Anda di halaman 1dari 6

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

APPENDISITIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1

Rumah Sakit
Tentara Tk. II
Kartika Husada

STANDAR Tahun Terbit Ditetapkan Oleh


ASUHAN Direktur Rumah Sakit Tentara Tk. II Kartika
KEPERAWATAN Husada

DIREKTUR KARTIKA HUSADA


Definisi Appenditits merupakan keadaan inflamasi dan obstruksi pada vermiforis.
Sehingga merupakan penyakit yang paling sering memerlukan
pembedahan kedaruratan. Apabila tidak ditangani dengan segera maka
akan berakibat fatal
Etiologi 1. Penyumbatan lumen apendiks disebabkan oleh hyperplasia folikel
limfoid, fekalit, striktur karena fibrosis akibat peradangan
sebelumnya,cacing usus atau neoplasma.
2. Penyebab lain yang diduga dapat menimbulkan apendisitis ialah erosi
mukosa apendiks karena parasit seperti E. Histolityca.
3. Penyebab sumbatan 60% adalah hyperplasia kelenjar getah bening
35% disebabkan karena fekalith 4% oleh benda asing (termasuk
cacing) dan 1% oleh striktur lumen yang bisa disebabkan karsinoma
Manifestasi Klinis 1. Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun
setempat,anoreksia,mual muntah.
2. Nyeri setempat pada perut bagian kanan bawah.
3. Regiditas abdominal seperti papan.
4. Respirasi retraktif.
5. Rasa perih yang semakin menjadi.
6. Spasma abdominal semakin parah.
7. Rasa perih yang berbalik (menunjukan adnya inflamasi peritoneal).
8. Gejala yang minimal dan samar rasa perih yang ringan pada pasien
lanjut usia
Patofisiologi Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks
oleh hiperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena
fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma. Obstruksi
tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami
bendungan. Semakin lama mukus tersebut semakin banyak, namun
elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga
menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat
tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema,
diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi apendisitis
akut lokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium.
Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal
tersebut akan menyebkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri
akan menembus dinding. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai
peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri didaerah kanan bawah.
Keadaan ini disebut apendisitis supuratif akut. Bila kemudian aliran arteri
terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan
gangren. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding
yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis perforasi.
Bila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang
berdekatan akan bergerak kearah apendiks hingga timbul suatu massa
lokal yang disebut infiltrate apendikularis. Peradangan pada apendiks
tersebut dapat menjadi abses atau menghilang. Pada anak-anak, kerena
omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, maka dinding
apendiks lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh
yang masih kurang sehingga memudahkan terjadinya perforasi. Sedangkan
pada orang tua, perforasi mudah terjadi karena telah ada gangguan
pembuluh darah
Penatalaksanaan 1. Penanggulangan konservatif
Penanggulangan konservatif diberikan pada penderita yang tidak
mempunyai akses ke pelayanan bedah berupa pemberian antibiotik.
Pemberian antibiotik berguna untuk mencegah infeksi.
2. Operatif
Bila diagnosa sudah tepat dan jelas ditemukan apendisitis maka
tindakan yang dilakukan adalah operasi membuang appendiks.
Penundaan appendektomi dengan pemberian antibiotik dapat
mengakibatkan abses dan perforasi. Pada abses apendiks dilakukan
drainase.
Komplikasi 1. Perforasi
2. Peritonitis
3. Abses Appendiks
4. Pileflebitis (Tromboplebitis Septik Vena Portal)
Pengkajian 1. Identitas.
Identitas pasien post apendikitis yang menjadi dasar pengkajian
meliputi : nama, kebanyakan terjadi pada laki – laki, umur 20 – 30
tahun, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat, diagnosa medis,
nomor.
2. Keluhan Utama
Pada saat dikaji, pasien dengan post operasi appendisitis paling
sering di temukan adalah nyeri. Nyeri yang dirasakan pasien
seperti diremas remas ataupun rasa nyeri seperti ditusuk tusuk.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat pengkajian, yang diuraikan dari mulai masuk tempat
perawatan sampai dilakukan pengkajian. Keluhan pada saat dikaji
pasien yang telah menjalani operasi appendisitis pada umumnya
mengeluh nyeri pada luka operasi.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Tentang pengalaman penyakit sebelumnya, apakah berpengaruh
pada penderita penyakit yang diderita sekarang serta apakah
pernah mengalami pembedhan sebeluumnya.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
seperti pasien, dikaji pula mengenai penyakit keturunan dan
menular lainnya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DX. KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan  Mengkaji skala nyeri
keperawatan maka Rasional:Pendekatan
diharapkan nyeri komprehensif untuk menentukan
berkurang. intervensi
 Ajarkan tehnik relaksasi pada
Kriteria hasil :
saat nyeri
1. Nyeri berkurang
Rasional: Dapat menurunkan
2. Menunjukan ekspresi
stimulus nyeri
wajah tampak releks
 Memberikan lingkungan yang
3. Skala nyeri 1 – 3
tenang
Rasional: Lingkungan yang
tenang akan menurunkan
stimulus nyeri
 Mendorong untuk melakukan
ambulasi dini
Rasional: Untuk menormalisasi
funsi organ untuk merangsang
peristaltik dan flatus
 Memberikan posisi nyaman
Rasional: Dapat mengurangi
ketegangan pada insisi abdomen
sehingga dapat mengurangi
nyeri
 Memberikan informasi kepada
pasien dan keluarga tentang
penyebab nyeri dan lama nyeri
akan berlangsung
Rasional: Pengetahuan tentang
mengurangi nyeri
 Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian obat analgetik
Rasional: Analgetik akan
mengurangi rasa nyeri.

Intoleransi aktifitas Tujuan: Setelah dilakukan  Kaji respon, emosi, sosial,


berhubungan dengan tindakan askep maka sepiritual
kelemahafisik pasca operasi diharapkan terpenuhinya R/ Untuk mengetahui tingkat
kebutuhan pasien secara ketergantungan pasien
mandiri  Membatu memenuhi kebutuhan
pasien
Kriteria hasil: R/ untuk membatu memenuhi
1. Terpenuhinya kebutuhaan pasien
kebutuhan pasien  Menganjurkan keluarga untuk
2. Pasien mampu memenuhi kebutuhan pasien
melakukan aktivitas. R/ kebutuhan pasien tepenuhi

3. Mentoleransi aktivitas  Hindari menjadwalkan aktivias


yang bisa dilakukan. perawatan selama periode
istirahat
R/ agar istirahat teerpenuhi
 Kolaborasi dengan ahli okupasi
untuk membantu progrram
aktivita
R/ Untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas

Resiko Tinggi Infeksi Tujuan : Setelah dilakukan  Kaji tanda tanda infeksi
Berhubungan Dengan Infasi tindakan keperawatan Rasional: Untuk mengetahui
Kuman Pada Luka Operasi maka diharapkan tidak keadaan luka
terjadi infeksi  Menjaga kebersihan kondisi
balutan
Rasional: Untuk mencegah
Kriteria Hasil: terjadinya infeksi.
Tidak terjadi tanda – tanda  Melakukan medikasi perawatan
infeksi pada luka operasi
Rasional: Untuk mencegah
infeksi dari kontaminasi kuman
ke luka bedah
 Anjurkan kepada pasien adan
keluarga untuk menjaga
kebersihan luka
Rasional: Supaya tidak terjadi
infeksi
 Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian antibiotik
Rasional: Antibiotik untuk
mencegah infeksi pada luka

Anda mungkin juga menyukai