II. METODOLOGI
Praktikum kali ini akan membahas tentang pengukuran klimatologi pada
waktu yang berbeda di area kandang. Alat dan bahan yang harus dipersiapkan
diantaranya yaitu, thermostat, pulpen, kertas, dan animometer (bila ada). Praktikum
ini dimulai pada pukul 07.30 am, kemudian dilanjutkan pada pukul 13.30 pm dan
terakhir pada pukul 14.30 pm. Jarak antara satuan waktu adalah selama satu jam.
pemeriksaan yang dilakukan yaitu diantaranya pemeriksaan suhu, kelembaban,
kondisi angin, dan kondisi awan. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali dengan
rentang waktu selama 5 menit. Hasil dari tiga kali pemeriksaan suhu dan kelembaban
tersebut kemudian di rata-rata. Praktikum kali ini lebih membahas tentang lingkungan
sekitar serta lingkungan yang optimal untuk keberlangsungan hidup ternak.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
26,2 75
3. 26,5 73 Tidak Berawan
07.30 26,5 73,67 Tidak Berangin
26,8 73
27,5 71
4. 08.30 27,6 27,67 70 70,33 Tidak Berawan Semilir
27,9 70
29,3 63
5. 09.30 29,8 29,8 63 62 Setengah Semilir
30,3 60 Berawan
31,5 55
6. 10.30 31,8 31,8 54 54 Setengah Semilir
32,1 53 Berawan
22,2 53
7. 11.30 23,4 32,37 52 52,33 Setengah Semilir
22,5 52 Berawan
33,1 48
8. 12.30 33,4 33,50 48 47,33 Setengah Semilir
34,0 46 Berawan
34,5 43
9. 13.30 34,3 34,33 43 42,67 Setengah Semilir
34,2 42 Berawan
34,1 42
10. 14.30 33,9 34 42 42 Setengah Semilir
34,0 42 Berawan
32,6 45
11. 15.30 32,5 32,47 46 45,7 Setengah Semilir
32,3 46 Berawan
31,4 47
12. 16.30 31,2 31,27 48 47,67 Berawan Semilir
31,2 48
29,6 51
13. 17.30 29,8 29,63 51 51 Berawan Semilir
29,5 51
Tabel 1.1 Data hasil pengamatan bioklimatologi sekitar kandang dari pukul 05.30
hingga pukul 17.30
Grafik 1.1 dari Tabel 1.1 Data hasil pengamatan bioklimatologi sekitar kandang dari
pukul 05.30 hingga pukul 17.30
Temperatur lingkungan adalah ukuran dari intensitas panas dalam unit standar dan
biasanya diekspresikan dalam skala derajat celsius (Yousef dalam Sientje, 2003).
Secara umum, temperatur udara adalah faktor bioklimat tunggal yang penting dalam
lingkungan fisik ternak. Supaya ternak dapat hidup nyaman dan proses fisiologi dapat
berfungsi normal, dibutuhkan temperatur lingkungan yang sesuai. Dapat dilihat dari
data, suhu rata-rata tertinggi pada pukul 13.30 yaitu 34,33oC, hal ini disebabkan pada
pukul 13.30 matahari dalam keadaan terik sehingga suhu dalam keadaan puncak-
puncaknya. Setelah pukul 13.30 suhu rata-rata mengalami penurunan, hal ini
disebabkan hari mulai mempersiapkan diri untuk sore hingga malam hari. Suhu rata-
rata terendah pada pukul 05.30 yaitu 23,13oC, hal ini dikarenakan cuaca pukul 05.30
yang masih sejuk serta masih dalam tahap pergantian malam menuju pagi hari,
sehingga suhu pagi pukul 05.30 cenderung lebih rendah. Sedangkan untuk
kelembapan, berbanding terbalik dengan suhu. Kelembaban adalah jumlah uap air
dalam udara. Kelembaban udara penting, karena mempengaruhi kecepatan
kehilangan panas dari ternak. Kelembaban dapat menjadi kontrol dari evaporasi
kehilangan panas melalui kulit dan saluran pernafasan (Chantalakhana dan
Skunmun dalam Sientje, 2003). Kelembapan rata-rata tertinggi pada pukul 05.30
yaitu 82,67 sedangkan kelembapan terendah pukul 14.30 yaitu 42, hal ini disebabkan
pada siang hari cuaca lebih terik dan panas sehingga suhu tinggi dengan kelembapan
rendah, dan kebalikannya untuk pagi hari.
Untuk mendapatkan Iklim yang cocok untuk daerah peternakan adalah pada
klimat semi-arid. Daerah dengan klimat ini ditandai dengan kondisi musim yang
ekstrim, dengan curah hujan rendah secara relatif dan musim kering yang panjang.
Iklim yang ada diberbagai daerah tidaklah sama, melainkan bervariasi tergantung dari
faktor-faktor yang tak dapat dikendalikan (tetap) seperti altitude (letak daerah dari
ekuator, distribusi daratan dan air, tanah dan topografinya) dan latitude (ketinggian
tempat) dan faktor-faktor tidak tetap (variabel) seperti aliran air laut, angin, curah
hujan, drainase dan vegetasi.
Temperatur lingkungan yang paling sesuai bagi kehidupan ternak di daerah
tropik adalah 10°C-27°C (50°F-80°F). Sedangkan keadaan lingkungan yang ideal
untuk ternak di daerah sub tropis (sapi perah) adalah pada temperatur antara 30°F-
60°F dan dengan kelembaban rendah. Iklim di indonesia dalah Super Humid atau
panas basah yaitu klimat yang ditandai dengan panas yang konstan, hujan dan
kelembaban yang terus menerus. Temperatur udara berkisar antara 21.11°C-37.77°C
dengan kelembaban relatif 55-100 persen.
IV. SIMPULAN
Daftar Pustaka
Sientje. 2003. Stres Panas Pada Sapi Perah Laktasi. IPB, Bogor