Anda di halaman 1dari 46

INFEKSI SALURAN KEMIH

Dr Bungaran Sihombing
Infeksi saluran kemih

 Kuman didalam urine : invasi dari luar


 Kuman didalam urine : bakteriuria
 Bakteriuria + gejala : infeksi
 Infeksi + gejala sistemik : bakteriemia / septikemia
 Bakteriemia + gangguan perfusi organ : sepsis
Infeksi saluran kemih

 Gejala infeksi : - disuria


- frekwensi
- hematuria
 Gejala bakteriemia / septikemia :
- temperatur > 38oC atau < 36oC
- denyut nadi > 90 kali / mnt
- frekwensi pernafasan > 20 kali / mnt
- lekosit > 12.000 / ml atau < 4.000 / ml
Infeksi saluran kemih

Klasifikasi :
Infeksi dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi
infeksi didalam saluran kemih, akan tetapi karena
adanya hubungan satu lokasi dengan lokasi lain
sering didapatkan bakteri didalam dua lokasi yang
berbeda.
Infeksi saluran kemih

Dibagi :
1. Infeksi saluran kemih non komplikata akut pada
wanita
2. Infeksi saluran kemih komplikata
3. Bakteriuria asimtomatik
4. Infeksi saluran kemih rekurens
5. Uretritis
6. Urosepsis
Infeksi traktus genitalis pria

Dibagi :
1. Prostatitis
2. Epididimitis
3. Orkitis

Merujuk klasifikasi EAU ( European Association of Urology ) dan


IDSA ( Infectious Disease Society of America )
1. ISK non komplikata akut pada wanita

Definisi : episode sistitis akut dan pyelonefritis akut


pada wanita sehat dan tidak memiliki faktor
resiko seperti kelainan struktural dan
fungsional saluran kemih.
1. ISK non komplikata akut pada wanita

1. Sistitis.
Definisi : peradangan pada mukosa buli buli yang
tidak memiliki faktor resiko.
Gejala : disuria, urgensi, frekuensi dengan jumlah
urine sedikit dan nyeri supra pubik.
Faktor predisposisi : discharge vagina, peradangan
prostat pasangannya.
1. ISK non komplikata akut pada wanita

Pemeriksaan laboratorium :
urinalisa untuk menilai lekosituria ( > 10/LPB )
dan hematuria ( > 10/LPB ).
Diagnosa ditegakkan dengan bakteriuria bermakna
yaitu > 105 koloni/ml. Stamm ( 2001 ) bermakna
bila 103 koloni / ml. ( European Association of
Urology : Guidelines on Urinary and Male Genital
Tract Infection, 2001 ).
Pengobatan : antibiotika selama 3 hari
1. ISK non komplikata akut pada wanita

2. Pyelonefritis.
Definisi : peradangan parenkim dan pelvis ginjal.
Gejala : demam dan menggigil tiba tiba, nyeri
pinggang uni atau bilateral, sering disertai
gejala sistitis yaitu disuria, frekuensi dan
urgensi.
Pemeriksaan fisik : nyeri ketok pada sudut
costovertebral.
1. ISK non komplikata akut pada wanita

Pemeriksaan laboratorium : urinalisa untuk menilai


lekosituria dan
hematuria.
Diagnosa :ditegakkan dengan bakteriuria bermakna
yaitu 104 koloni / ml.
Pengobatan : Antibiotika selama 7 – 14 hari.
2. Infeksi saluran kemih komplikata

Definisi : Infeksi saluran kemih yang berhubungan


dengan abnormalitas struktural atau
fungsional saluran kemih atau penyakit yang
meningkatkan resiko infeksi
Dapat juga dikelompokkan menjadi :
- Pasien dengan faktor komplikasi yang dapat
dihilangkan seperti batu, kateter.
- Pasien dengan faktor komplikasi yang tidak
dapat dihilangkan seperti neurogenic bladder.
2. Infeksi saluran kemih komplikata

Gejala klinis : - disuria


- urgensi
- frekuensi
- nyeri pinggang
- nyeri suprapubik
- demam
Pemeriksaan fisik : - nyeri tekan supra pubik
- nyeri tekan/ketok sudut kosto
vertebra
2. Infeksi saluran kemih komplikata

Diagnosa harus memenuhi 2 kriteria :


1. Kultur urine dengan bakteriuria bermakna > 105
koloni /ml.
2. Satu atau lebih faktor dibawah :
pria, usia tua, kehamilan, memakai kateter
atau stent, residu urine setelah berkemih
> 100 cc, obstruksi uropati ( batu, tumor
pembesaran prostat, striktura ), reflux vesiko
ureter, radiasi uroepitelium dan diabetes
melitus.
2. Infeksi saluran kemih komplikata

Pemeriksaan radiologi :
mengidentifikasi kelainan yang dapat dikoreksi
Pengobatan :
- penanganan kelainan saluran kemih.
- antibiotika 7 – 14 hari, berhubungan dengan
tindakan koreksi kelainan saluran kemih.
Follow up : infeksi rekuren sering terjadi bila kelainan
tidak dapat dikoreksi. Kultur urine ulang
dilakukan satu minggu setelah terapi selesai
dan satu bulan kemudian.
3. Bakteriuria asimtomatik

Definisi :
Bakteriuria yang ditemukan saat skrining tapi
tidak memberikan gejala infeksi saluran kemih.
Diagnosis : dua kali pemeriksaan kultur urine yang
memberikan kuman yang sama dengan
jumlah > 105 koloni/ml. Jarak pemeriksaan
24 jam.
3. Bakteriuria asimtomatik

Penatalaksanaan :
tidak perlu mendapat antibiotika kecuali ibu
hamil, pasien yang akan dioperasi dan pasien
dengan penyakit yang meningkatkan resiko
infeksi seperti diabetes melitus.
4. Infeksi saluran kemih rekuren

Definisi :
Infeksi saluran kemih yang berulang setelah satu
episode pengobatan yang tuntas dan berhasil tanpa
ditemukan kelainan anatomi dan fungsional saluran
kemih.
Diagnosis ditegakkan dengan episode infeksi minimal 3
kali dalam satu tahun.
Kultur urine bermakna bila > 105 koloni/ml.
Bila kuman penyebab infeksi baru berbeda disebut
reinfeksi, sedangkan bila sama disebut relapse.
4. Infeksi saluran kemih rekuren

Pengobatan : antibiotika profilaksis dalam dosis rendah


selama 6 bulan :
- Nitrofurantoin 50 mg/hari.
- Norfloxacin 200 mg/hari.
- Ciprofloxacin 125 mg/hari.
5. Uretritis

Definisi : Perdangan pada saluran uretra. Dapat bersifat


primer atau sekunder. Disebut sekunder bila
pasien dengan kateter atau striktura uretra.
Kuman penyebab : N gonorrhoeae, Chlamidia
trachomatis, Mycoplasma genitalium
dan Trichomonas vaginalis.
Gejala : discharge purulen dan disuria. Kebanyakan
uretritis bersifat asimtomatis.
5. Uretritis

Diagnosis : pemeriksaan gram langsung terhadap


discharge atau swab uretra 2-4 cm dari
muara uretra.
Pengobatan :
- Kuman penyebab N go :
Ciprofloxacine 500 mg, oral, tunggal.
Ofloxacine 400 mg, oral, tunggal.
- Kuman penyebab non N go :
Ciprofloxacine 500 mg, oral, 2X1, 7 hari.
Ofloxacine 400 mg, oral, 2X1, 7 hari.
6. Urosepsis

Definisi : Bakteriemia / septikemia + gangguan perfusi


organ ( hipoksemia, oliguria, asidosis laktat ).
Bakteri berasal dari saluran kemih.
Gejala bakteriemia / septikemia :
- temperatur > 38oC atau < 36oC
- denyut nadi > 90 kali / mnt
- frekwensi pernafasan > 20 kali / mnt
- lekosit > 12.000 / ml atau < 4.000 / ml
Septik syok : sepsis dengan hipotensi walaupun telah
dilakukan resusitasi cairan yang cukup.
6. Urosepsis

Diagnosis : bakteri kultur darah sama dengan bakteri


kultur urine
Pengobatan : - perbaiki keadaan umum ( kejasama
dengan intensivist ).
- antibiotoka sesuai kultur darah dan
urine serta fungsi ginjal.
- drainase semua obstruksi
- pengangkatan benda asing ( batu,
kateter ).
Prostatitis
Definisi : infeksi kelenjar prostat.
Darch ( 1971 ) mengelompokkan prostatitis menjadi 4 :
- prostatitis bakteri akut.
- prostatitis bakteri kronik.
- Prostatitis non bakterial.
- Prostatodinia.
Kuman : E.Coli, Klebsiela, Proteus dan Enterobachter.
Kadang kadang : pseudomonas aerugenosa dan
Chlamidia trachomatis.
Gejala : - Akut
- Kronis, minimal 3 bulan menderita.
Nyeri pada perineum, skrotum, testis, sulit berkemih,
mengedan dan pancaran lemah.
Prostatitis

Diagnosis : kultur sekret prostat dan urine pasca


massage prostat.
Pengobatan :
- Akut bakterial : pada kasus berat : cefalosporin gen
3 dan aminoglikosida intravena.
pada kasus ringan : fluoroquinolon
oral sedikitnya 10 hari.
- Kronik bakterial : fluoroquinolon oral 4 – 6 minggu.
Epididimitis dan orkhitis

Definisi :
- epididimitis : peradangan pada epididimis.
Pada beberapa kasus testis juga
terlibat peradangan disebut
epididimoorkhitis.
- orkhitis : peradangan pada testis.
Epididimitis dan orkhitis

Penyebab :
- Bakteri : - non spesifik : Chlamidia trachomatis
- spesifik : M tuberculosis
- Virus : mumps
- Imunologis : autoimun
Epididimitis dan orkhitis

Diagnosis :
- Klinis : tanda tanda inflamasi
- Urinalisis, kultur urine
- Pengecatan gram dari sekret uretra
- Kalau perlu kultur sperma
Pengobatan :
- Antibiotika ( Fluoroqoinolone atau Doxycycline )
selama 2 minggu
- Analgetik antiinflamasi.
Pengambilan sampel dan pemeriksaan
laboratorium

Cara pengambilan sampel :


Bahan urine harus segar, sebaiknya diambil pagi
hari.
Bahan dapat diambil dengan cara :
- punksi supra pubik
- dari kateter
- urine porsi tengah.
Pengambilan sampel urine porsi tengah

Pada wanita :
- siapkan beberapa potong kassa steril.
satu poyong dibasahi air sabun, dua potong
dibasahi air hangat, satu potong kering.
- dengan dua jari pisahkan kedua labia,
bersihkan vagina dengan kassa yang dibasahi
air sabun dari depan ke belakang, bilas dengan
kassa yang dibasahi air hangat lalu keringkan
dengan kasa kering.
Pengambilan sampel urine porsi tengah

- pasien mulai berkemih, buang beberapa


mililiter urine yang mula mula keluar,
kemudian tampung aliran urine selanjutnya
kedalam wadah bermulut lebar dan steril,
secukupnya, lalu tutup rapat.
- Tulis identitas penderita lalu segera kirim ke
laboratorium.
Pengambilan sampel urine porsi tengah

Pada laki laki :


- persiapan sama dengan wanita.
- tarik preputium kebelakang, bersihkan glans
penis seperti pada wanita, mulai berkemih,
selanjutnya sama seperti pada wanita.
Pengambilan sampel urine empat porsi
(Meares Stamey)

Porsi : - Pertama : 10 ml pertama, menunjukkan kondisi


uretra.
- Kedua : sama dengan urine porsi tengah,
menunjukkan kondisi buli buli.
- Ketiga : sekret yang didapatkan setelah masase
prostat.
- Keempat : urine setelah masase prostat.
Untuk pemeriksaan prostatitis
Pemeriksaan Dipstik

- Alternatif pemeriksaan lekosit dan bakteri di urine


dengan cara cepat.
- Bila : Lekosituria : dipstik bereaksi dengan leukosit
esterase.
Bakteriuria : dipstik bereaksi dengan nitrit ( hasil
perubahan nitrat oleh nitrat
reduktase pada bakteri ).
Pemeriksaan Dipstik

- Sering menghasilkan false negative karena tidak


semua bakteri memiliki kemampuan merubah nitrat.
- Digunakan pada skrining follow up, bila kedua hasil
negatif tidak perlu kultur urine.
Pemeriksaan mikroskopik urine

- Untuk menentukan jumlah lekosit dan bakteri dalam


urine.
- Jumlah lekosit dianggap bermakna bila > 10/LPB. Bila
didapat lekosituria bermakna perlu dilanjutkan
dengan pemeriksaan kultur.
- Bila ditemukan satu atau lebih kuman pada
pemeriksaan langsung perlu dilakukan kultur.
Pemeriksaan kultur urine

- Jumlah kuman bermakna dan kultur urine merupakan


gold standard untuk diagnosis infeksi saluran kemih.
- Bila jumlah koloni yang tumbuh > 105 koloni/ml maka
dapat dipastikan bakteri yang tumbuh merupakan
penyebab infeksi saluran kemih.
- Bila jumlah koloni yang tumbuh < 103 koloni/ml maka
bakteri yang tumbuh merupakan kontaminasi dari
flora normal muara uretra.
- Bila jumlah koloni antara 103 dan 105 koloni/ml
kemungkinan kontaminasi belum dapat disingkirkan.
Pola kuman dan resistensi

- Penggunaan antibiotika tergantung pola kuman dan


resistensi lokal.
- Pola kuman : di kepustakaan dilaporkan kuman
Escherisia Coli merupakan kuman terbanyak,
kemudian kuman enterobachter gram negativ lain
seperti Proteus dan Klebsiela dan kuman nosokomial
Pseudomonas aerugenosa.
- Antibiotok sensitiv : Nitrofurantoin, Fluoroquinolone
(Ciprofloxacine), Cefalosporine gen 2 (Cefotiam) dan
3 (Cefixime).
Sekian

dan

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai