Anda di halaman 1dari 2

1.

Bioteknologi Tradisional
Pada periode ini, merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme secara
langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim. Proses pembuatan makanan dengan
teknik konvensional ini masih sangat sederhana dan hanya dilakukan dalam skala kecil.
Manusia belum melakukan penelitian secara ilmiah bahwa pada peristiwa fermentasi yang
mengubah bahan dasar menjadi bahan makanan yang lebih tahan lama, merupakan hasil dari
proses metabolisme mikroorganisme. Pada periode ini, belum ada penelitian mengenai
fenomena yang terjadi, karena semua berawal dari ketidaksengajaan.
Periode ini ditandai dengan adanya peristiwa sebagai berikut:
 Pada masa 8000 SM, bangsa Babilonia, Mesir dan Romawi telah mengenal cara bercocok
tanam yang baik dengan cara pengumpulan dan pemilihan benih untuk ditanam. Selain itu,
di bidang peternakan, mereka telah mengembangbiakkan hewan ternak secara
selektif untuk peningkatan kualitas ternak.
 Pada masa 6000 SM, manusia mengetahui cara membuat minuman bir dan anggur
menggunakan teknik fermentasi. Selain itu, juga membuat roti dengan bantuan ragi.

2. Bioteknologi Ilmiah
Pada perkembangan bioteknologi selanjutnya, manusia mulai menyadari bahwa
fenomena yang terjadi pada proses fermentasi tidak terjadi dengan sendirinya. Oleh karena
itu, rasa ingin tahu mendorong mereka untuk melakukan penelitian yang menggunakan
prinsip-prinsip ilmiah.
Periode ini ditandai dengan adanya beberapa peristiwa berikut ini:
a. Tahun 1870 : Louis Pasteur menemukan adanya mikroba dalam makanan dan
minuman.
b. Tahun 1890 : Alkohol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar motor.
c. Tahun 1897 : Penemuan enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah gula
menjadi alkohol oleh Eduard Buchner.
d. Tahun 1915 : Produksi aeston, butanol, dan gliserol dengan menggunakan
bakteri.
e. Tahun 1928 : Penemuan zat antibiotik penisilin oleh Alexander Fleming.

Anda mungkin juga menyukai