Anda di halaman 1dari 4

OJK: First Travel Harus Kembalikan Uang Calon Jemaah Umrah

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan kepada biro penyelenggara jasa umrah, First
Travel untuk mengembalikan uang ribuan calon jemaah yang menjadi korban karena tak kunjung
diberangkatkan. Imbauan ini menyusul penangkapan bos First Travel, Andika Surachman dan istrinya
Annisa Hasibuan.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengungkapkan, OJK bertanggung jawab
mengawasi seluruh lembaga keuangan. Sementara izin First Travel bukan dari OJK. "Ini kan ada
masyarakat yang dirugikan, dan sudah dilaporkan. Sudah diatasi juga secara hukum," tegasnya di Desa
Pasir Angin, Mega Mendung, Bogor, Senin (14/8/2017).

OJK, sambung Wimboh, tidak akan menyuntikkan dana atau bail out untuk mengganti
kerugian yang diderita para jemaah. Kewajiban ganti rugi tetap melekat pada First Travel.

"Tidak ada (bail out), kita hanya bantu mengkomunikasikan. Kan ini lagi proses identifikasi, investigasi.
Kita tunggu saja lah nanti. Kalau dia (First Travel) punya duit, harus dibayar," Wimboh menjelaskan.

Untuk diketahui, Polisi menangkap Andika Surachman dan Anniesa Desvitasari selaku Direktur Utama
dan Direktur PT First Travel. Keduanya ditetapkan sebagai tersangka untuk kasus penipuan dan
penggelapan, pencucian uang serta pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik
(ITE).

Kini Andika dan Anniesa telah ditahan di Rutan Polda Metro Jaya. Akibat perbuatannya, mereka
terancam hukuman lebih dari 15 tahun penjara. Sebab dari 70 ribu jemaah yang mendaftar ibadah
umrah, 35 ribu orang tidak bisa berangkat.

Buntut penangkapan tersebut, kini garis polisi terbentang di Kantor Biro Perjalanan PT First Anugerah
Karya Wisata atau First Travel di Gedung GKM, Green Tower lantai 16, Jalan TB Simatupang Kav
89G, Jakarta Selatan.

Penyidik Bareskrim Polri melarang siapa pun beraktivitas di kantor itu. Akibatnya, jemaah yang
mengurus pengembalian uang dibuat kebingungan dan terkatung-katung di lantai dasar.

http://bisnis.liputan6.com/read/3057596/ojk-first-travel-harus-kembalikan-uang-calon-jemaah-umrah
Kasus Kredit Bodong, OJK Panggil Manajemen BPR

BANDUNG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional Jawa Barat memanggil
manajemen Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk memverifikasi kasus kredit bodong. Kepala
OJK Jawa Barat Sarwono mengatakan, pihaknya telah memanggil salah satu manajemen BPR
yang diduga telah menyalurkan kredit dengan sertifikat-sertifikasi palsu.

“Hari ini (kemarin) kami sudah panggil BPR-nya. Besok kami akan memanggil empat BPR
lainnya yang ada hubungannya dengan pembiayaan ini,” jelas Sarwono di Bandung, Kamis
(10/8/2017).

Menurut dia, pemanggilan tersebut untuk memverifikasi kasus kredit bodong yang melibatkan
345 debitur dari kalangan guru. Ia menambahkan dalam konteks pengawasan, OJK sedang
mendalami dan meneliti pelaksanaan prosedur pemberian kredit dari awal sampai proses
pemberian surat.

Sebagian besar, lanjut dia, pemberian kredit itu melibatkan guru yang ada di Bandung,
sehingga pihaknya akan melakukan proses verifikasi dengan melakukan interview. Bagaimana
proses pemberian kredit hingga bisa dicairkan, OJK akan mencari titik kelemahan dari proses
tersebut.
Kerugian akibat kredit menggunakan sertifikat-sertifikasi palsu itu diperkirakan mencapai
Rp36 miliar. “Kami juga sedang meneliti. BPR mana saja yang tersangkut masalah ini. Karena
ada juga BPR di luar OJK Jabar,” paparnya

Ketika ditanya terkait sanksi yang akan diberikan OJK, Sarwono mengaku, persoalan kredit
bodong tersebut adalah masalah operasional. Sehingga OJK hanya akan memberikan
pembinaan kepada manajemen BPR agar memperbaiki kelemahan dalam memberikan kredit
kepada debitur.

https://ekbis.sindonews.com/read/1229148/178/kasus-kredit-bodong-ojk-panggil-
manajemen-bpr-1502361680
OJK: Jangan Tergiur Promo Umrah, Pasti Ada Risikonya

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, masyarakat harus paham dengan segala bentuk
investasi atau kegiatan pengumpulan dana yang menjanjikan mbal hasil tinggi, maupun
program umrah promo First Travel yang menawarkan harga Rp 14 juta atau di bawah harga
pada umumnya.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengungkapkan OJK akan terus melakukan
edukasi kepada masyarakat supaya betul-betul paham mengenai risiko sebuah investasi.

"Jangan cuma paham manfaatnya saja yang menggiurkan. Kalau tidak make sense, tidak
rasional, mestinya curiga karena pasti dibaliknya ada risiko. Hati-hati betul termasuk umrah
promo seperti ini," kata Wimboh di Gedung Bank Indonesia (BI), Jakarta, Minggu
(20/8/2017).
Diakui pimpinan OJK periode 2017-2022 ini, kasus penipuan dan penggelapan investasi,
termasuk oleh biro jasa perjalanan umrah seperti First Travel bukanlah kali pertama.

"Ini sudah kesekian kalinya masyarakat tertipu daya dengan iklan-iklan menggiurkan,
pendapatan yang tinggi, bahkan setor cuma segini tapi return besar. Jangan dilakukan kalau
memang tidak make sense," Wimboh berharap.

Ia menuturkan, izin First Travel di bawah Kementerian Agama (Kemendag), bukan di OJK.
Tugas OJK mengawasi lembaga jasa keuangan bank maupun non bank, seperti pasar modal,
asuransi, dan lainnya. Namun OJK merupakan anggota dari Satgas Waspada Investasi.

"OJK kan anggota Satgas, OJK tidak ngawasi perusahaan travel, tapi lembaga jasa keuangan.
Izin First Travel dari Kemenag. Kalau ada masyarakat yang merasa dirugikan, lalu lapor, ya
kita membantu Kemenag dan Kepolisian," tuturnya.

"Peran OJK memfasilitasi supaya kasus ini cepat selesai. Kalau akan ada koordinasi, kita bisa
lakukan. Kalau rekening First Travel mau diinvestigasi oleh Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan (PPATK), ya kita kasih izin untuk masuk," pungkas Wimboh.

http://bisnis.liputan6.com/read/3064582/ojk-jangan-tergiur-promo-umrah-pasti-ada-risikonya
Kemenag: First Travel Harus Berangkatkan Calon Jamaah Umrah dan Dilarang Buka
Pendaftaran Baru

Setelah Ototitas Jasa Keuangan (OJK) melarang First Travel untuk mengeluarkan
promo umrah, kini Menteri Agama juga mengultimatum First Travel untuk bisa menyelesaikan
janjinya pada jemaah sesuai dengan jadwal yang dijanjikan.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan pihaknya telah berkali-kali


memanggil First Travel. Dari pertemuan itu Lukman bilang First Travel menyepakati beberapa
hal.

Yang pertama, First Travel diwajibkan memberangkatkan calon jemaah yang sudah lama
terjadwal berangkat dan bahkan sudah berkali-kali ditunda.

Yang kedua, First Travel untuk tidak lagi membuka pendaftaran


pemberangkatan umrah promo yang harganya menurut Lukman tak masuk akal dan tidak
sebanding dengan realitas biaya yang harus dibayarkan.

Yang ketiga, mengembalikan refund bagi mereka yang tidak lagi ingin berangkat. Ketiga hal
itu kata Lukman terus dilakukan pengawasan oleh Kementerian Agama. Agar First
Travel menjalankan janjinya.

"Intinya kita akan menjatuhkan sanksi dalam bentuk pencabutan ijin First Travelsebagai
penyelenggara ibadah umrah bila tak menepati janjinya," kata Lukman di Kompleks DPR RI,
Senin (24/7).

http://www.tribunnews.com/bisnis/2017/07/25/kementerian-agama-resmi-cabut-izin-first-
travel

Anda mungkin juga menyukai