhagia, kelemahan.
hiperglikemia

Managemen diet Penting dan utama Pentng dan utama

Managemen aktivitas Penting dan utama Penting dan utama

Tergantung insulin untuk 20-30% pasien


Pemberian insulin
mempertahankan hidup membutuhkan insulin

Pemberian agen oral


Tidak efektif Efektif
hipoglikemik

Sumber : Joyce M Black, Medical Surgical Nursing Clinical Management for


Positive Outcomes 7th edition, Elsevier Saunders, 2009 dalam Tarwoto, dkk (2012).

3. Presipitasi dan Predisposisi Diabetes Melitus

a) Faktor presipitasi
6

Menurut Padila (2012) faktor presipitasi diabetes melitus sebagai

berikut :

1) Faktor genetik

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi

mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik kearah

terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada

individu yang memiliki tipe antingen HLA.

2) Faktor-faktor imunologi

Adanya respons otoimun yang merupakan respon abnormal

dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan

bereaksi terhadap jaringan tersebut seolah-olah dianggap jaringan

asing (otoantibodi) sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.

3) Lingkungan seperti virus (ctomegalovirus, mumps, rubella) yang

dapat memicu autoimun dan menghancurkan sel-sel beta

pankreas, obat-obatan dan zat kimia seperti alloxan,

streptozotocin, pentamidine (Nur & Ledy, 2016).

b) Faktor predisposisi

Menurut Nur & Ledy (2016) faktor presipitasi diabetes melitus

sebagai berikut :

1) Kelainan genetik

Penyakit keturunanan merupakan penyakit yang diperoleh

dari kelainan genetik orang tua pada anaknya (Gumilar, dkk

2008). Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri


7

tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik

kearah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini

ditemukan pada individu yang memiliki tipe antingen HLA.

Riwayat keluarga dengan Diabetes Melitus tipe II

mempunyai peluang menderita Diabetes Melitus sebesar 15% dan

risiko mengalami intoleransi glukosa yaitu ketidakmampuan

dalam metabolisme karbohidrat secara normal sebesar 30%

(Lemoe & Burke, 2008 dalam Damayanti 2015).

2) Usia

Penurunan fisiologis pada usia 40 tahun beresiko pada

penurunan fungsi endokrin pankreas untuk memproduksi insulin.

3) Gaya hidup dan stress

Stres kronis membuat seseorang mencari makanan yang

cepat saji kaya akan pengawet, lemak dan gula. Makanan tersebut

dapat berpengaruh besar terhadap kerja pankreas.Stres juga dapat

mengakibatkan peningkatan kerja metabolisme dan peningkatan

sumber energi yang mengakibatkan kenaikan kerja

pankreas.Beban yang tinggi membuat pankreas mudah rusak

sehinnga berdampak pada penurunan insulin.

4) Pola makan yang salah

Kurang gizi atau berlebih berat badan dapat meningkatkan resiko

terkena diabetes.

5) Obesitas (terutama pada abdomen)


8

Obesitas dapat mengakibatkan sl-sel beta pankreas mengalami

hipertrofi sehingga berpengaruh pada produksi insulin.Pada

obesitas juga terjadi penurunan adiponektin. Adiponektin adalah

hormon yang dihasilkan adiposit berfungsi memperbaiki

sensitivitas insulin dengan menstimulasi peningkatan

penggunaan glukosa dan oksidasi dalam lemak otot dan hati

sehinnga kadar tridliserida turun. Penurunan adiponektin

menyebabkan resistensi insulin.Adiponektin berkolerasi positif

dengan HDL dan berkolerasi negatif dengan LDL.

6) Infeksi

Masuknya bakteri atau virus ke pankreas yang berakibat rusaknya

sel-sel pankreas dan menimbukan penurunan fungsi pankreas.


9

4. Patofisiologi Diabetes Melitus

Gambar 1.1 Pathway Diabetes Melitus


(Nurarif & Kusuma, 2015)
10

Diabetes melitus merupakan kumpulan gejala kronik dan bersifat

sistemik dengan karakteristik peningkayan gula darah/glukosa atau

hiperglikemia yang disebabkan menurunnya sekresi atau aktivitas dari

insulin sehingga mengakibatkan terhambatnya metabolisme karbohidrat,

protein dan lemak.

Glukosa secara normal bersikulasi dalam jumlah tertentu dalam

daarah dan sangat dibutuhkan untuk kebutuhan sel dan jaringan.Glukosa

dibentuk dihati dari makanan yang dikonsumsi yang masuk sebagian untuk

kebutuahn energi dan sebagian disimpan dalam bentuk gikogen dihati dan

jaringan kain dengan bantuan insulin.Insulin merupakan hormon yang

diproduksi se beta pulau langerhands penkreas yang kemudian

produksinya masuk dalam darah dengan jumlah sedikit dan meningkat jika

ada makanan yang masuk.Pada orang dewasa rata-rata diproduksi 40-50

unit, untuk mempertahankan gula darah tetap stabil antara 70-120 mg/dl.

Insulin disekresi sel beta, atu diantara empat se pulau langershans

pankreas.Insulin merupakan hormon anabolik, hormon yang dapat

membantu memindahkan glukosa dari darah ke otot, hati dan sel

lemak.Pada diabetes terjadi berkurangnya insulin atau tidak adanya insulin

berakibat pada gangguan tiga metabolisme yaitu menurunnya penggunaan

glukosa, meningkatnya mebilisasi lemak dan meningkat penggunaan

protein.

Pada DM tipe II masalah utama adalah berhubungan resistensi insulin

dan gangguan sekresi insulin.Resistensi insulin menunjukkan penurunan


11

sensitifitas jaringan pada insulin.Normanya insulin mengikat reseptor

khusus pada permukaan sel dan mengawali rangkain reaksi meliputi

metabolisme glukosa. Pada DM tipe II, reaksi infraseluler dikurangi,

sehingga menyebabkan efektifitas insulin menurun dalam menstimulus

penyerapan glukosa oleh jaringan dan pada pengaturan pembesaran oleh

hati. Penyebab utama resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada

DM tipe II tidak diketahui, meskipun faktor genetik berperan utama.

5. Manifestasi Klinik Diabetes Melitus

Tanda dan gejala yang pada penderita Diabetes Melitus menurut

Tarwoto dkk (2012) yaitu :

a) Sering kencing/miksi atau meningkatnya frekuensi buang air kecil

(poliuria), yaitu adanya hierglikemia yang menyebabkan sebagian

glukosa dikeluarkan oleh ginjal bersama urin karena keterbatasan

kemampuan filtrasi ginjal. Untuk mempermudah pengeluaran glukosa

maka diperlukan banyak air, sehingga frekuensi miksi menjadi

meningkat.

b) Meningkatnya rasa haus (polidipsia)

Banyaknya miksi menyebabkan tubuh kekurangan cairan (dehidrasi),

hal ini merangsang pusat haus yang mengakibatkan peningkatan rasa

haus.

c) Meningkatnya rasa lapar (polipagia)


12

Meningkatnya katabolisme, pemecahan glikogen untuk energi

menyebabkan cadangan energi berkurang, keadaan ini menstimulasi

rasa lapar.

d) Penurunan berat badan

Penurunan berat badan disebabkan karena banyaknya kehilangan

cairan, glikogen dan cadangan trigliserida serta massa otot.

e) Kelainan pada mata, pelihatan kabur

Pada kondisi kronis, keadaan hiperglikemia menyebabkan aliran

darah menajdi lambat, sirkulasi ke vaskuler tidak lancar, termasuk

pada mata yang dapat merusak retina serta kekeruhan pada lensa.

f) Kulit gatal, infeksi kulit, gatal-gatal disekitar penis dan vagina

Peningkatan glukosa darah mengakibatkan penumpukan pula pada

kulit sehingga menjadi gatal, jamur dan bakteri mudah menyerang

kulit.

g) Ketonuria

Ketika glukosa tidak lagi digunakan untuk energi, maka digunakan

asam lemak untuk energi, asam lemak akan dipecah menajdi keton

yang kemudian berada pada darah dan dikeluarkan melalui ginjal.

h) Kelemahan dan keletihan

Kurangnya cadangan energi, adanya kelaparan sel, kehilangan

potassium menjadi akibat pasien mudah lelah dan letih.

i) Terkadang tanpa gejala


13

Pada keadaan tertentu, tubuh sudah dapat beradptasi dengan

peningkatan glukosa darah.

6. Pemeriksaan Diagnostik Diabetes Melitus

a) Pemeriksaan gua darah puasa atau Fasting Blood Sugar(FBS)

1) Tujuan pemeriksaan ini untuk menentukan jumah glukosa darah

pada saat puasa.

2) Pembatasan yang dilakukan tidak boleh makan selama 12 jam

sebelum test biasanya jam 08.00 pagi sampai jam 20.00, boleh

minum.

3) Prosedur tindakan yang dilakukan dengan mengambil darah vena

dan dikirim ke laboratorium.

4) Hasil untuk pemeriksaan Gula Darah Puasa yaitu dalam keadaan

normal jika hasil 80 – 120 mg/100 ml serum dan hasil abnormal

140 mg/ 100 ml atau lebih.

b) Pemeriksaan Gula Darahpostprandial

1) Tujuan dari pemeriksaan ini untuk menentukan gula darah setelah

puasa.

2) Tidak ada pembatasan dalam pemeriksaan ini.

3) Prosedur tindakan yang dilakukan yaitu klien diberi makan kira-

kira 100 gr karbohidrat, dua jam kemudian diambil darah

venanya.
14

4) Hasil untuk pemeriksaan gula darah postprandial dengan hasil

normal kurang dari 120 mg/100 ml serum dan hasil abnorma lebih

dari 200 mg/100 ml atau lebih, indikasi DM.

c) Pemeriksaan toleransi glukosa oral/Oral glukosa tolerance test

(TTGO)

1) Tujuan pemeriksaan ini untuk menentukan toleransi terhadap

respons pemberian glukosa.

2) Pembatasan yang dilakukan pada klien yaitu tidak makan selama

12 jam sebelum test dan selama test, boleh minum air putih, tidak

merokok, ngopi atau minum the selama pemeriksaan (untuk

mengukur respon tubuh terhadap karbohidrat), sedikit aktivitas,

mengurangi stres (keadaan banyak aktivitas dan stres

menstimulasi epinephrine dan kortisol dan berpengaruh terhadap

peningkatan gula darah melalui peningkatan glukoneogenesis.

3) Prosedur yang dijalankan yaitu klien tidak diberi makan

karbohidrat selama 3 hari sebelum test, kemudian puasa selama

12 jam, ambil darah puasa dan urin untuk pemeriksaan. Berikan

100 gr glukosa ditambah juice lemon melalui mulut, periksa darah

dan urin ½, 1, 2, 3, 4 dan 5 jam setelah pemberian glukosa.

4) Hasil dari pemeriksaan dengan nilai normal terjadi pada

puncaknya jam pertama setelah pemberian 140 mg/dl dan

kembali normal 2 atau 3 jam kemudian sedangkan nilai abnormal


15

terjadi peningkatan glukosa pada jam pertama tidak kembali

setelah 2 atau 3 jam, urine positive glukosa.

d) Pemeriksaan Glukosa Urin

Hasil pemeriksaan gukosa urin ini kurang akurat karena dipengaruhi

beberapa hal seperti mengkonsumsi obat-obatan seperi aspirin,

vitamin C dan beberapa antibiotik, kelainan ginjal pada lansia dimana

ambang ginjal meningkat.Glukosaria menunjukkan ambang ginjal

terhadap gukosa terganggu.

e) Pemeriksaan Ketone Urin

Jumlah keton yang besar pada urin merubah pereaksi pada strip

menjadi keunguan. Ketonuria menunjukkan adanya ketoasidosis.

f) Pemeriksaan kolesteroldan kadar serum trigliserida meningkat karena

ketidakadekuatan kontrol glikemik.

g) Pemeriksaan Hemoglobin glikat (HbA1c)

Tes ini untuk mengukur prosentasi glukosa yang melekat pada

hemoglobin. Kadar glukosa darah rata-rata selam 120 hari

sebelumnya, sesuai usia eritrosit. HbA1c ini untuk mengontrol

glukosa jangka panjang, sehingga dapat memprediksi resiko

komplikasi dan hasil pemeriksaan tidak berubah karena kebaisan

makan sehari sebelum test. Pemeriksaan HbA1c dilakukan untuk

diagnosis pada interval tertentu untuk mengevaluasi penatalaksanaan

DM, dilakukan 2 kali dalam setahun pada penderita DM. Kadar yang
16

direkomendasikan ADA adalah <7% (ADA, 2003 dalam Black &

Hawks, 2005; Ignativicius & Workman, 2006).

7. Komplikasi Diabetes Melitus

a) Komplikasi akut

1) Koma Hipoglikemia

Keadaan ini biasanya ditandai dengan penurunan glukosa darah

kurang dari 60mg/dl yang biasanya terjadi pada DM tipe I.

Penyebabnya adalah pemberian insulin yang berlebih sehingga

terjadi penurunan glukosa dalam darah.

2) Krisis Hiperglikemia

Hiperglikemia yang terjadi merupakan kondisi serius pada DM

baik tipe I maupun tipe II.Terjadi dalam bentuk ketoasidosis dan

hiperglikemia hiperosmolar nonketotik (HHNK).

(a) Ketoasidosis

Ketoasidosis lebih banyak terjadi pada DM tipe I dan

jarang pada DM tipe II karena masih terdapat sedikit insulin

untuk mencegah pemecahan lemak dan protein. Ketoasidosi

pada DM tipe II dapat disebabkan karena infeksi berat dan

adanya penyakit penyerta lain seperti stroke, jantung, dan

lain-lain.

Ketoasidosis yang terjadi pada pasien DM adalah

asidosis metabolik (bukan asidois respiratorik) ditandai

dengan gejala mual, muntah, haus/dehidrasi, poliuri,


17

penurunan elektrolit, nyeri abdomen, nafas bau keton/bau

buah, hipotermia, perubahan kesadaran pernafasn kussmaul.

(b) Hiperglikemia hiperosmolar nonketotik (HHNK)

Menurut Nur & Ledy (2016) mengatakan kondisi ini

biasanya terjadi pada DM tipe II akibat tingginya kadar gula

darah dan kekurangan insulin secara relatif, biasanya pada

orang tua pengidap diabetes setelah mengkonsumsi makanan

tinggi karbohidrat. Pada hiperglikemia hiperosmolar

nnketotik (HHNK) tidak terjadi ketosis karena kadar insulin

masih cukup sehingga tidak terjadi lipolisis besar-besaran.

Gejala yang muncul hipotensi, dehidrasi berat, takikardi, rasa

haus yang hebat, hipokalemia berat, tidak ada hiperventilasi

dan bau nafas, perubahan sensori, kejang dan hiperemesis

(Hudak dan Gallo, 1996; Corwin, J.E., 2001).

3) Efek Somogy

Efek somogyi adalah penurunan unik kadar glukosa darah

pada malam hari, diikuti oleh peningkatan rebound pada paginya.

Penyebab utama efek somogy adalah dosis insulin yang

berlebihan, maka langkah pertama pencegahannya adalah

memodifkasi dosis insulin, misalnya mengganti NPH dengan a

peaklessanalog long-acting, seperti glargine atau detemir.

4) Fenomena Fajar (Dawn Phenomenon)


18

Fenomena fajar adalah hipergikemia pada pagi hari (antara

jam 5 dan 9, referensi lainnya menyebutkan antara jam 3 dan 5

pagi) yang disebabkan oleh peningkatan sirkardian kadar glukosa

pada pagi hari. Fenomena ini dapat dijumpai pada penderita

diabetes tipe I dan II. Hormon lain yang memperlihatkan variasi

sirkardian pada pagi hari adalah kortisol dan hormon

pertumbuhan yang keduanya merangsang glukoneogenesis.

b) Komplikasi kronis

1) Makroangiopati

Kelainan pada jantung dan pembuluh darah seperti miokard

infark maupun gangguan fungsi jantung karena artersklerosis,

penyakit vaskuler perifer, gangguan sistem pembuluh darah otak

atu stroke (Tarwoto, dkk; 2012).

2) Mikroangiopati

Menurut Tarwoto, dkk (2012) mikroangiopati adalah kerusakan

pada saraf-saraf perifer pada oragan yang mempunyai pembuluh

darah kecil seperti pada :

(a) Retinopati diabetika (kerusakan saraf retina mata) sehingga

mengakibatkan kebutaan.

(b) Neuropati diabetika (kerusakan saraf-saraf perifer)

mengakibatkan baal/gangguan sensoris pada organ tubuh.

(c) Nefropati diabetika (kelainan/kerusakan pada ginjal) dapat

mengakibatkan gagal ginjal.


19

3) Rentan infeksi seperti TB paru, gingivitis, dan infeksi saluran

kemih (Aini & Ardiana, 2016)

4) Kaki diabetik

Komplikasi yang dapat terjadi gangguan sirkulasi, terjadi

infeksi, gangren, penurunan sensasi dan hilangnya fungsi saraf

sensorik (Aini&Ardiana, 2016).

8. Penatalaksanaan Medis Diabetes Melitus

a) Tujuan penatalaksanaan medis Diabetes Melitus

1) Menormalkan fungsi dari insulin dan menurunkan kadar glukosa

darah

2) Mencegah komplikasi vaskuler dan neuropati

3) Mencegah terjadinya hipoglikemia dan ketoasidosis

b) Prinsip penatalaksanaan medis Diabetes Melitus adalah mengontrol

gula darah dalam rentang normal.

c) Pilar Penatalaksanaan Diabetes Melitus

1) Edukasi

Edukasi yang dilakukan ini adlah upaya peningkatan

motivasi dengan merubah perilaku yang bertujuan agar penderita

diabetes melitus menjalani hidup sehat. perubahan riaku yang

diharapkan seperti mengikuti pola makan yang sehat,

meningkatkan kebugaran jasmani, mengkonsumsi obat diabetes

secara teratur, melakukan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri

PGDM), melakukan perawatan kaki, kemampuan mengenal dan


20

menghadapi keadaan sakit, kemampuan menagatasi maslah

kesehatan sederhana, bergabung dengan penyandang diabetes

melitus dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada (Perkeni,

2006; Soegondo, 2008 dalam Aini & Aridiana, 2016).

Hal penting yang perlu disampaikan saat pendidikan

kesehatan pada penderita Diabetes Melitus yaitu :

(a) Pengertian Diabetes Melitus, tanda dan gejala, penyebab,

patofisologi dan test diagnosis.

(b) Diet atau managemen diet pada pasien Diabetes Melitus

(c) Aktivitas sehari-hari atau latihan dan olahraga

(d) Pencegahan terhadap komplikasi Diabetes Melitus seperti

penatalaksanaan hipoglikemia, pencegahan terjadi gangren

pada kaki dengan latihan senam kaki.

(e) Pemberian obat-obatan Diabetes Melitus dan cara injeksi

insulin

(f) Memonitoring dan pengukuran glukosa darah secara

mandiri.

2) Terapi Gizi Medis

Tujuan manajemen diet Diabetes Melitus adalah mengontrol

total kebutuhan kalori tubuh, intake yang dibutuhkan, mencapai

kadar serum lipid normal.

Komposisi nutrisi pada diet Diabetes Melitusdiatur

berdasarkan 3J yaitu jumlah kalori, jenis dan jadwal.


21

Cara perhitungan gizi dengan menggunakan rumus BMI atau

IMT yaitu :

BMI atau IMT = BB (kg)


(TB (m)2

Keterangan :
 BB kurang = IMT <18,5
 BB normal = IMT 18,5 - 22,9
 BB lebih = IMT >23
 BB dengan resiko = IMT 23 – 24,9
 Obesitas I = IMT 25 -29,9
 Obesitas II = IMT > 30,0
(a) Kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori disesuaikan dengan berat badan
(kurus, ideal, obesitas), jenis kelamin, usia, aktivitas fisik.
Rumus Broca untuk menetukan jumlah kalori yaitu :
Berat Badan Idaman = (TB (cm) – 100) – 10%

Ketentuan :
 Berat Badan kurang = < 90% BBI
 Berat Badan normal = 90 – 110% BBI
 Berat Badan lebih = 110 – 120% BBI idaman
 Gemuk = >120% BBI (Kartini
Sukardi dalam Sidartawan, 2007).
(b) Kebutuhan karbohidrat
(c) Kebutuhan protein
(d) Kebutuhan lemak
(e) Kebutuhan serat

3) Latihan Fisik/exercise
22

Latihan fisik bertujuan :

(a) Menurunkan gula darah dengan meningkatkan metabolisme

karbohidrat

(b) Menurunkan berat badan dan mempertahankan berat badan

normal

(c) Meningkatkan sensitifitas insulin

(d) Meningkatkan kadar HDL (high density lipoprotein) dan

menurunkan kadar trigliserida

(e) Menurunkan tekanan darah

Jenis latihan fisik yang daapt dilakukan adalah olaraga

aerobic, jalan kaki, lari, bersepeda, berenang.Latihan fisik

penderita Diabetes Melitus yang perlu diperhatikan adalah

frekuensi, intensitas, durasi waktu, jenis latihan, usia dan

status kesegarab jasmani.

4) Intervensi Farmakologi (Obat)

(a) Obat antidiabetik oral atau Oral Hypoglikemik Agent (OH)

Efektif pada DM tipe II, jika managemen nutrisi dan latihan

gagal.

Jenis obat antidiabetik oral yaitu :

(1) Sulfonilurea (untuk melepas cadangan insulin) seperti

Glibenklamid, Tolbutamid, Klorpropamid.

(2) Biguanida (menghambat penyerapan glukosa diusus)

seperti metformin, glukophage.


23

(b) Pemberian hormon insulin

Pemberian hormon insulin biasanya pada penderita DM

tipe I. Tujuan pemberian insulin ini adalah meningkatkan

transport glukose kedalam sel dan menghambat konversi

glikogen dan asam amino menjadi glukosa.

Berdasarkan daya kerjanya insulin di bagi menjadi 4

yaitu :

(1) Insulin masa kerja pendek (2-4jam) seperti Regular

Insulin dan Actrapid.

(2) Insulin masa kerja menengah (6-12 jam) seperti NPH

(Neutral Protamine Hagedorn) insulin dan Lente insulin.

(3) Insulin masa kerja panjang (18-24 jam) seperti

Protamine zinc insulin dan ultralente insulin.

(4) Insulin campuran yaitu kerja cepat dan menengah

misalnya 70% NPH, 30% regular.

9. Diagnosa Keperawatan

a) Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terhadap penyakit Diabetes

Melitus pada Ny. S

b) Ketidakpatuhan terhadap cara mencegah terjadinya komplikasi

penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S

c) Defisiensi pengetahuan tentang penyakit Diabetes Melitus pada Ny.

S
24

d) Ketidakefektifan manajemen kesehatan terhadap penyakit Diabetes

Melitus pada Ny. S

e) Resiko infeksi dengan faktor resiko penyakit kronik (Diabetes

Melitus) pada Ny. S


25
48

10. Intervensi Keperawatan

Tabel 1.2 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terhadap penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S

Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi


No Intervensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar

1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Setelah Kognitif Senam kaki Keluarga mampu


pemeliharaan tindakan dilakuakan 1x diabetik adalah mengambil keputusan
kesehatan terhadap keperawatan selama kunjungan terhadap keluarga yang
selama 30 menit latihan fisik untuk sakit Diabetes melitus
penyakit Diabetes 3x kunjungan
diharapkan penderita
Melitus pada Ny. S diharapkan keluarga
ketidakefektifan Diabetes Melitus. - Beri pilihan alternatif
mampu untuk pemeliharaan
pemeliharaan Perawatan kaki
mengambil kesehatan pada
kesehatan terhadap keputusan adalah upaya
penderita Diabetes
penderita Diabetes terhadap pencegahan
Melitus
Melitus dapat keluarga yang primer pada - Bantu keluarga
sakit Diabetes penderita mengambil keputusan
teratasi
Melitus Diabetes Melitus untuk melakukan senam
agar tidak terjadi kaki diabetik
kaki diabetes. - Jelaskan tentang senam
kaki diabetik dan
perawatan kaki
- Beri energi positif pada
keluarga
26
49

Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga yang sakit
2. Setelah Diabetes Melitus
dilakuakan 1x Kognitif
kunjungan
selama 30 menit
1.1 Tujuan
senam kaki
diabetik
adalah

Lanjutan Tabel 1.2 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terhadap penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S

Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi


No Interavensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
27

diharapkan 1.2 meningkatkan - Beri pendidikan


keluarga kekuatan otot, kesehatan tentang senam
mampu aliran darah ke kaki dabetik dan
kaki perawatan kaki
merawat
- Diskusikan tentang
anggota senam kaki diabetik dan
keluarga 1.3 Indikasi
senam kaki perawatan kaki
yang sakit - Anjurkan keluarga
diabetik
Diabetes penderita mengungkapkan
Melitus Diabetes kembali
Melitus Tipe I - Beri energi positif pada
dan Tipe II keluarga

1.4 Kontra
indikasi senam
kaki diabetik
ketika sedang
nyeri dada,
cemas,
khawatir

1.5 Langkah-
langkah senam
kaki diabetik
yaitu duduk
tegak
28

50
Psikomotor

Lanjutan Tabel 1.2 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terhadap penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S

Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi


No Interavensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar

1.1 dikursi,
gerakkan
seperti cakar
ayam, tumit
dilantai dan
kaki diangkat,
ujung kaki
diangkat
keatas, jari-
jari kaki
dilantai, kaki
diluruskan
29

diangkat,
meremas-
remas koran
dilantai.

1.2 Pemeriksaan
kaki pada
unggung
kaki, telapak,
sisi kaki dan
sela-sela kaki
51
1.3 Perawatan
kaki dengan
Lanjutan Tabel 1.2 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terhadap penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S

Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi


No Interavensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar

mencuci dengan
bersih, bilas dengan
handuk lembut,
potong kuku sesuai
bentuk normal

1.1 Hal-hal yang


perlu
30

dihindari
adalah jangan
menggunakan
kaos kaki
sempit,
jangan
merokok,
jangan
menyikat kaki
dengan sikat

3.1 Kontrol ke
pelayanan
kesehatn satu
bulan sekali ke
pelayanan
kesehatan

3. Setelah Psikomotor Memanfaatkan fasilitas


dilakuakan 1x kesehatan
kunjungan
selama 30 - Berikan penjelasan
menit tentang waktu kontrol
diharapkan
31

keluarga kepelayanan
52 mampu kesehatan
 Motivasi keluarga
untuk melakukan
Lanjutan Tabel 1.2 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terhadap penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S

Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi


No Interavensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar

memanfaatkan kontrol ke pelayanan


fasilitas kesehatan
kesehatan dalam - Berikan energi
melakukan positif pada keluarga
perawatan pada
penderitaDiabetes
Melitus
32

53

Tabel 1.3 Ketidakpatuhan terhadap cara mencegah terjadinya komplikasi penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S

No Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi


33

Diagnosa
Umum Khusus Kriteria Standar
Keperawatan

2. Ketidakpatuhan Setelah dilakukan 1. Setelah Kognitif 1.1 Diabetes Keluarga mampu


terhadap cara tindakan dilakuakan 1x Melitus mengenal masalah
mencegah keperawatan selama kunjungan adalah penyakit Diabetes melitus
selama 30 menit kumpulan
terjadinya 3x kunjungan
diharapkan gejala - Beri pendidikan
komplikasi penakit diharapkan keluarga disebabkan kesehatan tentang
Diabetes Melitus ketidakpatuhan mampu adanya penyakit Diabetes
pada Ny. S terhadap cara mengenal peningkatan Melitus
mencegah masalah kadar glukosa - Diskusikan tentang
terjadinya tentang penyakit darah akibat penyakit Diabetes
komplikasi pada Diabetes kekurangan Melitus
Melitus insulin. Gula - Anjurkan keluarga
penderita Diabetes
Darah normal mengungkapkan
Melitus dapat 70-110 mg/dl kembali
teratasi
- Beri energi positif pada
keluarga
2.1 Penyebab
penyakit
Diabetes
Melitus yaitu
:
- Keturunan
- Pola makan
- Kegemukan
- Gaya hidup
dan stres
34
54
53

Lanjutan Tabel 1.3 Ketidakpatuhan terhadap cara mencegah terjadinya komplikasi penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S

No Tujuan Kriteria Evaluasi Interavensi


35

Diagnosa
Umum Khusus Kriteria Standar
Keperawatan

1.1 Tanda dan


gejala penderita
penyakit
Diabetes
Melitus :
- Polidipsi
- Polifagia
- Poliuri
- Pengeihatan
kabur
- Penurunan
berat badan
- Mudah
mengantuk

1.2 Komplikasi
enyakit
Diabetes
Melitus :
- Penyakit
stroke
- Penyakit
gagal ginjal
- Luka tidak
kunjung
sembuh
36
55
53

Lanjutan Tabel 1.3 Ketidakpatuhan terhadap cara mencegah terjadinya komplikasi penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S

Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi


No Interavensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar

1.3 Cara perawatan


penderita
penyakit
Diabetes
Melitus :
- Diet
- Olahraga
- Memeriksaka
n diri ke
pelayanan
kesehatn
- Minum obat
teratur

2.1 Diit pada


penderita
diabetes melitus
adalah diit yang
diberikan pada
penderita
diabetes melitus
37

2. Setelah kognitif
dilakuakan 1x
kunjungan Keluarga mampu
selama 30 mengambil keputusan
menit terhadap keluarga yang
diharapkan sakit Diabetes Melitus
keluarga
mampu - Berikan penjelasan
mengambil tentang diit pada
keputusan penderita Diabetes
terhadap Melitus
56
53 keluarga yang - Berikan pilihan
alternatif keluarga
untuk melakukan diit
Lanjutan Tabel 1.3 Ketidakpatuhan terhadap cara mencegah terjadinya komplikasi penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S

Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi


No Interavensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar

sakit Diabetes 2.1 yang kadar gula - pada penderita


Melitus darah dalam urin Diabetes melitus
tinggi. - Berikan energi positif
3.1 Tujuan diit pada keluarga
adalah Keluarga mampu
memberikan merawat anggota
makanan sesuai
kebutuhan,
38

2. Setelah kognitif memertahankan keluarga yang sakit


dilakuakan 1x kadar gua darah Diabetes Melitus
kunjungan normal,
selama 30 mempertahankan - Beri pendidikan
menit berat badan kesehatan tentang diit
diharapkan untuk penderita
keluarga 3.2 Prinsip diet yaitu Diabetes Melitus
mampu dengan memilih - Diskusikan tentang
merawat lemak tak jenuh, diit untuk penderita
anggota protein cukup Diabetes Melitus
keluarga yang - Anjurkan keluarga
sakit Diabetes 3.3 Bahan makanan mengungkapkan
Melitus yang kembali
- Anjurkan klien untuk
melakukan diit
57
53 Diabetes Melitus
- Beri energi positif
pada keluarga
Lanjutan Tabel 1.3 Ketidakpatuhan terhadap cara mencegah terjadinya komplikasi penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S

Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi


No Interavensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar

3.4 dianjurkan
seperti ayam
tanpa kulit,
kangkung,
oyong, jeruk,
susu kacang
39

3.5 Makanan
yang dibatasai
seperti nasi,
susu, daun
mlinjo, nanas,
gorengan

3.6 Makanan
yang dihindari
seperti gula,
kue, kecap,
durian

3.7 Contoh menu


pada pagi hari
seperti roti
tawar 2
potong
40

58
53

Lanjutan Tabel Tabel 1.3 Ketidakpatuhan terhadap cara mencegah terjadinya komplikasi penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S

Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi


No Interavensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar

tanpa kulit,
telur dadar 1
buah, selada
3- 5 lembar,
tomat 1
buah, susu 1
gelas, jus
melon 3 iris
41

4.1 Kontrol ke
pelayanan
kesehatn
satu bulan
3. Setelah Psikomotor sekali ke Memanfaatkan fasilitas
dilakuakan 1x pelayanan kesehatan
kunjungan selama kesehatan
30 menit - Berikan penjelasan
diharapkan tentang waktu kontrol
keluarga kepelayanan
mampu kesehatan
memanfaatkan - Motivasi keluarga
fasilitas untuk melakukan
kesehatan dalam kontrol ke pelayanan
melakukan kesehatan
perawatan pada - Berikan energi positif
penderitaDiabetes pada keluarga
Melitus

59

Tabel 1.4 Defisiensi pengetahuan tentang penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S
42

Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi


No Intervensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar

Defisiensi Setelah dilakukan 1. Setelah Kognitif 1.1 Diabetes Keluarga mampu


pengetahuan tindakan dilakuakan 1x Melitus adalah mengenal masalah
3. tentang penyakit keperawatan selama kunjungan kumpulan penyakit Diabetes
selama 30 menit gejala
Diabetes Melitus 3x kunjungan melitus
diharapkan disebabkan
pada Ny. S diharapkan defisit keluarga adanya
pengetahuan - Beri pendidikan
mampu peningkatan kesehatan tentang
tentang penyakit mengenal kadar glukosa penyakit Diabetes
Diabetes Melitus masalah darah akibat Melitus
dapat teratasi tentang penyakit kekurangan - Diskusikan tentang
Diabetes insulin. Gula penyakit Diabetes
Melitus Darah normal Melitus
70-110 mg/dl - Anjurkan keluarga
mengungkapkan
1.2 Penyebab kembali
penyakit - Beri energi positif pada
Diabetes keluarga
Melitus yaitu :
- Keturunan
- Pola makan
- Kegemukan
- Gaya hidup
dan stres
1.3 Tanda dan
gejala
penderita
43

60

Lanjutan Tabel 1.4 Defisiensi pengetahuan tentang penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S

Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi


No Interavensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
44

1.4 penyakit
Diabetes Melitus
:
- Polidipsi
- Polifagia
- Poliuri
- Pengeihatan
kabur
- Penurunan
berat badan
- Mudah
mengantuk

1.5 Komplikasi
enyakit Diabetes
Melitus :
- Penyakit
jantung
- Penyakit
stroke
- Penyakit
gagal ginjal
- Luka tidak
kunjung
61 sembuh

Lanjutan Tabel 1.4 Defisiensi pengetahuan tentang penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S
45

Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi


No Interavensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar

1.6 Cara perawatan


penderita
penyakit Diabetes
Melitus :
- Diet
- Olahraga
- Memeriksakan
diri ke
pelayanan
kesehatn
- Minum obat
teratur
46

62

Tabel 1.5 Ketidakefektifan manajemen kesehatan terhadap penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S

Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi


No Intervensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
47

4. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Setelah Kognitif 1.1 Fasilitas Keluarga mampu


manajemen tindakan dilakuakan 1x kesehatan mengambil keputusan
kesehatan terhadap keperawatan selama kunjungan selama yang ada terhadap keluarga yang
30 menit dilingkunga
penyakit Diabetes 3x kunjungan sakit Diabetes Melitus
diharapkan n sekitar
Melitus pada Ny. S diharapkan keluarga seperti - Berikan penjelasan
ketidakefektifan mampu Puskesmas, tentang fasilitas yang ada
manajemen mengambil Dokter dilingkungan sekitar
keputusan Praktik - Berikan pilihan alternatif
kesehatan terhadap
terhadap keluarga keluarga untuk
penderita Diabetes menggunakan fasilitas
Melitus dapat yang sakit
Diabetes Melitus kesehatan
teratasi - Berikan energi positif
pada keluarga
2. Setelah Memanfaatkan fasilitas
dilakuakan 1x kesehatan
kunjungan selama 1.1 Kontrol ke
30 menit pelayanan - Berikan penjelasan
diharapkan Psikomotor kesehatn tentang waktu kontrol
keluarga satu bulan kepelayanan kesehatan
mampu sekali ke - Motivasi keluarga untuk
memanfaatkan pelayanan melakukan kontrol ke
fasilitas kesehatan pelayanan kesehatan
kesehatan dalam - Berikan energi positif
melakukan pada keluarga
perawatan pada
penderitaDiabetes
Melitus
48

63

Tabel 1.6 Resiko infeksi dengan faktor resiko penyakit kronik (Diabetes Melitus) pada Ny. S

Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

5. Resiko infeksi dengan Resiko Setelah dilakukan 3 kali kunjungan - bersihkan lingkungan setelah diapakai orang lain
infeksi dengan faktor resiko diharapkan tidak ada tanda-tanda resiko - tingkatkan intake nutrisi
penyakit kronik (Diabetes infeksi dengan kriteria hasil: - monitor tanda dan gejala infeksi
- monitor kerentaan terhadap infeksi
Melitus) pada Ny. S
- dorong masukan nutrisi yang cukup
49

Faktor-faktor resiki : - klien bebas dari tanda dan gejala - dorong masukan cairan
infeksi - dorong istirahat
- penyakit kronis - mendeskripsikan proses penularan - ajarkan klien tanda dan gejala infeksi
- pengetahuan yang tidak penyakit, faktor yang - ajarkan cara menghindari infeksi
cukup untuk menghindari memperngaruhi penularan serta - laporkan kecurigaan infeksi
pemanjangan atogen penatalaksanaannya
- pertahankan tubuh primer - menunjukkan kemampuan untuk
yang tidak adekuat mencegah timbulnya infeksi
- ketidakadekuatan - jumlah kleukosit dalam batas
pertahanan sekunder normal
- vaksinasi tidak adekuat - menunjukkan perilaku hidup sehat
- pemajangan terhadap
patogen
- lingkungan meningkat
- prosedur invasif
- malnutrisi
50

Anda mungkin juga menyukai

  • Cuti Siti Nur Khasanah
    Cuti Siti Nur Khasanah
    Dokumen1 halaman
    Cuti Siti Nur Khasanah
    Ayuxz Chekhalhuberuz'ahaa
    Belum ada peringkat
  • S Psi 0704495 Chapter5
    S Psi 0704495 Chapter5
    Dokumen3 halaman
    S Psi 0704495 Chapter5
    Ayuxz Chekhalhuberuz'ahaa
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Nutrisi Post Op
    Leaflet Nutrisi Post Op
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Nutrisi Post Op
    Iroel Rezpector Mu'minin
    83% (6)
  • Bab Vii
    Bab Vii
    Dokumen3 halaman
    Bab Vii
    PITERZON RUATAKUREI
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Diet Post Op
    Leaflet Diet Post Op
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Diet Post Op
    Ardoez Xiao Lauw
    100% (2)
  • 7.MK Gizi OR Status Gizi & Kebutuhan Energi PDF
    7.MK Gizi OR Status Gizi & Kebutuhan Energi PDF
    Dokumen17 halaman
    7.MK Gizi OR Status Gizi & Kebutuhan Energi PDF
    molen
    Belum ada peringkat
  • Jeronan - 21 Januari 2019
    Jeronan - 21 Januari 2019
    Dokumen3 halaman
    Jeronan - 21 Januari 2019
    Ayuxz Chekhalhuberuz'ahaa
    Belum ada peringkat
  • Bab Vii
    Bab Vii
    Dokumen3 halaman
    Bab Vii
    PITERZON RUATAKUREI
    Belum ada peringkat
  • BAB 3 Saran
    BAB 3 Saran
    Dokumen59 halaman
    BAB 3 Saran
    Ayuxz Chekhalhuberuz'ahaa
    Belum ada peringkat
  • Anemia Kti 1
    Anemia Kti 1
    Dokumen12 halaman
    Anemia Kti 1
    Ayuxz Chekhalhuberuz'ahaa
    Belum ada peringkat
  • Bab Vii
    Bab Vii
    Dokumen3 halaman
    Bab Vii
    PITERZON RUATAKUREI
    Belum ada peringkat
  • Cover DM
    Cover DM
    Dokumen2 halaman
    Cover DM
    Ayuxz Chekhalhuberuz'ahaa
    Belum ada peringkat
  • Fixx Lembar Bab I
    Fixx Lembar Bab I
    Dokumen11 halaman
    Fixx Lembar Bab I
    Ayuxz Chekhalhuberuz'ahaa
    Belum ada peringkat
  • Cover Kti
    Cover Kti
    Dokumen1 halaman
    Cover Kti
    Ayuxz Chekhalhuberuz'ahaa
    Belum ada peringkat
  • Cover Kti
    Cover Kti
    Dokumen1 halaman
    Cover Kti
    Ayuxz Chekhalhuberuz'ahaa
    Belum ada peringkat
  • Cover Anemia
    Cover Anemia
    Dokumen2 halaman
    Cover Anemia
    Ayuxz Chekhalhuberuz'ahaa
    Belum ada peringkat
  • Sap Diit Anemia
    Sap Diit Anemia
    Dokumen6 halaman
    Sap Diit Anemia
    Ayuxz Chekhalhuberuz'ahaa
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan DM 2
    Lembar Pengesahan DM 2
    Dokumen12 halaman
    Lembar Pengesahan DM 2
    Ayuxz Chekhalhuberuz'ahaa
    Belum ada peringkat
  • DM Dita
    DM Dita
    Dokumen17 halaman
    DM Dita
    adita
    Belum ada peringkat
  • Intervensi Keperawatan
    Intervensi Keperawatan
    Dokumen4 halaman
    Intervensi Keperawatan
    Ayuxz Chekhalhuberuz'ahaa
    Belum ada peringkat
  • Cover DF
    Cover DF
    Dokumen2 halaman
    Cover DF
    Ayuxz Chekhalhuberuz'ahaa
    Belum ada peringkat
  • Cover Kti
    Cover Kti
    Dokumen1 halaman
    Cover Kti
    Ayuxz Chekhalhuberuz'ahaa
    Belum ada peringkat
  • Sap Anemia Revisiiiiiiiiiiiiiiii
    Sap Anemia Revisiiiiiiiiiiiiiiii
    Dokumen7 halaman
    Sap Anemia Revisiiiiiiiiiiiiiiii
    Ayuxz Chekhalhuberuz'ahaa
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan DM 2
    Lembar Pengesahan DM 2
    Dokumen12 halaman
    Lembar Pengesahan DM 2
    Ayuxz Chekhalhuberuz'ahaa
    Belum ada peringkat
  • Peluang Usaha
    Peluang Usaha
    Dokumen20 halaman
    Peluang Usaha
    Ayuxz Chekhalhuberuz'ahaa
    Belum ada peringkat
  • LP DM
    LP DM
    Dokumen10 halaman
    LP DM
    Ayuxz Chekhalhuberuz'ahaa
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Pemeliharaan Gigi 3sd Revisian
    Kuesioner Pemeliharaan Gigi 3sd Revisian
    Dokumen5 halaman
    Kuesioner Pemeliharaan Gigi 3sd Revisian
    Ayuxz Chekhalhuberuz'ahaa
    Belum ada peringkat
  • SAP Anemia
    SAP Anemia
    Dokumen5 halaman
    SAP Anemia
    Arief Ferri Nurdin
    100% (1)
  • Askep Gastroenteritis (Ge)
    Askep Gastroenteritis (Ge)
    Dokumen11 halaman
    Askep Gastroenteritis (Ge)
    Angger Bayu Muhamad Farizi
    Belum ada peringkat