EBP
EBP
PEENDAHULUAN
Data kejadian hipertensi di kota bandung tidak terdapat rilis resmi oleh Dinas
Kesehatan Kota Bandung akan tetapi berdasarkan data dari bagian Rekam Medik Rumah
Sakit dr.M Salamun pada tahun 2017 terdapat sekitar kurang lebih 400 pasien hipertensi
rawat inap.
Hipertensi sebagian besar 80% disebabkan oleh faktor idiopatik, sedangkan faktor
yang dapat menjadi pencetus hipertensi dari sebuah studi yang dilakukan di Swiss sekitar
24 % adalah perokok berat, 16% diabetes mellitus dan 62% karena kolesterol tinggi
(Sutrisno, 2007).
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Dapat mengaplikasikan teori yang didapat dari jurnal dengan klien yang ditemui di
ruang Merak RSAU Salamun.
b. Tujuan Khusus
1. Perawat dapat melaksan akan tindakan teknik relaksasi benson
2. Membantu klien untuk menurunkan tekanan darahnya melalui teknik relaksasi
benson
3. Perawat dapat membandingkan antara teori dengan kenyataan di lapangan.
2. RuangLingkup
a. BAB I Pendahuluan :
1.) Latar Belakang
2.) Tujuan
b. BAB II Tinjauan Teori
c. BAB III Aplikasi Jurnal
d. BAB IV Pembahasan
e. BAB V Kesimpulandan Saran
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
tekanan siastoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg.
Pada populasi manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
B. KLASIFIKASI
Hipertensi
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis keluar dari
melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi arterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos
daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
tahanan perifer.
D. MANIFESTASI KLINIS
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina,
dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus).
kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai dengan system organ
kiri terjadi sebagai respons peningkatan beban kerja ventrikel saat dipaksa
mampu lagi menhan peningkatan beban kerja, maka dapat terjadi gagal jantung
(peningkatan urinasi pada malam hari) dan azotemia (peningkatan nitrogen urea
darah (BUN) dan kretinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan
sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan. Pada
penderita stroke, dan pada penderita hipertensi disertai serangan iskemia, insiden
E. EVALUASI DIAGOSTIK
kemungkinan adanya kerusakan organ, seperti ginjal atau jantung, yang dapat
disebabkan tingginya tekanan darah. Hipertropi ventrikel kiri dapat dikaji dengan
arteriogram retinal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin
latihan dan relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap
tinggi (pris, perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya menetap, di atas 85 atau
95 mmHg dan sistoliknya di atas 130 sampai 139 mmHg, maka perlu dimulai terapi
obat-obatan.
kelompok obat yang mempunyai efektivitas tertinggi, efek samping paling kecil,
dan penerimaan serta kepatuhan pasien. Dua kelompok obat tersedia dalam
pilihan pertama; diuretic dan penyekat beta. Apabila pasien dengan hipertensi
ringan sudah terkontrol selama setahun, terapi dapat diturunkan. Agar pasien
mematuhi regimen terapi yang diresepkan, maka harus dicegah dengan
RELAKSASI BENSON
Definisi
Relaksasi adalah suatu jenis terapi untuk penanganan kegiatan mental dan
menjauhkan tubuh dan pikiran dari rangsangan luar untuk mempersiapkan tercapainya
hubungan yang lebih dalam dengan pencipta, yang dapat dicapai dengan metode
hypnosis, meditasi yoga, dan bentuk latihan-latihan yang ada hubungannya dengan
penjajakan pikiran (Martha, 2005).
Relaksasi benson merupakan pengembangan metode respon relaksasi dengan
melibatkan faktor keyakinan pasien, yang dapat menciptakan suatu lingkungan internal
sehingga dapat membantu pasien mencapai kondisi kesehatan dan kesejah teraan lebih
tinggi (Purwanto, 2006).
TINJAUAN KASUS
A. Hasil Penelitian
Penurunan tekanan darah ini terjadi karena pasien mempraktekan latihan teknik
relaksasi benson ini dengan benar dengan lama waktu latihan kurang lebih 15
menit, dilakukan setiap 2 – 3 jam sekali secara teratur. Latihan teknik relaksasi
benson ini sebenarnya dapat dilakukan setiap saat baik dalam posisi tertidur
ataupun sedang dalam posisi duduk.
Kriteria inklusi pada pasien ini adalah:
1. Pasien dengan diagnosa hipertensi yang dirawat di ruang merak.
2. Pasien yang sudah dirawat 2 hari di ruangan merak
3. Pasien yang sudah diberikan terpai oral untuk hipertensi
Kriteria ekslusi
1. Pasien hipertensi emergency
2. Pasien dengan penyakit kronis
3. Pasien dengan AMI dan gagal jantung
4. Pasien yang menolak terapi
Cara kerja pemberian terapi ini adalah mengajarkan teknik relaksasi benson
selama 10- 15 menit.
Penelitian dilakukan pada 6 pasien, untuk pasien kontrol tidak diambil
dikarenakan keterbatasan jumlah pasien yang ada di Ruang Merk RSAU dr.M.Salamun.
Bagan hasil tekanan darah yang didapat sebelum dan sesudh diberikan perlakuan :
NO. IDENTITAS TEKANAN TEKANAN TEKANAN TEKANAN
DARAH DARAH DARAH DARAH
SISTOLIK (PRE DIASTOLIK (PRE SISTOLIK DIASTOLIK
TINDAKAN) TINDAKAN ) (POST (POST
TINDAKAN) TINDAKAN)
pada bagan diatas didapat hasil tekanan darah diastolik didapat mempunyai rata – rata
163,3 dan rata – rata tekanan darah sistolik 95,6 pada kondisi sebelum diberikan
perlakuan, sedangkan tekanan darah pada pasien yang telah diberikan perlakukan teknik
relaksasi benson adalah rata – rata tekanan sisstoliknya 154,6 dan tekanan darah
diastoliknya adalah 83,5.
Dengan adanya hasil tersebut didapat penurunan yang signifikan terhadap
tekanan darah yang didapat pada pasien yang diberikan teknik relaksasi benson.
BAB IV
PEMBAHA SAN
Benson relaksasi sebagai salah satu metode relaksasi yang sekarang ini mulai
dikembangkan menjadi terapi pendamping untuk pasien yang mengalami tekanan darah
darah tinggi. Terapi ini sangat bermanfaat untuk menjaga agar kondisi psikologi dan fisik
seseorang dapat merasa rileks meskipun banyak tekanan aktifitas dan tekanan
pekerjaan yang dialami oleh pasien hipertensi.
Beberapa pasien yang peneliti wawancarai lebih lanjut tetang efek benson
relaksasi menyampaikan benson relaksasi tidak hanya menurunkan ketegangan psikis
dan fisik saja akan tetapi juga meningkatkan keyakinan terhadap kesembuhan penyakit
karena salah satu isi benson relaksasi adalah memohon kesembuhan terhadap Tuhan
Yang Maha Kuasa.
BAB V
Kesimpulan
Teknik Relaksasi Benson ini dapat dikatakan dapat menurunkan tingkat tekanan
darah yang tinggi. Teknik relaksasi ini selalu dapat dikatakan sangat baik karena dapat
memberikan efek psikis yang baik bahkan dapat mendekatkan pasien dengan Tuhan
Yang Maha Esa. Meskipun kita tidak dapat mengenyampingkan faktor lain yang dapat
menurunkan tekanan darah yakni obat – obat yang diberikan.
Saran
Teknik Relaksasi Benson ini agar dapat diaplikasikan di rumah sakit maupun di
tempat kesehatan yang lainya guna menjadi terapi pendamping pada pemberian terapi
hipertensi.
Baradero, M., Dayrit & Siswadi.Y.(2008). Klien Gangguan Kardiovaskular Seri Asuhan
Keperawatan. Jakarta :EGC.
Black & Hawks (2009). Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Positive
Outcome. 8 ed. St Louis Missouri : Elsevier Saunders.
Di Susun Oleh :
Kelompok II
Dwi Hariwiyati
Elizabeth Indriany R
Endang Djaelani
Fitri Wahyuni
Nugroho Saputro
Panji Nur R
Tatan Yulian S
Windy Widiastuti S