TELUSURI
Referat : Perdarahan
Intraserebral (PIS)
Oktober 09, 2017
BAB 1
PENDAHULUAN
fokal yang akut dan disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara
spontan, bukan oleh karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri,
vena dan kapiler.(1) Perdarahan intraserebral menyumbang 8-13% dari semua stroke.
dibanding stroke iskemik atau perdarahan sub-araknoid. Perdarahan intrserebral yang disertai
edema dapat menggangu atau menyebabkan kompresi pada jaringan otak sekitar, yang
menyebabkan disfungsi neurologis. Pergeseran yang cukup besar dari parenkim otak dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial dan berpotensi untuk sindroma herinasi yang
fatal.(2) Gejalanya muncul secara tiba-tiba pada saat terjadi perdarahan yaitu sakit kepala,
kelemahan, kebingungan dan juga kelumpuhan, terutama pada satu sisi tubuh.(3) Oleh karena
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Perdarahan intraserebral (PIS) adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan
disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan, bukan oleh
karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler. (1)
2.2. Epidemiologi
per 100.000 penduduk dan meningkat seiring dengan usia.(4) Di Amerika, suku berkulit hitam
dan hispanik memiliki angka kejadian perdarahan intraserebral yang secara signifikan lebih
tinggi dibandingkan suku berkulit putih.(5) Negara di Asia memiliki angka kejadian yang lebih
tinggi dibanding dengan benua lain. Resiko terjadinya perdarahan intraserebral meningkat pada
usia diatas 55 tahun dan menjadi dua kali lipat setiap dekadenya hingga usia 80 tahun.(2) Di
Indonesia prevalensi stroke sebesar 8,3 per 1000 penduduk sehingga diperkirakan ada 1 950
000 penderita. Angka kejadian iskemia lebih banyak namun morbiditas dan mortalitas stroke
berdarah lebih tinggi. angka mortalitas PIS sebesar 34,6%, dan hanya 38% yang
mencapai glasgow outcome scale (GOS) empat atau lima setelah enam bulan serangan. Pada
GOS 5, pasien kembali pulih sempurna seperti sebelum sakit sedangkan GOS 4
adalah moderate dissability, pasien dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari seperti
makan, minum, dan naik mobil umum namun tidak dapat melakukan aktivitas yang
memerlukan kecakapan dan intelektual yang lebih tinggi. angka kematian stroke berdarah
pasca operasi mencapai 42%, dan 72% dari pasien yang selamat mengalami cacat berupa
Otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu serebrum, serebellum dan batang otak. Serebrum
merupakan bagian yang paling besar dan terbagi menjadi hemisfer sinistra dan dextra yang
masing-masing terdiri dari empat lobus yaitu lobus frontal, lobus parietal, lobus termporal dan
lobus oksipital. Serebrum melakukan tugas yang berat seperti interpretasi sentuhan,
penglihatan dan pendengaran, serta berbicara, penalaran, emosi, pengetahuan dan control
Berfungsi untuk mengkoordinasi gerakan otot, posisi tubuh dan keseimbangan. Sedangkan
batang otak terdiri dari otak tengah, pons dan medula. Batang otak bertugas sebagai pusat
penyampaian informasi untuk serebrum dan serebellum yang diteruskan dari medulla
spinalis.(7) Batang otak menjalankan banyak fungsi otomatis seperti bernapas, denyut jantung,
suhu tubuh, siklus bangun-tidur, pencernaan, bersin, batuk, muntah dan menelan. 10 dari 12
nervus kranialis berpangkal pada batang otak. Pada serebrum, setiap lobus mempunyai
fungsinya masing-masing.
a. Lobus frontal
b. Lobus parietal
i. Interpretasi Bahasa dan kalimat
iii. Interpretasi sinyal dari visual, pendengaran, motorik, sensorik dan memori
c. Lobus oksipital
d. Lobus temporal
ii. Memori
iii. Pendengaran
Suplai darah serebri berasal dari arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Arteri karotis
interna pada kedua sisi menghantarkan darah ke otak melalui percabangan utamanya, arteri
serebri media dan arteri serebri anterior serta arteri koroidalis anterior (sirkulasi anterior).
Kedua arteri vertebralis bergabung di garis tengah pada batas kaudal ponsuntuk membentuk
arteri basilaris, yang menghantarkan darah ke batang otak dan serebelum, serta sebagian
hemisfer serebri melalui cabang terminalnya, arteri serebri posterior (sirkulasi posterior).
Sirkulasi anterior dan posterior berhubungan satu dengan lainnya memlui sirkulus arteri
Willisi.(8)
somatotopik, yaitu titik ke titik, pada tubuh bagian perifer yang membentuk homunkulus (orang
kecil) yang digambarkan di permukaan otak. Konfigurasi pemetaan tubuh pada permukaan
korteks ini awalnya berdasarkan pada penelitian patoanatomis dan kemudian dikonfirmasi dan
pemetaan cetusan potensial somatosensorik Marshall dan yang terbaru dengan pemeriksaan
PET, fMRI dan MEG. Pemetaan korteks ini tidak menunjukkan representasi ukuran secara
proporsional.
Pada representasi sensasi superfisial kortikal, misalnya bagian tubuh dengan banyak
serabut sensorik seperti lidah dan wajah dipetakan pada area korteks yang besar dan tidak
proporsional, sedangkan bagian dengan persarafan yang jarang seperti lengan, paha dan
punggung dipetakan pada area yang lebih kecil. Selain itu, dan berdasarkan asumsi
sebelumnya, pemetaan ini tidak static. Representasi kortikal pada bagian tubuh tertentu dapat
membesar atau mengecil, tergantung pada tingkatan bagian tubuh yang digunakan. Jika
aktivitas diskriminasi taktil yang melibatkan ibu jari dan jari telunjuk seperti palpasi dadu untuk
merakan permukaannya dilakukan secara berulang dalam jangka panjang, representasi kedua
jari ini di korteks somatosensorik primer akan membesar. Begitu pula atau bahkan lebih luas,
2.4. Patofisiologi
Pada perdarahan intraserebral, pembuluh darah pecah dan darah merembes ke jaringan
otak. Perdarahan menyebabkan sel-sel otak mati dan bagian dari otak yang terpengaruh
berhenti berfungsi baik. Tekanan darah tinggi, juga disebut hipertensi, adalah penyebab paling
Tetapi juga mungkin disebabkan karena disfungsi autoregulasi dengan aliran darah otak
perdarahan diatesis), hemoragik nekrosis (misalnya, tumor, infeksi), atau obstruksi aliran
Peningkatan tekanan darah patologis merusak dinding pembuluh darah arteri yang kecil,
perdarahan tergantung pada lokasinya.(8) Lokasi predileksi dari perdarahan intraserebral adalah
ganglia basalis (40-50%), region lobar (20-50%), thalamus (10-15%), pons (5-12%),
serebellum (5-10%), dan bagian lain batang otak (1-5%).(2) Perdarahan ganglia basalis dengan
meningkatkan tekanan intracranial secara sangat cepat akibat efek desak oleh hematoma.
melalui obstruksi aliran ventricular oleh bekuan darah atau gangguan reabsorpsi cairan
serebrospinal dari granulasio araknoidales. Jika terjadi hidrosefalus maka akan meningkatkan
tekanan intracranial lebih lanjut. Di fosa posterior hamper tidak ada ruang kosong sehingga
cepat, kemungkinn menyebabkan herniasi isi fossa posterior, baik ke atas ke tentorial notch
yang jauh lebih buruk dibandingkan dengan perdarahan yang berukuran sama di hemisfer
serebri.(8)
Perdarahan intraserebral terbagi atas dua bagian besar berdasarkan penyebabnya yaitu,
PIS adalah keadaan darurat medis. diagnosis yang cepat dan manajemen yang atensi
pada pasien dengan PIS sangat penting karena kerusakan awal biasa terjadi dalam beberapa
jam pertama setelah onset PIS. Lebih dari 20% pasien akan mengalami penurunan Glasgow
Coma Scale (GCS) dari dua atau lebih poin antara penilaian darurat pra-rumah sakit dan
evaluasi awal di unit gawat darurat. Di antara pasien dengan penurunan neurologis pra-rumah
sakit, GCS menurun dengan rata-rata 6 poin dan tingkat kematian lebih dari 75%.
Selanjutnya, dalam satu jam pertama dari setelah tiba rumah sakit, 15% dari pasien
menunjukkan penurunan GCS dari dua titik atau lebih. Risiko untuk kerusakan neurologis awal
dan tingginya tingkat hasil jangka panjang yang buruk mengharuskan untuk manajemen awal
yang agresif.(11) Neuroimaging berupa Computed Topography (CT) Scan juga membantu
dalam menentukan lokasi, luas dan volume perdarahan yang terjadi. Perhitungan volume
perdarahan dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan rumus ABC/2 yang telah
disederhanakan.(12)
Dimana A merupakan panjang yang paling maksimal dari citra perdarahan pada slice. B
merupakan lebar paling maksimal dari citra perdarahan yang ada pada slice dan C adalah tinggi
perdarahan secara vertical yang dihitung dengan cara jumlah slice yang memiliki citra
Terapi yang diberikan berupa terapi umum untuk semua jenis stroke dan juga terapi khusus
1. Terapi Umum
i. Pemantauan secara terus menerus terhadap status neutologis, nadi, tekanan darah, suhu
tubuh, dan Saturasi oksigen dianjurkan dalam 72 jam, pada pasien dengan defisit neurologis
yang nyata.(13)
ii. Pemberian oksigen dianjurkan pada keadaan dengan saturasi oksigen < 95%.(13)
iii. Pasien stroke iskemik akut yang nonhipoksia tidak mernerlukan terapi oksigen.(13)
iv. Perbaiki jalan nafas termasuk pemasangan pipa orofaring pada pasien yang tidak sadar.
Berikan bantuan ventilasi pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran atau disfungsi
b. Stabilisasi Hemodinamik
i. Berikan cairan kristaloid atau koloid intravena (hindari pernberian cairan hipotonik seperti
glukosa).(13)
i. Tekanan darah
i. Derajat kesadaran
dengan risiko edema serebral harus dilakukan dengan memperhatikan perburukan gejala dan
tanda neurologis pada hari-hari pertama setelah serangan stroke. Tinggikan posisi kepala 200 -
300 untuk membantu menurunkan TIK.(13) Jika didapatkan tekanan intrakranial meningkat,
diberi manitol 1.5-2 g/kgBB (15-20ml/kgBB) via infus selama 30-60 menit, pada pasien
Bila kejang, berikan diazepam bolus lambat intravena 5-20mg dan diikuti oleh fenitoin, loading
dose 18mg/kgBB bolus dengan kecepatan maksimum <50 mg/menit (30-40 Menit), pada
pasien usia lanjut atau memiliki riawayat penyakit jantung berikan dengan kecepatan yang
lebih lambat (>60 Menit). Setelah itu diberikan fenitoin dengan maintenance dose 3-
5mg/kgBB/hari, dosis pertama harus diberikan antara 12-24 jam setelah loading dose. (15)
i. Setiap pederita stroke yang disertai demam harus diobati dengan antipiretika dan diatasi
penyebabnya.(13)
ii. Berikan Asetaminofen 650 mg bila suhu lebih dari 38,5 oC. (13)
iii. Pada pasien febris atau berisiko terjadi infeksi, harus dilakukan kultur dan hapusan (trakea,
darah dan urin) dan diberikan antibiotik. Jika memakai kateter ventrikuler, analisa cairan
a. Perdarahan Intraserebral
Tekanan darah harus diturunkan sampai tekanan darah premorbid atau 15-20% bila tekanan
sistolik >180 mmHg, diastolik >120 mmHg, MAP >130 mmHg, dan volume hematoma
target tekanan darah sudah dicapai, berikan dosis maintenance dengan diturunkan secara
ii. Evakuasi hematoma : Pasien dengan perdarahan serebral yang mengalami perburukan
neurologis, atau yang terdapat kompresi batang otak, dan atau hidrosefalus akibat obstruksi
dilakukannya evakuasi hematoma adalah, volume hematoma kira-kira 40cc, massa dengan
pergeseran garis tengah lebih dari 5mm dan tanda-tanda lokal peningkatan tekanan intracranial
>25mmHg.(18)
1. Indikasi: Strok iskemik dalam < 24 jam pertama dari onset, Strok hemoragik intraserebral. (13)
3. Efek samping: : ruam kulit, insomnia, sakit kepala, pusing, kejang, mual, anoreksia, nilai
fungsi hati abnormal pada peme riksaan laboratorium, diplopia, perubahan tekanan darah
- Untuk strok iskemik : 250 - 1000 mg/hari, i.v. terbagi dalam 2 - 3 kali/hari selama 2 - 14 hari,
- Untuk stroke hemoragik : 150-200 mg/hari, i.v, terbagi dalam 2-3 kali/hari selama 2 - 14
hari. Pada stroke hemoragik intraserebral jangan memberikan citicholine dosis lebih dari 500
mg sekaligus, jadi harus dosis kecil 100 mg - 200 mg, 2-3 kali sehari.(13)
Pencegahan primer pada stroke meliputi upaya perbaikan gaya hidup dan pengendalian
berbagai faktor risiko. Upaya ini ditujukan pada orang sehat dan kelompok risiko tinggi yang
Konsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol dapat meningkatkan risiko terkena serangan
stroke, sebaliknya risiko konsumsi makanan rendah lemak dan kolesterol dapat mencegah
terjadinya stroke. Beberapa jenis makan yang di anjurkan untuk pencegahan primer terhadap
stroke adalah:
i. Serat larut yang terdapat dalam biji-bijian seperti beras merah, bulgur, jagung dan gandum.
ii. Oat (beta glucan) akan menurunkan kadar kolesterol total dan LDL, menurunkan tekanan
darah, dan menekan nafsu makan bila dimakan dipagi hari (memperlambat pengosongan usus).
iii. Kacang kedelai beserta produk olahannya dapat menurunkan lipid serum, menurunkan
kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida tetapi tidak mempengaruhi kadar kolesterol
HDL.
iv. Kacang-kacangan termasuk biji kenari dan kacang mede menurunkan kolesterol LDL dan
mencegah arterrosklerosis.
Mekanisme kerja: menambah sekresi asam empedu, meningkatkan aktifitas estrogen dan
ii. Mengendalikan stress dengan cara berpikir positif sesuai dengan jiwa sehat menurut WHO,
menyelesaikan pekerjaan satu demi satu, bersikap ramah dan mendekatkan diri pada Tuhan
yang maha esa dan mensyukuri hidup yang ada. Stress kronis dapat meningkatkan tekanan
darah. Penanganan stress menghasilkan respon relaksasi yang menurunkan denyut jantung dan
c. Pemeriksaan kesehatan secara teratur dan taat anjuran dokter dalam hal diet dan obat
ii. Faktor-faktor resiko ini dapat dikoreksi dengan pengobatan teratur, diet dan gaya hidup
sehat
iii. Pengendalian hipertensi dilakukan dengan target tekanan darah ,140/90 mmHg. Jika
menderita diabetes mellitus atau penyakit ginjal kronis, target tekanan darah ,130/80 mmHg.
iv. Pengendalian kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus dengan target HbA1C <7%.
v. Pengendalian kadar kolesterol pada penderita yslipidemia dengan diet dan obat penurun
lemak. Target kadar kolesterol LDL <100 mg/Dl penderita yang bersiko tinggi stroke
BAB 3
KESIMPULAN
Perdarahan intraserebral menyumbang 8-13% dari semua stroke. Perdarahan intraserebral lebih
cenderung mengakibatkan kematian atau kecacatan mayor dibanding stroke iskemik atau
dan membutuhkan penanganan yang cepat. Diagnosis yang cepat sangat dibutuhkan agar dapat
intracranial dengan elevasi kepala dan diuretik serta keadaan hipertensi pasien dengan obat-
Sehingga dapat mengurangi angka morbiditas dan mortalitas akibat perdarahan intraserebral.
Daftar Pustaka
1. Corey-Bloom J, David RB. Clinical Adult Neurology [Internet]. 3rd ed. Jody Corey-Bloom,
Ronald B. David, editors. New York: Demos Medical; 2009 [cited 2017 Apr 16]. Available
from:
https://books.google.co.id/books?id=yFjSCgAAQBAJ&pg=PR2&lpg=PR2&dq=clinical+adu
lt+of+neurology+jody&source=bl&ots=17MYvD9S9E&sig=5xxQFcl5zFNdp0RTPVI6m2u
Ezb4&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjS-
JajlanTAhXEqY8KHVu0AGQQ6AEIQzAE#v=onepage&q=clinical adult of neuro
2. Liebeskind DS. Intracranial Hemorrhage: Background, Pathophysiology, Epidemiology
[Internet]. 2016 [cited 2017 Apr 16]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1163977-overview
3. Pieterangelo A. Intracerebral Hemorrhage: Symptoms, Causes & Diagnosis [Internet].
2015 [cited 2017 Apr 16]. Available from: http://www.healthline.com/health/lobar-
intracerebral-hemorrhage#overview1
4. Qureshi AI, Tuhrim S, Broderick JP, Batjer HH, Hondo H, Hnley DF. Perdarahan
Intraserebral Spontan. NEJM [Internet]. 2001 [cited 2017 Apr 16];344(19):1450–60.
Available from: http://indoneuro.com/2011/08/perdarahan-intraserebral-spontan/
5. Carhuapoma JR, Mayer SA, Hanley DF. Intracerebral Hemorrhage. Cambridge University
Press [Internet]. Cambridge; 2010; Available from:
http://assets.cambridge.org/97805218/73314/frontmatter/9780521873314_frontmatter.pdf
6. Sinurat R. Neurogenesis on Spontaneous Intracerebral Hemorrhage. Majalah Kedokteran FK
UKI [Internet]. Jakarta; 2012;XXVIII(4):182–7. Available from:
http://www.majalahfk.uki.ac.id/assets/majalahfile/artikel/2012-04-artikel-041.pdf
7. Hines T. Brain Anatomy, Anatomy of the Human Brain [Internet]. University of Cincinnati.
2016 [cited 2017 Apr 16]. Available from: http://www.mayfieldclinic.com/PE-AnatBrain.htm
8. Baehr M, Frotscher M. Diagnosis Topik Neurologi DUUS. 5th ed. EGC; 2016.
9. National Stroke Association. Explaining Stroke. National Stroke Association [Internet].
Centennial; 2016; Available from: http://www.stroke.org/stroke-resources/resource-
library/explaining-stroke
10. Gleveckas-Martens N. Somatosensory System Anatomy: Overview, Gross Anatomy,
Microscopic Anatomy [Internet]. Medscpae. 2013 [cited 2017 Apr 17]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1948621-overview
11. Hemphill JC, Greenberg SM, Anderson CS, Becker K, Bendok BR, Cushman M, et al.
Guidelines for the Management of Spontaneous Intracerebral Hemorrhage [Internet]. Stroke.
2015 [cited 2017 Apr 16]. Available from:
http://stroke.ahajournals.org/content/early/2015/05/28/STR.0000000000000069
12. Lee VH, Conners JJ, John S, Busl M, Song SY, Cutting S, et al. Comparison of ABC / 2 with
the Simplified ABC / 2 Formula in Calculating Intracerebral Hemorrhage Volume. J Neurol
Disord Stroke [Internet]. 2016;4(Figure 1):2–4. Available from:
https://www.heart.org/idc/groups/heart-
public/@wcm/@hcm/@gwtg/documents/downloadable/ucm_309985.pdf
13. PERDOSSI. GUIDELINE STROKE TAHUN 2011. Jakarta; 2011.
14. ECM. Mannitol 10% Solution for Infusion BP - Summary of Product Characteristics (SPC) -
(eMC) [Internet]. Concordia International. 2017 [cited 2017 Apr 21]. Available from:
https://www.medicines.org.uk/emc/medicine/30188
15. GGC Medicines. Guideline for Phenytoin Dose Calculations [Internet]. Adult Therapeutic
Handbook. 2016 [cited 2017 Apr 21]. Available from:
http://app.ggcprescribing.org.uk/guidelines/central-nervous-system/guideline-for-phenytoin-
dose-calculations/
16. Setyopranoto I. Stroke : Gejala dan Penatalaksanaan. Cermin Dunia Kedokteran [Internet].
Yogyakarta; 2003;38(4):247–9. Available from:
http://www.kalbemed.com/Portals/6/1_05_185Strokegejalapenatalaksanaan.pdf
17. EMC. Nicardipine 10mg/10ml Solution for Injection - Summary of Product Characteristics
(SPC) - (eMC) [Internet]. Concordia International. 2017 [cited 2017 Apr 21]. Available from:
https://www.medicines.org.uk/emc/medicine/29183
18. Japardi I. Penatalaksanaan Cedera Kepala Secara Operatif [Internet]. Medan; 2004. Available
from: http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar japardi61.pdf
BERBAGI
BERBAGI
Komentar
Postingan populer dari blog ini
fokal akut pada sistem saraf pusat yang disebabkan oleh penyebab
araknoid.(1) Hal ini terjadi saat aliran darah ke area otak terganggu. Sel
tidak ditangani lebih awal, kerusakan otak permanen atau kematian bisa
kasus stroke baik dalam hal kematian, kejadian, maupun kecacatan. Angka
kematian berdasarkan umur adalah: sebesar 15,9% (umur 45-55 tahun) dan
26,8% (umur 55-64 tahun) dan 23,5% (umur 65 tahun).Penderita laki-laki
lebih banyak daripada perempuan dan profil usia dibawah 45 tahun
sebesar 11,8%, usia 45-64 tahun 54,2%, dan usia diatas 65 tahun sebesar
33,5%.
BERBAGI
POSTING KOMENTAR
BACA SELENGKAPNYA
Arsip
Laporkan Penyalahgunaan
Diberdayakan oleh Blogger