Obat dengan indeks terapeutik rendah mempunyai batas keamanan yang sempit. Dosis
obat yang terdapat dalam serum perlu dipantau karena sempitnya jarak keamanan antara dosis efektif
dengan dosis letal. Obat-obat dengan indeks terapeutik yang tinggi mempunyai batas keamanan yang
lebar dan tidak begitu berbahaya dalam menimbulkan efek toksik. Kadar obat dalam plasma tidak
perlu dimonitor secara rutin (Kee dan Hayes 1993). Caffeine adalah suatu obat stimulasi yang
bersifat psikoaktif dari golongan xanthine-alkaloid yang berwarna putih. Caffeine dimetabolisme di
hati oleh sitokrom P450 oksidase menjadi tiga metabolit, yaitu paraxanthine, theobromine
dan theophyline. Obat ini dapat menembus sawar otak dan mempengaruhi pembuluh darah di otak,
sehingga badan dan otak “tidak bisa tidur”, menyebabkan pelepasan adrenalin ke tubuh dan
membuat sel-sel selalu aktif dan terjaga. Obat ini juga memanipulasi pelepasan dopamine di
otak dan membuat perasaan menjadi tenang dan melayang. Penambahan caffeine terus menerus akan
memblokade kerja adenosine karena molekul caffeine yang mirip dengan adenosine dan menempati
reseptor adenosine (hormone ini melambatkan kerja syaraf menjelang waktu istirahat). Gejala
overdosis caffeine tidak seperti obat stimulansia yang lain. Dimulai dari tingkat yang paling rendah
adalah halusinasi, disorientasi dan disinhibisi. Pada dosis yang lebih tinggi lagi akan menyebabkan
rhabdomyolisis (kerusakan dari jaringan otot).
Daftar pustaka
Kamaludin MT. Munaf S. Penelitian, Pengembangan, dan Penilaian Obat. Di dalam: Raharjo R,
editor. 2004. Kumpulan Kuliah Farmakologi, Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
ECG.
Kee JL. Hayes RH. 1993. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Anugerah P, penerjemah:
Asih Y, editor. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Schmitz G, Lepper H, Heidrich M. 2003. Farmakologi dan Toksikologi, Edisi 3.Setiadi L,
penerjemah: Sigit JI, Hanif A, editor. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG