Anda di halaman 1dari 2

TINJAUAN PUSTAKA

Gangguan Panik
Gangguan panik adalah gangguan yang ditandai dengan terjadinya serangan panik yang
spontan dan tidak diperkirakan. Serangan panik adalah periode kecemasan atau ketakutan
yang kuat dan relatif singkat ( biasanya kurang dari satu tahun ), yang disertai oleh gejala
somatik tertentu seperti palpitasi dan takipnea. Karena pasien dengan serangan panik
sering kali datang ke klinik medis, gejala mungkin keliru didiagnosis sebagai suatu
kondisi medis yang serius ( sebagai contohnya, infark miokardium ) atau suatu yang
dinamakan gejal histerikal. Frekuensi pasien dengan gangguan panik adalah bervariasi
dari serangan multiple dalam satu hari sampai hanya beberapa serangan selama setahun.
Gangguan panik sering disertai dengan agorafobia, yaitu ketakutan berada sendirian di
tempat-tempat publik ( sebagai contohnya, supermarket ), khususnya tempat darimana
pintu keluar yang cepat akan sulit jika orang mengalami serangan panik. Agorafobia
mungkin merupakan fobia yang paling mengganggu, karena terjadinya agorafobia dapat
mengganggu secara bermakna kemampuan seseorang untuk berfungsi di dalam situsi
kerja atau sosial di luar rumah.

Sejarah
Pengertian gangguan panik mungkin berasal dari konsep sindroma jantung iritabel, yang
ditemukan pada serdadu di perang saudara Amerika oleh Jacob Mendes Da Costa,
Sindroma Da Costa memiliki banyak gejala psikis dan somatik yang sekarang
dimasukkan di dalam kriteria diagnostik untuk gangguan panik. Di tahun 1895 Sigmund
Freud memperkenalkan konsep neurosis kecemasan ( anxiety neurosis ), yang terdiri dari
gejala psikis dan somatik akut dan kronis. Neurosis kecemasan Freud adalah serupa
dengan gangguan panik DSM-IV.

Epidemiologi
Penelitian epidemiologis telah melaporkan prevalensi seumur hidup untuk gangguan
panik adalah 1,5 sampai 3 persen dan untuk serangan panik adalah 3 sampai 4 persen.
Penelitian telah menggunakan kriteria DSM III, yang lebih terbatas dibandingkan kriteria
di dalam edisi ketiga yang direvisi ( DSM-III-R ) dan DSM-IV; dengan demikian
prevalensi seumur hidup yang sesungguhnya kemungkinan lebih tinggi dari angka
tersebut. Wanita adalah dua sampai tiga kali lebih sering terkena daripada laki-laki,
walaupun kurangnya diagnosis ( underdiagnosis ) gangguan panik pada laki-laki
mungkin berperan dalam distribusi yang tidak sama tersebut. Faktor sosial satu-satunya
yang dikenali berperan dalam perkembangan gangguan panik adalah riwayat perceraian
atau perpisahan yang belum lama. Gangguan aling sering berkemabng pada dewasa muda
—usia rata-rata timbulnya gangguan adalah kira-kira 25 tahun—tetapi baik gangguan
panik maupun agorafobia dapat berkembang pada setiap usia. Sebagai contohnya,
gangguan panik telah dilaporkan terjadi pada anak-anak dan remaja, dan kemungkinan
kurang didiagnosis pada mereka.

Etiologi

Anda mungkin juga menyukai