KEWARGANEGARAAN
Disusun
Farmasi 3 B
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Wawasan Nusantara dalam konteks NKRI” ini dengan
lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
dosen pengampu mata kuliah Kewarganegaraan.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh
dari buku panduan yang berkaitan dengan Pancasila, tak lupa penyusun ucapkan
terima kasih kepada pengajar mata kuliah Kewarganegaraan atas bimbingan dan
arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah
mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita, khususnya bagi penulis.Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................2
1.3 Tujuan ........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Wawasan Nusantara ...................................................................................5
2.1.1 Pengertian Wawasan Nusantara...............................................................5
2.1.2 Asas Wawasan Nusantara........................................................................6
2.1.3 Bentuk Wawasan Nusantara ...................................................................6
2.2 Aspek Trigatra Pancagatra dan Antargatra..................................................7
2.2.1 Aspek-aspek Trigatra...............................................................................7
2.2.2 Aspek-aspek Pancagatra..........................................................................8
2.2.3 Aspek-aspek antargatra ...........................................................................10
2.3 Peran Serta Warga Negara Implementasi Wawasan Nusantara .................11
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
“Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional”
(Suyasyafitri, 2016)
Pengertian wawasan nusantara secara etimologi Wawasan Nusantara berasal dari
kata Wawasan dan Nusantara. Wawasan berasal dari kata Wawas (bahasa jawa) yang
berarti pandangan, tinjauan dan penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah
pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara
pandang dan cara melihat. Nusantara berasal dari kata Nusa dan Antara. Nusa artinya
pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak antara dua unsur.
Jadi Nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua yaitu benua
Asia dan Australia, dan dua samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik. Berdasarkan
pengertian modern, kata ‘nusantara’ digunakan sebagai pengganti nama Indonesia.”
(Suyasyafitri, 2016)
Pengertian wawasan nusantara secara terminologis, ada beberapa pendapat
sebagai berikut :
a. Menurut prof. Wan Usman, “Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa
Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan
semua aspek kehidupan yang beragam.”
b. Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi tap.
MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu “cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan
bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehipan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.”
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, secara sederhana wawasan
nusantara berarti cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungannya. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Indonesia
pada hakikatnya merupakan perwujudan dari kepulauan Nusantara sebagai
satu kesatuan (HANKAM).
2.1.2. Asas Wawasan Nusantara
Asas Wawasan Nusantara merupakan ketentuan atau kaidah dasar yang harus
dipatuhi, ditaati, dipelihara dan diciptakan demi tetap taat dan setianya komponen
pembentuk bangsa Indonesia terhadap kesepakatan bersama. Jika asas Wawasan
Nusantara diabaikan, komponen pembentuk kesepakatan bersama akan melanggar
kesepakatan bersama tersebut yang berarti tercerai berainya bangsa dan negara
Indonesia. Adapun asas Wawasan Nusantara tersebut adalah sebagai berikut:
Kesesuaian pembagian hasil dengan adil, jerih payah dan kegiatan baik perorangan,
golongan, kelompok maupun daerah.
Keberanian berpikir, berkata dan bertindak sesuai realita serta ketentuan yang benar
biar pun realita atau ketentuan itu pahit dan kurang enak didengarnya. Demi
kebenaran dan kemajuan bangsa dan negara, hal itu harus dilakukan.
Diperlukan kerja sama, mau memberi dan berkorban bagi orang lain tanpa
meninggalkan ciri dan karakter budaya masing-masing.
Wilayah nasional perlu ditentukan batasannya, agar tidak terjadi sengketa dengan
negara tetangga. Batasan dan tantangan negara Republik Indonesia adalah:
Kekayaanalamterbagimenjadiberikut:
a. Kekayaan alam efektif ( diolah)
b. Kekayaan alam potensial ( belum diolah)
c. Kekayaan alam yang dapat diperbaharui
d. Kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui
1. Pemanfaatan kekayaan alam menggunakan beberapa prinsip atau asas sebagai
berikut:
a. Asas maksimal
Artinya yaitu memberi manfaat yang optimal untuk pembangunan dan mencegah
ketimpangan antar daerah.
b. Asas lestari
Kebijakan pengelolaan dan pesatnya pemakaian sumber kekayaan alam harus
memperhatikan kepentingan generasi yang akan datang.
c. Asas berdaya saing
Maksudnya adalah agar dapat digunakan sebagai alat untuk memperkecil
ketergantungan pada negara yang lain.
2.2.2. Aspek – aspek Pancagatra
Aspek pancagatra adalah aspek aspek kehidupan nasional yang
menyangkut kehidupan dan pergaulan hidup manusia dalam
bermasyarakat dan bernegara dengan aturan dan norma tertentu. Aspek
aspek pancagatra meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan.
1. Ideology
Ideologi adalah serangkaian nilai yang tersusun secara
sistematis dan merupakan kebulatan ajaran atau doktrin yang
dijadikan dasar serta memberi arah dan tujuan yang ingin dicapai
di dalam kelangsungan hidup bernegara. Dalam ideologi
terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan
oleh bangsa. Keampuhan ideologi tergantung pada rangkaian nilai
yang dikandungnya yang dapat memenuhi serta menjamin segala
aspirasi hidup dan kehidupan manusia. Suatu ideologi bersumber
dari suatu aliran pikiran/ falsafah dan merupakan pelaksanaan dari
sistem falsafah itu sendiri.
2. Politik
Politik adalah sebuah perilaku atau kegiatan-kegiatan yang
dilakukan untuk mewujudkan kebijakan-kebijakan dalam tatanan
negara agar dapat merealisasikan cita-cita negara sesungguhnya.
Masalah politik selalu dihubungkan dengan masalah kekuasaan
dalam suatu negara yang berada ditangan pemerintah. Pemerintah
akan menentukan sistem politik yang tepat untuk dilaksanakan
dalam rangka mencapai tujuan nasional.
3. Ekonomi
Ekonomi yang dijalankan oleh suatu negara merupakan
kekuatan nasional negara yang bersangkutan terlebih di era
globalisasi sekarang ini. Bidang ekonomi berperan langsung
dalam upaya pemberian dan distribusi kebutuhan warga negara.
Ketahanan nasional dalam bidang ekonomi dapat dilihat dari
kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang dimana dalam
bangsa tersebut dapat memelihara kemandirian ekonomi nasional.
4. Sosial Budaya
Unsur budaya di masyarakat juga menentukan kekuatan
nasional suatu negara. Yang dialami sebuah negara yang homogen
tentu saja akan berbeda dengan yang di hadapi dengan bangsa
yang heterogen dari segi sosial budaya masyarakatnya. Wujud
ketahanan sosial budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional,
yang mengandung kemapuan membentuk dan mengembangkan
kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat indonesia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersatu,
cinta tanah air berkualitas, maju, serta mampu mangkal budaya
asing yang tidak selaras dengan kebudayaan nasional.
5. Pertahanan Keamanan
Pertahanan keamanan adalah upaya rakyat dengan angkatan
bersenjata (tni/polri) sebagai intinya mempertahankan dan
mengamankan bangsa dan negara serta hasil perjuangannya.
Pertahanan keamanan adalah merupakan salah satu fungsi
pemerintahan dalam menegakkan ketahanan nasional dengan
tujuan untuk mencapai keamanan bangsa dan negara serta
perjuangannya.
2.2.3. Aspek- aspek antargatra
Hubungan antargatra baik trigatra maupun pancagatra merupakan
hubungan timbal balik yang erat dan kait-mengait secara menyeluruh dalam
arti saling mempengaruhi dan ketergantungan yang serasi dan seimbang.
Dengan demikian, maka perubahan di salah satu gatra akan mempengaruhi
terhadap gatra lainnya. Dalam rangka mencapai tujuan nasional peningkatan
ketahanan nasional, maka setiap gatra memberikan kontribusi tertentu dari
gatra gatra yang lain secara terintegrasi. Hubungan antara trigatra dan
pancagatra yaitu adalah sebagai berikut:
1) Ketahanan nasional pada hakekatnya kemampuan dan keuletan bangsa dan
negara dalam memanfaatkan aspek alamiah sebagai dasar penyelenggaraan
kehidupan di segala bidang.
2) Ketahanan nasional adalah suatu pengertian holistik, dimana terdapat saling
berhubungan antar gatra dalam keseluruhan kehidupan nasional.
3) Kelemahan pada salah satu aspek berakibat kelemahan pada bidang lain dan
berpengaruh kepada kondisi keseluruhan.
4) Ketahanan nasional bukan merupakan kondisi hasil penjumlahan dari
ketahanan dibidang segenap gatranya, melainkan merupakan resultante
keterkaitan yang integratif dari kondisi kondisi kehidupan bangsa di bidang
ideologi, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
Selain hubungan antara trigatra dengan pancagatra tersebut, berikut
hubungan antar gatra dalam trigatra dan hubungan antar gatra dalam
pancagatra. Adapun perbedaan antara hubungan antargatra dengan trigatra dan
hubungan antargatra dengan pancagatra.
a) Hubungan antargatra dengan trigatra
Gatra geografi dan kekayaan alamnya saling
berpengaruh dan timbal balik.
Gatra geografi dan kependudukan yang saling
memanfaatkan dan berpengaruh
b) Hubungan antargatra dengan pancagatra
Gatra ideologi yang menjadi landasan dari pancagatra
lainnya.
Gatra politik yang dilandasi oleh gatra ideologi dan
dipengaruhi oleh gatra lainnya secara timbal balik.
Gatra ekonomi yang dilandasi oleh gatra ideologi dan
dipengaruhi oleh gatra lainnya secara timbal balik.
Gatra pertahanan keamanan yang sangat dipengaruhi
oleh kata lainnya secara timbal balik.
2.3. Peran Serta Warga Implementasi Wawasan Nusantara
1) Kehidupan politik
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan wawasan
nusantara, yaitu:
a. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti
UU Partai Politik, UU Pemilihan Umum dan UU Pemilihan Presiden.
Pelaksanaan undang-undang tersebut harus sesuai hukum dan
mementingkan persatuan bangsa. Contohnya seperti dalam pemilihan
presiden, anggota DPR dan kepala daerah harus menjalankan prinsip
demokratis dan keadilan, sehingga tidak menghancurkan persatuan dan
kesatuan bangsa.
b. Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus
sesuai dengan hukum yang berlaku. Seluruh bangsa Indonesia harus
mempunyai dasar hukum yang sama bagi setiap warga negara, tanpa
pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk hukum yang dapat
diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk peraturan daerah
(perda) yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku secara
nasional.
c. Mengembangkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk
mempersatukan berbagai suku, agama dan bahasa yamg berbeda, sehingga
menumbuhkan sikap toleransi.
d. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga
pemerintahan untuk meningkatkan semangat kebangsaan, persatuan dan
kesatuan.
e. Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan
memperkuat korps diplomatik sebagai upaya penjagaan wilayah Indonesia
terutama pulau-pulau terluar dan pulau kosong.
2) Kehidupan ekonomi
a. Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti posisi
khatulistiwa, wilayah laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil tambang
dan minyak yang besar, serta memeliki penduduk dalam jumlah cukup besar.
Oleh karena itu, implementasi dalam kehidupan ekonomi harus berorientasi
pada sektor pemerintahan, pertanian dan perindustrian.
b. Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan
antar daerah. Oleh sebab itu, dengan adanya otonomi daerah dapat
menciptakan upaya dalam keadilan ekonomi.
c. Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran