mengalirkan volume urin yang banyak dengan kadar gula glukosa tinggi.
Menurut Black & Hawk (2009) dalam Tarwoto dkk (2012) diabetes
dan protein awal terjadinya hiperglikemia (kadar gula yang tinggi dalam
darah).
menjadi :
antibody sel islet (ICAs) yang dapat merusak sel-sel beta pankreas.
glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati
insulin.
terdeteksi, tetapi jika gula darah tinggi baru dapat dirasakan seperti
usia muda.
penduduk yang miskin. Diabetes tipe ini dapat ditegakkan jika ada 3
Melitus.
Mungkin asimtomatik,
Biasanya berat, dengan kejadian berlahan, tubuh
Tipe kejadian
cepat terjadi hiperglikemia. beradaptasi terhadap
keadaan hiperglikemia.
Resistensi terhadap
Mudah terjadi ketosis,
Ketosis ketosis, dapat terjadi jika
jarang terjadi ika terkontrol.
disertai infeksi atau stres
a) Faktor presipitasi
6
berikut :
1) Faktor genetik
2) Faktor-faktor imunologi
b) Faktor predisposisi
sebagai berikut :
1) Kelainan genetik
2) Usia
cepat saji kaya akan pengawet, lemak dan gula. Makanan tersebut
terkena diabetes.
6) Infeksi
dibentuk dihati dari makanan yang dikonsumsi yang masuk sebagian untuk
kebutuahn energi dan sebagian disimpan dalam bentuk gikogen dihati dan
produksinya masuk dalam darah dengan jumlah sedikit dan meningkat jika
unit, untuk mempertahankan gula darah tetap stabil antara 70-120 mg/dl.
protein.
hati. Penyebab utama resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada
meningkat.
haus.
rasa lapar.
pada mata yang dapat merusak retina serta kekeruhan pada lensa.
kulit.
g) Ketonuria
asam lemak untuk energi, asam lemak akan dipecah menajdi keton
sebelum test biasanya jam 08.00 pagi sampai jam 20.00, boleh
minum.
puasa.
venanya.
14
normal kurang dari 120 mg/100 ml serum dan hasil abnorma lebih
(TTGO)
12 jam sebelum test dan selama test, boleh minum air putih, tidak
Jumlah keton yang besar pada urin merubah pereaksi pada strip
DM, dilakukan 2 kali dalam setahun pada penderita DM. Kadar yang
16
a) Komplikasi akut
1) Koma Hipoglikemia
2) Krisis Hiperglikemia
(a) Ketoasidosis
lain-lain.
3) Efek Somogy
b) Komplikasi kronis
1) Makroangiopati
2) Mikroangiopati
mengakibatkan kebutaan.
4) Kaki diabetik
darah
1) Edukasi
insulin
mandiri.
IMT yaitu :
Keterangan :
BB kurang = IMT <18,5
BB normal = IMT 18,5 - 22,9
BB lebih = IMT >23
BB dengan resiko = IMT 23 – 24,9
Obesitas I = IMT 25 -29,9
Obesitas II = IMT > 30,0
(a) Kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori disesuaikan dengan berat badan
(kurus, ideal, obesitas), jenis kelamin, usia, aktivitas fisik.
Rumus Broca untuk menetukan jumlah kalori yaitu :
Berat Badan Idaman = (TB (cm) – 100) – 10%
Ketentuan :
Berat Badan kurang = < 90% BBI
Berat Badan normal = 90 – 110% BBI
Berat Badan lebih = 110 – 120% BBI idaman
Gemuk = >120% BBI (Kartini
Sukardi dalam Sidartawan, 2007).
(b) Kebutuhan karbohidrat
(c) Kebutuhan protein
(d) Kebutuhan lemak
(e) Kebutuhan serat
3) Latihan Fisik/exercise
22
karbohidrat
normal
gagal.
yaitu :
9. Diagnosa Keperawatan
S
24
Tabel 1.2 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terhadap penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S
Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga yang sakit
2. Setelah Diabetes Melitus
dilakuakan 1x Kognitif
kunjungan
selama 30 menit
1.1 Tujuan
senam kaki
diabetik
adalah
Lanjutan Tabel 1.2 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terhadap penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S
1.4 Kontra
indikasi senam
kaki diabetik
ketika sedang
nyeri dada,
cemas,
khawatir
1.5 Langkah-
langkah senam
kaki diabetik
yaitu duduk
tegak
28
50
Psikomotor
Lanjutan Tabel 1.2 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terhadap penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S
1.1 dikursi,
gerakkan
seperti cakar
ayam, tumit
dilantai dan
kaki diangkat,
ujung kaki
diangkat
keatas, jari-
jari kaki
dilantai, kaki
diluruskan
29
diangkat,
meremas-
remas koran
dilantai.
1.2 Pemeriksaan
kaki pada
unggung
kaki, telapak,
sisi kaki dan
sela-sela kaki
51
1.3 Perawatan
kaki dengan
Lanjutan Tabel 1.2 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terhadap penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S
mencuci dengan
bersih, bilas dengan
handuk lembut,
potong kuku sesuai
bentuk normal
dihindari
adalah jangan
menggunakan
kaos kaki
sempit,
jangan
merokok,
jangan
menyikat kaki
dengan sikat
3.1 Kontrol ke
pelayanan
kesehatn satu
bulan sekali ke
pelayanan
kesehatan
keluarga kepelayanan
52 mampu kesehatan
Motivasi keluarga
untuk melakukan
Lanjutan Tabel 1.2 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terhadap penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S
53
Tabel 1.3 Ketidakpatuhan terhadap cara mencegah terjadinya komplikasi penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S
Diagnosa
Umum Khusus Kriteria Standar
Keperawatan
Lanjutan Tabel 1.3 Ketidakpatuhan terhadap cara mencegah terjadinya komplikasi penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S
Diagnosa
Umum Khusus Kriteria Standar
Keperawatan
1.2 Komplikasi
enyakit
Diabetes
Melitus :
- Penyakit
stroke
- Penyakit
gagal ginjal
- Luka tidak
kunjung
sembuh
36
55
53
Lanjutan Tabel 1.3 Ketidakpatuhan terhadap cara mencegah terjadinya komplikasi penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S
2. Setelah kognitif
dilakuakan 1x
kunjungan Keluarga mampu
selama 30 mengambil keputusan
menit terhadap keluarga yang
diharapkan sakit Diabetes Melitus
keluarga
mampu - Berikan penjelasan
mengambil tentang diit pada
keputusan penderita Diabetes
terhadap Melitus
56
53 keluarga yang - Berikan pilihan
alternatif keluarga
untuk melakukan diit
Lanjutan Tabel 1.3 Ketidakpatuhan terhadap cara mencegah terjadinya komplikasi penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S
3.4 dianjurkan
seperti ayam
tanpa kulit,
kangkung,
oyong, jeruk,
susu kacang
39
3.5 Makanan
yang dibatasai
seperti nasi,
susu, daun
mlinjo, nanas,
gorengan
3.6 Makanan
yang dihindari
seperti gula,
kue, kecap,
durian
58
53
Lanjutan Tabel Tabel 1.3 Ketidakpatuhan terhadap cara mencegah terjadinya komplikasi penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S
tanpa kulit,
telur dadar 1
buah, selada
3- 5 lembar,
tomat 1
buah, susu 1
gelas, jus
melon 3 iris
41
4.1 Kontrol ke
pelayanan
kesehatn
satu bulan
3. Setelah Psikomotor sekali ke Memanfaatkan fasilitas
dilakuakan 1x pelayanan kesehatan
kunjungan selama kesehatan
30 menit - Berikan penjelasan
diharapkan tentang waktu kontrol
keluarga kepelayanan
mampu kesehatan
memanfaatkan - Motivasi keluarga
fasilitas untuk melakukan
kesehatan dalam kontrol ke pelayanan
melakukan kesehatan
perawatan pada - Berikan energi positif
penderitaDiabetes pada keluarga
Melitus
59
Tabel 1.4 Defisiensi pengetahuan tentang penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S
42
60
Lanjutan Tabel 1.4 Defisiensi pengetahuan tentang penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S
1.4 penyakit
Diabetes Melitus
:
- Polidipsi
- Polifagia
- Poliuri
- Pengeihatan
kabur
- Penurunan
berat badan
- Mudah
mengantuk
1.5 Komplikasi
enyakit Diabetes
Melitus :
- Penyakit
jantung
- Penyakit
stroke
- Penyakit
gagal ginjal
- Luka tidak
kunjung
61 sembuh
Lanjutan Tabel 1.4 Defisiensi pengetahuan tentang penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S
45
62
Tabel 1.5 Ketidakefektifan manajemen kesehatan terhadap penyakit Diabetes Melitus pada Ny. S
63
Tabel 1.6 Resiko infeksi dengan faktor resiko penyakit kronik (Diabetes Melitus) pada Ny. S
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
5. Resiko infeksi dengan Resiko Setelah dilakukan 3 kali kunjungan - bersihkan lingkungan setelah diapakai orang lain
infeksi dengan faktor resiko diharapkan tidak ada tanda-tanda resiko - tingkatkan intake nutrisi
penyakit kronik (Diabetes infeksi dengan kriteria hasil: - monitor tanda dan gejala infeksi
- monitor kerentaan terhadap infeksi
Melitus) pada Ny. S
- dorong masukan nutrisi yang cukup
49
Faktor-faktor resiki : - klien bebas dari tanda dan gejala - dorong masukan cairan
infeksi - dorong istirahat
- penyakit kronis - mendeskripsikan proses penularan - ajarkan klien tanda dan gejala infeksi
- pengetahuan yang tidak penyakit, faktor yang - ajarkan cara menghindari infeksi
cukup untuk menghindari memperngaruhi penularan serta - laporkan kecurigaan infeksi
pemanjangan atogen penatalaksanaannya
- pertahankan tubuh primer - menunjukkan kemampuan untuk
yang tidak adekuat mencegah timbulnya infeksi
- ketidakadekuatan - jumlah kleukosit dalam batas
pertahanan sekunder normal
- vaksinasi tidak adekuat - menunjukkan perilaku hidup sehat
- pemajangan terhadap
patogen
- lingkungan meningkat
- prosedur invasif
- malnutrisi
50