Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENGAMATAN LINGKUNGAN TERNAK RUMINANSIA

DI KANDANG PETERNAKAN IPB KAMPUS SUKABUMI

Novia Rista Rahman J1409231009

Muhtar Alamsah J1409231010

Mina Raudha J1409231026

Muhammad Fakhrin Khair J1409231032

Fathu Syifa Nur Rifqi J1409231047

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK

SEKOLAH VOKASI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2023
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN..................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................................................3
1.3 Tujuan.......................................................................................................................................................................... 4
II ISI.........................................................................................................................................5
2.1 Materi dan Metode............................................................................................................................................... 5
2.2 Hasil dan Pembahasan........................................................................................................................................5
2.3 Tabel Pengamatan..................................................................................................................................................7
2.3.1 Pola intensitas Cahaya pada Lingkungan Ternak Sapi...............................................................7
2.3.2 Kondisi Suhu Udara pada Lingkungan Ternak Sapi....................................................................8
2.3.3 Pola intensitas Cahaya pada Lingkungan Ternak Domba.........................................................9
2.3.4 Kondisi Suhu Udara pada Lingkungan Ternak Domba...........................................................10

2
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan ternak merupakan faktor pendukung utama dalam proses


pemeliharaan ternak, didalamnya tercakup beberapa cabang penting yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ternak itu sendiri seperti suhu,
kandang, pakan, penyakit, sanitasi, hasil limbah dan beberapa faktor lainnya
yang mempengaruhi lingkungan ternak.

Faktor genetik dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi produktivitas


seekor ternak. Faktor genetik berpengaruh kurang lebih sebesar 30% dan faktor
lingkungan sebesar 70%. Produktivitas seekor ternak juga dipengaruhi oleh
iklim mikro (suhu, kelembaban udara, radiasi dan kecepatan angin). Oleh
karena itu lingkungan yang nyaman untuk ternak secara tidak langsung akan
menunjang produktivitas ternak. Lingkungan yang nyaman adalah lingkungan
yang membuat ternak nyaman dalam melakukan aktivitas yang menunjang
hidup.

Salah satu faktor lingkungan yang cukup dominan dalam mempengaruhi


produktivitas ternak adalah iklim mikro. Iklim mikro di suatu tempat yang tidak
mendukung bagi kehidupan ternak membuat potensi genetik seekor ternak tidak
dapat ditampilkan secara optimal. Ada empat unsur iklim mikro yang dapat
mempengaruhi produktivitas ternak secara langsung yaitu : suhu, kelembapan
udara, radiasi dan kecepatan angin, sedangkan dua unsur lainnya yaitu evaporasi
dan curah hujan mempengaruhi produktivitas ternak secara tidak langsung.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengapa faktor lingkungan mempengaruhi tingkah laku ternak?

2. Bagaimana pengaruh lingkungan ternak terhadap tingkat produksi?

3. Apa perbedaan tingkah laku ternak terhadap faktor lingkungan sekitar?

3
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui mengapa faktor lingkungan ternak mempengaruhi


produksi ternak;

2. Untuk memberikan informasi pada perubahan tingkah laku ternak yang


dipengaruhi oleh lingkungan ternak;

3. Untuk mengamati faktor-faktor penyebab penyakit pada hewan ternak;

4
II. ISI

2.1 Materi dan Metode

Tempat: Lingkungan Ternak Sekolah Vokasi IPB University Sukabumi

Tanggal: 7-19 September 2023

Alat-alat:

1. Anomometer (alat ukur kecepatan angin)

2. Themo-hygrometer(alat ukur suhu)

3. Psychrometer (alat ukur kelembaban)

4. Luxmeter (alat ukur intensitas cahaya)

5. Alat ukur curah hujan (gelas ukur dan corong)

Metode:

Pengamatan ini dilakukan terhadap ternak domba dan sapi di kandang


IPB University Sukabumi, dengan mengamati dari faktor lingkungannya. Kami
melakukan sanitasi dan pengecekan suhu, angin, kelembapan, dan curah hujan.
Pengecekan dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu hari yaitu, pada waktu pagi
hari pukul 06.00, siang hari pada pukul 13.00, dan sore hari pada pukul 16.00.
Kami melakukan pengamatan selama 10 menit untuk mengetahui tingkah laku
apa yang ditimbulkan dari hewan ternak domba dan sapi.

2.2 Hasil dan Pembahasan

Hewan ruminansia adalah hewan yang memiliki empat buah perut yang
memainkan peran berbeda dalam pencernaan makanan. Empat buah perut pada
ruminansia adalah: rumen, retikulum, omasum, dan abomasum.

5
Besarnya penambahan panas yang berasal dari radiasi matahari di daerah
tropis dapat mencapai empat kali lebih besar dari produksi panas hasil
metabolisme (Thwaites, 1985). Besarnya penambahan panas ini tergantung pada
ukuran tubuh ternak. Makin kecil ukuran tubuh seekor ternak, akan
mendapatkan penambahan panas yang lebih tinggi dari ternak yang lebih besar
ukuran tubuhnya, seperti domba vs sapi.

Faktor-faktor dari lingkungan yang dapat mempengaruhi produktivitas


pada ternak sangat penting dipahami oleh peternak karena lingkungan
merupakan satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi pada ternak tersebut
selain daripada faktor genetik. Dalam proses produksi peternakan, unsur-unsur
iklim yang dominan berpengaruh adalah temperatur dan kelembaban udara,
radiasi matahari dan kecepatan angin (Esmay, 1978).

Faktor lingkungan yang memengaruhi efisiensi reproduksi meliputi suhu,


intensitas cahaya matahari, kelembaban udara, kecepatan angin dan curah hujan
berkontribusi besar terhadap tingkat stres panas pada sapi (De Rensis &
Scaramuzzi, 2003). Stres panas yang berlanjut akan menyebabkan penurunan
produktifitas dan kinerja reproduksi sapi (Kadzere et al., 2002; Hansen, 2009).

Fisiologis ternak meliputi suhu tubuh, respirasi, dan denyut jantung. Suhu
tubuh hewan homeotermi merupakan hasil keseimbangan dari panas yang
diterima dan dikeluarkan oleh tubuh. Dalam keadaan normal suhu tubuh ternak
sejenis dapat bervariasi karena adanya perbedaan umur, jenis kelamin, iklim,
panjang hari, suhu lingkungan, aktivitas, pakan, aktivitas pencernaan, dan
jumlah air yang diminum.

Kelembaban udara dari suatu lingkungan kehidupan ternak merupakan


salah satu unsur iklim. Dimana kelembaban lingkungan mempengaruhi
kesehatan ternak. Kelembaban yang terlalu tinggi akan mempertinggi kejadian
penyakit saluran pernapasan yang pada gilirannya memakai biaya perawatan
kesehatan yang tinggi pada usaha produksi ternak. Kelembaban udara tinggi
disertai suhu udara yang tinggi menyebabkan meningkatnya frekuensi respirasi.
Karena faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap tingkah laku ternak. Bila
suhu lingkungan berada diatas atau dibawah comfort zone untuk
mempertahankan suhu tubuhnya ternak mengurangi atau meningkatkan laju
metabolisme.

6
2.3 Tabel Pengamatan

2.3.1 Pola intensitas Cahaya pada Lingkungan Ternak Sapi

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa rataan intensitas cahaya


terendah di Kandang Peternakan IPB adalah 94,01 pada pagi hari, sedangkan
intensitas cahaya tertinggi yaitu pada sore hari sebesar 144,27.

Tabel 1. Intensitas Cahaya pada lingkungan Ternak Sapi

Intensitas Cahaya

Pagi Hari Siang Hari Sore Hari

56,5 80,7 54,7

14.38 34,52 63,4

109,8 172,4 212,6

39,2 23,4 0,8

15 32,25 145

245,2 134 299,4

178 198 234

Rata-rata

94,01 96,46 144,27

7
2.3.2 Kondisi Suhu Udara pada Lingkungan Ternak Sapi

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada pagi hari, suhu


di Kandang Peternakan IPB mencapai rata-rata terendah sebesar 20,6,
sementara pada siang hari, intensitas cahaya mencapai rata-rata tertinggi sebesar
31,4.

Tabel 2. Suhu Udara pada Lingkungan Ternak Sapi

Suhu

Pagi Hari Siang Hari Sore Hari

33 31

18 30 28

20,6 30,7 29,9

23 34 30

19 29 28

21 30,6 31,5

22 33 31

Rata-rata

20,6 31,4 29,9

Setiap hewan mempunyai kisaran suhu lingkungan yang paling sesuai yang
disebut Comfort Zone. Suhu lingkungan yang paling sesuai bagi kehidupan
ternak di daerah tropik adalah 10-27OC (50-80OF). Sedangkan keadaan
lingkungan yang ideal untuk ternak di daerah sub tropis (sapi ) adalah pada suhu
antara 30-60OF dan dengan kelembaban rendah. Selain itu, sapi FH maupun
PFH memerlukan persyaratan iklim dengan ketinggian tempat ± 1000 m dpl,
suhu berkisar antara 15-21OC dan kelembaban udaranya diatas 55%. Kenaikan
suhu udara di atas 60OF relatif mempunyai sedikit efek terhadap produksi.

8
2.3.3 Pola intensitas Cahaya pada Lingkungan Ternak Domba

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa rataan intensitas cahaya


terendah di Kandang Peternakan IPB adalah 7,8 pada pagi hari, sedangkan
intensitas cahaya tertinggi yaitu pada sore hari sebesar 22,8.

Tabel 1. Intensitas Cahaya pada lingkungan Ternak Domba

INTENSITAS CAHAYA
Pagi Siang Sore
6 17,2 8
2 29 5
7,8 18.4 10.8
15,2 10,6 1,6
2 22 17,5
16,2 17 15,9
7,4 45,3 17,6
Rata-rata
7,8 22,8 10,9

2.3.4 Kondisi Suhu Udara pada Lingkungan Ternak Domba

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada pagi hari, suhu


di Kandang Peternakan IPB mencapai rata-rata terendah sebesar 19,6,
sementara pada siang hari, intensitas cahaya mencapai rata-rata tertinggi sebesar
31,5.

9
Tabel 2. Suhu Udara pada Lingkungan Ternak Domba

SUHU

Manual Digital

PG SG SR PG S6 SR

19°C 29,7°C 29,6°C 17° 30° 29°

17,8°C 30,7°C 27,5°C 18° 34° 29°

20,2°C 32,9°C 31°C 18° 31° 30°

20°C 34 28°C 20 34 28

19°C 29°C 27°C 19° 31° 29°

21,6°C 32°C 31°C 21,6°C 32°C 31°C

20 32 29 20 34 31

Rata-rata

19,6 31,5 29 19 32,3 29,6

Kelembapan
Manual Digital

10
PG SG SR PG SG SR

91% 86% 86% 92% 40% 52%

91% 62% 65% 90% 40% 42%

91% 61% 71% 90% 48% 43%

74% 58% 71% 90% 40% 62%

82% 55% 65% 90% 42% 56%

80% 88% 85% 80% 88% 85%

91% 41% 65% 90 34 40

Rata-rata
92 61 71

11

Anda mungkin juga menyukai