Wongkar, SpPD
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fak. Kedokteran UNSRAT /
RSU Prof. Dr. R.D. Kandou
MANADO
1. Definisi
2. Patogenesis
3. Epidemiologi
4. Faktor Risiko
5. Diagnosis dan Klasifikasi
6. Program Penatalaksanaan Asma
7. Pencegahan
Definisi
• Gangguan inflamasi kronik saluran nafas yang
melibatkan banyak sel dan elemennya.
• Inflamasi kronik → ↑ hiperesponsif jalan nafas →
gejala episodik berulang:
– Mengi
– Sesak napas
– Dada terasa berat
– Batuk-batuk
→ Terutama malam hari/dini hari
• Obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi dan
seringkali reversibel, dengan/tanpa obat.
Faktor-faktor risiko lingkungan
(penyebab)
INFLAMASI
Pencetus
Gejala
Kerusakan Jaringan
Perbaikan
Perubahan
Jaringan skar
struktur
Massa Kelenjar Sel-sel Pelepasan
otot polos mukus inflamasi fibrogenic Elastolisis
↑ ↑ menetap growth factor
Deposisi
kolagen pada
Sekresi mukus membran
yang banyak retikular basal
sewaktu dan matriks
eksaserbasi ekstraselular
Asimptomatik
atau asma dini
Metode standar:
– Spirometri
– Arus Puncak Ekspirasi (APE)
Spirometri:
• Obstruksi jalan napas:
VEP1 /KVP < 75% atau VEP1 < 80% nilai prediksi
• Reversibilitas:
perbaikan VEP1 ≥ 15% spontan atau setelah inhalasi bronkodilator /
bronkodilator oral 10-14 hari / kortikosteroid 2 minggu
APE:
Dapat menggunakan spirometri atau PEF meter
• Reversibilitas:
perbaikan APE ≥ 15% spontan atau setelah inhalasi
bronkodilator/bronkodilator oral 10-14 hari/kortikosteroid 2 minggu
• Variabilitas:
variabilitas harian > 20%
1. Edukasi
2. Menilai dan memonitor berat asma secara berkala
3. Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus
4. Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang
5. Menetapkan pengobatan pada serangan akut
6. Kontrol secara teratur
PENGOBATAN JANGKA PANJANG