2. Latar Belakang
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan
siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar. Interaksi dalam
peristiwa belajar-mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antar guru
dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan
berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada siswa yang sedang belajar.
Proses belajar-mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas daripada
pengertian mengajar. Dalam proses belajar-mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang
tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. antara kedua kegiatan ini
Keberhasilan sebuah proses belajar mengajar, juga sangat di dukung bagaimana kemampuan
seorang guru dalam merancang dan menyusun sebuah perencanaan yang tertuang dalam rencana
kemampuan yang komprehensif. Kemampuan itulah yang dapat mengantarkan guru menjadi
tenaga yang professional. Guru yang professional harus memiliki 5 (lima) kompetensi yang salah
masih banyak guru yang belum mampu menyusun rencana pembelajaran sehingga hal ini secara
otomatis berimbas pada kualitas out put yang dihasilkan dalam proses pembelajaran.
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.
Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian khusus untuk
melakukankegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-
bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat
khusus, apalabi sebagai guru profesional yang harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan
pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan
dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.
Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator
kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik yang ada di
kelas maupun yang ada di luar kelas, yang menunjang kegiatan belajar-mengajar.
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang
mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat
membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang
disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan
pelajaran tersebut, dan akhirnya apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran tersebut dapat
tercapai. Hal tersebut akan dapat tercapai jika guru mampu mempu membuat perencanaan
pembelajaran yang baik sekaligus mampu mengimplementasikan perencanaan itu pada suatu
Dari hasil pengamatan awal peneliti menduga bahwa para guru di SMK Negeri 5 Bantaeng
belum seluruhnya kompeten dalam menyusun RPP sesuai dengan pedoman yang ada. Bahkan
ada guru yang melaksanakan pembelajaran tidak berpedoman kepada RPP. Diketahui pula
bahwa para guru belum terbiasa menyusun RPP secara mandiri. RPP yang ada sebagian
merupakan hasil fotokopi dari guru lain dan dari sekolah lain.
pembelajaran (RPP), salah satu upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah adalah mengadakan
Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mengadakan penelitian tindakan sekolah untuk
mengetahui peningkatan kompetensi guru dalam menyusun RPP melalui kegiatan workshop di
3. Rumusan Masalah
“Apakah workshop penyusunan RPP dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun
RPP di SMK Negeri 5 Bantaeng”?
4. Tujuan Penelitian
5. Manfaat Penelitian
Secara praktis penelitian ini, dengan memilih lokasi di SMK Negeri 5 Bantaeng,
2. Kepala Sekolah, yaitu dapat memperkaya khasanah pengetahuan dan pengalaman tentang
3. Peneliti lain, yaitu dapat dijadikan inspirasi untuk mengadakan penelitian yang sejenis
kompetensi guru.
6. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (Action Research). Carr dan Kemmis dalam
Mc Niff (1992) sebagaimana dikutip dari Faizus Sa’bani (2017) mengemukakan bahwa
penelitian tindakan adalah suatu bentuk refleksi alamiah yang dilakukan oleh para partisipan,
guru, dan peserta didik untuk meningkatkan aspek-aspek praktis. Gay (1996) mengemukakan
bahwa tujuan penelitian tindakan adalah untuk memecahkan masalah praktis melalui aplikasi
metode ilmiah. (The purpose of action research is to solve practical problems through the
application of scientific method). Salah satu ciri penelitian tindakan adalah peneliti itu sendiri
yang bertindak sebagai aktivis (the researcher becomes an activist). Desain penelitian mengacu
pada model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin (McNiff, 1992), yakni: adanya perencanaan
(planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting) yang dilakukan
secara bersiklus.
Subjek penelitian adalah 14 guru SMK Negeri 5 Bantaeng yang mengajar dengan kurikulum
2006. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 5 Bantaeng . Penelitian berlangsung selama 3
hari, dari tanggal 7–9 Maret 2017. Penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh
Kemis dan Taggart. Setiap tindakan atau siklus selalu terdiri dari empat kegiatan: 1)rencana
juga menggunakna instrumen penyusunan RPP sesuai dengan standar proses, yaitu
penelitian, peneliti memerlukan kriteria keberhasilan. Kriteria untuk mengambil keputusan dapat
dikembangkan sendiri atau atas kesepakatan bersama sesuai dengan teori-teori yang mendukung.
Berdasarkan hasil kesepakatan dengan peserta penelitian, kriteria keberhasilan ditetapkan sesuai
dengan kriteria penilaian perencanaan pembelajaran sesuai dengan Standar Proses, yaitu:
Penjelasan kedua siklus dari PTS ini dari tahapan persiapan, perencanaan, pelaksanaan,
Siklus Pertama
intrumen pemahaman awal peserta, penyiapan instrumen analisis RPP, Penyiapan instrumen
2. Perencanaan, meliputi penetapan mitra peneliti, penetapan subyek penelitian, dan penetapan
guru SMK Negeri 5 Bantaeng dalam penyusunan RPP melalui pendekatan Kegiatan workshop,
yang pelaksanaannya mengikuti strategi pelaksanaan tindakan yang dirumuskan pada RPT ke-1,
sebagaimana yang telah disiapkan pada tahap persiapan, dandisertai daftar hadir peserta .
4. Penelitian, meliputi penelitian terhadap semua kegiatan yang berlangsung pada tahap
pelaksanaan di atas dan penelitian terhadap kegiatan workshop para guru SMK Negeri 5
5. Pengkajian, meliputi melakukan pengkajian terhadap tindakan yang telah dilakukan pada
tahapan sebelumnya, melakukan pengkajian terhadap data hasil Penelitian, menyimpulkan, dan
Siklus Kedua
dalam penyusunan RPP melalui pendekatan Kegiatan workshop, yang pelaksanaannya mengikuti
strategi pelaksanaan tindakan yang dirumuskan pada RPT ke-2, sebagaimana yang telah
disiapkan pada tahap persiapan. Daftar hadir para peserta pembinaan kompetensi profesional
4. Penelitian, meliputi Penelitian terhadap semua kegiatan yang berlangsung pada tahap
pelaksanaan di atas. Penelitian terhadap kegiatan workshop para guru SMK Negeri 5 Bantaeng
5. Pengkajian, terhadap tindakan yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya; melakukan