Oleh:
Kelompok IX
Muhammad Anis Taslim 131723143025
Aniq Dini Karimah 131723143057
Bayu Triantoro 131723143076
Lusia Saun Selong 131723143087
Simpliana Rosa 131723143082
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas berkat limpah rahmat-Nya, sehingga penulis telah mampu menyelesaikan
makalah berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. A Dengan Diagnosa Medis
Sirosis Hepatis + Anemia + Hipoalbumin Di Ruang Pandan 1”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas profesi stase keperawatan medical
bedah.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang berlipat ganda.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh
sebab itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Amin
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................3
1.3.1. Tujuan umum.....................................................................................3
1.3.2. Tujuan khusus....................................................................................3
1.4. Manfaat Penulisan.....................................................................................4
1.4.1. Bagi mahasiswa..................................................................................4
1.4.2. Bagi ruangan......................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................5
2.1 Definisi Hati..............................................................................................5
2.2 Anatomi Fisiologi Hati..............................................................................6
2.3 Fungsi Hati................................................................................................8
2.4 Kelainan Pada Hati..................................................................................13
2.5 Definisi Sirosis Hepatis...........................................................................16
2.6 Etiologi Sirosis Hepatis...........................................................................16
2.7 Manifestasi Klinis Sirosis Hepatis..........................................................18
2.8 Patofisiologi Sirosis Hepatis...................................................................19
2.9 Pemeriksaan Penunjang Sirosis Hepatis..................................................19
2.10 Penatalaksaanaan Sirosis Hepatis........................................................20
2.11 WOC Sirosis Hepatis...........................................................................22
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................23
BAB 4 KESIMPULAN..........................................................................................54
4.1. Kesimpulan.................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................55
2
1
BAB 1
PENDAHULUAN
hepatis dimulai dengan adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang
menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut.
Penyakit ini merupakan stadium terakhir dari penyakit hati kronis Istilah
Sirosis diberikan petama kali oleh Laennec tahun 1819, yang berasal dari
kata kirrhos yang berarti kuning oranye (orange yellow), karena terjadinya
keadaan berikut: eritema palmaris, spider nevi, vena kolateral atau varises
akohol secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama, hepatitis B dan
1
2
rata-rata prevalensi sirosis hepatis adalah 3,5% dari seluruh pasien yang
dirawat di bangsal penyakit dalam atau rata-rata 47,4% dari seluruh pasien
penyakit hati yang dirawat (PPHI, 2011; WHO, 2000). Tanpa perawatan
yang memadai sekitar 15 % pasien sirosis hati akan meninggal dalam lima
angka kematian yang masih tinggi pula pada pasien sirosis hati
Sirosis Hepatis.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
atau lebih. Hati menampung semua bahan yang diserap dari usus, kecuali
lemak, melalui vena porta. Hati merupakan pusat dari metabolisme tubuh.
pemecahan serta ekskresi dari berbagai macam zat yang dibutuhkan untuk
jaringan ikat tipis yang masuk ke dalam hati dari porta hepatis dan membagi
– bagi hati dalam lobus dan lobulus. Sel – sel parenkim hati (hepatosit)
– sudut lobuli terlihat lebih banyak jaringan ikat, yang mengandung cabang
– cabang vena porta, cabang arteri hepatika, dan duktus biliaris (saluran
hati), labulus portal, dan asinus hati (unit fingsional). Lobulus klasik dibatasi
oleh daerah portal (biasanya hanya tampak tiga dari enam sudutnya) dan
dipusatnya terdapat lubang, yaitu vena sentralis yang menampung darah dari
sinusoid. Jadi, darah mengalir dari daerah portal (cabang vena porta dan
empedu, yang diekskresi sel – sel hati, mengalir melalui kanalikuli biliaris ke
sebagai daerah pusatnya, dan bersudutkan tiga vena sentralis. Jadi lobulus ini
daerah portal. Asinus hati (unit fungsional), seperti halnya lobulus portal,
tidak jelas batas – batasnya. Tidak semua sudut dari lobulus klasik ada daerah
portalnya. Daerah yang tidak memiliki daerah portal ini tetap mendapat darah
dari asinus hati. kedua sudut belah ketupatnya adalah vena sentralis.
panjang beberapa milimeter dan dengan diameter 0,8 – 2 mm. Dalam hati
sekeliling vena sentralis yang mengalirkan darah ke arah vena hepatika dan
selanjutnya menuju vena cava inferior. Lobuli itu sendiri pada dasarnya
tersususn atas beberapa lembaran yang terdiri dari sel – sel hati yang
menyebar secara radial dari vena sentralis seperti jari – jari roda. Tiap
7
lembaran tersebut biasanya tersusun setebal 2 sel hati. di antara sel – sel hati
yang berdekatan serta diantara lembaran sel – sel hati tersebut terdapat
saluran empedu kecil (bile kanalikuli) yang bermuara dalam saluran empedu
yang lebih besar dalam septa antara dua lobulus hati yang berdekatan. Di
dalam septa sersebut juga terdapat venula porta yang menerima darah dari
vena porta. Dari venula ini darah mengalir ke cabang – cabang sinusoid yang
terletak di antara lembaran – lembaran sel hati, dan dari sini darah mengalir
ke vena sentralis. Dengan demikian, sel – sel hati akan mendapat darah dari
vena porta secara terus – menerus. Selain venula porta, di dalam septa
memberikan darah kepada jaringan septa dan sebagian lagi menuju sinusoid.
Sinusoid venula dibatasi oleh dua jenis sel, yaitu sel endotil yang khas
dan sel – sel Kupfer yang sebenarnya adalah sel retikuloendotil yang mampu
mengadakan fagositosis kuman – kuman atau benda – benda asing yang ada
dalam darah. Sel – sel endotil yang membatasi sinusoid venosa tersusun
Dibawah dinding sinusoid ini, yaitu di antara sel – sel endotil dengan sel – sel
hati terdapat satu ruangan yang amat sempit yang disebut rongga dari Disse.
Karena “porousnya” dinding sinusoid tersebut, maka zat – zat yang ada
dalam plasma dapat bergerak dengan bebas ke dalam rongga disse. Bahkan
Dengan demikian, cairan yang berlebihan yang ada dalam rongga dari Disse
hepatika untuk selanjutnya masuk ke dalam vena cava inferior. Selain itu,
dari arteria hepatika mengalir masuk kira – kira 350 cc darah. Darah
arterial ini akan masuk ke dalam sinusoid dan bercampur dengan darah
portal. Pada orang dewasa, jumlah aliran darah ke hati diperkirakan sekitar
1500 cc tiap menit. Aliran darah ke hati ini dapat diukur dengan cara
dalam usus.
Hati mengekresi zat – zat yang berasal dari dalam sel hati, misalnya
samping itu, ke dalam empedu juga diekskresi zat – zat yang berasal dari
bilirubin urin, urobilinogen dalam urin, stercobilin dalam tinja, dan asam
bahan – bahan dari luar yang mengalami proses yang hampir sama dengan
tertentu dan kemudian diukur kadarnya dalam dalam darah dalam waktu
dalam darah berlebihan, maka glukosa akan diambil oleh hati dan
lebih cepat di dalam sel hati. beberapa fungsi khas dari hati dalam
Pembentukan lipoprotein.
Pembentukan kolesterol dan fosfolipid dalam jumlah yang sangat
besar.
Perubahan karbohidrat dan protein menjadi lemak dan asam lemak
Kemudian dengan cara oksidasi beta maka asam lemak tesebut dipecah
Asetik Co-A ini kemudian akan ikut siklus krebs dan menghasilkan
asetil Co-A yang dihasilkan, maka sebagian akan diubah menjadi asam
Asam asetoasetat ini merupakan suatu asam yang sangat larut dalam
asam itu akan keluar dari dalam sel hati menuju cairan ekstraseluler
merupakan zat yang toksik dan berasal dari banyak sumber yaitu dari
hati sendiri sebagai hasil samping katabolisme asam amino, dari usus
macam bahan, bail yang berasal dari luar tubuh misalnya racun atau
obat – obatan, ataupun bahan yang berasal dari dalam tubuh sendiri
benda – benda lain misalnya pigmen – pigmen sisa jaringan, dan lain
sebagainya.
Selain itu sel kupler menghasilkan iminoglobulin yang merupakan
a. Hepatitis
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus
makanan yang tidak bersih atau terkontaminasi atau tidak mencuci tangan
dengan bersih setelah buang air besar. Virus ini tidak ditularkan melalui
b. Penyakit Kuning
dua belas jari, sehingga masuk ke dalam darah dan warna darah menjadi
mata berwarna kekuningan, dan kuku jaripun berwarna kuning. Hal ini
cairan empedu.
14
c. Sirosis Hepatis
dalam hati. Sirosis hati dapat terjadi karena virus Hepatitis B dan C yang
berkelanjutan, karena alkohol, salah gizi, atau karena penyakit lain yang
Penyembuhan :
d. Hati Berlemak
berat hati atau mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan
hati ini sering berpotensi menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis
e. Kanker Hati
hemochromatosis.
pigmen empedu pada kulit, membran mukosa dan bola mata disebut
jaundice. Pada keadaan ini kulit penderita terlihat kuning, warna urin
stadium terakhir dari penyakit hati kronis dan terjadinya pengerasan dari hati
(Sujono H, 2002).
tidak berfungsi atau rusak. Bayi yang menderita Biliary berwarna kuning
(kulit kuning) setelah berusia satu bulan. Kadang bisa diatasi dengan
penyakit hati stadium akhir. Pada orang dewasa, saluran empedu dapat
lainlain)
8. Operasi pintas usus pada obesitas
9. Kriptogenik
10. Malnutrisi
11. Indian Childhood Cirrhosis
j. eritema palmaris
k. atropi testis
l. kelainan darah (anemia,hematon/mudah terjadi perdaarahan)
2. Hipertensi portal
a. varises oesophagus
b. spleenomegali
c. perubahan sum-sum tulang
d. caput meduse
e. asites
f. collateral veinhemorrhoid
g. kelainan sel darah tepi (anemia, leukopeni dan trombositopeni)
Hepatis, yaitu :
1. Tekanan koloid plasma yang biasa bergantung pada albumin di dalam
serum. Pada keadaan normal albumin dibentuk oleh hati. Bilamana hati
SIROSIS HEPATIS
Melena
21
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
B. Diagnosa keperawatan
1. Defisit nutrisi b.d. ketidakmampuan dalam proses pencernaan d.d. mual muntah,
penurunan BB
2. Pola napas tidak efektif b.d. menurunnya ekspansi paru akibat asites d.d.
meningkatnya RR
3. Hipervolemia b.d terjadinya hipertensi portal d.d. asites
4. Resiko perdarahan b.d. adanya perubahan dalam factor pembekuan darah
(menurunnya produksi protrombin dan fibrinogen)
5. Resiko infeksi b.d. malnutrisi
C. Intervensi Keperawatan
1. Defisit nutrisi b.d. ketidakmampuan dalam proses pencernaan d.d. mual muntah,
penurunan BB.
23
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan - Bantu dan dorong klien untuk
keperawatan selama x 24 jam nutrisi makan, jelaskan alas an tipe diet
tercukupi dengan kriteria hasil : - Berikan makanan sedikit tapi
- Nafsu makan meningkat sering
- Mual dan muntah berkurang - Batasi minuman berkafein,
bahkan hilang makanan yang menghasilkan gas
- Menunjukan nilai laboratorium
dan terlalu dingin
yang normal - Berikan makanan halus, hindari
- Antropometri klien normal
makanan keras sesuai indikasi
- Berikan perawatan mulut secara
sering atau sebelum makan
- Observasi hasil dari
pemeriksaan LAB
- Konsultasikan dengan ahli gizi
mengenai progeam diit
- Kolaborasi pemberian obat
antiemetic
2. Pola napas tidak efektif b.d. menurunnya ekspansi paru akibat asites d.d.
meningkatnya RR
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Monitor intake dan output
selama x 24 jam pola napas efektif - Monitor TTV
- Evaluasi derajat edema, asites
dengan kriteria hasil : - Timbang BB setiap hari
- Asites, edema berkurang - Ukur lingkar perut setiap hari
- Keseimbangan intake dan output - Kolaborasi pemberian obat
- TTV dalam batas normal
- Tidak ada sianosis antidiuretic
- Tidak menggunakan otot bantu - Monitor kadar albumin, serum
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Ukur intake dan output
selama x 24 jam cairan dalam tubuh - Timbang berat badan tiap hari
- Pantau TD dan CVP, jika ada.
seimbang dengan kriteria hasil : - Kaji status pernapsan
- Keseimbangan intake dan output - Auskultasi paru
- Berat badan stabil - Pantau untuk disritmia jantung
- TTV dalam batas normal - Kaji derajat edema perifer
- Tidak ada edema - Ukur lingkar abdomen
- Tidak ada asites - Bari perawatan mulut yang
sering
- Jadwalkan asupan cairan
berdasarkan waktu ; khususnya
jika puasa
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan - Kaji tanda dan gejala perdarahan
keperawatan selama x 24 jam klien GI
tidak mengalami perdarahan dengan - Observasi warna dan konsistensi
salin dingin
NOC NIC
Setelah dilakukan -
tindakan Identifikasi klien untuk resiko
keperawatan selama x 24 jam infeksi - Catat laporan klien tentang
IDENTITAS
1. Nama Pasien : Tn. A
2. Umur : 51 Tahun
3. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
4. Pendidikan : Tidak Sekolah
5. Status : Menikah (anak 1)
6. Pekerjaan : Tukang Becak
7. Alamat : Surabaya
8. Biaya : SKTM
KELUHAN UTAMA
1. Keluha Utama :
Nyeri perut.
3. Riwayat Alergi :
Obat Ya Tidak Jenis : Tidak ada alergi
Makanan Ya Tidak Jenis : Tidak ada alergi
Lain-Lain Ya Tidak Jenis : tidak ada
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
: Pasien
: Perempuan sakit
2. Sistem Pernafasan
a. RR : 16 kali/menit
b. Keluhan : Sesak Nyeri Waktu Nafas Orthopnea
Batuk : Produktif Tidak Produktif
Sekret : Tidak ada
c. Penggunaan Otot Bantu Nafas : Tidak menggunakan otot bantu pernapasan
d. PCH : Ya Tidak
e. Irama Nafas : Teratur Tidak Teratur
f. Friction Rub : Tidak ada
g. Pola Nafas : Dispnoe Kusmaul Chyne Stokes Biot
h. Suara Nafas : Vesikuler Bronko Vesikuler
Tracheal Bronkhial Masalah Keperawatan :
Ronki Wheezing Tidak ada masalah
Crackles
i. Alat Bantu Nafas : Ya Tidak
j. Penggunaan WSD : Tidak menggunakan WSD
k. Tracheostomi : Ya Tidak
Lain-lain :
Terpasang NGT dihidung kanan dekompresi cairan warna hijau pekat ± 200 cc
3. Sistem Kardiovaskuler
a. TD : 140/70 mmHg Masalah Keperawatan :
b. N : 120 kali/menit/halus Tidak ada masalah
c. HR : 120 kali/menit
d. Keluhan Nyeri Dada : Ya Tidak
e. Irama jantung : √ reguler ireguler
f. Suara jantung : normal (S1/S2 tunggal) murmur
gallop lain-lain
g. Ictus Cordis : Tidak tampak
h. CRT : < 2 detik
i. Akral : Hangat Kering Merah Basah
Panas Dingin Pucat
j. Sirkulasi Perifer : Normal Menurun
k. JVP : Tidak tampak
l. CVP : Tidak ada
m. EKG & Interpretasinya : Normal sinus 80 kali/menit
Masalah
4. Sistem Persyarafan
a. S : 36ºC Keperawatan :
b. GCS : 15 Nyeri Akut
c. Refleks Fisiologis : Patella Tricep Bicep
d. Refleks Patologis : Babinsky Brudzinsky Kernig
e. Keluhan Pusing : Ya Tidak
P : Pusing saat tidur dan semakin berat jika kepala digerakkan
Q : Pusing tidak berputar
29
5. Sistem Perkemihan
a. Kebersihan Genital : Bersih Kotor
b. Sekret : Ada Tidak Masalah Keperawatan :
c. Ulkus : Ada Tidak
d. Kebersihan Meatus Uretra : Bersih Kotor Tidak ada masalah
e. Keluhan Kencing : Ada Tidak
Jelaskan :
Pasien tidak ada keluhan BAK; tidak nyeri, tidak menetes, tidak ngompol, tidak ada
tahanan, hanya BAK warna kuning pekat
f. Kemampuan berkemih :
Spontan Alat bantu, sebutkan :
Jenis : Kateter
Ukuran : 24
Hari Ke- : 9
g. Produksi Urine : 500 ml/24 jam
Warna : kuning pekat
h. Kandung kemih membesar : Ya Tidak
i. Nyeri Tekan : Ya Tidak
j. Intake Cairan : Oral : Puasa Parenteral : 500 cc/24 jam
k. Balance Cairan :
Input : 500 cc/24 jam
Output : 500 cc urin/24 jam + 200 cc cairan NGT/24 jam
30
P: Pasien mengatakan perut terasa sakit dan sesak sejak perutnya mulai membesar 2
bulan yang lalu.
Q: Nyeri dirasakan seperti ditekan atau di penuhi perut
R: Nyeri dirasakan diseluruh area perut dan menjalar ke pinggang
S: Nyeri dirasakan hingga skala 7-8
T: Nyeri dirasakan hampir tiap saat terus menerus dan bertambah jika bergerak
j. Luka Operasi : Ada √Tidak
k. Terpasang NGT : dekompresi warna hijau pekat 200 cc/24 jam
l. Peristaltik : 5 x/menit
m. BAB : 1 kali/2-3 hari warna hitam Terakhir Tanggal :12-03-2018
Konsistensi : Keras Lunak Cair Lendir/Darah
n. Diit : Puasa
o. Diit khusus : tidak ada
7. Sistem Penglihatan
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior :
OD Visus OS
Palpebra Masalah Keperawatan :
Conjungtiva : Anemis Tidak ada masalah
Kornea
BMD
Pupil : Isokor
Iris
Lensa
TIO
31
8. Sistem Pendengaran
a. Pengkajian Segmen Anterior Dan Posterior : Masalah Keperawatan :
OD Auricula OS
MEA Tidak ada masalah
Membran
Tymphani
Rinne
Weber
Swabach
b. Luka Operasi : Ada Tidak
c. Alat Bantu Dengar : tidak menggunakan alat bantu dengar
Sistem Integumen
Masalah Keperawatan :
a. Pergerakan sendi : Bebas Terbatas
b. Kekuatan Otot 4 4 Tidak ada masalah
4 4
c. Kelainan Ekstremitas : Ya Tidak
d. Kelianan Tulang Belakang : Ya Tidak
- Frankel : tidak ada
e. Fraktur : Ya Tidak
f. Keluhan Nyeri : Ya Tidak
g. Sirkulasi Perifer : tidak ada sianosis, CRT : < 2 detik
h. Kompartemen Syndrome : Ya Tidak
i. Kulit : Ikterik Sianosis Kemerahan Hiperpigmentasi
j. Turgor: Baik Kurang Jelek
k. Luka Operasi : Ada Tidak
l. ROM : ektremitas atas aktif, ekstremitas bawah pasif
m. Cardinal Sign : Ikterik, Acites
Sistem Integumen
a. Penilaian Risiko Decubitus
KRITERIA PENILAIAN
ASPEKYANG
NILA
DINILAI 1 2 3 4
I
TERBATAS
PERSEPSI SANGAT KETERBATASA TIDAK ADA
SEPENUHNY 4
SENSORI TERBATAS N RINGAN GANGGUAN
A
TERUS
KELEMBABA SANGAT KADANG2 JARANG
MENERUS 4
N LEMBAB BASAH BASAH
BASAH
KADANG2 LEBIH SERING
AKTIVITAS BEDFAST CHAIRFAST 1
JALAN JALAN
IMMOBILE TIDAK ADA
SANGAT KETERBATASA
MOBILISASI SEPENUHNY KETERBATASA 2
TERBATAS N RINGAN
A N
KEMUNGKINA
SANGAT
NUTRISI N TIDAK ADEKUAT SANGAT BAIK 2
BURUK
ADEKUAT
32
9. Sistem Endokrin
a. Pembesaran Thyroid : Ya Tidak Masalah
b. Pembesaran Kelenjar Getah Bening : Ya Tidak
c. Hipoglikemia : Ya Tidak Keperawatan :
d. Hiperglikemia : Ya Tidak Tidak ada masalah
e. Kondisi Kaki DM
- Luka Gangren : Ya Tidak
Masalah
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya : Keperawatan :
Pasien dan keluarga pasrah menerima keadaan sakit pasien Tidak ada masalah
b. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
Diam Gelisah Tegang Marah/Menangis
c. Reaksi saat interaksi : Kooperatif Tidak Kooperatif Curiga
d. Gangguan konsep diri :
Pasien mengatakan tidak merasa malu dengan apa yang dialaminya karna pasien percaya
ini adalah cobaan yang diberikan Allah SWT.
Masalah
PERSONAL HYGIENE & KEBIASAAN Keperawatan :
a. Kebrsihan diri :
Tidak ada masalah
Secara umum pasien tampak bersih dengan pakaian dan selimut yang bersih
b. Kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan :
- Mandi : di bantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
- Ganti pakaian : dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
- Kramas : dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
- sikat gigi : dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
- Memotong kuku : dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
- Berhias : dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
- Makan : dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
33
PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Kebiasaan beribadah
- Sebelum sakit : sering kadang-kadang tidak pernah
- Selama sakit : sering kadang-kadang tidak pernah
b. Bantuan yang diperlukan klien untuk memenuhi kebutuhan beribadah :
pasien mengatakan walau tidak bisa menjalani sholat secara normal tapi pasien masih
ingat Tuhan dan berdoa dalam hati Masalah
Keperawatan :
Tidak ada masalah
Tanggal 09 – 03 – 2018
SGOT : 828
Albumin : 3,6 (3,4 – 5,0)
Bill. Direct : 6,83 (< 0,100)
Bill. Total : 9,30
BUN : 31,0
KS : 0,75
K :4,4
Na : 134,0
Cl : 95,0
14 – 03 – 2018
Albumin : 0,43
34
TERAPI
Balance cairan I = O
Infus PZ 500 cc/24 jam
Injeksi furosemide 20 mg/ 8 jam/iv
Omeprazole injeksi 40 mg/8 jam/iv
Ceftriaxone 1 g/12 jam/iv
Spironolakton 1 x 10 mg p.o
Propranolol 1 cth/8 jam p.o
Sulkrafate 1 cth/8 jamp.o
(kelompok 9)
35
ANALISIS DATA
DO
- Acites (lingkar perut 84
cm)
- Puasa
- Terpasang NGT
dekompresi volume cairan
200cc/24jam
- Terpasang DC p.u 500
cc/24jam warna kuning
pekat
- Terpasang infus PZ 500
cc/24jam
36
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (Acites) d.d skala nyeri 7-8, pasien menahan sakit,
3. Resiko luka tekan d.d imobilisasi, anemia Hb 9,9, albumin 0,43, skala braden 15, terpasang
NGT/DC/IV Line
37
RENCANA INTERVENSI
RENCANA INTERVENSI
HARI/ WAKTU DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI
TANGGAL (Tujuan. Kriteria Hasil)
Selasa Shift Pagi Resiko ketidakseimbangan cairan d.d 1. Catat tiap cairan yang masuk dan keluar tiap hari
13-03-2018 2. Lakukan balance cairan tiap hari
Acites (lingkar perut 84 cm)
3. Ukur lingkar perut pasien tiap hari
Tujuan : diharapkan selama dalam 4. Pertahankan balance cairan I = O
5. Laporkan pada dokter tiap kali ada perubahan balance cairan
perawatan input output
6. Pertahankan tetsan infus sesuai instruksi
pasien seimbang, acites
berkurang atau hilang
KH:
- Lingkar perut < 84 cm
- Balance cairan I = O
39
RENCANA INTERVENSI
keringat.
2. Memnerikan pendidikan
kesehatan pada pasien dan keluarga
agar membatasi minum paien selama
dirumah
3. Memberikan pendidikan
kesehatan pada keluarga, jika kendisi
pasien memburuk agar sebisa mungkin
pasien dibawa ke fasilitas kesehatan
terdekat untuk mendapat pertolongan
51
BAB 4
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Sherlock, S., 2011. Diseases of the Liver and Biliary System. USA: Penerbit
Willey Blackwell. Edisi 12. P.103-120
Karina. Faktor resiko kematian penderita sirosis hati di RSUP Dr. Kariadi
Semarang tahun 2002- 2006 (karya tulis ilmiah). Semarang: Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro; 2007
Satyanegara. Jakarta:EGC,.