Dosen Pengampu
DR SUDIRMAN, MN
2018
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga
tetap tercurahlimpahkan kepada Nabiyullah Muhammad SAW.
Makalah yang berjudul Patofisiologi Congestive Heart Failure (CHF) merupakan
tugas dari mata kuliah Patofiologi, semoga makalah ini dapat menjawab tugas yang
diberikan sesuai dengan harapan dari dosen Pengampu.
Terimakasih pada Rekan-rekan Magister Terapan Kesehatan Poltekkes Kemenkes
Semarang yang bersedia membantu sehingga terselesaikannya makalah ini dengan baik
terutama pada rekan – rekan kelompok 6 atas kerjasamanya.
Dalam penulisan makalah ini tentu masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari
itu, kritik dan saran yang konstruktif bagi kelompok kami untuk kebaikan di masa yang
akan datang.
Akhirnya hanya kepada Allah segala sesuatu dikembalikan. Semoga penulisan
makalah ini menjadi hal yang bermanfaat khususnya bagi kelompok 6.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
untuk memompa dan mengedarkan darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke
seluruh jaringan tubuh. Jantung adalah organ tubuh yang memegang peranan
disebabkan oleh penyakit pada jantung adalah masalah yang sangat umum terjadi
tingkat 29% dari total kematian global setiap tahun. Perhitungan tersebut
dilakukan mulai pada tahun 2004 dan survei dilakukan pada 112 negara.
global sejak tahun 1990, dimana pada saat itu United of Nations (PBB) melalui
WHO menggelar riset tingkat kematian jantung pertama kali secara global. Pada
Kematian karena penyakit jantung juga menjadi masalah yang sulit diatasi
dibandingkan dengan negara maju seperti Amerika dan Inggris yang mengalami
1
penurunan jumlah penderita penyakit sebesar 20% dikarenakan bahwa
menengah ke atas dalam segi kemampuan ekonomi, dikarenakan gaya dan cara
hidup yang mewah. Namun, saat ini penderita penyakit jantung juga banyak dari
Indonesia tahun 2013 sebesar 0,13% atau diperkirakan sekitar 229.696 orang,
B. RUMUSAN MASALAH
2
1. Apa yang dimaksud dengan Congestive Heart Failure (CHF)
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
(CHF)
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Murray et al., 2012). Gagal jantung kongestif adalah sindrom klinis progresif
B. Etiologi
miocard akut esensial, serangan hipertensi, aritmia akut, infeksi atau demam,
4
kongestif, yaitu: kelainan otot jantung, aterosklerosis koroner, hipertensi sistemik
abnormal(5).
suatu kegagalan pemompaan (di mana cardiac output tidak mencukupi kebutuhan
metabolik tubuh), hal ini mungkin terjadi sebagai akibat akhir dari gangguan
jantung, pembuluh darah atau kapasitas oksigen yang terbawa dalam darah yang
menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal. Tetapi pada
gagal jantung dengan masalah yang utama terjadi adalah kerusakan serabut otot
jantung, volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal masih dapat
dipertahankan. Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap
5
Preload adalah jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung
jantung.
pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung
tekanan arteriol.
Pada gagal jantung, jika salah satu atau lebih faktor ini terganggu, maka
Kongestif paru terjadi pada venterikel kiri, karena venterikel kiri tidak
mampu memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanan dalam
klinis yang dapat terjadi meliputi dispnu, batuk, mudah lelah, denyut jantung
adalah kongestif visera dan jaringan perifer. Hal ini terjadi karena sisi kanan
6
tidak dapat mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali dari
C. Manifestasi klinis
penampilan jantung.
2. Gejala sistemik berupa lemah, cepat lelah, oliguri, nokturi, mual, muntah,
3. Gejala susunan saraf pusat berupa insomnia, sakit kepala, mimpi buruk
sampai delirium(7).
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak
mampu memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis yang terjadi
yaitu :
7
Dispnea, Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu
(PND)
Batuk
Mudah lelah, Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat
penambahan BB.
Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi
Anoreksia dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam
rongga abdomen
Nokturia
8
Kelemahan
D. Klasifikasi
kelainan fungsional :
vena juguler, ronki basah, refluks hepato jugular, edema perifer, suara jantung
pulmonal yang berdeviasi ke kiri, atau square wave blood pressure pada
yang tidak disebut kering (dry). Pasien dengan gangguan perfusi disebut dingin
(cold) dan yang tidak disebut panas (warm). Berdasarkan hal tersebut penderita
9
Kelas III (L) : kering dan dingin (dry – cold)
E. Patofisiologi
selanjutnya terjadi penurunan tekanan darah (TD), dan penurunan volume darah
kontraksi jantung melalui hukum Starling. Apabila keadaan ini tidak segera
diatasi, peninggian afterload, dan hipertensi disertai dilatasi jantung akan lebih
2002)
dilatasi venterikel dan peningkatan volume curah jantung pada akhir diastolik
dan terjadi peningkatan laju tekanan darah pada atrium kanan. Peningkatan ini
sebaliknya memantau aliran darah dari vena kava yang diketahui dengan
10
venterikel kanan maka kondisi pasien dapat ditandai adanya edema tungkai kaki
Edema
dari jumlah yang biasa atau di dalam berbagai rongga tubuh mengakibatkan
memopakan darah dengan baik sehingga darah terkumpul di daerah vena atau
Edema pada tungkai kaki terjadi karena kegagalan jantung kanan dalam
semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena. Edema ini di mulai
pada kaki dan tumit (edema dependen) dan secara bertahap bertambah keatas
tungkai dan paha dan akhirnya ke genitalia eksterna dan tubuh bagian bawah.
Edema sakral jarang terjadi pada pasien yang berbaring lama, karena daerah
sakral menjadi daerah yang dependen. Bila terjadinya edema maka kita harus
yang akan tetap cekung bahkan setelah penekanan ringan pada ujung jari , baru
11
jelas terlihat setelah terjadinya retensi cairan paling tidak sebanyak 4,5 kg dari
berat badan normal selama mengalami edema (Brunner and Suddarth, 2002)
12
Referens:
Noer, Sjaifoellah. 1996. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I, edisi ketiga. FKUI : Jakarta
Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi (konsep klinis proses-proses penyakit), edisi keempat. EGC: Jakarta.
13
F. Pemeriksaan penunjang
2. Scan jantung
4. Kateterisasi jantung
jantung kanan dan gagal jantung kiri dan stenosis katup atau insufisiensi.
5. Rontgen dada
6. Enzim hepar
7. Elektrolit
diuretic.
14
8. Oksimetri nadi
Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung kongestif akut
menjadi kronis.
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan (dini) atau
G. Penatalaksanaan
1. TERAPI PERTAMA
hipertensi harus selalu terkontrol, dan kelainan pada katup jantung dapat
15
2. TERAPI NON FARMAKOLOGIS
3. TERAPI FARMAKOLOGIS
I. Diuretik
Nitrate (isosorbide)
16
IV. Beta blockers
b. Hindari terapi ini pada pasien dengan NYHA klas I atau IV.
bisoprolol, 10 mg PO qd)
17
d. Didapatkan keadaan yang kianmemburuk dari CHF
f. Bradycardi
g. Hipotensi
dipertimbangkan pada pasien dengan gagal jantung berat dan tidak ada
pada pasien dengan atrial fibrilasi, tapi tidak diindikasikan pada pasien
4. TERAPI INFASIF
ventrikel kiri yang diskinetik. Hal ini biasanya dilakukan pada gagal
18
Permanent implantable balloon pump
berat).
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
dijumpai dan menjadi penyebab mortalitas utama baik di negara maju maupun di
negara sedang berkembang. Kejadian gagal jantung dalam individu yang menderita
kegagalan dari ventrikel jantung untuk berkontraksi secara efektif pada saat systole.
20
DAFTAR PUSTAKA
21