Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan

Disusun

Dede Yuliasih 31115068

Farmasi 3 B

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA


TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI FARMASI
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Wawasan Nusantara dalam konteks NKRI” ini dengan
lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
dosen pengampu mata kuliah Kewarganegaraan.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh
dari buku panduan yang berkaitan dengan Pancasila, tak lupa penyusun ucapkan
terima kasih kepada pengajar mata kuliah Kewarganegaraan atas bimbingan dan
arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah
mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.

Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita, khususnya bagi penulis.Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Tasikmalaya, 1 Juli 2018

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................2
1.3 Tujuan ........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Wawasan Nusantara ...................................................................................5
2.1.1 Pengertian Wawasan Nusantara...............................................................5
2.1.2 Asas Wawasan Nusantara........................................................................6
2.1.3 Bentuk Wawasan Nusantara ...................................................................6
2.2 Aspek Trigatra Pancagatra dan Antargatra..................................................7
2.2.1 Aspek-aspek Trigatra...............................................................................7
2.2.2 Aspek-aspek Pancagatra..........................................................................8
2.2.3 Aspek-aspek antargatra ...........................................................................10
2.3 Peran Serta Warga Negara Implementasi Wawasan Nusantara .................11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.................................................................................................20
3.2 Saran...........................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas
dibandingkan dengan negara – negara lain , yang terbentang mulai dari sabang
sampai marauke . Diapit oleh dua benua dan dua samudera yang memiliki 2
musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau ini memang Negara yang
akan kekayaan daerahnya , lebih dari 300 suku tinggal di Indonesia mulai dari
pelosok daerah hingga perkotaan yang sekarang mulai tertinggal oleh zaman dan
digantikan dengan budaya barat . Hal ini juga memperlihatkan bahwa bangsa
Indonesia itu terdiri dari banyak suku bangsa yang Multikultural (memiliki
banyak suku), mempunyai bahasa yang berbeda-beda, kebiasaan dan adat istiadat
yang berbeda, kepercayaan yang berbeda, kesenian, ilmu pengetahuan, mata
pencaharian dan cara berpikir yang berbeda-beda . Pada zaman dahulu Negara
Indonesia untuk menjadi sebuah negara yang merdeka dari semua penjajahan
yang terjadi, Indonesia harus mempunyai wilayah, penduduk, dan pemerintah.
Karena cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya
sebagai negara kepulauan yang berdasarkan Pancasila dengan semua aspek
kehidupan yang beragam mulai dari cara pandang bahasa , berpikir yang berbeda
itulah yang membuat penulis bekeinginan untuk mempelajari dan mendalami
tentang Wawasan Nusantara . Oleh karena itu upaya merangsang, mengaktifkan
dan terus memekarkan wawasan kebangsaan sebagai revitalisasi wawasan
kebangsaan harus menggerakan dan melibatkan semua komponen bangsa.
Sehingga aspek trigatra dapat dipertahankan dan pancagatra dapat berjalan
dengan semestinya. Juga peran serta warga negara dapat mendukung
implementasi wawasan nusantara.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian wawasan nusantara?
2. Apa asas wawasan nusantara?
3. Bagaimana bentuk wawasan nusantara?
4. Apa aspek-aspek trigatra, pancagatra dan antargatra?

5. Apa saja keberhasilan dalam implementasi wawasan nusantara?

1.3. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian wawasan nusantara.

b. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan wawasan nusantara.


c. Untuk mengetahui aspek trigatra dan pancagatra dalam wawasan nusantara.

d. Untuk mengetahui peran serta warga negara mendukung implementasi


wawasan nusantara.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Wawasan Nusantara


2.1.1 Pengertian
Banyak perngertian dari wawasan nusantara ada secara etimologi dan
terminologis.dan ada pengertian dari wawasan nusantara yang diusulkan oleh
menjadi Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat dan dibuat di Lemhanas
Tahun 1999 sebagai berikut.

“Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional”
(Suyasyafitri, 2016)
Pengertian wawasan nusantara secara etimologi Wawasan Nusantara berasal dari
kata Wawasan dan Nusantara. Wawasan berasal dari kata Wawas (bahasa jawa) yang
berarti pandangan, tinjauan dan penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah
pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara
pandang dan cara melihat. Nusantara berasal dari kata Nusa dan Antara. Nusa artinya
pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak antara dua unsur.
Jadi Nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua yaitu benua
Asia dan Australia, dan dua samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik. Berdasarkan
pengertian modern, kata ‘nusantara’ digunakan sebagai pengganti nama Indonesia.”
(Suyasyafitri, 2016)
Pengertian wawasan nusantara secara terminologis, ada beberapa pendapat
sebagai berikut :
a. Menurut prof. Wan Usman, “Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa
Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan
semua aspek kehidupan yang beragam.”
b. Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi tap.
MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu “cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan
bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehipan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.”
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, secara sederhana wawasan
nusantara berarti cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungannya. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Indonesia
pada hakikatnya merupakan perwujudan dari kepulauan Nusantara sebagai
satu kesatuan (HANKAM).
2.1.2. Asas Wawasan Nusantara
Asas Wawasan Nusantara merupakan ketentuan atau kaidah dasar yang harus
dipatuhi, ditaati, dipelihara dan diciptakan demi tetap taat dan setianya komponen
pembentuk bangsa Indonesia terhadap kesepakatan bersama. Jika asas Wawasan
Nusantara diabaikan, komponen pembentuk kesepakatan bersama akan melanggar
kesepakatan bersama tersebut yang berarti tercerai berainya bangsa dan negara
Indonesia. Adapun asas Wawasan Nusantara tersebut adalah sebagai berikut:

Kepentingan yang sama. Ketika menegakkan dan merebut kemerdekaan, kepentingan


bersama bangsa Indonesia adalah menghadapi penjajah secara fisik dari bangsa lain.
Sekarang, bangsa Indonesia harus menghadapi penjajahan yang berbeda. Misalnya,
dengan cara adu domba dan memecah belah bangsa dengan menggunakan dalih
HAM, demokrasi dan lingkungan hidup. Padahal, tujuan kepentingannya sama yaitu
tercapainya kesejahteraan dan rasa aman yang lebih baik daripada sebelumnya.

Kesesuaian pembagian hasil dengan adil, jerih payah dan kegiatan baik perorangan,
golongan, kelompok maupun daerah.

Keberanian berpikir, berkata dan bertindak sesuai realita serta ketentuan yang benar
biar pun realita atau ketentuan itu pahit dan kurang enak didengarnya. Demi
kebenaran dan kemajuan bangsa dan negara, hal itu harus dilakukan.
Diperlukan kerja sama, mau memberi dan berkorban bagi orang lain tanpa
meninggalkan ciri dan karakter budaya masing-masing.

Adanya koordinasi, saling pengertian yang didasarkan atas kesetaraan sehingga


kerja kelompok, baik kelompok kecil maupun besar dapat mencapai sinergi yang
lebih baik.

Kesetiaan terhadap kesepakatan bersama untuk menjadi bangsa dan mendirikan


Negara Indonesia yang dimulai, dicetuskan dan dirintis oleh Boedi Oetomo Tahun
1908, Sumpah Pemuda Tahun 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Kesetiaan terhadap kesepakatan ini sangat penting dan menjadi tonggak utama
terciptanya persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan. Jika kesetiaan ini goyah,
dapat dipastikan persatuan dan kesatuan akan hancur berantakan.

2.1.3. Bentuk Wawasan Nusantara

a. Wawasan nusantara sebagai landasan konsepsi ketahanan nasional

Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional berarti bahwa wawasan


nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan dan
kewilayahan.

b. Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan

Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai arti cara pandang


dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri serta lingkungannya selalu mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara mencakup:

1) Perwujudan kepuluan nusantara sebagai satu kesatuan politik


2) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi
3) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan ekonomi.
4) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan politik.
5) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan
keamanan.
c. Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara
Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara mempunyai
arti pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu
kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.

d. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan

Wilayah nasional perlu ditentukan batasannya, agar tidak terjadi sengketa dengan
negara tetangga. Batasan dan tantangan negara Republik Indonesia adalah:

1. Risalah sidang BPUPKI tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945 tentang negara


Republik Indonesia dari beberapa pendapat para pejuang nasional. Dr.
Soepomo menyatakan Indonesia meliputi batas Hindia Belanda, Muh. Yamin
menyatakan Indonesia meliputi Sumatera, Jawa, Sunda Kecil, Borneo,
Selebes, Maluku - Ambon, Semenanjung Melayu, Timor, Papua, Ir. Soekarno
menyatakan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan.
2. Ordonantie (UU Belanda) 1939, yaitu penentuan lebar laut sepanjang 3 mil
laut dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang surut
atau countour pulau / darat. Ketentuan ini membuat Indonesia bukan sebagai
negara kesatuan, karena pada setiap wilayah laut terdapat laut bebas yang
berada di luar wilayah yurisdiksi nasional.
3. Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957 merupakan pengumuman pemerintah RI
tentang wilayah perairan negara RI, yang isinya:
a) Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi berdasarkan garis pasang surut
(low water line), tetapi pada sistem penarikan garis lurus (straight base line)
yang diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar dari
pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah RI.
b) Penentuan wilayah lebar laut dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut
c) Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebagai rezim Hukum Internasional, di mana
batasan nusantara 200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah laut
Indonesia. Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal, Indonesia
menjadi utuh dan tidak terpecah lagi.
2.2. Aspek Trigatra, Pancagatra dan Antargatra
2.2.1. Aspek-aspek Trigatra
Aspek trigatra adalah aspek-aspek suatu negara yang memang sudah melekat
pada negara itu yang tidak pernah sama spesifikasinya untuk setiap negara.
Trigatra mengandung unsur-unsur alamiah yang bersifat relatif tetap atau
statis. Aspek aspek trigatra meliputi geografi, kekayaan alam, dan
kependudukan.
A. Letak dan Bentuk Geografis
Geografi suatu negara adalah segala sesuatu pada permukaan
bumi yang dapat dibedakan antara hasil proses alam dan hasil ulah
manusia dan memberikan gambaran karakteristik wilayah kedalam
maupun keluar. Letak geografis bangsa indonesia berada di posisi
antara dua samudra yaitu samudra pasifik dan samudra hindia dan
diantara dua benua, yaitu benua asia dan australia. Letak geografis
ini berpengaruh besar terhadap aspek aspek kehidupan nasional
indonesia. Perwujudan wilayah nusantara menyatu dalam kesatuan
politik, ekonomi, sosial dan keamanan.
B. Keadaan dan Kemampuan

Penduduk adalah manusia yang mendiami suatu wilayah


negara. Manusia adalah faktor penentu apa yang dilakukan atau
tidak dilakukan di suatu negara. Faktor penduduk yang
mempengaruhi ketahanan nasional adalah sebagai berikut:

1. Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk


Beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah penduduk secara umum adalah
kelahiran kematian dan migrasi. Kelahiran bersifat menambah, kematian
bersifat mengurangi, migrasi dapat bersifat menambah ataupun mengurangi.
Secara umum, pertambahan penduduk membawa dampak positif dan negatif
bagi manusia. Beberapa dampak positif antara lain adalah sebagai berikut:
Tersedianya tenaga kerja, bertambahnya jenis usaha lokal, meningkatnya
investasi atau penanaman modal karena makin banyak kebutuhan manusia dan
meningkatnya inovasi karena penduduk dipaksa untuk memenuhi
kebutuhannya. Sedangkan dampak negatifnya adalah meningkatnya angka
pengangguran, kriminal, kemiskinan, makin banyaknya limbah dan polusi
serta ketersediaan pangan yang semakin berkurang.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan ciri-ciri
tertentu. Misalnya berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa,
agama, pendidikan ataupun tempat tinggal. Komposisi penduduk suatu daerah
atau negara penting untuk diketahui, karena dapat dijadikan pedoman bagi
pemerintah suatu negara dalam melaksanakan kebijakan pembangunan
perekonomian dan kesejahteraan rakyat.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Distribusi Penduduk
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di
suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau
tidak. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk
tiap daerah atau negara antara lain adalah faktor fisiografis ( penduduk selalu
memilih tempat tinggal yang baik, strategis,tanah subur, aman maupun cukup
air), faktor biologi ( tingkat pertumbuhan penduduk di setiap daerah berbeda-
beda karena adanya perbedaan tingkat kematian, kelahiran dan angka
perkawinan) serta faktor kebudayaan dan teknologi ( daerah yang
masyarakatnya maju, bola berfikirnya bagus, dan pembangunan akan lebih
cepat berkembang dibandingkan daerah yang terbelakang)

C. Keadaan dan Kekayaan Alam


Kekayaan alam adalah segala sumber dan potensi alam yang
terdapat di bumi, laut dan udara dalam wilayah suatu negara.

Kekayaanalamterbagimenjadiberikut:
a. Kekayaan alam efektif ( diolah)
b. Kekayaan alam potensial ( belum diolah)
c. Kekayaan alam yang dapat diperbaharui
d. Kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui
1. Pemanfaatan kekayaan alam menggunakan beberapa prinsip atau asas sebagai
berikut:
a. Asas maksimal
Artinya yaitu memberi manfaat yang optimal untuk pembangunan dan mencegah
ketimpangan antar daerah.
b. Asas lestari
Kebijakan pengelolaan dan pesatnya pemakaian sumber kekayaan alam harus
memperhatikan kepentingan generasi yang akan datang.
c. Asas berdaya saing
Maksudnya adalah agar dapat digunakan sebagai alat untuk memperkecil
ketergantungan pada negara yang lain.
2.2.2. Aspek – aspek Pancagatra
Aspek pancagatra adalah aspek aspek kehidupan nasional yang
menyangkut kehidupan dan pergaulan hidup manusia dalam
bermasyarakat dan bernegara dengan aturan dan norma tertentu. Aspek
aspek pancagatra meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan.
1. Ideology
Ideologi adalah serangkaian nilai yang tersusun secara
sistematis dan merupakan kebulatan ajaran atau doktrin yang
dijadikan dasar serta memberi arah dan tujuan yang ingin dicapai
di dalam kelangsungan hidup bernegara. Dalam ideologi
terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan
oleh bangsa. Keampuhan ideologi tergantung pada rangkaian nilai
yang dikandungnya yang dapat memenuhi serta menjamin segala
aspirasi hidup dan kehidupan manusia. Suatu ideologi bersumber
dari suatu aliran pikiran/ falsafah dan merupakan pelaksanaan dari
sistem falsafah itu sendiri.
2. Politik
Politik adalah sebuah perilaku atau kegiatan-kegiatan yang
dilakukan untuk mewujudkan kebijakan-kebijakan dalam tatanan
negara agar dapat merealisasikan cita-cita negara sesungguhnya.
Masalah politik selalu dihubungkan dengan masalah kekuasaan
dalam suatu negara yang berada ditangan pemerintah. Pemerintah
akan menentukan sistem politik yang tepat untuk dilaksanakan
dalam rangka mencapai tujuan nasional.
3. Ekonomi
Ekonomi yang dijalankan oleh suatu negara merupakan
kekuatan nasional negara yang bersangkutan terlebih di era
globalisasi sekarang ini. Bidang ekonomi berperan langsung
dalam upaya pemberian dan distribusi kebutuhan warga negara.
Ketahanan nasional dalam bidang ekonomi dapat dilihat dari
kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang dimana dalam
bangsa tersebut dapat memelihara kemandirian ekonomi nasional.
4. Sosial Budaya
Unsur budaya di masyarakat juga menentukan kekuatan
nasional suatu negara. Yang dialami sebuah negara yang homogen
tentu saja akan berbeda dengan yang di hadapi dengan bangsa
yang heterogen dari segi sosial budaya masyarakatnya. Wujud
ketahanan sosial budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional,
yang mengandung kemapuan membentuk dan mengembangkan
kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat indonesia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersatu,
cinta tanah air berkualitas, maju, serta mampu mangkal budaya
asing yang tidak selaras dengan kebudayaan nasional.
5. Pertahanan Keamanan
Pertahanan keamanan adalah upaya rakyat dengan angkatan
bersenjata (tni/polri) sebagai intinya mempertahankan dan
mengamankan bangsa dan negara serta hasil perjuangannya.
Pertahanan keamanan adalah merupakan salah satu fungsi
pemerintahan dalam menegakkan ketahanan nasional dengan
tujuan untuk mencapai keamanan bangsa dan negara serta
perjuangannya.
2.2.3. Aspek- aspek antargatra
Hubungan antargatra baik trigatra maupun pancagatra merupakan
hubungan timbal balik yang erat dan kait-mengait secara menyeluruh dalam
arti saling mempengaruhi dan ketergantungan yang serasi dan seimbang.
Dengan demikian, maka perubahan di salah satu gatra akan mempengaruhi
terhadap gatra lainnya. Dalam rangka mencapai tujuan nasional peningkatan
ketahanan nasional, maka setiap gatra memberikan kontribusi tertentu dari
gatra gatra yang lain secara terintegrasi. Hubungan antara trigatra dan
pancagatra yaitu adalah sebagai berikut:
1) Ketahanan nasional pada hakekatnya kemampuan dan keuletan bangsa dan
negara dalam memanfaatkan aspek alamiah sebagai dasar penyelenggaraan
kehidupan di segala bidang.
2) Ketahanan nasional adalah suatu pengertian holistik, dimana terdapat saling
berhubungan antar gatra dalam keseluruhan kehidupan nasional.
3) Kelemahan pada salah satu aspek berakibat kelemahan pada bidang lain dan
berpengaruh kepada kondisi keseluruhan.
4) Ketahanan nasional bukan merupakan kondisi hasil penjumlahan dari
ketahanan dibidang segenap gatranya, melainkan merupakan resultante
keterkaitan yang integratif dari kondisi kondisi kehidupan bangsa di bidang
ideologi, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
Selain hubungan antara trigatra dengan pancagatra tersebut, berikut
hubungan antar gatra dalam trigatra dan hubungan antar gatra dalam
pancagatra. Adapun perbedaan antara hubungan antargatra dengan trigatra dan
hubungan antargatra dengan pancagatra.
a) Hubungan antargatra dengan trigatra
 Gatra geografi dan kekayaan alamnya saling
berpengaruh dan timbal balik.
 Gatra geografi dan kependudukan yang saling
memanfaatkan dan berpengaruh
b) Hubungan antargatra dengan pancagatra
 Gatra ideologi yang menjadi landasan dari pancagatra
lainnya.
 Gatra politik yang dilandasi oleh gatra ideologi dan
dipengaruhi oleh gatra lainnya secara timbal balik.
 Gatra ekonomi yang dilandasi oleh gatra ideologi dan
dipengaruhi oleh gatra lainnya secara timbal balik.
 Gatra pertahanan keamanan yang sangat dipengaruhi
oleh kata lainnya secara timbal balik.
2.3. Peran Serta Warga Implementasi Wawasan Nusantara

1) Kehidupan politik
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan wawasan
nusantara, yaitu:
a. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti
UU Partai Politik, UU Pemilihan Umum dan UU Pemilihan Presiden.
Pelaksanaan undang-undang tersebut harus sesuai hukum dan
mementingkan persatuan bangsa. Contohnya seperti dalam pemilihan
presiden, anggota DPR dan kepala daerah harus menjalankan prinsip
demokratis dan keadilan, sehingga tidak menghancurkan persatuan dan
kesatuan bangsa.
b. Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus
sesuai dengan hukum yang berlaku. Seluruh bangsa Indonesia harus
mempunyai dasar hukum yang sama bagi setiap warga negara, tanpa
pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk hukum yang dapat
diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk peraturan daerah
(perda) yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku secara
nasional.
c. Mengembangkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk
mempersatukan berbagai suku, agama dan bahasa yamg berbeda, sehingga
menumbuhkan sikap toleransi.
d. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga
pemerintahan untuk meningkatkan semangat kebangsaan, persatuan dan
kesatuan.
e. Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan
memperkuat korps diplomatik sebagai upaya penjagaan wilayah Indonesia
terutama pulau-pulau terluar dan pulau kosong.
2) Kehidupan ekonomi
a. Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti posisi

khatulistiwa, wilayah laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil tambang
dan minyak yang besar, serta memeliki penduduk dalam jumlah cukup besar.
Oleh karena itu, implementasi dalam kehidupan ekonomi harus berorientasi
pada sektor pemerintahan, pertanian dan perindustrian.
b. Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan

antar daerah. Oleh sebab itu, dengan adanya otonomi daerah dapat
menciptakan upaya dalam keadilan ekonomi.
c. Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan

memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.


3) Kehidupan sosial
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial, yaitu:
a. Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang
berbeda, dari segi budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya dengan
pemerataan pendidikan di semua daerah dan program wajib belajar harus
diprioritaskan bagi daerah tertinggal.
b. Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta
dapat dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan
nasional maupun daerah. Contohnya dengan pelestarian budaya,
pengembangan museum dan cagar budaya.
4) Kehidupan pertahanan dan keamanan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan pertahanan
dan keamanan, yaitu:
a. Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan
kesempatan kepada setiap warga negara untuk berperan aktif, karena
kegiatan tersebut merupakan kewajiban setiap warga negara, seperti
memelihara lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan disiplin,
melaporkan hal-hal yang mengganggu keamanan kepada aparat dan belajar
kemiliteran.
b. Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga
menjadi ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan
dengan membangun solidaritas dan hubungan erat antara warga negara yang
berbeda daerah dengan kekuatan keamanan.
c. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana

yang memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau


dan wilayah terluar Indonesia.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
3.2. Saran

Anda mungkin juga menyukai