Anda di halaman 1dari 13

Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration

Rate, Saturasi Oksigen pada Bayi Prematur

Etika Emaliyawati1, Sari Fatimah1, Lydia1,2


1
Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran, 2Rumah Sakit Limijati
Email: Etika@unpad.ac.id

Abstrak

Bayi prematur yang terpasang alat bantu napas harus dalam kondisi tenang sehingga ada sinkronisasi antara napas
bayi dengan alat bantu napas yang dimanifestasikan dengan perubahan heart rate, respiration rate dan saturasi
oksigen. Salah satu cara membuat bayi tenang selama penggunaan alat bantu napas adalah pemberian terapi musik
lullaby. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh terapi musik lullaby terhadap heart rate, respiration rate dan
saturasi oksigen pada bayi prematur yang terpasang alat bantu napas. Penelitian ini menggunakan desain quasi
experiment design with pre-post test without control group terhadap 22 bayi prematur yang dipilih secara non
probability sampling melalui pendekatan purposive dengan kriteria bayi dipasang alat bantu napas, usia gestasi 24–
36 minggu, dan tidak mengalami ensepalofati hipoksik iskemik. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran
heart rate, respiration rate, dan saturasi oksigen sebelum dan setelah terapi musik lullaby diberikan dan setelah
musik lullaby diberikan selama 3 hari. Analisis data yang digunakan adalah uji t-dependen. Hasil menunjukkan
adanya perbedaan rata-rata heart rate, respiration rate, dan saturasi oksigen pada hari pertama sebelum terapi musik
lullaby diberikan dibandingkan dengan hari ketiga setelah terapi musik lullaby diberikan dengan nilai pvalue <0,05
untuk heart rate, pvalue <0,05 untuk respiration rate, dan pvalue <0,05 untuk saturasi oksigen. Pemberian musik
lullaby terbukti mampu membuat bayi prematur tenang dan dapat dilakukan di tempat perawatan bayi prematur
lainnya yang terpasang alat bantu napas sebagai salah satu upaya mempertahankan ketenangan pada bayi prematur.

Kata kunci: Bayi prematur, heart rate, respiration rate, saturasi oksigen, terapi musik lullaby.

Effect of Lullaby Music Therapy on Heart Rate, Respiration Rate, Oxygen


Saturation on Prematur Infant

Abstract

Premature infants assisted with breathing apparatus should be in calm condition so that there is synchronization
between the baby’s breath and the breathing apparatus manifested by changes in heart rate, respiration rate and
oxygen saturation. One way to make babies calm during the use of breathing aids is the provision of lullaby
music therapy. The purpose of this study was to find out the effect of lullaby music therapy on heart rate,
respiration rate and oxygen saturation in premature infants with breathing apparatus. This study used quasi
experiment design with pre-post test without control group to 22 preterm babies selected by nonprobability
sampling technique via purposive approach with criteria of infant with breathing apparatus, gestational age 24-
36 weeks, and no ischemic hypoxic ensepalofati. Samples taken were heart rate measurement, respiration rate,
and oxygen saturation before and afterlullaby music therapy was given for 3 days. Data analysis used was t test
dependent. The statistical results showed the difference in heart rate, respiration rate and oxygen saturation on
the first day before lullaby music therapy was administered compared to the third day after lullaby music therapy
was administered with a pvalue value <0.05 for heart rate, pvalue <0.05 for respiration rate, and pvalue <0.05
for oxygen saturation. The provision of lullaby music was proven to make premature babies at peace and could
be provided in other baby care unit with breathing support as an effort to sustain peace for premature babies.

Keywords: Heart rate, lullaby music therapy, premature infants, respiration rate, oxygen saturation.

258 JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017


Etika Emaliyawati: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

Pendahuluan 23-25 minggu, 88% pada usia gestasi 26-27


minggu, 74% pada usia gestasi 28-29 minggu,
Angka kejadian bayi lahir prematur dengan dan 52% pada usia gestasi 30-31 minggu.
berat badan lahir rendah (BBLR) di Indonesia Manifestasi yang muncul dari sindrom
masih tinggi. Prevalensi bayi prematur dan distres napas, diantaranya peningkatan
BBLR di Indonesia sekitar 10,2% dari jumlah frekuensi napas, penurunan saturasi, usaha
kelahiran, bahkan beberapa daerah mencapai napas yang meningkat, sianosis, dan
17%. Angka ini lebih besar bila dibandingkan penurunan suara paru. Untuk mengatasi
pada negara berkembang sekitar 5-9% sindrom distres pernapasan bayi prematur
(Hocckenberry, 2007; Riset Kesehatan Dasar diberikan surfaktan dari luar untuk
2013). Bayi prematur adalah bayi yang lahir mengurangi tegangan alveoli dan tidak
pada usia gestasi 20-37 minggu (Asuhan membuat alveoli kolaps. Sehingga hal ini
Neonatal Esensial, 2008). Pada umumnya memudahkan proses inspirasi dan ekspirasi.
bayi prematur berat badan lahirnya rendah Pemberian surfaktan ini biasanya diikuti
kurang dari 2500 gram. dengan pemasangan ventilasi mekanik atau
Bayi prematur juga memiliki risiko mesin continuous positive airway pressure
tinggi untuk gangguan perkembangan (CPAP) untuk mempertahankan alveoli tetap
mulai dari tingkat ringan sampai dengan mengembang (David et al, 2010). Tujuan
berat yang memiliki dampak terjadinya dari penanganan masalah sindrom distres
kecacatan. Sehingga ilmu dan teknologi pernapasan pada bayi prematur adalah
yang dikembangkan saat ini tidak hanya menghindari atelektrauma dengan menjaga
untuk membuat bayi prematur dapat bertahan stabilitas alveoli, membatasi tidal volume
hidup dan beradaptasi dengan lingkungannya untuk mencegah distensi berlebihan pada
tetapi juga dapat mengejar ketinggalan alveolar dan mencegah toksisitas oksigen
perkembangan akibat kelahiran prematurnya. (Berger et al., 2013).
Bayi prematur sering mengalami masalah Selama menggunakan alat bantu napas
yang berhubungan dengan komplikasi karena seperti ventilasi mekanik ataupun mesin
keadaan prematurnya yang berhubungan CPAP bayi prematur dirawat di neonatal
dengan anemia prematuritas, sindrom intensif care unit (NICU). Lingkungan
distres pernapasan, retinopati prematuritas, NICU berbeda dengan lingkungan rahim
paten duktus arteriosus, perdarahan yang seharusnya bayi prematur berada.
intraventrikular, enterokolitis nekrotikan dan Bagaimanapun perawatan dirancang untuk
apnea prematuritas. Sedangkan komplikasi mempertahankan hidup dan membantu
jangka panjangnya adalah displasia tumbuh kembang bayi prematur, lingkungan
bronkopulmoner, defek bicara, dan defek NICU merupakan lingkungan yang dapat
neurologis (Butler, 2007; Gorrie, Mckinney, menimbulkan stres bagi bayi prematur.
& Murray, 2005; Pilliteri, 2003). Keadaan stres dapat menimbulkan respon
Hasil penelitian yang dilakukan Chirian fisik bagi bayi prematur seperti kenaikan
et al. (2012) di Jepang menunjukkan bahwa heart rate, penurunan saturasi, peningkatan
masalah pada bayi prematur yang dirawat tekanan intrakranial (Hastuti, 2016; Field
di neonatal intensive care unit (NICU) et al, 2009), dan perubahan respon wajah.
terbanyak adalah sindrom distres pernapasan Selain itu juga dapat meningkatnya kortisol
sekitar 68%. Hal ini dikarenakan surfaktan didalam plasma (Gunnar, 2005), gangguan
belum terbentuk sempurna yang berfungsi tidur dan menurunkan sistem imunitas yang
sebagai pelumas untuk pengembangan paru diketahui imunitas bayi prematur sangat
dengan cara menurunkan tegangan paru dan rendah (Anand, 2008). Selain itu perubahan
imaturitas sistem neurologis yang mengatur respiration rate yang dapat mengakibatkan
pernapasan (Bathia, 2000). Insidensi sindrom napas bayi dan napas yang dihasilkan
distres pernapasan ini akan bertambah besar mesin ventilasi mekanik tidak sinkron atau
bila bayi lahir dengan usia gestasi semakin dikenal dengan istilah fighting yang dapat
kecil. Dari EuroNeoStat (2006) bayi prematur mengakibatkan distensi alveolar yang
akan berpotensi mengalami sindrom distres berlebihan dan pada akhirnya atelektrauma.
pernapasan, yaitu 91% pada usia gestasi Selain itu kerja jantung yang meningkat

JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017 259


Etika Emaliyawati: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

mengakibatkan kebutuhan oksigen yang alam menunjukkan bahwa 100% efektif


meningkat bayi dapat mengalami desaturasi. menurunkan nyeri dan kecemasan pasien.
Untuk mengatasi desaturasi maka dinaikan Seorang bayi memiliki keterbatasan sensoris
fraksi oksigen yang dapat berdampak dan musik yang sering diputarkan pada
toksisitas oksigen. bayi adalah musik lullaby yang memberikan
Selain pemasangan alat bantu napas efek menenangkan. Musik lullaby sering
yang membuat bayi prematur merasa tidak digunakan dalam stimulasi multimodal.
nyaman, berbagai tindakan yang dilakukan Musik lullaby termasuk dalam musik klasik
perawat seperti pengambilan sampel darah, Brahm atau Mozart, musik daerah atau
pemasangan infus, dan mengganti popok nyanyian ibu yang dapat mengatur perilaku
dapat membuat bayi stres. Upaya yang bayi untuk dapat fokus pada dirinya dan juga
dilakukan untuk mengurangi stres bagi bayi menenangkan yang dikomunikasikan secara
prematur di NICU adalah pengelompokan emosional. Terutama pada bayi prematur
tindakan, pengaturan posisi bayi dengan yang secara dini keluar dari lingkungan aman
menggunakan nesting, pijat bayi, melakukan dan nyaman yaitu rahim ibu. Hasil penelitian
metode kangguru (Wahyuni, 2013), Standley (2010) secara statistik signifikan
pemberian sukrosa oral, non-nutritive menunjukkan musik memiliki dampak
sucking dan terapi musik. Sehingga bayi kebaikan bagi bayi prematur di neonatal
prematur tidak mengalami stres dan dapat intensive care unit (NICU).
mendukung tumbuh kembang bayi prematur. Musik lullaby yang diberikan pada bayi
Banyak penelitian yang dilakukan terkait intervensi bertujuan untuk meningkatkan
dengan tindakan yang dapat meningkatkan stabilitas bayi prematur dan mengurangi
pertumbuhan dan perkembangan bayi dampak yang muncul selama bayi prematur
prematur. menjalani perawatan. Perkembangan koklea
Terapi musik merupakan terapi pada sistem auditori dimulai pada usia gestasi
komplementer di ruangan intensif 7 minggu dan sempurna pada usia gestasi 30
neonatologi digunakan untuk meningkatkan minggu. Sekitar usia gestasi 18-20 minggu
perkembangan dan promotif maturasi struktur sistem auditori belum sempurna
pada bayi prematur. Musik digunakan tetapi janin dapat merekam suara walaupun
untuk menenangkan, untuk meningkatkan belum dapat membedakan suara, sedangkan
kemampuan menerima stimulasi, diusia 24-25 minggu janin sudah dapat
meningkatkan refleks hisap, mengurangi rasa membedakan suara dan merespon dalam
nyeri, meningkatkan hubungan ibu dan bayi bentuk gerakan dan tendangan didalam rahim
dan mempersingkat lama rawat (Standley, (Chou et al., 2003).
2010). Berdasarkan paparan di atas dimana musik
Terapi musik dapat diberikan kepada dapat memengaruhi fisik, dan psikologis,
berbagai kelompok usia, seperti halnya maka peneliti tertarik untuk melihat adanya
diungkapkan Setyawan, Susilaningsih dan pengaruh musik lullaby pada heart rate,
Emaliyawati (2013) yang mengungkapkan respiration rate, dan saturasi oksigen bayi
perawatan standar ruangan yang premature.
dikombinasikan dengan terapi musik lebih Mengidentifikasi pengaruh terapi musik
efektif menurunkan tingkat kecemasan dan lullaby pada bayi prematur terhadap heart
76,2% efektif menurunkan tingkat nyeri pada rate, respiration rate dan saturasi oksigen
pasien dibandingkan tanpa terapi musik. yang terpasang alat bantu napas di RS Swasta
Tujuh puluh lima persen (75%) perawatan di Bandung.
standar yang dikombinasikan dengan Tujuan khusus
terapi suara alam lebih efektif menurunkan a. Mengidentifikasi gambaran heart
kecemasan dan 100% efektif menurunkan rate, respiration rate, dan saturasi oksigen
tingkat nyeri pasien dibandingkan tanpa bayi prematur yang terpasang alat bantu
terapi suara alam. Perawatan standar napas sebelum dan setelah diberi terapi musik
yang dikombinasikan dengan gabungan lullaby.
antara terapi musik relaksasi dan suara b. Menganalisis pengaruh terapi musik

260 JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017


Etika Emaliyawati: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

lullaby terhadap heart rate, respiration rate pengumpul data adalah lembar observasi
dan saturasi oksigen bayi prematur yang heart rate, respiration rate, dan saturasi
terpasang alat bantu napas. oksigen yang diambil dari monitor bedside,
lalu kebisingan inkubator dan musik
menggunakan audiometer, pemutar musik
Metode Penelitian menggunakan MP3 player dan musik lullaby
yang digunakan adalah musik Brahm yang
Metode penelitian ini adalah quasi experiment telah dikalibrasi. Sebelum dilakukan uji
design with pre-post test without control analisis untuk mengetahui perbedaan rata-
group. Populasi dalam penelitian ini adalah rata sebelum dan sesudah pemberian terapi
bayi prematur dengan gangguan pernapasan musik lullaby dilakukan terlebih dahulu uji
dan menggunakan alat bantu napas di NICU normalitas data dengan menggunakan Saphiro
Rumah Sakit Ibu Anak Limijati Bandung wilk dengan hasil p value >0,05 maka data
dengan teknik nonprobability sampling. berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji
Sampel yang diambil berdasarkan kriteria normalitas yang hasilnya data berdistribusi
yaitu (1) Bayi dipasang alat bantu napas baik normal maka untuk melihat pengaruh terapi
invasif terintubasi menggunakan ventilator musik lullaby digunakan uji dependen t-test.
dengan modus napas spontan maupun
noninvasif dengan nasal pronge setelah 24
jam, (2) Usia gestasi dari hasil pemeriksaan Hasil penelitian
Ballard score berada pada rentang 24-36
minggu, (3)Bayi tidak menunjukan adanya Penelitian ini telah dilakukan pada bulan
gejala ensepalofati hipoksik iskemik seperti Desember 2016–Februari 2017 dan
kejang, dan penurunan kesadaran. didapatkan hasil penelitian sebagai berikut:
Setiap subjek yang memenuhi kriteria Pada tabel 1 didapatkan hasil rata-rata usia
inklusi peneliti akan meminta informed kehamilan pada penelitian ini adalah 32,05
consent ke orang tua dan melakukan minggu dengan berat badan rata-rata 1618,60
pengumpulan data dengan cara mengambil gr dan hemoglobin rata-rata 16,92mg/dL.
heart rate, respiration rate, dan saturasi Sedangkan pada skor Downe yang tidak
oksigen sebelum terapi musik lullaby dimulai berdistribusi normal didapatkan nilai median
lalu memutarkan musik lullaby selama 30 4.
menit dengan menggunakan MP3 player Pada tabel 2 dapat dijelaskan rata-rata
dan earphone, kemudian mengambil heart heart rate pada untuk pre adalah 142,05
rate, respiration rate dan saturasi oksigen dan post 135,71 menunjukkan adanya
setelah diberikan terapi musik lullaby. Terapi kecenderungan penurunan dan diikuti standar
musik lullaby ini diberikan satu kali perhari deviasi yang semakin kecil. Sedangkan untuk
durasi 30 menit selama 3 hari. Berdasarkan respiration rate rata-rata pre 58,71 dan post
meta analisis yang dilakukan oleh Standley 55,67 juga menunjukkan adanya penurunan.
(2010), terapi musik memiliki efek setelah Dan untuk saturasi oksigen pre 93,41% dan
3 hari pemberian pada bayi prematur. Alat post 94,08% terjadi peningkatan. Sehingga

Tabel 1 Distribusi Gambaran Variabel Berdasarkan Usia Kehamilan, Berat Badan, Usia, Down
Score, Skala Nyeri, dan Hemoglobin yang Diberikan Terapi Musik Lullaby di Ruangan
NICU Rumah Sakit Ibu Anak Limijati Bandung.
Variabel Mean SD
Usia kehamilan (minggu) 32,05 1,70
Berat badan (gram) 1618,60 266,67
Skor downe 4,00 1,00
Hemoglobin 16,92 2,35
*data tidak berdistribusi normal (median dan interval quartile range)

JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017 261


Etika Emaliyawati: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

Tabel 2 Distribusi Heart Rate, Respiration Rate, dan Saturasi Oksigen pada Setiap Harinya
Sebelum dan Sesudah diberikan terapi musik lullaby di ruangan NICU Rumah Sakit
Ibu Anak Limijati Bandung
HR(x/m) RR(x/m) Sat O2(%)
Mean (SD) Mean (SD) Mean (SD)

Hari 1 pre 143,82(11,16) 61,58(8,30) 92,23(1,63)


Hari 1 post 143,82(11,16) 60,14(8,47 92,27(1,75)
Hari 1 pre 141,55(9,10) 58,82(5,58) 92,86(1,58)
Hari 1 post 136,27(8,60) 55,91(6,53) 93,82(1,22)
Hari 1 pre 140,77(10,02) 55,73(3,19) 95,14(1,64)
Hari 1 post 130,09(6,90) 50,95(4,35) 96,14(1,55)

Tabel 3 Distribusi Pengaruh Terapi Musik terhadap Heart Rate, Respiration Rate, dan Saturasi
Oksigen Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Musik Lullaby di Ruangan NICU
Rumah Sakit Ibu Anak Limijati Bandung
HR RR Sat
Mean SD Pvalue Mean SD Pvalue Mean SD Pvalue
Hr 1 pre 143,82 11,16 0,00 61,58 8,30 0,00 92,23 1,63 0,00
Hr 3 post 130,09 6,90 50,95 4,35 96,14 1,55

disimpulkan untuk heart rate dan respiration Anand (2008) menyatakan bahwa respon
rate setelah diperdengarkan musik lullaby stres pada bayi prematur dimanifestasikan
terjadi penurunan dan saturasi oksigen terjadi dengan perubahan akut pada heart rate,
peningkatan. tekanan darah, variasi heart rate, tekanan
Pada tabel 3 dapat dilihat pengaruh intrakranial dan penurunan saturasi oksigen.
bermakna pada heart rate, respiration Keadaan napas bayi prematur mengalami
rate, dan saturasi oksigen dari hari pertama gangguan pernafasan akibat imaturitas paru,
sebelum terapi musik lullaby diberikan dan juga belum terbentuk sempurnanya
dibandingkan pada hari ketiga setelah musik surfaktan sebagai pelumas dalam kembang
lullaby diberikan didapatkan nilai p<0,005 kempis paru yang dapat membuat bayi
untuk setiap variabel. Sehingga dapat stres. Sehingga hasil perubahan heart rate,
disimpulkan terapi musik lullaby memiliki respiration rate dan saturasi oksigen harus
pengaruh terhadap heart rate, respiration segera ditangani. Keadaan ini apabila
rate, dan saturasi oksigen. dibiarkan dapat mengakibatkan ensepalopati
hipoksi iskemik. Semakin berat keadaan ini
akan berakibat irreversible terhadap jaringan
Pembahasan otak yang mengalami perfusi buruk dan akan
memengaruhi kerja miokard, neurosensori,
Pada penelitian ini hasil analisis statistik dan metabolisme akibat adanya gangguan
memperoleh adanya perbedaan signifikan perfusi serebral. Sehingga perubahan heart
heart rate, respiration rate dan saturasi rate, respiration rate, dan saturasi oksigen
oksigen sebelum dan sesudah pemberian bukan hanya diakibatkan imaturitas paru
terapi musik lullaby dengan nilai untuk p tetapi adanya gangguan neurosensorik
(t-test) heart rate 0,00(7,24), respiration rate (Anggriawan, 2016)
0,00 (7,33) dan saturasi oksigen 0,00 (-3,02). Pada penelitian ini bayi prematur yang
Beberapa penelitian menunjukan hal yang menjadi subjek penelitian tidak menunjukkan
postif setelah diberikan terapi musik lullaby kondisi ensepalopati hipoksi iskemik.
di ruangan NICU. Perubahan heart rate, respiration rate dan

262 JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017


Etika Emaliyawati: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

saturasi oksigen dikarenakan imaturitas paru. Bayi prematur selama perawatan terpapar
Pemberian terapi musik lullaby diberikan dengan stres yang dapat meningkatkan heart
pada bayi prematur pada penelitian ini yang rate, respiration rate dan penurunan saturasi
murni mengalami gangguan napas akibat oksigen yang dapat memengaruhi kualitas
imaturias paru. hidup kedepannya dan perkembangan
Perubahan heart rate, respiration rate, neuropsikomotor (Santos, 2012). Respon
dan saturasi oksigen pada bayi prematur fisik ini diikuti dengan respon endokrin
ditangani untuk mencegah injuri pada paru- dan metabolik dengan keluarnya hormon
paru yang akan berdampak pada jangka seperti adrenalin, noradrenalin dan kortisol
panjang (Berger, 2013). Heart rate yang dimana dapat membuat hiperglikemia
tinggi mengakibatkan metabolisme tinggi, dan meningkatkan katabolisme lipid dan
sehingga dapat menurunkan imaturitas dan protein. Kondisi ini dapat memengaruhi
terhambatnya kenaikan berat badan (Anand, keseimbangan hemostatik bayi prematur
2008). Selain itu peningkatan respiration dan mengakibatkan peningkatan heart rate,
rate dalam jangka waktu yang panjang dapat respiration rate, dan penurunan saturasi
mengakibatkan spontan pneumotoraks, oksigen (Gaspardo, 2006). Pada penelitian
bahkan apnea. ini tidak dilihat berapa lama efek setelah
Hater et al. (2006) menilai perilaku dan terapi musik lullaby diberikan memengaruhi
heart rate bayi yang diberi terapi musik lullaby, penurunan heart rate, respiration rate, dan
menunjukkan bahwa setelah diberikan terapi kenaikan saturasi oksigen
musik lullaby dan didapatkan hasil terjadi Musik memiliki irama yang dapat
penurunan heart rate dan perubahan perilaku memengaruhi irama gerakan denyut jantung
respon stres bayi selama dirawat di NICU dan pernapasan manusia (Trappe, 2010). Jika
setelah menjalani operasi. Pada penelitian suara musik yang diterima adalah suara yang
yang dilakukan oleh Neal dan Lindeke menenangkan dan teratur secara berulang-
tahun 2008 dengan memperdengarkan musik ulang, maka musik akan memberikan impuls
lullaby selama 15 menit pada bayi usia getasi pada hipotalamus untuk merespon kelenjar
32–35 minggu mendapatkan hasil terjadinya medula adrenal untuk menekan pengeluaran
peningkatan saturasi oksigen setelah 10 hormon epinephrin dan norepinephrin atau
menit terapi diberikan. Selanjutnya penelitian pelepasan katekolamin kedalam pembuluh
Amiri et al. (2009) tentang pengaruh musik darah menjadi berkurang. Akibat konsentrasi
lullaby terhadap saturasi oksigen pada katekolamin dalam plasma menjadi rendah,
40 bayi prematur yang dirawat di NICU sehingga denyut jantung menurun dan
menunjukkan adanya perbedaan saturasi yang konsumsi oksigen berkurang, yang akhirnya
signifikan pada kedua kelompok. Pemberian menjadi frekuensi bernapas menjadi lambat
terapi musik menurunkan frekuensi jantung, (Sloane, 2004; Kirby, Oliva & Sahler, 2010).
hal ini didapat dari penelitian Arnon et al. Bayi prematur yang dibiarkan dalam
(2006) pada 31 bayi prematur yang diberikan keadaan stres, setelah beberapa lama dirawat
musik live untuk melihat respon fisiologis di NICU tetap mengalami metabolisme tinggi
dan tingkah laku bayi. hasil yang didapat dan kadar kortisol tinggi akibat stres yang
frekuensi jantung bayi menurun dan bayi kronik dan tidak ada intervensi (Cassidy,
dapat tidur dengan tenang di NICU. 2010). Sehingga metabolisme yang tinggi ini
Penelitian lain yang membuktikan adanya dapat mengakibatkan kenaikan berat badan
perubahan frekuensi pernapasan setelah bayi prematur terhambat. Pada penelitian Lai
pemberian terapi musik adalah penelitian et al. (2008) dengan pemberian musik bayi
Alipour, Eskandari, Taheran, Hossaini dan yang dirawat di NICU menjadi lebih tenang
Sangi (2013). Penelitian Alipour et al. (2013) dan dapat membantu pertumbuhan yang
memperdengarkan musik lullaby pada bayi lebih baik pada bayi. Pada bayi prematur
prematur dengan usia gestasi 28–37 minggu. yang diperdengarkan musik selama 40 menit
Hasil penelitian didapatkan adanya perbedaan perhari pada hari keempat pemeriksaan
signifikan terhadap frekuensi pernapasan didapatkan perbedaan dengan kelompok
sebelum, selama dan sesudah pemberian kontrol dalam hal kenaikan berat badan,
terapi musik. refleks hisap dan lama rawat. Kenaikan berat

JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017 263


Etika Emaliyawati: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

badan pada metaanalisis yang dilakukan oleh berat badan 1680 gr. Usia gestasi dihitung
Standley (2012) memiliki pengaruh terhadap dengan menggunakan Ballard score melihat
respiration rate dan saturasi oksigen dengan kematangan fisik dan neuromuskular lalu
nilai uji korelasi p=0,004 dan p=0,013 dan dibandingkan dengan tabel Lubchenco maka
pembagian berat badan 1000gr (cohen’s berat bayi pada rentang 10-90 percentil
d=2,15), 1000gr-1500gr (cohen’s d=0,97) yang artinya berat badan sesuai dengan
dan >1500gr (cohen’s d=0,73). Sehingga usia kehamilan. Organ telinga diharapkan
dengan mengurangi stres pada bayi akan berkembang baik dan dapat merespon terapi
dapat menaikan berat badan dan secara tidak musik lulllaby yang diberikan. Selain itu
langsung akan memperbaiki respiration rate dengan rata-rata usia gestasi 32 minggu
bayi prematur. Tetapi pada penelitian ini menggambarkan ketidakmatangan paru-paru
peneliti tidak meneliti kenaikan berat badan. bayi. Pembentukan paru dimulai pada usia
Menurut Kirby, Oliva dan Sahler kehamilan 3-4 minggu dengan terbentuknya
(2010) mengungkapkan bahwa dengan trakea dan esophagus. Pada usia 24 minggu
mendengarkan musik dapat meningkatkan terbentuk rongga udara yang terminal
relaksasi, mengurangi persepsi terhadap termasuk epitel dan kapiler, serta diferensiasi
nyeri, dan memberikan stimulasi suara pneumosit tipe I dan II. Di usia kehamilan
yang akan mempengaruhi fungsi fisiologis. 30 minggu bronkiolus terminal dibentuk
Musik dapat mempengaruhi sitem saraf dan alveoli pada 32–34 minggu (Jobe,
otonom dan merangsang kelenjar hipofisis 2009). Surfaktan muncul pertama pada usia
untuk memproduksi hormon endorphine kehamilan 20 minggu tapi belum mencapai
dan serotonin. Hormon endorphine dan permukaan paru, mulai muncul pada cairan
serotonin dapat memberikan perasaan tenang amnion 28-32 minggu dan matur pada usia
dan berperan dalam menurunkan rasa nyeri, kehamilan 35 minggu. Fungsi surfaktan
sehingga membuat rasa tenang (Kazemi, untuk menurunkan tegangan permukaan
Ghazimoghaddam, Besharat & Kashani, alveoli sehingga alveoli dapat mengembang
2012). Dengan diberikan musik terjadi dan terjadi pertukan gas. Sehingga kadar
perubahan pada status gelombang otak dan oksigen dalam darah memenuhi untuk
hormon stres. Aktivitas lobus temporal metabolisme (Suardana, 2013). Saat bayi
kanan akan turun sehingga hormon kortisol prematur lahir maturasi pernapasan terjadi
dihambat sekresinya sampai berada pada di luar kandungan. Hiperoksia, hipoksia
rentang normal (Halim, 2002:Snyder & dan ventilasi mekanik dapat memengaruhi
Linquist, 2002). Musik diperdengarkan dan alveolarisasi (Halliday, 2008).
ditangkap dengan proses mekanik masuk Pada penelitian ini rata-rata derajat
ke telinga dari bagian luar, tengah dan sindrom distres napas bayi prematur
dalam. Di koklea diubah menjadi energi lalu berada pada derajat II dan penanganan
ditrasfer ke otak melalui sinap saraf auditori, terhadap kondisi ini harus segera sehingga
diterima dan diinterpretasikan di lobus alveolarisasi terjadi dengan baik. Tidak
temporal. Kondisi tenang dapat mencegah adanya stabilitas dan atelektasis akan
komplikasi pemasangan alat bantu napas dan meningkatkan pulmonary vascular resistance
meningkatkan oksigenasi. (PVR) yang nilainya menurun pada ekspansi
Cevasco (2005) menyatakan musik efektif paru normal. Akibatnya terjadi hipoperfusi
menstabilkan tingkat saturasi oksigen dan jaringan paru dan selanjutnya menurunkan
tidak ada efek negatif terhadap apnea dan aliran darah pulmonal. Sehingga terjadi
bradikardia. Hal ini disebabkan karena pada pembalikan parsial darah melalui duktus
bayi baru lahir baik prematur ataupun cukup arteriosus sedangkan duktus arteriosus pada
bulan sudah mampu merespon suara-suara bayi prematur belum menutup sehingga dapat
yang ada di lingkungan sekitarnya, karena memengaruhi saturasi oksigen. Karena darah
struktur pendengaran janin sudah terbentuk dari aorta bercampur dengan darah dari arteri
sejak usia 7 minggu dan pada usia 18 minggu pulmonalis (Nelson, 2008). Menurut Mathai
janin sudah mampu untuk mendengar (2007) target saturasi pada bayi preterm
(Gooding, 2010). Pada penelitian ini rata-rata 28–34minggu 88–94% dan <28 minggu 85–
usia gestasi berada pada 32 minggu dengan 92%.

264 JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017


Etika Emaliyawati: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

Derajat distres napas dapat dinilai dengan bayi prematur dengan jenis kelamin yang
menggunakan skor Downe. Komponen yang berbeda bedasarkan literatur memiliki
terdapat dalam downe score adalah frekuensi pengaruh terhadap kemampuan mendengar
napas, aliran udara pada kedua paru, dan sensitivitas. Pemeriksaan respon auditori
sianosis, suara grunting dan retraksi. Pada pada jenis kelamin perempuan lebih sensitif
penelitian Buch, Makwana, & Chudasama dibandingkan laki-laki (Eldredge & Salamy,
(2013) Skor Downe dapat digunakan sebagai 2006). Pada penelitian Standley (2010) juga
clinical assessment tool dalam penangan ditemukan pemberian simulasi multimodal
distres pernapasan. Salah satu manifestasi pada bayi laki-laki dan perempuan di NICU
distres pernapasan yang dapat dinilai adalah menunjukkan lama rawat bayi perempuan
peningkatan kecepatan respirasi. lebih pendek daripada bayi laki-laki. Pada
Pada kondisi anemia masalah oksigenasi pemeriksaan transient evoked otoacoustic
dapat terjadi. Pada penelitian ini 18,2% emissions (TEOAE) menunjukan sensitivitas
bayi mengalami anemia. Pada penelitian bayi perempuan lebih tinggi daripada bayi
kadar hemoglobin tidak berpengaruh laki-laki. Penilaian analisi posthoc nilai
pada penelitian. Bayi prematur dapat TEOAE. Cassidy (2010) menentukan
mengalami anemia karena berbagai faktor. bahwa telinga bayi perempuan lebih sensitif
Menurut Myrtha (2014) faktor yang dapat dibandingkan dengan bayi laki-laki pada
menyebabkan anemia pada bayi prematur berbagai frekuensi dan jenis suara. Pada
adalah penurunan masa eritrosit saat lahir, penelitian ini tidak dinilai perbedaan jenis
iatrogenik, masa hidup eritrosit pendek, kelamin terhadap sensitifitas terapi musik
produksi eritropoietin kurang adekuat dan yang diberikan.
pertumbuhan badan yang cepat. Selain itu bayi Pemberian terapi musik merupakan salah
prematur memiliki waktu lebih singkat untuk satu usaha untuk mengurangi efek stres dari
mensintesis hemoglobin saat intrauterin, stimulasi lingkungan yang berlebihan pada
sehingga saat lahir hemoglobinnya rendah. bayi prematur selama perawatan (Burn,
Gejala yang ditunjukkan anemia prematuritas 2008). Hal ini dapat mengganggu tumbuh
adalah kenaikan heart rate, penurunan kembang dari bayi prematur dikemudian
saturasi dan apnea. Pada kondisi anemia hari. Dengan pemberian terapi musik
pada bayi prematur pemberian tranfusi perlu mengakibatkan sensitivitas pendengaran
dipertimbangkan hal ini dikarenakan beban bayi terhadap kebisingan dari luar menjadi
kerja jantung yang meningkat, rekasi tranfusi berkurang sehingga mengurangi stres
dan risiko infeksi meningkat Myrtha, 2014). pada bayi yang akhirnya akan mengurangi
Selain itu hemoglobin berperan sebagai kebutuhan terhadap oksigen.
pengikat oksigen dalam setiap molekulnya Stimulasi yang berlebihan yang didapatkan
dimana oksigen ini dibutuhkan untuk bayi prematur dari lingkungannya dapat
metabolisme (Walsh, 2002). diminimalkan dengan pemberian terapi musik
Janin yang berada dalam kandungan (Gooding, 2010; Keith, Russel & Weaver,
sudah dapat mendengarkan atau merasakan 2009) Musik lullaby merupakan musik
suara yang menenangkan yang didengar oleh pengantar tidur yang mempunyai struktur
bayi prematur dari aliran darah saat di dalam suara yang menenangkan, mempunyai
rahim dan suara detak jantung ibu secara terus irama yang konstan dan stabil, serta melodi
menerus (Gooding, 2010). Perkembangan yang tenang dan tidak mengejutkan (Neal &
pendengaran janin sudah berfungsi penuh Lindeke, 2008). Suara musik yang mampu
pada usia kehamilan 28-32 minggu, sehingga menghasilkan stimulan yang bersifat ritmis.
pada awal usia gestasi 32 minggu janin sudah Stimulan ini kemudian ditangkap oleh sistem
dapat mendengar suara ibu berbicara atau pendengaran dan dilanjutkan ke sistem
menyanyi untuk dirinya sendiri dan janin. limbik yang mengatur emosi, kemudian
Selain itu janin dapat menanggapi suara- diolah didalam sistem persarafan serta
suara yang ada terutama yang terkait dengan korteks otak yang mereorganisasi interpretasi
nada dan irama atau suara musik (McGarath, bunyi kedalam ritme internal pendengaran.
2004; Graven & Browne 2008). Jika suara musik diinterpretasikan sebagai
Pemberiaan terapi musik lullaby pada penenang, maka suara musik akan diterima

JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017 265


Etika Emaliyawati: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

dapat mengubah atau memulihkan ritme terapi musik dapat digunakan pada usia gestasi
pernapasan menjadi diperlambat dan bayi 24 minggu, (2) berikan musik yang
diperdalam (Trappe, 2010). konstan, stabil dan tidak berubah secara tiba-
Selain itu bayi prematur seharusnya hidup tiba dan hindari intervensi saat terapi musik
di intrauterine selama sembilan bulan pada diberikan, (3) ritme konstan dan ringan, (4)
keadaan free running rhythm yang irama ini melodi berada pada lapang vokal yang luas,
tidak dipengaruhi oleh faktor eksogen seperti (5) pastikan maksimal pemberian musik 1,5
iluminasi matahari, suhu, dan kegiatan sehari- jam perhari dengan waktu terpendek sekali
hari (Manalu, 2004). Free running rhythm ini pemberian 20 menit terutama saat seperti
lebih banyak bergantung pada pengendalian saat tidur, tenang dan segera setelah prosedur
hipothalamus. Dengan pemberian terapi yang menimbulkan stres, (6) jaga volume
musik lullaby sebagai stimulus akan masuk kurang dari 70 desibel.
ke bagian hipotalamus yang nantinya akan Mefford, L. C. (1989) menyatakan
memengaruhi pengeluaran hormon stres bahwa konsep adaptasi bayi prematur untuk
sehingga berdampak pada perubahan heart dapat merespon perubahan kehidupan
rate, respiration rate, dan saturasi oksigen intrauterine ke ekstrauterine adalah dengan
Pada penelitian ini dilihat heart rate, mempertahankan wholeness, adaptasi dan
respiration rate dan saturasi oksigen hari konservasi. Penerapan prinsip wholeness
pertama sebelum bayi diberikan terapi yang dilakukan bayi prematur adalah bayi
musik lullaby dan dibandingkan pada hari prematur harus berusaha memenuhi seperti
ketiga setelah terapi musik lullaby. Tetapi kebutuhan oksigen, nutrisi, dan pengaturan
pengambilan data dilakukan setiap hari suhu. Dengan keterbatasannya akibat
sebelum dan sesudah terapi musik diberikan. prematur, bayi harus dapat memenuhi segala
Bila ditelaah dari hari ke hari sebelum dan kebutuhan yang selama intrauterine dipenuhi
sesudah diberikan terapi musik lullaby maka oleh ibunya. Untuk dapat memenuhi
pada hari kedua setelah terapi musik lullaby kebutuhan ini terjadi perubahan kerja organ
diberikan dibandingkan hari ketiga sebelum yang dapat terjadi dengan manifestasi salah
terapi musik lullaby diberikan pengaruhnya satunya adalah kenaikan heart rate dan
tidak signifikan dengan nilai p>0,05. respiration rate.
Kebisingan dikontrol sesuai dengan prosedur Adaptasi bayi prematur terhadap
penelitian 60 desibel. Sebelum musik ektrauterine kebanyakan memiliki masalah.
dinyalakan kondisi kebisingan lingkungan Proses adaptasi ini dapat merubah fungsi
bayi prematur dalam inkubator <40 desibel. organ untuk memenuhi kebutuhan bayi
Kondisi bayi setelah diberikan minum dan prematur. Proses adaptasi pada bayi
dalam keadaan kondisi tenang. Dari penelitian prematur dapat dilihat dari pengaturan suhu,
Standley (2008) kebisingan yang dapat pernapasan, dan pencernaan. Kegagalan
menurunkan heart rate, respiration rate, adaptasi pada bayi prematur menimbulkan
dan menaikan saturasi oksigen maksimal 60 komplikasi seperti anemia prematuritas,
desibel. sindrom distres pernapasan, retinopati
Kondisi bayi sesuai dengan kriteria tetapi prematuritas, paten duktus arteriosus,
perubahan tidak terjadi pada hari kedua. Pada perdarahan intraventrikular, enterokolitis
penelitian Lubetzky (2009) dikatakan bahwa nekrotikan dan apnea prematuritas.
pemberian terapi musik dilakukan selama Sedangkan komplikasi jangka panjangnya
3 hari. Hal yang sama juga dilakukan oleh adalah displasia bronkopulmoner, defek
Cevasco (2005) membandingkan efektivitas bicara, dan defek neurologis (Butler, 2007;
suara rekaman ibu dengan musik lullaby Gorrie, Mckinney & Murray, 2005; Pilliteri,
yang dilakukan selama 3 hari. 2003).
Berbagai penelitian dilakukan untuk dapat Bayi prematur dapat dilihat dari
melihat pengaruh pemberian terapi musik lingkungan internalnya dan lingkungan
pada bayi prematur. Meta analisis tentang eksternalnya. Lingkungan internal bayi
efficacy of music therapy for preterm infant prematur adalah keadaan fisiologi bayi.
yang dilakukan Standley (2002) memberikan Bayi prematur memiliki kondisi organ yang
prosedur terapi musik di NICU seperti (1) belum matur untuk menjalankan fungsinya

266 JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017


Etika Emaliyawati: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

sehingga bayi akan memerlukan usaha terapi musik lullaby pada bayi prematur
yang lebih besar dibandingkan bayi cukup yang terpasang alat bantu napas sehingga
bulan. Sedangkan lingkungan eksternal pelaksanaan berjalan baik dan didapatkan
bayi prematur yang sebelumnya rahim ibu hasil yang baik.
berubah menjadi lingkungan NICU. Untuk
berhasil menghadapi tantangan lingkungan
internal dan eksternal maka diperlukan suatu Daftar Pustaka
konservasi (Bobak, Lowdermik & Jensen,
2005; Hockenberry & Wilson, 2007; Tomey Alipour, z., Eskandari, N., Tehran, H.,
& Alligood, 2006). Hossaini, SK., Sangi, S.(2013). Effect of
Konservasi yang dikaitkan dengan Music on Physiological and Behavioral
terapi musik adalah konservasi integritas Responses of Prematur Infant. A Random
struktur. Integritas struktur tergantung dari Contol Trial. Complementary Therapies in
sistem pertahanan tubuh yang mendukung Clinical Practice,30,1–5.
perbaikan dan penyembuhan sebagai respon
terhadap perubahan lingkungan internal Amiri et al. (2009). Musical and verbal
dan eksternal. Konservasi ini melibatkan intrventions in music therapy: a qualitative
integritas kulit, muskuloskeletal, imunitas study. Journal of Music Therapy 36(2): 144–
dan proses inflamasi. Pemberian terapi musik 175.
akan berefek pada peningkatan imunitas bayi
(Bitmann, 2001; George, 1995; Tomey & Anand, KJS. (2008). Clinal Importance of
Alligood, 2006). Pain and Stress in Preterm Neonates. Biology
of Neonate ProQuest Biology Journal, 73(1).

Simpulan Anggriawan, A. 2016. Tinjauan Klinis


Hypoxic-Ischemic Enchephalopathy. CDK-
Pemberian terapi musik lullaby berpengaruh 234, 43(8).
terhadap heart rate, respiration rate dan
saturasi oksigen bayi prematur yang terpasang Arnon, S., Shapsa, A., Forman, L., Regev,
alat bantu napas. Terdapat perbedaan rata-rata R., Bauer, S., Litmanovitz, I., & Dolfin, T.
heart rate pada bayi prematur yang terpasang (2006). Live Music is Beneficial to Preterm
alat bantu napas hari ke 1 (pretest) hari ke Infants in The Neonatal Intensive Care Unit
3 (posttest), perbedaan rata-rata respiration Environment. Birth, 33(2), 131–136.
rate pada bayi prematur yang terpasang
alat bantu napas hari ke 1 (pretest) dan hari Asuhan Neonatal esensial. (2008).
ke 3 (posttest), perbedaan rata-rata saturasi Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi
oksigen pada bayi prematur yang terpasang Komprehensif. Jakarta.
alat bantu napas hari ke 1 (pretest) dan hari
ke 3 (posttest). Bathia. (2000). Current option in The
Perawat diharapkan dapat memberikan Management of Apnea Prematurity. Clinical
terapi musik lullaby selama bayi prematur Pediatrics; June 2013; 39, 6; ProQuest
terpasang alat bantu napas. Musik yang Nursing & Allied Health Sourcepg.327.
digunakan adalah musik lullaby dengan
intensitas 60 desibel, diberikan pada malam Berger, T., Fontana, M., Stocker, M.(2013).
hari pukul 19.00-20.00 selama 3 hari. Musik The Journey Towards Lung Protective
lullaby diperdengarkan dengan menggunakan Respiratory Support in Preterm Neonates.
earphone yang diposisikan 30 cm dari Neonatology, 104, 265–274.
telinga ke arah kaki bayi prematur selama 30
menit. Pemberian terapi musik ini dilakukan Bitmann, B.B.,Berk, L.E., Felten,
setelah aktivitas seperti mengganti popok, D.L.,Westengard, J., Simoton, O.C., Pappars,
memberi susu, atau pemeriksaan pada bayi. J., & Ninehouser, M. (2001). Composite
Rumah sakit dapat memfasilitasi pembuatan Effect of Group Drumming Music Therapy
standar operasional prosedur pada pemberian on Modulation of Neuroendocrine-Immune

JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017 267


Etika Emaliyawati: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

Parameters in Normal Subjects. Alternative 97, 402-417. Karger.


therapies, 7 (1).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Bobak, I.M.,Lowdermik. D.L., & Jensen, (2013). Profil kesehatan Indonesia
M.D. (2013). Keperawatan Maternitas. 2013. Diperoleh 1 Februari 2015 dari http://
Edisi4. Jakaarta. Penerbit EGC. www.depkes.go.id/downloads/publikasi/
Profil%20Kesehatan%20Indonesia.pdf.
Buch, PM., Makwana, AM., Chudasama,
PK. (2013). Usefulness of Downe Score as Eldredge, L., and A. Salamy. 1996. Functional
Clinical Assesment Tool and Bubble CPAP auditory development in preterm and full
As Primary Support in Neonatal Respiratory term infants. Early Human Development,
Distress Syndrome. Journal of Pediatric 45:215–28.
Sciences. 5(10), e176.
EuroNeoStat Annual report for Very
Burns, K., Cunningham, N., White-Traut, R., Low Gestational Age Infant. (2006). The
Silvestri, J., & Nelson, M.N. (2008). Infant ENS Project. Hospital de Cruses. info.
stimulation: Modification of an intervention euroneonet@euskalnet.net .
based on physiologic and behavioral cues.
Journal of Obstretric, Gynecologic and Field, T. M, Dempsey, J. R., Hatch, J., Ting,
Neonatal Nursing, 23, 581–589. G., & Clifton, R. K. (1979). Cardiac and
behavioral responses to repeated tactile and
Butler K. (2007) Psychological Care of auditory stimulation by preterm and term
The Ventilated Patient. Journal of Clinical neonates. Developmental Psychology, 15,
Nursing. 4(6): 398–400. 406–416.

Cassidy, J.W. (2010). The Effect of Decibel Gaspardo, C.(2006). Monitoring


Level of Music Stimuli and Gender on Head hemodinamic neonatus. Pediatic, 3(7), 14–
Circuference and Physiological Responses of 22.
Premature Infants in The NICU. Journal of
Music Therapy. ProQuest Nursing & Allied Gooding, LF. (2010). Using Music Therapy
Health Source pg.180. Protocols in The Treatment of Premature
Infant; An Introduction to current Practices.
Cevasco, A.M. (2005). The Effect of Mothers’ The Art in Psycotherapy, 37, 211–214.
Singing on Fullterm an Preterm Infant and
Maternal Emotional Responses. Journal of Gorrie, T.M., McKinney, E.S., & Murray,
Music Therapy, 45(3). ProQuest Nursing & S.S. (2005). Foundation of maternal-
Allied Health Source pg. 273. newborn nursing.(2ndEd). Philadelphia:W.B.
Saunders Company.
Chirian., Uji, A., Isayama, T., & Shah, V.
(2012). Neonatal Care in Japanese NICU: Graven & Browne. (2008). Sound and the
Note Base on Site Visit. Neonatal Network, developing infant in the NICU: Conclusions
3(2). and recommendations for care. Journal of
Perinatology, 20, 88–93.
Chou, L.(2003). Effect of Music Therapy
an Oxygen Saturation Infant Receiving Gunnar, M. R. (1989). Studies of the human
Endotracheal Suctioning. Journal of Nursing infant’s adrenocortical response to potentially
Research, 2(3), 209-215 . stressful events. In M. Lewis & J. Worobey
(Eds.), Infant stress andcoping (pp.3–18).
David, G., Carnielli, V., Greisen, G., Hallman, San Francisco: Jossey-Bass.
M., Ozek, E., Plavka, R. (2010). European
Consensus Guidelines on Management of Halim, S. 2002. Music as Complementary
Neonatal Respiratory Distress Syndrom in Therapy in Medical Treatment. Med J
Preterm Infants-2010 Update. Neonatology. , Indones, 11(4).250–257.

268 JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017


Etika Emaliyawati: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

Halliday, H.L. 2008. Surfactants: Past, McGarath., J.M. (2004). Development care
present and Future. Journal of Perinatology, of newborn and infant; a guide for health
28, 47–56. professionals. St.Louis; Elsavier Mosby.
Hastuti, D., & Juhaeriah, J. (2016). Efek Myrtha., R. (2014). Diagnosis Banding
Stimulasi Taktil Kinestetik erhadap dan Penatalaksanaan Anemia Neonatus.
Perkembangan Bayi Berat Badan Lahir CDK221/vol.41;No. 10.2014.
Rendah. Jurnal Keperawatan Padjadjaran,
4(1). Neal.,Do., Lindeke.,LL. (2008). Music as a
Nursing Intervention for Preterm infant in
Hater.,G., Grunnar, B., Baskin, K., (2006). The NICU. Neonatal Network.27 (5). 319–
Music Therapy for Premature Infant and 327
Their Parents; an Integrative Review. Nordic
Journal of Music Therapy; Vol.21, No.3, Oct, Pilliteri.,A (2003). Maternal & child health
2012, pg, 203-226. Yale Library nursing: Care of Childbearing & childbearing
family. 4 th edition. Philadelphia: Lippincott
Hockenberry, M.J., & Wilson, K. (2007). William & Wilkins.
Nursing care of infant & children 7th ed.).
Missouri: Mosby Inc. Santos, L.M., (2012). Behavioral Changes;
neonatology. Pediatric. No.3–4; 25–30 .
Jobe, A.H.(2006). Lung Development and
Maturation. 8th edition. 407-18..Mosby Sloane, E. (2004). Anatomi dan Fisiologi
Elsavier. untuk Pemula. Jakarta;EGC.
Kazemi S., Ghazmoghaddam.,K., Besharat.,S Snyder, M., & Lindquist, R. (2002).
& Kashani. (2012). Music and Anxiety in Complementary/alternative therapies in
Hospitalized Children. Journal of clinical an nursing. 4th edition. Newyork. Springer
diagnostic research. 6(1),94–96. Publising Company Soetjiningsih.1998.
Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit
Keith, Russell K& Weaver BS. (2009). The EGC.
effects of music listening on inconsolable
crying in premature infants. Journal Music Soetjiningsih.(1998). Tumbuh Kembang
Therapy. 9;46:191-203. Pubmed:19757875. Anak. Jakarta: Penerbit EGC.
Kirby.,LA., Oliva,R & Sahler,OJ. (2010). Standley, J.M., Lyndaqiust. (2002). Music
Music Therapy and Pain Management Therapy Research in the NICU: An Update
in Pediatric Patient Undergoing Painful Meta-Analysis. Neonatal network. Vol 31.
Procedur. A Review of Literature and a Call No.5, Sepetmber/October 2012. Springer
for Research. Journal of Alternative Medicine Publishing Company. http://dx.doi.
Research.2(1), 7–16. org/10.1891/0730-0832.31.5.311.
Mefford, L. C. (1989). Quality of rest state in Standley, J.M;Cassidy, Jane;Grant,
the premature infant in flexed sidelying and Roy;Cevasco, Andrea;Szuch, Chaterine,
supine positioning. Unpublished master’s Nguyen, Judy;Walworth, Darcy;Procelli,
thesis, University of Tennessee, Knoxville. Danielle;et al. (2010). The Effect of Music
Google Scholar. Reinforcement for Non-nutritive Sucking on
Nipple Feeding of Premature Infant. Pediatric
Lubetzky.R., Momouni, F.B., Ashbel, Nursing. May/June 2010/Vol.36/No.3.
G., Dolberg, S.,Reifen, R, & Mandel, D.
(2009). Effect of Music Lullaby on Engergy Standley, J.M. (2006). The Effect of Music
Expendiure in Growing Preterm Infant. and Multimodal Stimulation on Responses
Journal of American Academy of Pediatric, of Premature Infant in Neonatal Intensive
125. Pg.24–28. Care. Pediatric Nursing; Nov/Dec 2006; 24,

JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017 269


Etika Emaliyawati: Pengaruh Terapi Musik Lullaby terhadap Heart Rate, Respiration Rate

6; ProQuest Nursing & Allied health Source USA: Mosby Elsevier, Inc.
pg.532.
__________ (2006). Nursing Theorist and
Standley, J.M. (2008). The Effect of Nursing Practice. 3rd Edition, USA :Mosby
Contingent Music to Increase Non-Nutritive Elsevier, Inc.
Sucking of Premature Infant. Pediatric
Nursing; Sept/Oct 2000; 26, 5; ProQuest Trappe, J.H. (2010). The effect of music on
Nursing & Allied health Source pg.493. the cardiovascular health. Heart, 98, 1868-
1871.
Suardana.,K. (2013). Kerja surfaktan dalam
pematangan paru bayi preterm. Jakarta; Wahyuni, S., & Parendrawati, D. P. (2013).
EGC. Pengalaman Ibu dalam Melakukan Perawatan
Metode Kanguru. Jurnal Keperawatan
Tomey & Alligood. (2006). Nursing Theorist Padjadjaran, 1(3).
and their work. 6th Edition, ST. Louis:
Mosby Elsevier, Inc. Walsh.,F. (2002). A family resilience
framework: innovative practice
_________ (2006). Nursing Theorist applications,family relations 51 (2):130–
Utilization and application. 3rd Edition, 137.

270 JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai