Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gula darah atau glukosa darah dapat didefinisikan sebagai gula

yang ditransportasikan melalui aliran darah untuk memenuhi kebutuhan

energi ke seluruh sel di dalam tubuh. Sedangkan kadar glukosa darah

merupakan tingkat glukosa di dalam darah (Nordqvist, 2014). Dalam

tubuh manusia glukosa merupakan sumber energi bagi sebagian fungsi sel

dan jaringan. Glukosa berasal dari karbohidrat yang dikonsumsi melalui

makanan dan disimpan sebagai glikogen dihati dan otot (Lestari,2013).


Sebagian besar karbohidrat yang dicerna di dalam makanan akan

membentuk glukosa, yang kemudian akan dialirkan kedalam darah, dan

gula lain akan dirubah menjadi glukosa di hati (Kasangke,2015). Glukosa

merupakan monosakarida paling dominan yang terdapat di dalam darah

yang berasal dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai

glikogen dihati dan diotot rangka. Glukosa darah berfungsi sebagai

penyedia energi bagi tubuh dan jaringa - jaringan yang ada dalam tubuh

(Widyastuti, 2011).
Umumnya tingkat glukosa darah bertahan pada batas-batas yang

sempit sepanjang hari (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah

makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum

makan (Henrikson & Nielsen, 2009). Bila seseorang dikatakan mengalami

hyperglycemia apabila keadaan kadar gula dalam darah jauh diatas nilai

normal, sedangkan hypoglycemia suatu keadaan kondisi dimana seseorang

1
2

mengalami penurunan nilai gula dalam darah dibawah normal

(Rudi,2013).
Semua sel dengan tiada hentinya mendapat glukosa,tubuh

mempertahankan kadar glukosa dalam darah yang konstan, yaitu sekitar

80-100 mg/dl bagi dewasa dan 80-90 mg/dl bagi anak, walaupun pasokan

makanan dan kebutuhan jaringan berubah-ubah sewaktu kita tidur,makan,

dan bekerja (Cranmer et al.,2009). Proses ini disebut homeostasis glukosa.

Kadar glukosa yang rendah, yaitu hipoglikemia dicegah dengan pelepasan

glukosa dari simpanan glikogen hati yang besar melalui jalur

glikogenolisis dan sintesis glukosa dari laktat, gliserol, dan asam amino di

hati melalui jalur glukonoegenesis dan melalui pelepasan asam lemak dari

simpanan jaringan adiposa apabila pasokan glukosa tidak mencukupi.

Kadar glukosa darah yang tinggi yaitu hiperglikemia dicegah oleh

perubahan glukosa menjadi glikogen dan perubahan glukosa menjadi

triasilgliserol di jaringan adiposa. Keseimbangan antar jaringan dalam

menggunakan dan menyimpan glukosa selama puasa dan makan terutama

dilakukan melalui kerja hormon homeostasis metabolik yaitu insulin dan

glukagon ( Ferry, 2008).


Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak

atau berlebihan yaitu berada >200mg/dL setelah 2 kali pengecekan kadar

gula darah. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh stress, infeksi, dan

konsumsi obat-obatan tertentu. Hiperglikemia merupakan suatu keadaan

meningkatnya kadar glukosa darah dalam tubuh seseorang yang melebihi

kadar normal. Penyebab belum pasti tetapi sering dihubungkan dengan


3

kurangnya insulin dan factor predisposisi yaitu, genetik, umur, obesitas.

Hiperglikemi yang tidak dikontrol secara terus menerus akan berkembang

menjadi penyakit diabetes militus dan merupakan faktor resiko untuk

penyakit metabolik lainnya (Kasengke,2015).


Penurunan kadar glukosa darah disebut dengan hipoglikemia

terjadi akibat dari tidak adekuatnya asupan makanan, aktivitas fisik dan

obat-obatan yang diguakan. Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala

klinis antara lain penderita merasa pusing, lemas, gemetar, pandangan

menjadi kabur dan gelap, berkeringat dingin, detak jantung meningkat dan

terkadang sampai hilang keadaan yang biasanya disebut dengan syok

hipoglikemik (Nabyl,2009).
Tubuh manusia mengatur kadar glukosa darah sehingga tidak

terlalu rendah maupun terlalu tinggi. Kondisi demikian untuk menjaga

keseimbangan stabilitas darah dalam lingkungan homeostasis yang

diperlukan oleh tubuh sehingga mampu berfungsi secara optimal. Jka

kadar gula darah terlalu tinggi maupun terlalu rendah akan menimbulkan

beberapa gejala yang dapat membahayakan tubuh (Nordqvist, 2014).


Penyimpangan kadar gula dalam darah disebabkan karena adanya

perubahan oksidasi glukosa yang dapat naik beberapa kali pada saat

melakukan kerja dan akan diatur kembali dengan cepat melalui pengaturan

hormon, selain itu bisa disebabkan karena mengonsumsi makanan secara

berlebihan yang mengandung karbohidrat dan akibatnya dengan kadar

karbohidrat yang tinggi bisa menyebabkan kenaikan sementara kadar

gukosa di dalam darah. Khususnya insulin yang bekerja menurunkan kadar

glukosa di dalam tubuh (Anggraeni,2015) .


4

Jumlah glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh hati serta yang

dipergunakan oleh jaringan perifer tergantung pada keseimbangan

fisiologis insulin dan glukagon yang bekerjasama untuk mempertahankan

kadar glukosa darah tetap normal (Sherwood, 2011).

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan rumusan masalahnya

yaitu “Bagaimana Asuhan Keperawatan dengan masalah keperawatan

resiko ketidakstabilan kadar gula darah?”

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari disusunnya Karya Tulis Ilmiyah ini adalah untuk

menggambarkan asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan resiko

ketidakstabilan kadar gula darah

D. MANFAAT PENULISAN
a. Bagi penulis
Dapat menambah, pengetahuan, wawasan dan keterampilan dalam

bidang Keperawatan khususnya pada pasien dengan resiko

ketidakstabilan kadar gula darah.

b. Bagi Pembaca
Dapat mengetahui tentang masalah keperawatan resiko ketidakstabilan

kadar gula darah, penyebab penatalaksanaan dan cara penanganannya.


c. Bagi Institusi
Sebagai referensi di perpustakaan yang dapat digunakan untuk

menambah wawasan dan informasi bagi mahasiswa dan STIKES Al-

Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

Anda mungkin juga menyukai