Karena menyempitnya kanalis fasialis pada segmen labirin sering terjadi penekanan
n. fasialis pada segmen ini. Sehingga terjadi Bell’s Palsy.
Muskulus yang dipersarafi oleh n. fasialis adalah :
M. stapedius
M. stelohyoid
M. Frontalis
M. orbicularis okuli
M. orbicularis oris
M. buceinatar
Platisma
Posterior belly of digastric
M. auricular Post
Letak lesi :
1. Proksimal ganglion genikulatom
Paralisis motoris
Gangguan otonomik
2. Antara ganglion genikulatom & corda timpani
Paralisis motoris
Gangguan otonomik kelenjar lakrimasi
3. Foramen stilomastoideus
Paralisis motoris
Etiologi :
Infeksi herpes simplex virus
Cold exposure. Sebagai pencetus
Patofisiologi :
Karena kompresi n. fasialis pada kanalis fasialis sehingga terjadi edema dan
iskemia
Pemeriksaan :
Sudut mulut mendatar
Celah mata lebih lebar
Tanda khas : phenomena Bell (bola mata berputar keatas saat disuruh
menutup mata)
Pemeriksaan rasa
EMG
Stetoskop loudness test
Tes skrimer
Terapi
1. Prednison : 1 mg/kg atau 60 mg/hari ditapering dalam waktu 10 hari
2. Obat anti viral
3. Untuk menjaga mata bisa diberikan air mata buatan terutama malam hari
4. Terapi fisik (fisioterapi) diperlukan untuk kelemahan otot dapat
menyebabkan pemendekan otot sehingga terjadi kontraktur yang permanen
5. Operasi operasi dekompresi masih kontroversi dan jarang
direkomendasikan
6. Terapi lain yang secara penelitian masih kurang terbukti
Teknik relaksasi yoga dapat mengurangi ketegangan otot dan nyeri
kronis
Akupuntur menstimulasi saraf dan otot
Terapi multivitamin B12, B6, Zink untuk membantu pertumbuhan
saraf
Komplikasi :
30% terdapat gejala sisa
Gejala motoris epiphora
Gejala sensoris dysgeusia (gangguan perasa)
Parasimpatis gangguan kelenjar lakrimasi crocodile tears (keluar air
mata saat makan)
Sinkenesis (pertumbuhan saraf yang salah atau saat tersenyum mata pada
sisi yang sama menutup
Kebutaan parsial atau komplit karena mata tidak bisa menutup sempurna
mengakibatkan mata kering dan kornea rusak
Prognosis :
Paralisis menetap dan sinkenesis
1/3 pasien sembuh total
1/3 pasien sembuh total untuk motorisnya tetapi terdapat gangguan
abnormalitas yang lain
abnormalitas secara kosmetik
Edukasi :
pasien diingatkan untuk mencegah terjadinya abrasi kornea (tetes mata untuk
mengurangi mata kering dan menjaga kelembapan mata)
latihan otot wajah passive range of motion dari menutup mata dan tersenyum
memakai kacamata sepanjang hari untukl melindungi mata dari kotoran
kompres hangat untuk mengurangi rasa nyeri dan tidak nyaman
terapi pemijatan sesuai petunjuk fisik terapi untuk membantu merelaksasikan
otot wajah.