Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PENGGANTI MID SEMESTER

MATA KULIAH FILSAFAT ILMU


Dosen Pengampu : Prof. Dr. Iriyanto Widisuseno, M.Hum.

disusun oleh :

CHANDRA IRAWAN
NIM : P1337420815003

MAGISTER TERAPAN KESEHATAM


PROGRAM STUDI MAGISTER TERAPAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2015
TUGAS PENGANTI UJIAN MID SEMESTER
1. Pengertian filsafat dan karakteristik keilmuannya
1) Pengertian Filsafat
 Filsafat adalah ilmu yang mencari penyebab yang secara mendalam atas segala
sesuatu dengan berdasarkan logika.
 Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.
 Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam
memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas
dan menyeluruh dengan segala hubungan.
 Filsafat menurut John Brubacher diambil dari kata philosohia atau philoshopos dari
bahasa Yunani yang diartikan sebagai cinta dan kebijaksanaan. Secara simpel,
pengertian filsafat atu filosofi adalah cinta pada pengetahuan (ilmu pengetahuan) dan
kebijksanaan. Dalam bahasa Arab, pengertian filsafat dirujuk dari muhibb al-hikmah
dan dari bahasa belanda ialah wijsbegeerte. Dalam islam, tidak dikenal adanya filsafat
islam. Satu satunya yang sepadan dengan pengertian filsafat dalam Islam adalah
hikmah yang berarti pengetahuan dan kebijaksanaan.
 Pengertian filsafat menurut Anton Bakker, Achmad Charris, Zubair, bahwa filsafat
merupakan eksplisitas tentang hakikat realitas yang ada dalam kehidupan manusia,
yakni hakikat manusia itu sendiri, hakikat semesta, bahkan hakikat Tuhan, baik
menurut segi struktural, maupun menurut segi normatifnya.
 Roger Garaudy (1986) menambahkan bahwa pengertian filsafat yang berbeda beda
itu wajar, akan tetapi filsafat tidak memberi sarana sarana, akan tetapi mengajukan
pertanyaan tentang tujuan dan tentang makna makna.
2) Karakteristik keilmuan
Filsafat memiliki ciri tersendiri dalam hal kajiannya dan cara berpikirnya, yaitu :
 Berpikir secara esensial adalah berpikir dengan mengarah langsung pada substansi
persoalan dengan menanggalkan hal-hal yang tidak penting (aksidensi)
 Berpikir secara komprehensif adalah berpikir secara menyeluruh. Berpikir secara
menyeluruh berarti berpikir yang memandang semua aspek, dari aspek empiris
sampai rasional, dari phisis sampai metaphisis.
 Berpikir normatif adalah Berpikir kritis, berhubungan erat dengan pemikiran yang
mengandung makna nilai-nilai. Dalam berpikir kritis akan diperoleh nilai-nilai
dalam membangun hidup dan kehidupan
2. Arti pentingnya filsafat
Filsafat memiliki arti penting bagi kehidupan manusia dan urgensinya bagi persoalan manusia
saat ini.
a. Each person must make decisions and act (Setiap manusia harus membuat keputusan dan
melakukan tindakan)
Agar dapat megambil keputusan dengan bijaksana dan konsisten, kita membutuhkan
filsafat. Kehidupan ini sendiri menuntut kita untuk dapat membuat keputusan tentang
setiap masalah, misalnya : benar atau salah, indah dan jelek, baik atau buruk, dan
sebagainya. Hal tersebut mengharuskan kita mempunyai ukuran standar penilaian yang
jelas dan menetapkan tujuan yang akan dicapai. Suatu keputusan dianggap arif dan
bijaksana hanya mungkin bila hal tersebut telah dipertimbangkan secara masak akan baik
buruknya, layak tidaknya, untung ruginya dan sebagainya.
b. Our conduct is our own, we are really free only when we rely upon inner controls or self
choosen ends. (tingkah laku kita adalah milik kita sendiri dan kita benar-benar bebas
hanya jika kita percaya akan kontrol diri sendiri dan berakhir dengan pilihan kita sendiri)
Jika seseorang melakukan sesuatu hanya karena adat istiadat atau tradisi atau hukum,
maka dia sebenarnya belum bebas. Aristoteles mengatakan bahwa seseorang itu mungkin
rela melakukan sesuatu hanya karena takut oleh hukum. Jika dia tidak menyukai beberapa
adat istiadat atau hukum, dia dapat melakukan perlawanan dan kritik untuk merubahnya.
c. Philosophy is one of the best means by which to foster the habit of reflection (Filsafat
adalah salah satu cara terbaik untuk mendorong kebiasaan refleksi)
Filsafat dapat membantu kita untunk mengembangkan area kepeduliah kita akan hidup
dan dunia. Untuk lebih menjadi hidup lebih cerdas, kritis dan kecerdasan lain. Dengan
kata lain seseorang akan dapat menyelesaikan persoalan dalam kehidupannya dengan
mudah dan cepat dengan terus mengasah cara dia melihat masalah serta mengembangkan
rasa ingin tahu dan tertariknya tetap ada.
d. We life in an age of uncertainty and change, when many of the older beli efs and ways of
doing things are inadequate (Kita hidup di masa ketidak pastian dan perubahan, dimana
banyak kepercayaan lama dan cara melakukan sesuatu yang kurang sesuai)
Disaat seperti ini kita membutuhkan skala nilai dan kesadaran akan arah. Hanya karena
kita merasa ketidak nyamanan secara fisik saat kita berada dalam gangguan materi, dan
ketidaknyamanan moral saat dihadapkan dengan kekejaman dan ketidakadilan, jadi itu
adalah ketidaknyamanan mental saat kita dalam keberadaan pandangan fragmentaris dan
kebingungan pada dunia.
3. Ruang lingkup persoalan filsafat
Filasafat dipandang sebagai disiplin ilmu yang memiliki cabang-cabangnya :
 Metafisika
Mengkaji hakikat segala yang ada. Dalam metafisika, hakikat yang ada, dan
keberadaan (eksistensi) secara umum dikaji dalam Ontologi. sedangkan hakikat
manusia, dan alam semesta dibahas secara khusus dalam Kosmologi. Ada berbagai
perbedaan teori-teori filsafat. Idealisme dalam metafisika, misalnya, keyakinan bahwa
realitas yang dibangun mental atau material, sementara realisme menyatakan bahwa
realitas, atau setidaknya beberapa bagian dari itu, ada secara independen dari pikiran.
Idealisme subyektif menggambarkan objek sebagai tidak lebih dari koleksi atau
"bundel" dari data yang masuk dalam perseptor. Filsuf abad ke-18 George
Berkeley berpendapat bahwa keberadaan secara mendasar terkait dengan persepsi
dengan kalimat Esse est aut percipi aut percipere atau "Untuk menjadi yang
dirasakan atau melihat"

 Epistemologi mengkaji tentang hakikat, dan wilayah pengetahuan (episteme secara harafiah
berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti
batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan. Argumen regresi, masalah mendasar dalam
epistemologi, terjadi ketika untuk benar-benar membuktikan pernyataan apapun, pembenaran
itu sendiri perlu didukung oleh pembenaran lain. Rasionalisme adalah penekanan pada
penalaran sebagai sumber pengetahuan. Empirisme adalah penekanan pada bukti pengamatan
melalui pengalaman indrawi atas bukti lain sebagai sumber pengetahuan. Parmenides (fl. 500
SM) berpendapat bahwa tidak mungkin untuk meragukan dari berpikir yang benar-benar
terjadi. Tapi berpikir harus memiliki objek, oleh karena itu sesuatu yang melampaui pemikiran
benar-benar ada.

 Aksiologi membahas masalah nilai atau norma yang berlaku pada kehidupan
manusia. Dari aksiologi lahirlah dua cabang filsafat yang membahas aspek kualitas
hidup manusia yang terdiri dari etika dan estetika.

 Etika

Etika atau filsafat moral, membahas tentang bagaimana seharusnya manusia


bertindak, dan mempertanyakan bagaimana kebenaran dari dasar tindakan itu
dapat diketahui. Beberapa topik yang dibahas di sini adalah soal kebaikan,
kebenaran, tanggung jawab, suara hati, dan sebagainya.

 Estetika

Estetika membahas mengenai keindahan, dan implikasinya pada kehidupan.


Dari estetika lahirlah berbagai macam teori mengenai kesenian atau
aspek seni dari berbagai macam hasil budaya.
4. Posisi dan Kedudukan Filsafat Ilmu dalam Peta Persoalan Filsafat
Filsafat ilmu secara umum dapat difahami dari dua sisi, yaitu sebagai disiplin ilmu dan
sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan. Sebagai sebuah disiplin ilmu, filsafat ilmu
merupakan cabang dari ilmu filsafat yang membicarakan obyek khusus, yaitu ilmu
pengetahuan yang memiliki sifat dan kharakteristik tertentu hampir sama dengan filsafat pada
umumnya. Sementara itu, filsafat ilmu sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan, ia
merupakan kerangka dasar dari proses keilmuan itu sendiri. Tentang filsafat ilmu itu sendiri
merupakan satu cabang filsafat yang khusus membicarakan tentang ilmu.
Dalam filsafat ilmu dibekali dengan 3 kajian cara berfikir :
 Esensial
Berfikir dengan berfokus pemikiran yang dalam sampai pada hasil yang
fundamentalis atau esensial objek yang dipelajarinya sehingga dapat
dijadikan dasar berpijak bagi segenap nilai dan keilmuan. Jadi tidak hanya
berhenti pada periferis (kulitnya) saja, tetapi tembus sampai ke kedalamannya
 Komprehensif
Berfikir secara menyeluruh, artinya melihat objek tidak hanya dari satu sisi /
sudut pandang, melainkan secara multidimensional
 Normatif
Berpikir kritis, berhubungan erat dengan pemikiran yang mengandung makna
nilai-nilai. Dalam berpikir kritis akan diperoleh nilai-nilai dalam membangun
hidup dan kehidupan
5. Keterkaitan Filsafat – Ilmu – Pengetahuan
Hubungan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan:
Dalam sejarah filsafat Yunani, filsafat mencakup seluruh bidang ilmu pengetahuan. Lambat
laun banyak ilmu-ilmu khusus yang melepaskan diri dari filsafat. Meskipun demikian, filsafat
dan ilmu pengetahuan masih memiliki hubungan dekat. Sebab baik filsafat maupun ilmu
pengetahuan sama-sama pengetahuan yang metodis, sistematis, koheren dan mempunyai
obyek material dan formal.

Yang membedakan diantara keduanya adalah: filsafat mempelajari seluruh realitas,


sedangkan ilmu pengetahuan hanya mempelajari satu realitas atau bidang tertentu.
Filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan. Dia memberi sumbangan dan peran sebagai
induk yang melahirkan dan membantu mengembangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu
pengetahuan itu itu dapat hidup dan berkembang.
Filsafat membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam
mempertanggungjawabkan ilmunya. Pertanggungjawaban secara rasional di sini berarti
bahwa setiap langkah langkah harus terbuka terhadap segala pertanyaan dan sangkalan dan
harus dipertahankan secara argumentatif, yaitu dengan argumen-argumen yang obyektif
(dapat dimengerti secara intersuyektif).
6. Fokus Filsafat Ilmu dan Tujuan serta Manfaatnya
a. Fokus filsafat ilmu
1) Persoalan ontologis
Persoalan yang berkaitan tentang keberadaan, baik dari segi kuantitas maupun
kualitas. Persoalan ontologi dapat dikaji dengan pendekatan esesnsial karena dalam
berpikir esensial kita menegakkan cara berpikir rasional, mengedepankan fungsi akal
dalam memahami masalah. Hal itu sejalan dengan tuntutan ontologis yaitu tentang
hakikat dari suatu ilmu/persoalan
2) Persoalan Epistemologis
Persoalan epistimologis yang berkaitan dengan sumber, sarana, proses metodologi
dan evidensi dapat dikaji dengan pendekatan komperhensif. Karena dalam
pendekatan komperhensif kita berfikir dengan melihat masalah dari berbagai sudut
pandang/secara menyeluruh.
3) Persoalan aksiologis
Persoalan aksiologis berkaitan dengan nilai/pertimbangan nilai :
 Baik – buruk  etika  moral
 Indah – jelek  estetika
 Benar – salah  logika/rasio
Persoalan ini dapat dikaji dengan pendekatan normatif karena metode normatif
menuntut kita berpikir krtis. Dalam berpikir kritis akan diperoleh nilai-nilai dalam
membangun hidup dan kehidupan dan tidak hanya sekedar sesuatu yang kuantitatif.
b. Manfaat Filsafat Ilmu
Cara kerja filsafat ilmu memiliki pola dan model-model yang spesifik dalam menggali
dan meneliti dalam menggali pengetahuan melalui sebab musabab pertama dari gejala
ilmu pengetahuan. Di dalamnya mencakup paham tentang kepastian , kebenaran, dan
obyektifitas. Cara kerjanya bertitik tolak pada gejala – gejala pengetahuan mengadakan
reduksi ke arah intuisi para ilmuwan, sehingga kegiatan ilmu – ilmu itu dapat dimengerti
sesuai dengan kekhasannya masing-masing disinilah akhirnya kita dapat mengerti fungsi
dari filsafat ilmu. Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena
itu, fungsi filsafat ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara
keseluruhan, yakni :
1) Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
2) Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan
filsafat lainnya.
3) Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
4) Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan
5) Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek
kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya.
Jadi, Fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami
berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk
membangun teori ilmiah. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam
dua fungsi, yaitu: sebagai confirmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi
normatif antara hipotesis dengan evidensi dantheory of explanation yakni berupaya
menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana. Manfaat lain
mengkaji filsafat ilmu adalah
 Tidak terjebak dalam bahaya arogansi intelektual
 Kritis terhadap aktivitas ilmu/keilmuan
 Merefleksikan, menguji, mengkritik asumsi dan metode ilmu terus-menerus
sehingga ilmuwan tetap bermain dalam koridor yang benar (metode dan struktur
ilmu)
 Mempertanggungjawabkan metode keilmuan secara logis-rasional
 Memecahkan masalah keilmuan secara cerdas dan valid
 Berpikir sintetis-aplikatif (lintas ilmu-kontesktual)

Anda mungkin juga menyukai