Anda di halaman 1dari 30

BAB III

HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SINTESA SERTA PERMASALAHAN


MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Hasil Pengkajian
1. 5 M ( Man, Material & Machine, Method, Money, Market )
a. Man
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh
organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling
menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang
melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses
kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh Karena itu,
manajemen timbul Karena adanya orang-orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan.
Keberhasilan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan
salah satu indikator nya ditentukan oleh pemberian asuhan keperawatan yang
berkualitas.Asuhan keperawatan yang berkualitas memerlukan sumber daya
yang sesuai dengan kualitas dan profesionalitas perawat dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya.Praktek profesional yang merupakan ciri profesi yang
harus tetap di pelihara dan ditingkatkan dalam rangka mempertahankan
akuntabilitas dan standart kinerja yang tinggi.
Untuk meningkatkan proses pemberian asuhan keperawatan pada
pasien, setiap perawat tentunya sudah memiliki kompetensi dibidangnya
antara lain sertifikat dan surat keputusan kewenangan klinis area masing
masing untuk ruang kemuning adalah ruangan umum kelas tiga yang di
khususkan untuk pasien perempuan dan merupakan ruangan bedah dan
penyakit dalam. Semua perawat Kemuning telah mengikuti ujian kredensial
dan sudah memiliki SK kewenangan klinisnya. Tetapi dalam pembagian antara
PK 1, PK 2 dan PK 3 belum merata yaitu masih banyak PK 1 nya.

28
1) Struktur Organisasi

KEPALA INSTALASI RAWAT INAP C


dr. Aris Joko Purwanto, Sp.PD

KEPALA RUANG LAVENDER


Juri, S.Kep,Ns

ADMINISTRASI
Dwi Sulistiyani

KETUA TIM I KETUA TIM I KETUA TIM II


Roliyati, AMK Eko Suprapto, AMK Eddy Riyanto, S.Kep.,Ns

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA


TIM I TIM I TIM II
1. Ernaningsih, AMK 1. Rita Afandi, AMK 1. Indriyanto, AMK
2. Maulida Fela S., AMK 2. Cancut Herihenjaya, 2. Wahyu Dwi A., AMK
3. Eko Hary M., AMK AMK 3. Ryan Bastomi, AMK
4. Galih Yoga P., AMK 3. Eka Prasetya, AMK 4. Dyah Ayu L., AMK
5. Muhamad Amin F., 4. Samiasih 5. Elma Uswatun K., AMK
AMK 5. Andy Riza A., AMK

2) Jenis Kelamin
Karakteristik perawat berdasarkan jenis kelamin (n= 19)
menunjukkan jumlah laki-laki 12 orang (54%) sedangkan jenis kelamin
perempuan sebanyak 7 orang (46%).
3) Pendidikan
Karakteristik Pendidikan diruang Kemuning adalah kepala ruang
dengan Pendidikan S.Kep,Ners, katim 1 dengan Pendidikan D III
keperawatan, katim 2 dengan Pendidikan D III keperawatan, katim III
dengan pendidikan DIII keperawatan, dan perawat pelaksana dengan
Pendidikan DIII keperawatan sejumlah 15.

29
Pendidikan Katim sudah sesuai dengan standart yaitu minimal
DIII keperawatan dan mempunyai SK kewenangan klinis.Diruang
Kemuning jumlah PK I, PK II dan PK III tidak sesuai standar terlalu
banyak PK I.
Tabel 1.1
Pendidikan Staf Rawat Inap Ruang Lavender
RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi

No Nama Pendidikan Jabatan

1. Juri, S.Kep,Ns S.Kep., Ns Kepala ruang

2. Roliyati, AMK DIII Keperawatan Ka.Tim 1

3. Eko Suprapto, AMK D III Keperawatan Ka.Tim II

4. Eddy Riyanto, AMK D III Keperawatan Pelaksana

5. Ernaningsih, Amk DIII Keperawatan Pelaksana

6. Maulida Fela Sofa, AMK S.Kep., Ns Pelaksana

7. Eko Hari Mulyono, AMK S.Kep. Ns Pelaksana

8. Galih Yoga Prastya, AMK D III Keperawatan Pelaksana

9. Muhammad Amin Fauzi, D III Keperawatan Pelaksana


AMK
10. Rita Afandi, AMK D III Keperawatan Pelaksana

11.. Cancut Herihenjaya, AMK D III Keperawatan Pelaksana

12.. Samiasih, AMK D III Keperawatan Pelaksana

13. Eka Prasetya, AMK D III Keperawatan Pelaksana

14. Andy Riza Afthoni, AMK D III Keperawatan Pelaksana

15. Indriyanto, AMK S.Kep, Ns Pelaksana

16. Wahyu Dwi Apriliyastuti, S.Kep., Ns Pelaksana


AMK
17. Ryan Bastoni Arifin, AMK D III Keperawatan Pelaksana

18. Dyah Ayu Lestari, AMK D III Keperawatan Pelaksana

19. Elma Uswatun Khasanah, D III Keperawatan Pelaksana


AMK

30
4) Pelatihan Kerja
Pendidikan dengan pelatihan merupakan suatu rangkaian yang
tidak dapat dipisahkan dengan system pengembangan sumberdaya
manusia, yang didalamnya terdapat pross perencanaan, penempatan,
pengembangan tenaga manusia.
Tujuan pelatihan sebagai usaha untuk memperbaiki dan
mengembangkan sikap, tingkah laku dan pengetahuan, sesuai dengan
keinginan individu, masyarakat maupun lembaga yang
bersangkutan.Pelatihan diberikan dengan harapan individu dapat
melaksanakan pekerjaanya dengan baik.Dengan demikian kegiatan
pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan,
keahlian/ketrampilan (skill), pengalaman, dan sikap peserta pelatihan
tentang bagaimana melakukan aktivitas atau pekerjaan tertentu (Alex S,
Nitisemit0 (1985)).
Karakteristik perawat diruang lavender yang mengikuti
pelatihan BTCLS sebanyak 11orang (45,8 %), mengikuti pelatihan
CWCCA 1 orang (0,04%), mengikuti pelatihan asesor 1 orang (0,04%).

31
Tabel 1.2
Pelatihan Yang Dimiliki Perawat Di Rawat Inap Ruang Lavender
RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi

No Nama Standart Pelatihan Pelatihan Yang Dimiliki Kebutuhan Masalah

1. Juri, S.Kep,Ns

2. Roliyati, AMK

3. Eko Suprapto, AMK

4. Eddy Riyanto, AMK

5. Ernaningsih, Amk

6. Maulida Fela Sofa, AMK

7. Eko Hari Mulyono, AMK

8. Galih Yoga Prastya, AMK

9. Muhammad Amin Fauzi,


AMK
10. Rita Afandi, AMK

11.. Cancut Herihenjaya, AMK

32
12.. Samiasih, AMK

13. Eka Prasetya, AMK

14. Andy Riza Afthoni, AMK

15. Indriyanto, AMK

16. Wahyu Dwi Apriliyastuti,


AMK
17. Ryan Bastoni Arifin, AMK

18. Dyah Ayu Lestari, AMK

19. Elma Uswatun Khasanah,


AMK

Kesimpulan :
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa SDM ketenagaan berdasarkan standar Pendidikan sudah sesuai standar, terbukti Pendidikan rata-rata
sudah DIII dan S.Kep,Ns, Pada tahun 2013 diselenggarakan pelatihan pelayan prima (servise excelen) yang dikuti oleh semua perawat dan bidan
dilingkungan RS. Setelah itu RS belum ada pengadaan servise excellent lagi.

33
5) Tingkat Ketergantungan Klien
Langkah perencanaan tenaga keperawatan menurut Druckter dan Gillies
(1994) meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi bentuk dan beban pelayanan keperawatan yang
akan di berikan
b. Menentukan kategori perawat yang akan di tugas kan untuk
melaksanakan pelayanan keperawatan
c. Menentukan jumlah masing-masing kategori perawat yang di
butuhkan
d. Menerima dan menyaring untuk mengisi posisi yang ada
e. Melakukan seleksi calon-calon yang ada
f. Menentukan tenaga perawat sesuai dengan unit atau shift
g. Memberikan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas pelayanan
keperawatan.
Untuk lebih akurat nya dalam perencanaan tenaga keperawatan, maka
pimpinan keperawatan harus mempunyai keyakinan tertentu dalam
organisasi nya, seperti :
a. Rasio antara perawat dan klien di dalam ruangan perawatan intensif
adalah 1 : 1 atau 1 : 2
b. Perbandingan perawat ahli dan terampil di ruang medical bedah,
kebidanan, anak dan psikiatri adalah 2 : 1 atau 3 : 1
c. Rasio antara perawat dank klien saat shift pagi atau sore adalah 1 : 5
untuk malam hari di ruang rawat dan lain-lain 1 : 10
Jumlah tenaga terampil ditentukan oleh tingkat ketergantungan klien.
menurut Abdullah dan Levine (1965) dalam Gillies (1994), seharusnya

dalam suatu unit ada 55% tenaga ahli dan 45% tenaga terampil.

Sedangkan menurut penelitian di Filipinamenghasilkan data sebagai


berikut:
Tabel 1.3
Jenis pelayanan dan rata rata jam perawatan klien
No Jenis pelayanan Rata rata jam perawatan
klien/hari
1. Non bedah 3,4
2. Bedah 3,5
3. Campuran bedah dan non bedah 3,5
4. Post partum 3
5. Bayi baru lahir 2,5

36
Rata rata klien perhari, adalah jumlah klien yang dirawat disuatu
unit berdasarkan rata-ratanya atau menurut BOR dengan rumus jumlah
hari perawatan RS dalam waktu tertentu dikali 100%.
Sedangkan Menurut Douglas, 1984 pada suatu pelayanan
profesional, jumlah tenaga yang diperlukan tergantung pada jumlah
pasien dan derajat ketergantungan pasien. Douglas, 1984
mengklasifikasikan derajat ketergantungan pasien dibagi menjadi 3,
antara lain :
a) Perawatan minimal ( minimal care ) memerlukan waktu 1-2 jam per
24 jam.
Kriteria :
(1) Kebersihan diri, mandi, dan ganti pakaian dilakukan sendiri
(2) Makan dan minum sendiri
(3) Ambulasi dan pengawasan
(4) Pengobatan minimal, status psikologis stabil
(5) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
(6) Persiapan pengobatan, memerlukan prosedur
b) Perawatan intermediet ( intermediet care ), memerlukan waktu 3-4
jam per 24 jam.
Kriteria :
(1) Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu
(2) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 4 jam
(3) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
(4) Foley cateter atau monitor intake dan output
(5) Persiapan pengobatan, memerlukan prosedur
c) Perawatan maksimal ( total care ), memerlukan waktu 5-6 jam per 24
jam.
Kriteria :
(1) Segalanya diberikan atau dibantu
(2) Posisi yang diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
(3) Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intra vena
(4) Pemakaian suction
(5) Gelisah atau disorientasi

6) Perkiraan Kebutuhan Tenaga Perawat


Perhitungan jumlahtenaga keperawatan menurut Metode Gillies (1994),
digunakan khusus untuk menghitung tenaga keperawatan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

37
A x B x 365
Jumlah tenaga = —————————————————
(365 – hari libur) x jam kerja per hari

Keterangan :
A. Jumlah kerja tenaga keperawatan per hari
B. Jumlah pasien rata-rata per hari.
Hari libur masing masing perawat pertahun yaitu 128 hari(52 hari
minggu hari sabtu 52 hari tergantung RS). Kalau hari ini termasuk hari
libur harus diperhitungkan, hari libur nasional 12 hari dan cuti tahunan 12
hari.
Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam perminggu (bila hari efektif
5 hari maka 40/5=8 jam perhari, kalau 6 hari kerja 40/6=6,6 jam perhari
atau 7 jam)
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus ditambah
20%(untuk antisipasi kekurangan/cadangan).

Penghitungan tenaga perawat dengan rumus:


A x B x 365
Jumlah tenaga = —————————————————
(365 – hari libur) x jam kerja per hari
3,5 x 30 x 365
= —————————————————
(365 – 78) x 7
38325
= = 20,1
2009
Cadangan = 20x20%= 4
Total = 20+4=24
30x3,5
Jadi jumlah tenaga 24 jam = = 15
7
Tabel 1.4
Jumlah tenaga per shift

Shift Rumus Jumlah tenaga


Pagi 15x47% 7
Siang 15x35% 5
Malam 15x17% 3

38
Tabel 1.5
Komposisi kualifikasi perawat

Komposisi perawat Rumus Jumlah


perawat
Perawat utama 24x56% 14
Perawat pelaksana 24x26% 6
Perawat pembantu 24x16% 4

Dari hasil pengkajian pada tanggal 6 Sepetember 2017,


didapatkan data jumlah pasien dalam perawatan adalah 40 pasien. dengan
jumlah perawat keseluruhan 24 perawat dengan kepala ruang dan katim 2.
Analisa perkiraan jumlah perawat yang dibutuhkan diruang
perawat berdasarkan rumus Gillies adalah24 perawat, sedangkan jumlah
tenaga dalam 24 jam adalah 15 perawat dengan pembagian tiap shift pagi
7 perawat, shift siang 5 perawat dan malam 3 perawat. Jadi ruang
Lavender masih membutuhkan tambahan tenaga 3 perawat.

Tabel 1.6
Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi Ketergangtungan
Pasien Menurut Douglas

Waktu Klasifikasi Kebutuhan Perawat


Pagi Sore Malam
Minimal 0,17 0,14 0,07
Intermediate 0,27 0,15 0,10
Maksimal 0,36 0,30 0,20
Sumber : Douglas, 1984

Dari hasil pengkajian pada tanggal 13 september 2017,


didapatkan data jumlah pasien dalam perawatan 35 pasien, untuk shift
pagi dengan ketergantungan minimal sebanyak 20 pasien, ketergantungan
intermediate 9 pasien dan ketergantungan total 6 orang. Untuk shift siang
jumlah pasien 26 pasien dengan ketergantungan minimal 9 pasien,
intermediate 10 pasien total 7 pasien, sedangkan shift malam jumlah
pasien 28 pasien ketergantungan minimal 9 pasien, intermediate 12
pasien, total 7 pasien.

39
Tabel 1.7
Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi Ketergangtungan Pasien
Menurut Douglas
Klasifikasi Kebutuhan Tenaga Perawat pada tgl 13 Jumlah
September 2017
P S M
Minimal 20 x 0,17 = 9 x 0,14 = 9 x 0,7 5,29
3,4 1,26 = 0,63
Intermediate 9 x 0,27 = 10 x 0,15 12 x 0,10 = 5,13
2,43 =1,5 1,2
Maksimal 6 x 0,36 = 7 x 0,30 = 7 x 0,20 5,46
2,16 2,1 = 1,4
Jumlah 7,99 4,86 3,23 15,88

Dari hasil pengkajian pada tanggal 14 september 2017,


didapatkan data jumlah pasien dalam perawatan untuk shift pagi 31
pasien, dengan ketergantungan minimal sebanyak 23 pasien,
ketergantungan intermediate 4 pasien dan ketergantungan total 4 orang.
Untuk shift siang jumlah pasien 29 pasien dengan ketergantungan
minimal 15 pasien, intermediate 9 pasien dan total 5 pasien. sedangkan
untuk shift malam jumlah pasien 29 pasien dengan ketergantungan
minimal 15 pasien, intermediate 9 pasien dan total 5 pasien.

Tabel 1.8
Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi Ketergantungan Pasien
Menurut Douglas
Klasifikasi Kebutuhan Tenaga Perawat pada tgl 14 Jumlah
September 2017
P S M
Minimal 23 x 0,17 = 15 x 0,14 15x 0,07 = 7,06
3,91 = 2,1 1,05
Intermediate 4 x 0,27 = 9 x 0,15 = 9 x 0,10 = 3,33
1,08 1,35 0,9
Maksimal 4 x 0,36 = 5 x 0,30 = 5 x 0,20 = 1 3,94
1,44 1,5
Jumlah 6,43 4,95 2,95 14,33

Dari hasil pengkajian pada tanggal 15 september 2017,


didapatkan data jumlah pasien dalam perawatan untuk shift pagi 31
pasien, dengan ketergantungan minimal sebanyak 15 pasien,
ketergantungan intermediate 13 pasien dan ketergantungan total 3 orang.
Untuk shift siang jumlah pasien 25 pasien dengan ketergantungan
minimal 8 pasien, intermediate 14 pasien dan total 3 pasien. sedangkan

40
untuk shift malam jumlah pasien 25 pasien dengan ketergantungan
minimal 8 pasien, intermediate 14 pasien dan total 3 pasien.

Tabel 1.9
Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi Ketergantungan Pasien
Menurut Douglas
Klasifikasi Kebutuhan Tenaga Perawat pada tgl 15 Jumlah
September 2017
P S M
Minimal 15 x 0,17 = 8 x 0,14 = 8x 0,07 4,23
2,55 1,12 = 0,56
Intermediate 13 x 0,27 = 14 x 0,15 = 14 x 0,10= 7,01
3,51 2,1 1,4
Maksimal 3 x 0,36 3 x 0,30 3 x 0,20 2,58
= 1,08 = 0,9 = 0,6
Jumlah 7,14 4,12 2,56 13,82

Minimal : 5,29+7,06+4,23= 16,58/3=5,5

Intermediate : 5,13+3,33+7,01=15,47/3=5,2

Maksimal : 5,46+3,94+2,58=11,98/3= 3,99

Jumlah : 5,5+5,2+3,99=14,69

Analisa perkiraan jumlah perawat yang dibutuhkan diruang


perawat pada 3 hari hari pengkajian berdasarkan rumus Douglas adalah
14,69= 15. Perawat yang libur atau cuti 1/3 x 15 = 5 dan 1 perawat
pengelola atau kepala ruang. Jadi kebutuhan tenaga perawat diruang
Lavender adalah 15 + 5 + 1 = 21 perawat.Jadi ruang Lavenderuntuk
tenaga sudah sesuai kebutuhan.
b. Material Dan Mechine
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan
jadi.Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia
yang ahli dalam bidangnya juga dapat menggunakan bahan/materi-materi
sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan.
Tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki. Machine atau mesin
digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang
lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja.
1) Lokasi Denah Ruang Kemuning
Ruang kemuning berada digedung sebelah timur RSUD Dr. R.
Soedjati. Ruang kemunin berbatasan dengan :

41
a) Sebelah barat ruang neoristi
b) Sebelah selatan ruang verifikasi
c) Sebelah timur pemukiman masyarakat
d) Sebelah utara ruang flamboyan
Dari hasil wawancara dengan staf Ruang kemuning,
berdasarkan SK Direktur ruang kemuning merupakan ruang rawat inap
umum kelas 3, untuk perempuan.
Ruang kemuning mempunyai ruang khusus HCU, untuk
merawat pasien dengan pengawasan atau pasien dengan ketergantungan
maksimal.

Denah Lokasi Ruang Kemuning:

7 4 3 2 1

PINTU
F B A
6 5 G HCU
C

E D

Keterangan :
A. = Gudang

B. = Ruang Karu

C. = Dapur

D. = Kamar mandi

E. = Ruang sholat

F. = Ruang perawat

G. = Tempat kursi roda, linen kotor

1-7= Kamar Perawatan Pasien dan kamar mandi didalam.

42
Fasilitas yang ada diruang kemuning:
1. Fasilitas untuk petugas kesehatan
a. Nurse Station
b. Lemari obat
c. Kamar Mandi
d. Ruang perawat (kamar ganti dan sholat)
e. Wastafel
2. Fasilitas untuk pasien
Tempat tidur pasien diruang kemuning terdiri dari 7 kamar, 35 bad ,
setiap kamar ada 1 kamar mandi dalam dan hcu ada 3 bad dan 1 kamar
mandi dalam akan tetapi tidak ada Bad sad monitor, syrinpump, tirai
privasi, dan suction.
3. Fasilitas ruangan
Setiap kamar berisi 5 tempat tidur, 5 almari kecil, 1 kursi tiap pasien
dengan kamar mandi didalam, berdasarkan wawancara dengan keluarga
fasilitas diruangan cukup baik.
4. Fasilitas tempat obat
Fasilitas untuk obat ada tetapi belum sesuai standar antara lain suhu
ruang tidak lebih dari 300C, kelembapan dibawah 600C. Kulkas khusus
obat ada. Pembagian obat yang seharusnya dilakukan oleh apoteker
masih dikerjakan oleh perawat ruangan.
5. Inventaris ruangan
Table 1.6
Inventaris alat Rawat Inap Ruang kemuning
RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi Tahun 2017

No Nama alat Standar Yang Masalah


depkes/kondisi dimiliki/kondisi
1. Standar infus - 38/baik Tidak ada

2. Boodwarmer 1/baik 1/baik Tidak ada

3. Nebulizer 1/baik 1/baik Tidak ada

4. Syringepump 1/baik Tidak ada Tidak ada

5. Infuspump - Tidak ada Tidak ada

6. Brankar roll 1/baik 1/baik Tidak ada

7. Lampu baca 1/baik 1/baik Tidak ada


rongen

43
8. Pispot pasien - 7/baik Pispot banyak
yang hilang

9. Urinal 1 1/baik Urinal banyak


yang hilang

10. Kursi roda 1/baik 2/baik Tidak ada

11. Meja troli 1/baik 3/baik Tidak ada

12. Timbangan 1/baik - Tidak ada


Dewasa
13. Suction 1/baik Tidak ada Tidak ada

14. Troli linen 1/baik Tidak ada Tidak ada

15. EKG 1/baik Tidak ada Tidak ada

16. Tensi dewasa 4/baik 2/baik Tidak ada

17. Stetoskop 3/baik 3/baik Jumlah kurang


dewasa
18. Termometer 1/baik 1/baik Tidak ada

19. Spuit gliserin 1/baik 2/baik Tidak ada

20. Gunting plester 1/baik 2/baik Tidak ada

21. Loker obat 1/baik 1/baik Tidak ada

22. Loker obat 1/baik 1/baik Tidak ada


emergency
23. Ambubag 1/baik 1/baik Tidak ada
Dewasa
24. Spigmanometer - 3/baik Tidak ada

25. Computer - 1/baik Tidak ada

26. Tempat - 1/baik Tidak ada


sampah
infeksius
27. Tempat - 2/baik Tidak ada
sampah non
infeksius
28. Skatsel - Tidak ada Tidak ada

44
29. Irigator - 1/baik Tidak ada

30. Mayo - 2/baik Tidak ada

31. Bengkok - 4/baik Tidak ada

32. Bak instrument - 1/baik Tidak ada


kecil
33. Bak instrument - 2/baik Tidak ada
sedang
34. Bak instrument - 2/baik Tidak ada
besar
35. Pinset anatomis - 2/baik Tidak ada

36. Pinset sirugis - 3/baik Tidak ada

37. Tong spatel - 2/baik Tidak ada

SSumber Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer


340/MENKES/PER/III/2010 tetang klasifikasi rumah sakit.
Hasil inventarisasi diatas semua alat dalam kondisi baik.Alat-alat untuk
perawatan luka sudah disterilkan dan disentralkan di CSSD dan ada yang tersimpan
diruangan untuk perawatan ganti balut. .Berdasarkan wawancara dengan staf ruang
kemuning jumlah pispot dan uripinset anatomisnal banyak yang hilang.Kamar
pasien belum ada skat antar pasien, jika melakukan tindakan menggunakan skatsel.
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruang kebutuhan linen ruang
kemuning disentral di laundry.
Table 1.7
Administrasi Penunjang Rawat Inap Ruang kemuning
RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi Tahun 2017

No. Nama Buku Pelaksanaan Masalah

1. Buku TTV Untuk pelaksanaan pengisian TTV Tidak ada buku khusus
tidak di laksanakan, hanya di buat TTV
masukkan ke dalam buku data
pasien rawat inap karena tidak ada
buku khusus untuk TTV

2. Buku pasien Perawat dan petugas administrasi Tidak ada masalah


pulang selalu mengisi buku tersebut bila
ada pasien yang pulang

3. Buku injeksi Perawat shif selalu menulis Tidak ada masalah

45
program injeksi di CPO

4. Buku pre Ka.Tim melakukan dokumentasi Tidak ada masalah


konfrens dan pre konfrens dan post konferen
post konfrens

5. Buku diet Perawat melakukan pencatatan diet Tidak ada masalah


makan pasien

6. Buku visite Petugas mengisi advise dokter di Tidak ada masalah


jadikan satu dengan buku katim.

7. Buku wasray Untuk linen sekarang disentral Tidak ada masalah

8. Buku edukasi Didalam RM tersedia form edukasi Tidak ada masalah


pasien

9. Buku Hasil rontgen dan pemeriksaan lain Tidak ada dokumentasi


penyerahan yang diberikan kepada pasien penyerahan hasil
hasil rontgen dilakukan dokumentsi. rontgent.

Dari wawancara pre dan post konfrens setiap pagi selalu dilakukan
oleh Katim. Untuk linen sudah disentral dilaundri jadi tidak menulis dibuku
washray. Buku TTV jadi satu di buku laporan, terkadang tidak dilakukan
karena keterbatasan alat.
c. Method
1) Model Asuhan Keperawatan
Dari wawancara dengan kepala ruang Kemuning
menggunakan asuhan keperawatan metode tim. Model asuhan
keperawatan menurut Grant and Messey, 1997 dan Marquis and
Houston, 1998 Model ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota
yang berbeda –beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi dalam group kecil yang
saling membantu.
Dari hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruang,
ruang Kemuning dibagi menjadi 3 tim terdiri dari tim 1 mendapatkan 3
kamar tim 2 mendapatkan 2 kamar tim 3 mendapatkan 2 kamar..
Pembagian tanggung jawab terhadap pasien berdasarkan kamar pasien
yang mengalami kesulitan akan dibantu tim lain. Untuk shif siang dan
malam metode tim belum bisa di laksanakan karena terbatasnya perawat.
2) Pengaturan Jadwal

46
Menurut Kepala Ruang jadwal dinas yang dilakukan sesuai
jumlah perawat yang ada 1 kepala ruang, 3 katim, dan anggota tim.
Dari observasi terdapat daftar jadwal lengkap dengan jadwal
petugas rujuk dan code blue, untuk jadwal rujuk dan code blue di
tentukan oleh bidang keperawatan. Tukar jaga belum ada bukunya hanya
didokumentasikan dijadwal.
3) Pendelegasian
Menurut kepala ruang pendelegasian dilakukan secara lisan,
belum ada dokumentasi tertulis untuk pendelegasian tugas dan
wewenang kepada staf.
4) Timbang Terima Dan Operan
a) Timbang terima pasien
Timbang terima pasien merupakan cara untuk
menyampaikan dan menerima keadaan pasien maupun
permasalahan yang ada diruangan, serah terima antar shif pagi, sore
dan malam. Dari hasil observasi timbang terima pasien sudah
dilakukan pada saat pre dan post konfrens dinurse station kemudian
berkeliling ke kamar pasien. untuk shif sore dan malam hanya
dilakukan operan saja di nurse station dengan menggunakan buku
laporan pasien.
b) Timbang terima alat
Dari timbang terima alat meliputi peralatan medis, alat
rumah tangga masih didilakukan secara lisan belum ada
dokumentasi.
c) Pre dan Post Conferens
Yaitu komunikasi perawat dan katim pelaksana setelah
selesai operandan sebelum operan berikutnya yang dipimpin oleh
katim. Isi pre konferns adalah rencana harian untuk memberi
pelayanan asuhan keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien
dan kepala ruang memberikan motivasi kepada perawat dalam
meningkatkan kinerja dan pelayanan di ruangan, sedangkan isi
post conferens adalah evaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah
dilakukan dan hal penting yang perlu dilaporkan pada shift
berikutnya.Pre konfrens dan post konferens dipimpin oleh kepala
ruang.
d) Supervisi
Dari hasil wawancara dengan staf ruang Kemuning, Kepala
ruang telah melakukan fungsi sebagai pengawas dan pengendali

47
dengan melakukan penilaian kinerja perawat, kepala ruang kadang
memberikan teguran dan arahan kepada staf diruang lavender
secara lisan. Diruang Kemuning belum ada buku teguran bagi staf ,
bila ada kejadian atau pelanggaran oleh staf.
e) Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Pada form pendokumentasian keperawatan sudah mencakup
seluruh proses keperawatan pasien meliputi :
(1) Pengkajian yang terdiri dari keluhan pasien, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit
keluarga belum lengkap dalam pengisiannya, assesment awal
nyeri, dan resiko jatuh dengan form ceklist sudah diisi
lengkap.
(2) Analisa data dengan form ceklist sudah terisi lengkap .
(3) Diagnose keperawatan dengan form ceklist sudah terisi
lengkap.
(4) Intervensi dengan form ceklist sudah terisi lengkap.
(5) Implementasi dengan form ceklist dengan menuliskan jam
dan tanda tangan.
(6) Evaluasi dengan SOAP di form CPPT diisi petugas setiap
shift.
Masalah : secara umum pendokumentasian sudah cukup
baik namun masih ada point yang belum diisi yaitu tanggal dan
identitas terkadang masih belum di isi.
d. Money
Sumber keuangan berasal dari RS dalam bentuk barang kebutuhan
rumah tangga, alat kesehatan, alat kantor dan sarana prasana lain yang
dibutuhkan ruangan dengan cara mengajukan usulan ke masing-masing
bidang. Untuk perencanaan pengusulan baik barang alat kantor,kebutuhan
rumah tangga,alat kesehatan sesuai Rencana Anggaran RS.
Sumber keuangan staf ruang lavender berasal dari gaji dan intensif
yang diterima tiap bulan untuk semua karyawan Penerimaan jasa pelayanan
belum sesuai dengan harapan perawat lavender.

e. Market
Media promosi RS dilakukan oleh SIM RS, Promosi pada acara-acara
Kabupaten atau dari mulut ke mulut orang. Media lain yang sudah dilakukan
adalah adanya SK Direktur bahwaLavender adalah ruang rawat inap bedah
kelas 3.Layanan unggulan di RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi adalah

48
Instalasi Haemodialisa dan Instalasi Penunjang Diagnostic Terpadu
(Endoskopi).Ruang Lavender adalah ruang perawatan bedah kelas 3kasus
bedah kadang juga ada titipan penyakit dalam bukan termasuk layanan
unggulan RS.
f. Mutu
Mutu pelayanan rumah sakit adalah derajat kesempurnaan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan standart profesi dan standar pelayanan dengan
menggunakan potensi sumber daya yang tersedia dirumah sakit secara wajar.,
efisien, efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan secara norma,
etika , hukum dan sosial budaya dengan memeperhatikan keterbatasan dan
kemampuan pemerintah serta masyarakat konsumen.
Peningkatan mutu adalah program yang disusun secara obyektif dan
sistematik untuk memantau dan menilai mutu serta kewajaran asuhan terhadap
pasien dan memecahkan masalah-masalah yang terungkap. Mutu dan
keselamatan pasien merupakan issue global dan tuntutan masyarakat yang
harus diprioritaskan
Di RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi dalam peningkatan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien dibentuk komite mutu dan keselamatan
pasien.Mutu rumah sakit dinilai dengan mengumpulkan data indikator mutu
setiap bulannya. Setiap ada kejadian Insiden keselamatan pasien dilaporkan
kepada KPRS dengan form pelaporan IKP, dan dilaporkan sebelum < 2x24
jam. Adapun rincian kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang
terkait dengan ruang pelayanan Lavender adalah sebagai berikut:

Table 1.8
Data Indikator mutu dan keselamatan pasien Ruang Lavender
RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi Tahun 2017

No. Jenis Mutu Pelayanan Standar Mutu Yang Masalah Pelaksanaan Mutu
Diharapkan
1. Audit pelaksanaan
clinical pathway (CP)
pada kasus bedah dan
dalam:
a. Tuberculosis Paru Semua pasien dengan Pada saat pengkajian tidak
kasus TB Paru dirawat ada pasien dengan diagnose
inap tanpa Penyulit dibuat Tuberculosis
CP.

49
b. Hernia Inguinalis Semua pasien Hernia Diruang Lavender kasus
Reponible Inguinalis Reponible Hernia Inguinalis reponible
tanpa Penyulit dibuat CP belum dibuat CP

c. StrokeNon Semua pasien SNH rawat Diruang Lavender kasus


Hemorragik (SNH) inap tanpa penyulit dibuat SNH belum dibuat CP
CP

d. Perdarahan Saluran Semua pasien perdarahan Pada saat pengkajian tidak


Cerna Bagian Atas cerna bagian atas tanpa ada pasien masuk dengan
penyulit dibuat CP perdarahan saluran cerna
bagian atas

2. Pemantauan indikator
area ILM/ JCI

a. Ischemic or Semua pasien stroke Dari hasil pengkajian semua


hemorrhagic stroke dilakukan pemantauan pasien stroke dikonsulkan
patients who were
tindakan rehabilitasi ke dokter RM dan dilakukan
assessed for
rehabilitation medik rehabilitasi
services

b. Pemberian profilaksis Semua pasien pre operasi Dari hasil pengkajian semua
anti emetik untuk dilakukan pemantauan pasien post operasi
perawatan pada
untuk pemberian mendapat profilaksis
pasien post operasi
dengan riwayat mual profilaksis anti emetik antiemetic pada regional
dan muntah dan general anesthesia.

3. Area Sasaran
Keselamatan Pasien

a. Ketepatan Semua pasien masuk Hasil pengkajian pada 30


Identifikasi Pasien rawat inap diruang pasien semua sudah
Pada Gelang
Lavender yang masuk terpasang gelang identitas,
Identitas
lewat IGD atau lewat namun sebagian pasien
Poliklinik sudah terpasang belum mengetahui maksud
gelang identitas. dan tujuan dilakukan
pemasangan gelang.

b. Kelengkapan Semua komunikasi lewat Dari hasil pengkajian 8

50
pencatatan instruksi telfon baik dalam Rekam medik pasien
verbal via telepon pelaporan kondisi pasien didalamnya terdapat SBAR
diluar jam kerja
maupun pelaporan hasil dan TBK, tetapi hanya 1
yang direadback dan
di tandatangani hasil kritis pemeriksaan RM yang ada verifikasi
dalam 24 jam penunjang dicatat dalam dari dokter DPJP.
CPPT dalam bentuk
SBAR dan TBK
diverifikasi dokter DPJP/
dr jaga sebelum 1x24 jam

c. Kepatuhan Semua obat elektrolite Semua obat dalam kotak


pemberian label obat pekat yang disimpan emergency yang berupa
high alert oleh
harus diberi label. elektrolite pekat tersimpan
farmasi
dalam tempat tersendiri dan
diberi label. Secara berkala
diperiksa dan diaudit oleh
bagian farmasi. Untuk obat
LASA sudah ditempeli
tetapi belum dilakukan
double cek pada CPO.

d. Persentase Semua petugas melakukan Dari pengamatan selama


Kepatuhan Petugas cuci tangan dengan pengkajianditemukan
Kesehatan dalam
metode 6 langkah dan 5 sebagian besar staf sudah
Melakukan
Kebersihan Tangan momen melaksanakan 6 langkah
Dengan Metode dan 5 momen cuci tangan.
Enam Langkah dan
Lima Momen

e. Kepatuhan Setiap pasien yang akan Semua pasien operasi pada


Pelaksanaan dilakukan tindakan organ dua sisi sudah
Prosedur Site
operasi pada organ dua dilakukan site marking.
Marking pada Pasien
yang Akan sisi sudah dilakukan site Untuk pasien mata
Dilakukan Tindakan marking. penandaan dengan cara
Operasi
mata yang sakit ditutup
dengan kasa. Untuk tangan
dan organ 2 sisi yg lain
diberi tanda lingkaran
dengan spidol biru.

51
f. Tidak Adanya Semua kejadian pasien Tidak ada kejadian pasien
Kejadian Pasien jatuh yang berakibat jatuh. Assesmen resiko
Jatuh Yang
kecacatan atau tidak jatuh juga sudah dilakukan
Berakibat
Kecacatan/ dilaporkan ke Tim SKP. pengkajian.
Kematian

4. Pencatatan dan Semua kejadian IKP Dalam pelaporan kejadian


pelaporan IKP, berupa: dilaporkan ke Komite IKP bilamana terjadi
a. KPC : Kondisi Mutu Dan Keselamatan langsung dilaporkan ke
Potensial Cidera
Pasien dalam waktu < komite mutu dan
b. KNC : Kejadian
Nyaris Cidera 2x24 jam keselamatan pasien dan
c. KTC : Kejadian dilakukan investigasi
Tidak Cidera sederhana.
d. KTD : Kejadian
Tidak Diharapkan
e. Sentinel : Kejadian
berakibat kecacatan
atau kematian

2. Fungsi-Fungsi Manajemen
Table 1.9
Data Indikator mutu dan keselamatan pasien Ruang Lavender
RSUD Dr. R. Soedjati Purwodadi Tahun 2017

No. Uraian Kondisi Yang Ada Masalah

1 Perencanaan

a. Menunjuk ketua tim Secara teori sudah Ka jaga / Pj shift


pengganti / ka jaga / PJ dilakukan dalam kurang optimal
shift yang akan bertugas pelaksanaannya sudah melakukan tugas
di ruangan masing – optimal pelimpahan tersebut
masing jika ketua tim
tidak ada.
b. Mengikuti serah terima Sudah dilakukan, tetapi Serah terima pasien di
pasien di shift kadang tidak diikuti oleh shift sebelumnya harus
sebelumnya. semua petugas jaga. diikuti oleh semua
petugas.

c. Mengidentifikasi tingkat Sudah dilakukan Tidak ada masalah


ketergantungan klien :
gawat, transisi dan
persiapan pulang

52
bersama ketua tim.
d. Mengidentifikasi jumlah Identifikasi jumlah Pembagian penugasan
perawat yang di perawat sudah dilakukan anggota Tim
butuhkan berdasarkan tetapi pembagian seharusnya berdasarkan
aktifitas kebutuhan klien berdasarkankamar tingkat ketergantungan
bersama ketua tim, pasien tidak
mengatur penugasan / berdasarkan kamar.
penjadwalan.
e. Merencanakan strategi Sudah dilakukan Tidak ada masalah
pelaksanaan
keperawatan.
f. Mengikuti visite dokter Sudah dilakukan Tidak ada masalah
untuk mengetahui
kondisi, patofisiologis,
tindakan medis yang
dilakukan, program
pengobatan dan
mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan
yang akan dilakukan
terhadap pasien.
g. Mengatur dan Sudah dilakukan Tidak ada masalah
mengendalikan asuhan
keperawatan.
h. Membimbing Sudah dilakukan Tidak ada masalah
pelaksanaan asuhan
keperawatan.
i. Membimbing penerapan Sudah dilakukan Tidak ada masalah
proses keperawatan dan
menilai asuhan
keperawatan.
j. Mengadakan diskusi Sudah dilakukan Tidak ada masalah
untuk pemecahan
masalah.
k. Memberikan informasi Sudah dilakukan Tidak ada masalah
kepada pasien atau
keluarga yang baru
masuk RS.

53
l. Membantu membimbing Sudah dilakukan Tidak ada masalah
terhadap peserta didik
keperawatan
2 Pengorganisasian

a. Memutuskan metode Sudah dilakukan Tidak ada masalah


penugasan: sudah
ditetapkan oleh bidang
keperawatan melalui SK
direktur. Dalam bentuk
metode penugasan Tim
b. Merumuskan tujuan Sudah dilakukan Tidak ada masalah
metode penugasan
c. Membuat rincian tugas Sudah ada uraian tugas Tidak ada masalah
tim dan anggota tim
secara jelas.
d. Membuat rentang Sudah dilakukan Tidak ada masalah
kendali kepala ruang
membawahi 2 ketua tim
dan ketua tim
membawahi 2 – 3
perawat.
e. Mengatur dan Sudah dilakukan Banyak staff yang tukar
mengendalikan tenaga dinas tidak sesuai level
keperawatan: membuat kewenangannya dan
proses dinas, mengatur tidak sesuai Tim.
tenaga yang ada setiap
hari dan lain – lain
f. Mengatur dan Sudah dilakukan Tidak ada masalah
mengendalikan logistik
ruangan.
g. Mengatur dan Sudah dilakukan Tidak ada masalah
mengendalikan situasi
tempat praktik
h. Mendelagasikan tugas Sudah dilakukan Sudah ada dokumnetasi
kepala ruang jika tidak tentang pendelegasian
berada di tempat kepada tugas.
ketua tim.

54
i. Memberi wewenang Sudah dilakukan Tidak ada masalah
kepada tata usaha untuk
mengurus administrasi
pasien.
j. Identifikasi masalah dan Sudah dilakukan Tidak ada masalah
cara penanganannya
3 Pengarahan dan
Pengawasan
a. Memberikan pengarahan
tentang penugasan Sudah dilakukan Tidak ada masalah

kepada ketua tim


b. Memberikan pujian Sudah dilakukan Hanya ucapan terima
kepada anggota tim yang kasih
melaksanakan tugas
dengan baik.
c. Memberikan motivasi Sudah dilakukan Tidak ada masalah
dalam peningkatan
pengetahuan,
ketrampilan dan sikap.
d. Menginformasikan hal – Sudah dilakukan Tidak ada masalah
hal yang dianggap
penting dan
berhubungan dengan
askep pasien.
e. Melibatkan bawahan Sudah dilakukan Tidak ada masalah
sejak awal hingga akhir
kegiatan.
f. Membimbing bawahan Sudah dilakukan Tidak ada masalah
yang mengalami
kesulitan dalam tugasnya
g. Meningkatkan Sudah dilakukan Tidak ada msalah
kolaborasi dengan
anggota tim lainnya.
h. Melalui komunikasi : Sudah dilakukan Tidak ada masalah
mengawasi dan
berkomunikasi langsung
dengan ketua tim dalam

55
pelaksanaaan mengenai
asuhan keperawatan
yang diberikan kepada
pasien.
i. Melalui supervisi : Sudah dilakukan Sudah ada dokumentasi
Pengawasan langsung buku peringatan
melalui inspeksi,
mengamati sendiri atau
melalui laporan langsung
secara lisan dan
mengawasi
kelemahannya yang ada
saat itu juga.
Pengawasan tidak
langsung yaitu
mengecek daftar hadir
ketua tim, membaca dan
memeriksa rencana
keperawatan serta
catatan yang dibuat
selama dan sesudah
proses keperawatan
dilaksanakan
(didokumentasikan),
mendengar laporan ketua
tim tentang pelaksanaan
tugas.

j. Mengevaluasi upaya Sudah dilakukan Tidak ada masalah


pelaksanaan dan
membandingkan dengan
rencana keperawatan
yang telah disusun
bersama ketua tim
k. Audit Keperawatan Belum terlaksana Audit keperawatan oleh
kepala ruang belum
dilaksanakan

56
4 Pengendalian

a. Pelaksanaan proses Proses evaluasi / Bentuk evaluasi atau


evaluasi / controling controlling sebagian supervisi klinik belum
pada rencana yang sudah dilakukan dalam sepenuhnya dilakukan
sedang berjalan bentuk supervisi kinerja misalnya audit kasus,
b. Melihat performance / perawat maupun ronde keperawatan,
kinerja sebagai koreksi. supervisi yang lain. supervisi tindakan
keperawatan.

c. Menggunakan acuan Sebagian sudah Kepala ruang belum


kepatuhan dalam dilakukan namun belum mendokumentasikan
pencapaian pelaksanaan sepenuhnya dilakukan secara tertulis tentang
visi dan misi yang sesuai dengan visi, misi kinerja staf dan belum
disesuaikan dari bidang standar asuhan dibandingkan dengan
keperawatan, keperawatan yang sudah standar yang ada
menentukan standar dibuat
asuhan keperawatan /
standar praktek
keperawatan, mengatur
penampilan kinerja dari
ruangan dan staf,
menggunakan anggaran
dana dengan baik
d. Mengukur hasil /
prestasi yang telah
diperoleh staf atau
organisasi.
e. Membandingkan hasil
yang telah dicapai
dengan tolok ukur /
standar.
f. Memperbaiki Sudah dilakukan tapi Dari hasil observasi
penyimpangan – pelaksanaanya belum pasien ruang Lavender
penyimpangan yang optimal jumlahnya banyak dan
terjadi sesuai dengan kasus bedah yang
faktor – faktor bervariasi, kurangnya
penyebabnya dan staf dan operan jaga
menggunakan faktor

57
tersebut untuk yang tidak optimal.
menetapkan langkah –
langkah intervensi.

B. Daftar Masalah 5 M
Dari hasil pengkajian di ruang Lavender dapat kita peroleh masalah- masalah sebagai
berikut :
1. MAN
a. Sesuai dengan standart rumah sakit dan berdasarkan data diatas kita simpulkan
bahwa SDM ketenagaan ruangan Lavender sudah memenuhi standar.
b. Secara kwalitatif Pendidikan Katim sudah sesuai dengan standart yaitu minimal
DIII keperawatan dan mempunyai SK kewenangan klinis. Diruang lavender
jumlah PK I, PK II dan PK III tidak sesuai standar terlalu banyak PK I.
Sedangkan untuk pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dengan cara
pelatihan masih kurang, misalnya pelatihan manajemen karu untuk kepala ruang,
pelatihan servise excellent bagi perawat pelaksana.
c. Secara kwantitatif, jumlah tenaga yang tersedia sudah sesuai kebutuhan tenaga
perawat yang direkomendasikan standart RS.

2. MATERIAL DAN MACHINE


a. Buku penunjang yang sudah ada masih belum dilaksanakan dengan optimal
seperti buku TTV, buku pre dan post konfrens, buku penyerahan hasil rontgen.
Ada buku edukasi pasien yang seharusnya didokumentasikan di RM pasien.
b. Buku peringatan staf ada, buku tukar dinasbelum ada.
c. Alat-alat seperti pispot dan urinal banyak yang hilang.
d. Kamar berisi 5 tempat tidur tidak dilengkapi penyekat, padahal satu kamar
kadang ditempati pasien dengan jenis kelamin yang berbeda.
e. Belum ada ruangan khusus HCU untuk pasien pengawasan.

3. METHOD
a. Peran dari masing – masing individu tidak sesuai dengan uraian tugas pada
penugasan metode Tim, misalnya katim kadang masih melakukan tindakan
keperawatan, ada anggota tim yang melakukan pengkajian dan membuat
perencanaan asuhan keperawatan.
b. Pelaksanaan kerjanya untuk shif siang dan malam sudah menggunakan metode
tim,tapi kurang optimal.
c. Secara umum pendokumentasian sudah cukup baik namun masih banyak poin
yang belum dilengkapi antara lain edukasi pasien masih ditemukan kosong.

58
Untuk pengisian CPPT yang dilakukan perawat& dokter telah menggunakan
SOAP dan metode pelaporan dengan SBAR dan TBK masih ada yang belum
dilakukan verifikasi oleh dokter DPJP.Obat high alert dan LASA sdh ditempeli
stiker, sedangkan untuk double cek obat LASA belum dilakukan secara
maksimal.

4. MONEY
Penerimaan jasa pelayanan belum sesuai dengan harapan perawat Lavender.

5. MARKET
Promosi untuk ruang Lavendersudah cukup karena ruang lavender adalah satu
satunya ruang bedah kelas 3. Diruang lavender sering penuh dengan BOR 75,97
6. Fungsi-Fungsi Manajemen
a. Serah terima pasien di shift sebelumnya kurang optimal. Kadang tidak diikuti
oleh semua petugas jaga, kadang hanya dilakukan diners station saja.
b. Untuk dinas siang dan malam sudah menggunakan metode tim tapi kurang
optimal.
c. Beberapa staff yang tukar dinas tidak sesuai level kewenangannya dan tidak
sesuai Tim. Belum ada buku tukar dinas.
d. Metode keperawatan yang dipakai dengan metode Tim dengan pembagian
berdasarkan pada pembagian kamar bukan pada tingkat ketergantungan pasien.

59

Anda mungkin juga menyukai