A. Hasil Pengkajian
1. 5 M ( Man, Material & Machine, Method, Money, Market )
a. Man
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh
organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling
menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang
melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses
kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh Karena itu,
manajemen timbul Karena adanya orang-orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan.
Keberhasilan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan
salah satu indikator nya ditentukan oleh pemberian asuhan keperawatan yang
berkualitas.Asuhan keperawatan yang berkualitas memerlukan sumber daya
yang sesuai dengan kualitas dan profesionalitas perawat dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya.Praktek profesional yang merupakan ciri profesi yang
harus tetap di pelihara dan ditingkatkan dalam rangka mempertahankan
akuntabilitas dan standart kinerja yang tinggi.
Untuk meningkatkan proses pemberian asuhan keperawatan pada
pasien, setiap perawat tentunya sudah memiliki kompetensi dibidangnya
antara lain sertifikat dan surat keputusan kewenangan klinis area masing
masing untuk ruang kemuning adalah ruangan umum kelas tiga yang di
khususkan untuk pasien perempuan dan merupakan ruangan bedah dan
penyakit dalam. Semua perawat Kemuning telah mengikuti ujian kredensial
dan sudah memiliki SK kewenangan klinisnya. Tetapi dalam pembagian antara
PK 1, PK 2 dan PK 3 belum merata yaitu masih banyak PK 1 nya.
28
1) Struktur Organisasi
ADMINISTRASI
Dwi Sulistiyani
2) Jenis Kelamin
Karakteristik perawat berdasarkan jenis kelamin (n= 19)
menunjukkan jumlah laki-laki 12 orang (54%) sedangkan jenis kelamin
perempuan sebanyak 7 orang (46%).
3) Pendidikan
Karakteristik Pendidikan diruang Kemuning adalah kepala ruang
dengan Pendidikan S.Kep,Ners, katim 1 dengan Pendidikan D III
keperawatan, katim 2 dengan Pendidikan D III keperawatan, katim III
dengan pendidikan DIII keperawatan, dan perawat pelaksana dengan
Pendidikan DIII keperawatan sejumlah 15.
29
Pendidikan Katim sudah sesuai dengan standart yaitu minimal
DIII keperawatan dan mempunyai SK kewenangan klinis.Diruang
Kemuning jumlah PK I, PK II dan PK III tidak sesuai standar terlalu
banyak PK I.
Tabel 1.1
Pendidikan Staf Rawat Inap Ruang Lavender
RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi
30
4) Pelatihan Kerja
Pendidikan dengan pelatihan merupakan suatu rangkaian yang
tidak dapat dipisahkan dengan system pengembangan sumberdaya
manusia, yang didalamnya terdapat pross perencanaan, penempatan,
pengembangan tenaga manusia.
Tujuan pelatihan sebagai usaha untuk memperbaiki dan
mengembangkan sikap, tingkah laku dan pengetahuan, sesuai dengan
keinginan individu, masyarakat maupun lembaga yang
bersangkutan.Pelatihan diberikan dengan harapan individu dapat
melaksanakan pekerjaanya dengan baik.Dengan demikian kegiatan
pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan,
keahlian/ketrampilan (skill), pengalaman, dan sikap peserta pelatihan
tentang bagaimana melakukan aktivitas atau pekerjaan tertentu (Alex S,
Nitisemit0 (1985)).
Karakteristik perawat diruang lavender yang mengikuti
pelatihan BTCLS sebanyak 11orang (45,8 %), mengikuti pelatihan
CWCCA 1 orang (0,04%), mengikuti pelatihan asesor 1 orang (0,04%).
31
Tabel 1.2
Pelatihan Yang Dimiliki Perawat Di Rawat Inap Ruang Lavender
RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi
1. Juri, S.Kep,Ns
2. Roliyati, AMK
5. Ernaningsih, Amk
32
12.. Samiasih, AMK
Kesimpulan :
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa SDM ketenagaan berdasarkan standar Pendidikan sudah sesuai standar, terbukti Pendidikan rata-rata
sudah DIII dan S.Kep,Ns, Pada tahun 2013 diselenggarakan pelatihan pelayan prima (servise excelen) yang dikuti oleh semua perawat dan bidan
dilingkungan RS. Setelah itu RS belum ada pengadaan servise excellent lagi.
33
5) Tingkat Ketergantungan Klien
Langkah perencanaan tenaga keperawatan menurut Druckter dan Gillies
(1994) meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi bentuk dan beban pelayanan keperawatan yang
akan di berikan
b. Menentukan kategori perawat yang akan di tugas kan untuk
melaksanakan pelayanan keperawatan
c. Menentukan jumlah masing-masing kategori perawat yang di
butuhkan
d. Menerima dan menyaring untuk mengisi posisi yang ada
e. Melakukan seleksi calon-calon yang ada
f. Menentukan tenaga perawat sesuai dengan unit atau shift
g. Memberikan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas pelayanan
keperawatan.
Untuk lebih akurat nya dalam perencanaan tenaga keperawatan, maka
pimpinan keperawatan harus mempunyai keyakinan tertentu dalam
organisasi nya, seperti :
a. Rasio antara perawat dan klien di dalam ruangan perawatan intensif
adalah 1 : 1 atau 1 : 2
b. Perbandingan perawat ahli dan terampil di ruang medical bedah,
kebidanan, anak dan psikiatri adalah 2 : 1 atau 3 : 1
c. Rasio antara perawat dank klien saat shift pagi atau sore adalah 1 : 5
untuk malam hari di ruang rawat dan lain-lain 1 : 10
Jumlah tenaga terampil ditentukan oleh tingkat ketergantungan klien.
menurut Abdullah dan Levine (1965) dalam Gillies (1994), seharusnya
dalam suatu unit ada 55% tenaga ahli dan 45% tenaga terampil.
36
Rata rata klien perhari, adalah jumlah klien yang dirawat disuatu
unit berdasarkan rata-ratanya atau menurut BOR dengan rumus jumlah
hari perawatan RS dalam waktu tertentu dikali 100%.
Sedangkan Menurut Douglas, 1984 pada suatu pelayanan
profesional, jumlah tenaga yang diperlukan tergantung pada jumlah
pasien dan derajat ketergantungan pasien. Douglas, 1984
mengklasifikasikan derajat ketergantungan pasien dibagi menjadi 3,
antara lain :
a) Perawatan minimal ( minimal care ) memerlukan waktu 1-2 jam per
24 jam.
Kriteria :
(1) Kebersihan diri, mandi, dan ganti pakaian dilakukan sendiri
(2) Makan dan minum sendiri
(3) Ambulasi dan pengawasan
(4) Pengobatan minimal, status psikologis stabil
(5) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
(6) Persiapan pengobatan, memerlukan prosedur
b) Perawatan intermediet ( intermediet care ), memerlukan waktu 3-4
jam per 24 jam.
Kriteria :
(1) Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu
(2) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 4 jam
(3) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
(4) Foley cateter atau monitor intake dan output
(5) Persiapan pengobatan, memerlukan prosedur
c) Perawatan maksimal ( total care ), memerlukan waktu 5-6 jam per 24
jam.
Kriteria :
(1) Segalanya diberikan atau dibantu
(2) Posisi yang diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
(3) Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intra vena
(4) Pemakaian suction
(5) Gelisah atau disorientasi
37
A x B x 365
Jumlah tenaga = —————————————————
(365 – hari libur) x jam kerja per hari
Keterangan :
A. Jumlah kerja tenaga keperawatan per hari
B. Jumlah pasien rata-rata per hari.
Hari libur masing masing perawat pertahun yaitu 128 hari(52 hari
minggu hari sabtu 52 hari tergantung RS). Kalau hari ini termasuk hari
libur harus diperhitungkan, hari libur nasional 12 hari dan cuti tahunan 12
hari.
Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam perminggu (bila hari efektif
5 hari maka 40/5=8 jam perhari, kalau 6 hari kerja 40/6=6,6 jam perhari
atau 7 jam)
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus ditambah
20%(untuk antisipasi kekurangan/cadangan).
38
Tabel 1.5
Komposisi kualifikasi perawat
Tabel 1.6
Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi Ketergangtungan
Pasien Menurut Douglas
39
Tabel 1.7
Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi Ketergangtungan Pasien
Menurut Douglas
Klasifikasi Kebutuhan Tenaga Perawat pada tgl 13 Jumlah
September 2017
P S M
Minimal 20 x 0,17 = 9 x 0,14 = 9 x 0,7 5,29
3,4 1,26 = 0,63
Intermediate 9 x 0,27 = 10 x 0,15 12 x 0,10 = 5,13
2,43 =1,5 1,2
Maksimal 6 x 0,36 = 7 x 0,30 = 7 x 0,20 5,46
2,16 2,1 = 1,4
Jumlah 7,99 4,86 3,23 15,88
Tabel 1.8
Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi Ketergantungan Pasien
Menurut Douglas
Klasifikasi Kebutuhan Tenaga Perawat pada tgl 14 Jumlah
September 2017
P S M
Minimal 23 x 0,17 = 15 x 0,14 15x 0,07 = 7,06
3,91 = 2,1 1,05
Intermediate 4 x 0,27 = 9 x 0,15 = 9 x 0,10 = 3,33
1,08 1,35 0,9
Maksimal 4 x 0,36 = 5 x 0,30 = 5 x 0,20 = 1 3,94
1,44 1,5
Jumlah 6,43 4,95 2,95 14,33
40
untuk shift malam jumlah pasien 25 pasien dengan ketergantungan
minimal 8 pasien, intermediate 14 pasien dan total 3 pasien.
Tabel 1.9
Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi Ketergantungan Pasien
Menurut Douglas
Klasifikasi Kebutuhan Tenaga Perawat pada tgl 15 Jumlah
September 2017
P S M
Minimal 15 x 0,17 = 8 x 0,14 = 8x 0,07 4,23
2,55 1,12 = 0,56
Intermediate 13 x 0,27 = 14 x 0,15 = 14 x 0,10= 7,01
3,51 2,1 1,4
Maksimal 3 x 0,36 3 x 0,30 3 x 0,20 2,58
= 1,08 = 0,9 = 0,6
Jumlah 7,14 4,12 2,56 13,82
Intermediate : 5,13+3,33+7,01=15,47/3=5,2
Jumlah : 5,5+5,2+3,99=14,69
41
a) Sebelah barat ruang neoristi
b) Sebelah selatan ruang verifikasi
c) Sebelah timur pemukiman masyarakat
d) Sebelah utara ruang flamboyan
Dari hasil wawancara dengan staf Ruang kemuning,
berdasarkan SK Direktur ruang kemuning merupakan ruang rawat inap
umum kelas 3, untuk perempuan.
Ruang kemuning mempunyai ruang khusus HCU, untuk
merawat pasien dengan pengawasan atau pasien dengan ketergantungan
maksimal.
7 4 3 2 1
PINTU
F B A
6 5 G HCU
C
E D
Keterangan :
A. = Gudang
B. = Ruang Karu
C. = Dapur
D. = Kamar mandi
E. = Ruang sholat
F. = Ruang perawat
42
Fasilitas yang ada diruang kemuning:
1. Fasilitas untuk petugas kesehatan
a. Nurse Station
b. Lemari obat
c. Kamar Mandi
d. Ruang perawat (kamar ganti dan sholat)
e. Wastafel
2. Fasilitas untuk pasien
Tempat tidur pasien diruang kemuning terdiri dari 7 kamar, 35 bad ,
setiap kamar ada 1 kamar mandi dalam dan hcu ada 3 bad dan 1 kamar
mandi dalam akan tetapi tidak ada Bad sad monitor, syrinpump, tirai
privasi, dan suction.
3. Fasilitas ruangan
Setiap kamar berisi 5 tempat tidur, 5 almari kecil, 1 kursi tiap pasien
dengan kamar mandi didalam, berdasarkan wawancara dengan keluarga
fasilitas diruangan cukup baik.
4. Fasilitas tempat obat
Fasilitas untuk obat ada tetapi belum sesuai standar antara lain suhu
ruang tidak lebih dari 300C, kelembapan dibawah 600C. Kulkas khusus
obat ada. Pembagian obat yang seharusnya dilakukan oleh apoteker
masih dikerjakan oleh perawat ruangan.
5. Inventaris ruangan
Table 1.6
Inventaris alat Rawat Inap Ruang kemuning
RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi Tahun 2017
43
8. Pispot pasien - 7/baik Pispot banyak
yang hilang
44
29. Irigator - 1/baik Tidak ada
1. Buku TTV Untuk pelaksanaan pengisian TTV Tidak ada buku khusus
tidak di laksanakan, hanya di buat TTV
masukkan ke dalam buku data
pasien rawat inap karena tidak ada
buku khusus untuk TTV
45
program injeksi di CPO
Dari wawancara pre dan post konfrens setiap pagi selalu dilakukan
oleh Katim. Untuk linen sudah disentral dilaundri jadi tidak menulis dibuku
washray. Buku TTV jadi satu di buku laporan, terkadang tidak dilakukan
karena keterbatasan alat.
c. Method
1) Model Asuhan Keperawatan
Dari wawancara dengan kepala ruang Kemuning
menggunakan asuhan keperawatan metode tim. Model asuhan
keperawatan menurut Grant and Messey, 1997 dan Marquis and
Houston, 1998 Model ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota
yang berbeda –beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi dalam group kecil yang
saling membantu.
Dari hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruang,
ruang Kemuning dibagi menjadi 3 tim terdiri dari tim 1 mendapatkan 3
kamar tim 2 mendapatkan 2 kamar tim 3 mendapatkan 2 kamar..
Pembagian tanggung jawab terhadap pasien berdasarkan kamar pasien
yang mengalami kesulitan akan dibantu tim lain. Untuk shif siang dan
malam metode tim belum bisa di laksanakan karena terbatasnya perawat.
2) Pengaturan Jadwal
46
Menurut Kepala Ruang jadwal dinas yang dilakukan sesuai
jumlah perawat yang ada 1 kepala ruang, 3 katim, dan anggota tim.
Dari observasi terdapat daftar jadwal lengkap dengan jadwal
petugas rujuk dan code blue, untuk jadwal rujuk dan code blue di
tentukan oleh bidang keperawatan. Tukar jaga belum ada bukunya hanya
didokumentasikan dijadwal.
3) Pendelegasian
Menurut kepala ruang pendelegasian dilakukan secara lisan,
belum ada dokumentasi tertulis untuk pendelegasian tugas dan
wewenang kepada staf.
4) Timbang Terima Dan Operan
a) Timbang terima pasien
Timbang terima pasien merupakan cara untuk
menyampaikan dan menerima keadaan pasien maupun
permasalahan yang ada diruangan, serah terima antar shif pagi, sore
dan malam. Dari hasil observasi timbang terima pasien sudah
dilakukan pada saat pre dan post konfrens dinurse station kemudian
berkeliling ke kamar pasien. untuk shif sore dan malam hanya
dilakukan operan saja di nurse station dengan menggunakan buku
laporan pasien.
b) Timbang terima alat
Dari timbang terima alat meliputi peralatan medis, alat
rumah tangga masih didilakukan secara lisan belum ada
dokumentasi.
c) Pre dan Post Conferens
Yaitu komunikasi perawat dan katim pelaksana setelah
selesai operandan sebelum operan berikutnya yang dipimpin oleh
katim. Isi pre konferns adalah rencana harian untuk memberi
pelayanan asuhan keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien
dan kepala ruang memberikan motivasi kepada perawat dalam
meningkatkan kinerja dan pelayanan di ruangan, sedangkan isi
post conferens adalah evaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah
dilakukan dan hal penting yang perlu dilaporkan pada shift
berikutnya.Pre konfrens dan post konferens dipimpin oleh kepala
ruang.
d) Supervisi
Dari hasil wawancara dengan staf ruang Kemuning, Kepala
ruang telah melakukan fungsi sebagai pengawas dan pengendali
47
dengan melakukan penilaian kinerja perawat, kepala ruang kadang
memberikan teguran dan arahan kepada staf diruang lavender
secara lisan. Diruang Kemuning belum ada buku teguran bagi staf ,
bila ada kejadian atau pelanggaran oleh staf.
e) Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Pada form pendokumentasian keperawatan sudah mencakup
seluruh proses keperawatan pasien meliputi :
(1) Pengkajian yang terdiri dari keluhan pasien, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit
keluarga belum lengkap dalam pengisiannya, assesment awal
nyeri, dan resiko jatuh dengan form ceklist sudah diisi
lengkap.
(2) Analisa data dengan form ceklist sudah terisi lengkap .
(3) Diagnose keperawatan dengan form ceklist sudah terisi
lengkap.
(4) Intervensi dengan form ceklist sudah terisi lengkap.
(5) Implementasi dengan form ceklist dengan menuliskan jam
dan tanda tangan.
(6) Evaluasi dengan SOAP di form CPPT diisi petugas setiap
shift.
Masalah : secara umum pendokumentasian sudah cukup
baik namun masih ada point yang belum diisi yaitu tanggal dan
identitas terkadang masih belum di isi.
d. Money
Sumber keuangan berasal dari RS dalam bentuk barang kebutuhan
rumah tangga, alat kesehatan, alat kantor dan sarana prasana lain yang
dibutuhkan ruangan dengan cara mengajukan usulan ke masing-masing
bidang. Untuk perencanaan pengusulan baik barang alat kantor,kebutuhan
rumah tangga,alat kesehatan sesuai Rencana Anggaran RS.
Sumber keuangan staf ruang lavender berasal dari gaji dan intensif
yang diterima tiap bulan untuk semua karyawan Penerimaan jasa pelayanan
belum sesuai dengan harapan perawat lavender.
e. Market
Media promosi RS dilakukan oleh SIM RS, Promosi pada acara-acara
Kabupaten atau dari mulut ke mulut orang. Media lain yang sudah dilakukan
adalah adanya SK Direktur bahwaLavender adalah ruang rawat inap bedah
kelas 3.Layanan unggulan di RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi adalah
48
Instalasi Haemodialisa dan Instalasi Penunjang Diagnostic Terpadu
(Endoskopi).Ruang Lavender adalah ruang perawatan bedah kelas 3kasus
bedah kadang juga ada titipan penyakit dalam bukan termasuk layanan
unggulan RS.
f. Mutu
Mutu pelayanan rumah sakit adalah derajat kesempurnaan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan standart profesi dan standar pelayanan dengan
menggunakan potensi sumber daya yang tersedia dirumah sakit secara wajar.,
efisien, efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan secara norma,
etika , hukum dan sosial budaya dengan memeperhatikan keterbatasan dan
kemampuan pemerintah serta masyarakat konsumen.
Peningkatan mutu adalah program yang disusun secara obyektif dan
sistematik untuk memantau dan menilai mutu serta kewajaran asuhan terhadap
pasien dan memecahkan masalah-masalah yang terungkap. Mutu dan
keselamatan pasien merupakan issue global dan tuntutan masyarakat yang
harus diprioritaskan
Di RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi dalam peningkatan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien dibentuk komite mutu dan keselamatan
pasien.Mutu rumah sakit dinilai dengan mengumpulkan data indikator mutu
setiap bulannya. Setiap ada kejadian Insiden keselamatan pasien dilaporkan
kepada KPRS dengan form pelaporan IKP, dan dilaporkan sebelum < 2x24
jam. Adapun rincian kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang
terkait dengan ruang pelayanan Lavender adalah sebagai berikut:
Table 1.8
Data Indikator mutu dan keselamatan pasien Ruang Lavender
RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi Tahun 2017
No. Jenis Mutu Pelayanan Standar Mutu Yang Masalah Pelaksanaan Mutu
Diharapkan
1. Audit pelaksanaan
clinical pathway (CP)
pada kasus bedah dan
dalam:
a. Tuberculosis Paru Semua pasien dengan Pada saat pengkajian tidak
kasus TB Paru dirawat ada pasien dengan diagnose
inap tanpa Penyulit dibuat Tuberculosis
CP.
49
b. Hernia Inguinalis Semua pasien Hernia Diruang Lavender kasus
Reponible Inguinalis Reponible Hernia Inguinalis reponible
tanpa Penyulit dibuat CP belum dibuat CP
2. Pemantauan indikator
area ILM/ JCI
b. Pemberian profilaksis Semua pasien pre operasi Dari hasil pengkajian semua
anti emetik untuk dilakukan pemantauan pasien post operasi
perawatan pada
untuk pemberian mendapat profilaksis
pasien post operasi
dengan riwayat mual profilaksis anti emetik antiemetic pada regional
dan muntah dan general anesthesia.
3. Area Sasaran
Keselamatan Pasien
50
pencatatan instruksi telfon baik dalam Rekam medik pasien
verbal via telepon pelaporan kondisi pasien didalamnya terdapat SBAR
diluar jam kerja
maupun pelaporan hasil dan TBK, tetapi hanya 1
yang direadback dan
di tandatangani hasil kritis pemeriksaan RM yang ada verifikasi
dalam 24 jam penunjang dicatat dalam dari dokter DPJP.
CPPT dalam bentuk
SBAR dan TBK
diverifikasi dokter DPJP/
dr jaga sebelum 1x24 jam
51
f. Tidak Adanya Semua kejadian pasien Tidak ada kejadian pasien
Kejadian Pasien jatuh yang berakibat jatuh. Assesmen resiko
Jatuh Yang
kecacatan atau tidak jatuh juga sudah dilakukan
Berakibat
Kecacatan/ dilaporkan ke Tim SKP. pengkajian.
Kematian
2. Fungsi-Fungsi Manajemen
Table 1.9
Data Indikator mutu dan keselamatan pasien Ruang Lavender
RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi Tahun 2017
1 Perencanaan
52
bersama ketua tim.
d. Mengidentifikasi jumlah Identifikasi jumlah Pembagian penugasan
perawat yang di perawat sudah dilakukan anggota Tim
butuhkan berdasarkan tetapi pembagian seharusnya berdasarkan
aktifitas kebutuhan klien berdasarkankamar tingkat ketergantungan
bersama ketua tim, pasien tidak
mengatur penugasan / berdasarkan kamar.
penjadwalan.
e. Merencanakan strategi Sudah dilakukan Tidak ada masalah
pelaksanaan
keperawatan.
f. Mengikuti visite dokter Sudah dilakukan Tidak ada masalah
untuk mengetahui
kondisi, patofisiologis,
tindakan medis yang
dilakukan, program
pengobatan dan
mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan
yang akan dilakukan
terhadap pasien.
g. Mengatur dan Sudah dilakukan Tidak ada masalah
mengendalikan asuhan
keperawatan.
h. Membimbing Sudah dilakukan Tidak ada masalah
pelaksanaan asuhan
keperawatan.
i. Membimbing penerapan Sudah dilakukan Tidak ada masalah
proses keperawatan dan
menilai asuhan
keperawatan.
j. Mengadakan diskusi Sudah dilakukan Tidak ada masalah
untuk pemecahan
masalah.
k. Memberikan informasi Sudah dilakukan Tidak ada masalah
kepada pasien atau
keluarga yang baru
masuk RS.
53
l. Membantu membimbing Sudah dilakukan Tidak ada masalah
terhadap peserta didik
keperawatan
2 Pengorganisasian
54
i. Memberi wewenang Sudah dilakukan Tidak ada masalah
kepada tata usaha untuk
mengurus administrasi
pasien.
j. Identifikasi masalah dan Sudah dilakukan Tidak ada masalah
cara penanganannya
3 Pengarahan dan
Pengawasan
a. Memberikan pengarahan
tentang penugasan Sudah dilakukan Tidak ada masalah
55
pelaksanaaan mengenai
asuhan keperawatan
yang diberikan kepada
pasien.
i. Melalui supervisi : Sudah dilakukan Sudah ada dokumentasi
Pengawasan langsung buku peringatan
melalui inspeksi,
mengamati sendiri atau
melalui laporan langsung
secara lisan dan
mengawasi
kelemahannya yang ada
saat itu juga.
Pengawasan tidak
langsung yaitu
mengecek daftar hadir
ketua tim, membaca dan
memeriksa rencana
keperawatan serta
catatan yang dibuat
selama dan sesudah
proses keperawatan
dilaksanakan
(didokumentasikan),
mendengar laporan ketua
tim tentang pelaksanaan
tugas.
56
4 Pengendalian
57
tersebut untuk yang tidak optimal.
menetapkan langkah –
langkah intervensi.
B. Daftar Masalah 5 M
Dari hasil pengkajian di ruang Lavender dapat kita peroleh masalah- masalah sebagai
berikut :
1. MAN
a. Sesuai dengan standart rumah sakit dan berdasarkan data diatas kita simpulkan
bahwa SDM ketenagaan ruangan Lavender sudah memenuhi standar.
b. Secara kwalitatif Pendidikan Katim sudah sesuai dengan standart yaitu minimal
DIII keperawatan dan mempunyai SK kewenangan klinis. Diruang lavender
jumlah PK I, PK II dan PK III tidak sesuai standar terlalu banyak PK I.
Sedangkan untuk pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dengan cara
pelatihan masih kurang, misalnya pelatihan manajemen karu untuk kepala ruang,
pelatihan servise excellent bagi perawat pelaksana.
c. Secara kwantitatif, jumlah tenaga yang tersedia sudah sesuai kebutuhan tenaga
perawat yang direkomendasikan standart RS.
3. METHOD
a. Peran dari masing – masing individu tidak sesuai dengan uraian tugas pada
penugasan metode Tim, misalnya katim kadang masih melakukan tindakan
keperawatan, ada anggota tim yang melakukan pengkajian dan membuat
perencanaan asuhan keperawatan.
b. Pelaksanaan kerjanya untuk shif siang dan malam sudah menggunakan metode
tim,tapi kurang optimal.
c. Secara umum pendokumentasian sudah cukup baik namun masih banyak poin
yang belum dilengkapi antara lain edukasi pasien masih ditemukan kosong.
58
Untuk pengisian CPPT yang dilakukan perawat& dokter telah menggunakan
SOAP dan metode pelaporan dengan SBAR dan TBK masih ada yang belum
dilakukan verifikasi oleh dokter DPJP.Obat high alert dan LASA sdh ditempeli
stiker, sedangkan untuk double cek obat LASA belum dilakukan secara
maksimal.
4. MONEY
Penerimaan jasa pelayanan belum sesuai dengan harapan perawat Lavender.
5. MARKET
Promosi untuk ruang Lavendersudah cukup karena ruang lavender adalah satu
satunya ruang bedah kelas 3. Diruang lavender sering penuh dengan BOR 75,97
6. Fungsi-Fungsi Manajemen
a. Serah terima pasien di shift sebelumnya kurang optimal. Kadang tidak diikuti
oleh semua petugas jaga, kadang hanya dilakukan diners station saja.
b. Untuk dinas siang dan malam sudah menggunakan metode tim tapi kurang
optimal.
c. Beberapa staff yang tukar dinas tidak sesuai level kewenangannya dan tidak
sesuai Tim. Belum ada buku tukar dinas.
d. Metode keperawatan yang dipakai dengan metode Tim dengan pembagian
berdasarkan pada pembagian kamar bukan pada tingkat ketergantungan pasien.
59