Anda di halaman 1dari 38

31/03/2017

6 Sambungan Sederhana
KL3202 Struktur Baja
Semester II 2016/2017

Rildova / Paramashanti

Capaian Belajar
 Memahami perilaku sambungan sederhana
 Memahami kriteria desain sambungan
sederhana
 Mampu merencanakan sambungan
sederhana

1
31/03/2017

Referensi AISC
 AISC Specification Chapter J “Design of
Connections”.

Pengantar
 Elemen-elemen yang membangun struktur
harus digabungkan satu sama lain dengan
sistem sambungan.
 Selain kekuatan elemen struktur, kekuatan
sambungan juga harus diperiksa untuk
menghindari kegagalan yang terjadi pada
sambungan.
 Engineer yang merancang struktur harus
bertanggung jawab terhadap keseluruhan hasil
desain, termasuk sambungan.
 Dua jenis sambungan digunakan untuk
sambungan baja: baut dan las.
4

2
31/03/2017

Contoh Sambungan Baut

Contoh Sambungan Las

3
31/03/2017

Sistem Sambungan
 Sambungan merupakan sebuah sistem yang
terdiri dari:
◦ Elemen yang disambung
◦ Komponen Penyambung: Baut, Las
◦ Pelat Penyambung (dan Pelat Pengisi), bila diperlukan.

Contoh Sambungan Pelat – Pelat

pelat pengisi pelat penyambung

elemen yang elemen yang


disambung disambung

4
31/03/2017

Contoh Sambungan
Profil – Pelat Penyambung

pelat penyambung
profil siku
Las Memanjang

Las Memanjang

Gaya pada Sambungan

Sambungan yang memikul geser (Sambungan Geser)

Sambungan yang memikul tarik

Sambungan yang memikul


kombinasi geser tarik

10

5
31/03/2017

Baut
 Terdiri atas baut biasa dan baut mutu tinggi
 Baut biasa: A307
 Baut mutu tinggi:
◦ Grup A (A325)
◦ Grup B (A490)

11

Anatomi Baut

12

6
31/03/2017

Anatomi Sambungan Baut

13

Kekuatan Nominal Baut


Kuat Tarik, Kuat Geser,
Jenis Baut Fnt Fnv
ksi MPa ksi MPa
A307 45 310 27 188
tidak ada thread
A325-X 90 620 68 457
pada bidang geser
thread pada
A325-N 90 620 54 372
bidang geser
tidak ada thread
A490-X 113 780 84 572
pada bidang geser
thread pada
A490-N 113 780 68 457
bidang geser

AISC Specification, Tabel J3.2

14

7
31/03/2017

Sambungan Geser: Baut


 Tipe tumpu (bearing type connection)
◦ Dibuat menggunakan baut biasa atau baut mutu
tinggi yang dikencangkan dengan tangan.
◦ Slip diijinkan terjadi pada bidang sambungan.
 Tipe slip-critical
◦ Dibuat menggunakan baut mutu tinggi yang
dikencangkan untuk menimbulkan tarikan baut
minimum yang disyaratkan.
◦ Slip tidak diijinkan terjadi pada bidang
sambungan.

15

Sambungan Geser Baut tipe Tumpu


 Moda kegagalan:
◦ Kegagalan pada baut: geser pada penampang baut
◦ Kegagalan pada bagian yang disambung:
 geser, tarik, atau block shear (lihat topik batang tarik)
 kegagalan akibat bearing stress
 Kegagalan baut ditentukan oleh kekuatan geser
baut.
 Kegagalan bearing stress ditentukan oleh
kekuatan geser bagian yang disambung, jarak
antar lubang, dan jarak ke tepi sambungan,
disebut kekuatan tumpu (bearing strength).

16

8
31/03/2017

Kekuatan Tumpu
Rn  1.2 Fu  c t
0.6Fu = kekuatan geser bagian yang
disambung
lc = jarak dari tepi lubang ke tepi
bagian yang disambung
t = tebal bagian yang disambung

Batas atas, untuk mencegah


perpanjangan berlebihan pada lubang: Rn  2.4 Fu dt
d = diameter baut

Rn  1.2 Fu  c t  2.4 Fu dt
17

Jarak Bersih lc
 Jarak bersih lc diambil
dari tepi luar antar baut
atau tepi luar ke tepi
sambungan, dalam arah
beban.
 Untuk lokasi baut tepi:
h
c  e 
2
 Untuk lokasi baut lain:
c  s  h

18

9
31/03/2017

Jarak Bersih lc
le = jarak dari pusat baut tepi ke tepi bagian yang disambung
s = spasi antar baut
h = diameter lubang = diameter baut + 1/16 inch

1
hd in.
16

19

Ketentuan Minimum Jarak Baut s


dan Jarak Tepi le
 Jarak baut / spasi, s:
2 AISC menyarankan
s2 d diambil sebesar 3d.
3
 Jarak tepi, le: (AISC Specification, Tabel J3.4)

Dameter baut Jarak le Dameter Jarak le


[in.] minimum [in.] baut [mm] minimum [mm]
1/2 3/4 16 22
5/8 7/8 20 26
3/4 1 22 28
7/8 1 1/8 24 30
1 1 1/4 27 34
1 1/8 1 1/2 30 38
1 1/4 1 5/8 36 46
Lebih dari 1 1/4 1¼ ×d Lebih dari 36 1.25 d
20

10
31/03/2017

Faktor Reduksi Kekuatan dan Faktor


Keamanan untuk Kekuatan Tumpu

 LRFD:  Rn  0.75Rn

Rn Rn
 ASD: 
 2

Catatan:
Menurut catatan pengguna (user notes) pada AISC Specification
bagian J3.6 dan J3.10, kekuatan geser dan tumpu dari
sekelompok baut dapat diambil dari penjumlahan kekuatan
masing-masing baut dalam kelompok tersebut.

21

Contoh 1
 Periksa kekuatan tumpu, jarak baut, dan jarak
tepi dari sambungan seperti tergambar.

22

11
31/03/2017

Periksa jarak antar baut: 2


 s2 d
3
2 3
2.5  2    2 OK
3 4
3
 Jarak tepi: d  e  1
4
1
e  1 OK
4

 Bearing strength Karena jarak baut dan jarak tepi


◦ Baut tepi sama, pemeriksaan dilakukan
terhadap pelat yang lebih tipis,
h  d  1  13 in. yaitu gusset plate.
16 16
h
 c   e   0.8438 in.
2
 
Rn  1.2  0.8438  3  58   22.02 kips
8 Rn  22.02 kips
  
2.4 Fu dt  2.4  58  3
4
3  39.15 kips  22.02 kips
8 23

◦ Baut tengah
 c  s  h  2.5  13  1.688 in.
16
 8  58  44.06 kips
Rn  1.2 1.688  3
Rn  39.15 kips
2.4 Fu dt  39.15 kips  22.02 kips

◦ Kekuatan tumpu total:

Rn  2  22.02  2  39.15  122.3 kips


 Kekuatan desain:
 Rn  0.75 122.3  91.7 kips
 Kekuatan yang diperlukan:
Ru  1.2D  1.6L  1.2 15  1.6  45  90 kips

 Rn  Ru OK

24

12
31/03/2017

Kekuatan Geser Baut

Rn  Fnv Ab Ab
Fnv
= luas penampang baut
= kuat geser nominal baut

 Faktor reduksi kekuatan dan faktor keamanan:

◦ LRFD:  Rn  0.75 Rn
Rn Rn
◦ ASD: 
 2

25

Contoh 2
 Tentukan kekuatan dari sambungan seperti
tergambar untuk masing-masing baut berikut:
◦ A307
◦ A325-N
◦ A325-X

26

13
31/03/2017

 Kekuatan tumpu Karena jarak baut dan jarak tepi


sama, pemeriksaan dilakukan
◦ Baut tepi terhadap pelat yang lebih tipis,
yaitu gusset plate.
h  d  1  13 in.
16 16
h
 c   e   1.5  13  1.094 in.
2 32

 
Rn  1.2 1.094  3  58   28.55 kips
8
  
2.4 Fu dt  2.4  58  3
4
3  39.15 kips  28.55 kips
8
Rn  28.55 kips
◦ Baut tengah
 c  s  h  3  13  2.188 in.
16
 
Rn  1.2  2.188  3  58   57.11 kips
8
2.4 Fu dt  39.15 kips  57.11 kips

Rn  39.15 kips
27

Catatan: Kekuatan dari sebuah baut ditentukan oleh nilai minimum


antara kekuatan geser baut dan kekuatan tumpu. Oleh karena itu
perlu diperiksa kekuatan masing-masing baut sebelum dijumlahkan
menjadi kekuatan total kelompok baut tersebut.

 Kekuatan geser baut


◦ Baut A307

 
2
Rn  Fnv Ab  27  3 
4 4 
 27  0.4418  11.93 kips
Nilai ini lebih kecil daripada kekuatan tumpu di masing-
masing lubang, sehingga kekuatan total adalah:
Rn  11.93  11.93  23.86 kips
 Rn  0.75  23.86  17.9 kips LRFD
Rn 23.86
  11.93 kips ASD
 2
28

14
31/03/2017

◦ Baut A325-N
Rn  Fnv Ab  54  0.4418   23.86 kips
Nilai ini lebih kecil daripada kekuatan tumpu di masing-
masing lubang, sehingga kekuatan total adalah:
Rn  23.86  23.86  47.72 kips
 Rn  0.75  47.72  35.8 kips LRFD
Rn 47.72
  23.86 kips ASD
 2
◦ Baut A325-X
Rn  Fnv Ab  68  0.4418  30.04 kips
Nilai ini lebih kecil daripada kekuatan tumpu baut tengah,
tetapi lebih besar dari kekuatan tumpu baut tepi. Dengan
demikian kekuatan total adalah:
Rn  28.55  30.04  58.59 kips
 Rn  0.75  58.59  43.9 kips LRFD
Rn 58.59
  29.3 kips ASD
 2 29

Sambungan Geser Baut


tipe Slip-Critical
 Tipe sambungan yang menggunakan baut mutu
tinggi yang dipasang dengan tingkat
pengencangan tertentu sehingga baut berada
dalam kondisi tertarik sebelum memikul beban.
 Kondisi sebelum memikul beban:

30

15
31/03/2017

Sambungan Geser Baut


tipe Slip-Critical

P
friksi

baut dikencangkan

31

Sambungan Geser Baut


tipe Slip-Critical
 Ketika beban bekerja, akan muncul gaya friksi F
di antara elemen yang disambung.
 Nilai F merupakan fungsi dari gaya tekan N
pada bagian dalam elemen yang disambung,
yang timbul akibat pengencangan baut mutu
tinggi:
F  N
di mana adalah koefisien friksi yang
bergantung pada kondisi permukaan dari
elemen yang disambung, misalnya dicat atau
terdapat kara, dll.
32

16
31/03/2017

Sambungan Geser Baut


tipe Slip-Critical
 Kondisi saat beban bekerja:

 Jika P < F, slip tidak akan terjadi sehingga


tidak menimbulkan geser pada baut dan
tumpu pada elemen yang disambung.
 Sambungan tipe ini dianjurkan untuk
digunakan pada struktur yang mengalami
beban siklik, seperti struktur jembatan. 33

Kekuatan Slip Nominal


 Kekuatan slip nominal dari sebuah baut mutu
tinggi:
Rn   Du h f Tb ns

µ = koefisien friksi statik


= 0.30 untuk permukaan baut Class A
Du = rasio dari rata-rata pretension aktual terhadap
pretension minimum yang ditentukan.
Diambil 1.13 kecuali ada justifikasi lain.
hf = faktor pelat pengisi.
Diambil sebesar 1.0 jika tidak ada pelat pengisi.
Tb = gaya tarik baut minimum (AISC Tabel J3.1)
ns = jumlah bidang slip

34

17
31/03/2017

 Nilai pretension Tb minimum:

 AISC J3.8 menyatakan bahwa meskipun pada


baut tipe slip-critical tidak diijinkan terjadi
slip, namun tetap perlu dilakukan
pemeriksaan kekuatan geser dan tumpu.
35

Faktor Reduksi Kekuatan dan Faktor


Keamanan untuk Kekuatan Slip
LRFD:

 Rn  1.0 Rn

 ASD: Rn Rn

 1.5

 Nilai  dan Ω sebenarnya berbeda untuk tipe


lubang baut yang berbeda. Nilai-nilai di atas
merupakan nilai untuk jenis lubang baut
standar.

36

18
31/03/2017

Contoh 3
 Tentukan kekuatan dari sistem sambungan di
bawah ini jika diketahui baut yang digunakan
adalah baut Grup A diameter ¾ in. dengan ulir
berada pada bidang geser.
 Elemen tarik dan gusset plate menggunakan mutu
baja A36, dan slip tidak diijinkan terjadi.

1 3

2 4

37

Jawab:

(1) Perhitungan kekuatan nominal setiap baut

a. Kekuatan slip
Karena tidak diijinkan terjadi slip, maka baut ini
dikategorikan sebagai baut tipe slip-critical. Dengan baut
grup A berdiameter baut ¾ in., maka dari Tabel AISC J3.1
diperoleh nilai Tb = 28 kips.

Kekuatan slip setiap baut:


Rn   Du h f Tb ns
 0.30(1.13)(1.0)(28)(1.0)
 9.49 kips/baut

38

19
31/03/2017

b. Kekuatan geser
Kekuatan geser setiap baut (baut 1 s/d 4):
   0.75 2 
Rn  Fnv Ab  (54)    23.86 kips/baut
 4 
 
c. Kekuatan tumpu
Dari gambar diketahui bahwa jarak antar baut dari elemen
tarik dan gusset plate adalah sama. Dengan demikian
kekuatan tumpu ditentukan oleh gusset plate yang memiliki
ketebalan lebih kecil.

Kekuatan tumpu baut 1 dan 2:


1 3 1 13
hd    in.
16 4 16 16
13
 c  s  h  3   2.188 in.
16
3
Rn  1.2 c tFu  1.2(2.188)   (58)
8
 57.11 kips/baut
39

Batas atas:
 3  3 
Rn  2.4dtFu  2.4    (58)  39.15 kips/baut
 4  8 
Kekuatan tumpu baut 1 dan 2 adalah 39.15 kips/baut.

Kekuatan tumpu baut 3 dan 4:


13
h
 c   e   1.5  16  1.094 in.
2 2
3
Rn  1.2 c tFu  1.2(1.094)   (58)
8
 28.55 kips/baut

Batas atas: 39.15 kips/baut


Kekuatan tumpu baut 3 dan 4 adalah 28.55 kips/baut.

d. Kekuatan tarik pada penampang utuh


Rn  Ag Fy   0.5  6  36   108 kips
40

20
31/03/2017

e. Kekuatan tarik pada net area

 
Rn  Ae Fu  1 0.5  6  2 3  1
4 8  58  123.25 kips
f. Kekuatan block shear
Dimensi kegagalan block shear pada elemen tarik dan gusset
plate adalah sama (lihat gambar), sehingga pemeriksaan
kekuatan dilakukan terhadap gusset plate yang lebih tipis.

Agv   2  3  8  3  1.5  3.375 in. 2

Anv   2   3   3  1.5  1.5  7    2.391 in. 2


8 8
Ant   3  3  7   0.7969 in. 2
8 8

Rn  0.6 Fu Anv  U bs Fu Ant  0.6 Fy Agv  U bs Fu Ant


 0.6  58  2.391  1 58  0.7969   129.4 kips

0.6 Fy Agv  U bs Fu Ant  0.6  36  3.375   1 58  0.7969 


 119.1 kips
 Rn  119.1 kips
41

(2) Perhitungan kekuatan desain sambungan dengan


LRFD
Kekuatan Nominal (kips) Kekuatan Desain (kips) Kekuatan Desain Elemen Tarik (kips)
Baut Slip Geser Tumpu Slip Geser Tumpu Yang  Area Gross Area Net Block Shear
  = 1  = 0.75  = 0.75 Menentukan   = 0.90  = 0.75   = 0.75
Baut 1 9.492 23.86 39.15 9.492 17.895 29.363 9.492
Baut 2 9.492 23.86 39.15 9.492 17.895 29.363 9.492
Baut 3 9.492 23.86 28.55 9.492 17.895 21.413 9.492
Baut 4 9.492 23.86 28.55 9.492 17.895 21.413 9.492
Total Kekuatan  37.968 97.2 92.5 89.3
Total Kekuatan Sambungan yang Menentukan  37.968

(3) Perhitungan kekuatan desain sambungan dengan


ASD
Kekuatan Nominal (kips) Kekuatan Desain (kips) Kekuatan Desain Elemen Tarik (kips)
Baut Slip Geser Tumpu Slip Geser Tumpu Yang  Area Gross Area Net Block Shear
Ω = 1.5 Ω = 2.0 Ω = 2.0 Menentukan  Ω = 1.67 Ω = 2.0 Ω = 2.0
Baut 1 9.492 23.86 39.15 6.328 11.93 19.575 6.328
Baut 2 9.492 23.86 39.15 6.328 11.93 19.575 6.328
Baut 3 9.492 23.86 28.55 6.328 11.93 14.275 6.328
Baut 4 9.492 23.86 28.55 6.328 11.93 14.275 6.328
Total Kekuatan  25.312 64.7 61.7 59.6
Total Kekuatan Sambungan yang Menentukan  25.312

42

21
31/03/2017

Desain Sambungan Geser Baut


1. Kasus slip diizinkan
a. Tentukan diameter dan mutu baut yang akan digunakan.
b. Hitung jumlah baut yang dibutuhkan berdasarkan kondisi
kekuatan geser.
required strength
Jumlah baut =
strength per bolt

c. Tentukan spasi antar baut dan jarak ujung baut ke sisi


terluar sambungan pada arah beban dengan mengikuti
ketentuan yang disyaratkan.
d. Tentukan konfigurasi baut berdasarkan jarak dan jumlah
yang dihitung di atas.
e. Periksa kekuatan tumpu sistem sambungan.
f. Periksa kekuatan desain elemen tarik dengan konfigurasi
di atas (kekuatan area gross, area net, block shear).
43

Desain Sambungan Geser Baut


2. Kasus slip tidak diizinkan (slip-critical)
a. Tentukan diameter dan mutu baut yang akan digunakan
b. Hitung jumlah baut yang dibutuhkan berdasarkan kondisi
minimum di antara kekuatan geser dan kekuatan slip.
required strength
Jumlah baut =
strength per bolt

c. Tentukan spasi antar baut dan jarak ujung baut ke sisi


terluar sambungan pada arah beban dengan mengikuti
ketentuan yang disyaratkan.
d. Tentukan konfigurasi baut berdasarkan jarak dan jumlah
yang dihitung di atas.
e. Periksa kekuatan tumpu sistem sambungan.
f. Periksa kekuatan desain elemen tarik dengan konfigurasi
di atas (kekuatan area gross, area net, block shear).
44

22
31/03/2017

Contoh 4
 Tentukan jumlah baut yang diperlukan pada sambungan
seperti tergambar.
 Elemen tarik dan pelat penyambung terbuat dari baja A36.
 Gunakan baut berdiameter 5/8 inch dan mutu A325-N.
 Setiap garis centerline baut pada gambar mewakili sebaris
baut dalam arah lebar pelat.

45

 Kekuatan geser 1 baut (double shear)


2
 5
Ab     0.307 in.
2

4 8
 Rn  2 Fnv Ab  2  0.75  54  0.307   24.85 kips

 Kekuatan yang diperlukan


Pu  1.2 D  1.6 L  1.2  30   1.6  25   76 kips
 Jumlah baut yang diperlukan
76 Gunakan 4 baut, masing-masing
n  3.05 2 baut per baris.
24.85
 Kekuatan tumpu
Gaya tumpu pada elemen tarik (pelat 5/8 in.) besarnya dua kali gaya
tumpu pada masing-masing pelat ¼ in. Kekuatan tumpu pelat
penyambung lebih menentukan karena total tebalnya adalah ½ in.,
lebih kecil dari tebal elemen tarik.

46

23
31/03/2017

◦ Baut tepi
h  d  1  5  1  11 in.
16 8 16 16
h
 c   e   1.5  11  1.156 in.
2 32

 
Rn  1.2 1.156  1  58   40.24 kips
2 Rn  40.24 kips
2.4 F dt  2.4  58  5   1   43.5 kips  40.24 kips
u 8 2

◦ Baut tengah

 c  s  h  3  5  2.375 in.
8
 
Rn  1.2  2.375  1  58   82.65 kips
2 Rn  43.5 kips
2.4 F dt  2.4  58   5   1   43.5 kips  82.65 kips
u 8 2

 Rn  0.75  2  40.24   2  43.5  


OK
 125.6 kips  76 kips 47

Contoh 5
 Sebuah batang tarik dari profil C8×18.75 menerima beban
mati 18 kips dan beban hidup 54 kips., dan akan
disambungkan dengan gusset plate setebal 3/8 in. seperti
tergambar menggunakan baut A325. Mutu baja elemen
tarik dan gusset plate adalah A36.
 Anggap ulir baut berada pada bidang geser dan slip
diizinkan terjadi.
 Rencanakan jumlah baut serta layout dari baut sehingga
panjang sambungan L cukup kecil.

48

24
31/03/2017

 Kekuatan geser 1 baut (single shear)


2
 7
Ab     0.601 in.
2

48
 Rn   Fnv Ab   0.75  54  0.601  24.35 kips

 Kekuatan yang diperlukan


Pu  1.2 D  1.6 L  1.2 18   1.6  54   108 kips
 Jumlah baut yang diperlukan
108 Gunakan 6 baut, masing-masing
n  4.43 3 baut per baris.
24.45
Meskipun 5 baut sudah mencukupi,
digunakan 6 baut agar diperoleh layout
yang simetri seperti tergambar. Dua baris
baut digunakan agar panjang sambungan
cukup kecil.

49

 Periksa kekuatan elemen tarik


◦ Yield t Pn  0.90 Ag Fy  0.90  5.51 36   179 kips OK
◦ Fracture
 
An  5.51  2 7  1  0.487   4.536 in.2
8 8
Ae  AnU   4.536  0.6   2.722 in.2
t Pn  0.75 Ae Fu  0.75  2.722  58   118 kips OK

U = 0.60 dari Tabel AISC (nilai yang konservatif) digunakan karena


formula yang lebih detail belum bisa dihitung karena panjang sambungan
belum diketahui.
 Jarak tepi dan spasi antar baut
smin  2.67 7  8   2.33 in.
 emin  1 18 in.
Gunakan spasi 3 in. dalam arah transversal
(karena tempat tersedia), dan spasi 2.5 in.
dalam arah memanjang. Jarak tepi diambil
1.25 in., sehingga diperoleh layout baut
seperti tergambar.
50

25
31/03/2017

 Kekuatan tumpu
◦ Baut tepi
h  d  1  7  1  15 in.
16 8 16 16
h
 c   e   1.25  15  0.78 in.
2 32

8  
Rn  1.2  0.78  3  58   20.39 kips
Rn  20.39 kips
2.4 Fu dt  2.4  58 7   
8
3  45.68 kips  20.39 kips
8
◦ Baut tengah   s  h  2.5  15  1.56 in.
c 16
 8  58  40.78 kips
Rn  1.2 1.56  3
Rn  40.78 kips
2.4 Fu dt  45.68 kips  40.78 kips
Nilai kekuatan tumpu untuk baut tengah lebih besar daripada kekuatan
geser baut (32.47 kips), sehingga kuat geser baut lebih menentukan
untuk baut tengah.

 Rn  0.75  2  20.39   4  32.47  


 128 kips  108 kips OK
51

 Periksa kekuatan terhadap block shear


Block shear dapat terjadi pada bagian yang
diarsir pada gambar. Karena geometri block
shear sama, perhitungan dilakukan terhadap
gusset plate yang lebih tipis.

Agv  2 3  8   2.5  2.5  1.25  4.69 in. 2

Anv  2  3   6.25  2.5 1   2.81 in.2


8
Ant   3   3  1  0.75 in.2
8
Rn  0.6 Fu Anv  U bs Fu Ant
 0.6  58  2.81  1.0  58  0.75   141.4 kips
Batas atas:
0.6 Fy Agv  U bs Fu Ant  0.6  36  4.69   1.0  58 0.75   148.4 kips

 Rn  0.75 141.4   106 kips  108 kips


tidak memenuhi syarat
52

26
31/03/2017

Untuk meningkatkan kekuatan terhadap block shear,


jarak spasi antar baut dapat ditambah menjadi 2 ¾ in.
seperti tergambar.

Agv  2 3  8   2.75  2.75  1.25  5.06 in. 2

Anv  5.06  2  3   2.5 1   3.19 in. 2


8

Rn  0.6 Fu Anv  U bs Fu Ant


 0.6  58  3.19   1.0  58  0.75  154.4 kips
Batas atas:
0.6 Fy Agv  U bs Fu Ant  0.6  36  5.06   1.0  58 0.75   152.8 kips

 Rn  0.75 152.8   114.6 kips  108 kips OK

53

Sambungan Las
 Merupakan proses penyambungan di mana bagian
yang akan disambung dipanaskan dan dicampurkan
dengan lelehan logam tambahan pada sambungan.
 Logam tambahan, disebut juga filler metal, diisikan
dari semacam elektroda yang merupakan bagian dari
sirkuit elektrik yang juga mengikutsertakan bagian
yang disambung (atau base metal).

54

27
31/03/2017

Jenis Sambungan Las


 Dua jenis las yang paling umum digunakan:
◦ Fillet weld
◦ Groove weld

fillet weld
groove weld
55

Jenis Sambungan Las


 Pada kuliah ini, hanya fillet weld yang dibahas.
 Untuk complete penetration groove weld,
kekuatan sambungan sama dengan kekuatan
base metal.
 Untuk partial penetration groove weld,
kekuatan las tergantung dari ukuran penetrasi.
Setelah ukuran ini diperoleh, prosedur
perhitungan sama dengan fillet weld.

56

28
31/03/2017

Las Fillet
 Diasumsikan berbentuk segitiga siku-siku sama
kaki, dengan sudut 45o di kedua kakinya.
 Panjang salah satu kaki segitiga tersebut, w,
dinyatakan sebagai ukuran las (weld size).
 Ukuran las standar biasanya kelipatan 1/16 in.

57

Kekuatan Las Fillet


 Moda kegagalan: kegagalan geser pada failure
plane.
 Kekuatan nominal: Rn  0.707 wLFnw
w = ukuran las fillet
L = panjang las
Fnw = tegangan geser ultimate dari
material las / elektroda

 Elektroda: E60XX, E70XX, E80XX, dst.


 Angka 60, 70, 80, dst. menunjukkan tegangan
tarik ultimate FEXX dari elektroda.

Fnw  0.6 FEXX


58

29
31/03/2017

Kekuatan Las Fillet


 Untuk mutu baja yang umum digunakan, cukup
digunakan elektroda berikut:
◦ E70XX untuk baja dengan Fy < 60 ksi
◦ E80XX untuk baja dengan Fy = 60 atau 65 ksi
 Untuk sambungan las sederhana yang memiliki
las dalam arah longitudinal dan transversal,
kekuatan total dapat diambil dari nilai terbesar
antara:
Rn  Rnwl  Rnwt atau Rn  0.85Rnwl  1.5 Rnwt

Rnwl = kekuatan las arah longitudinal


Rnwlt = kekuatan las arah transversal
59

Faktor Reduksi Kekuatan dan Faktor


Keamanan untuk Kekuatan Las

 LRFD:  Rn  0.75Rn

Rn Rn
 ASD: 
 2

60

30
31/03/2017

Kekuatan Geser Base Metal


 Base metal di lokasi las akan mengalami gaya geser.
 Gaya geser tersebut tidak boleh melebihi kekuatan
geser base metal.

61

Kekuatan Geser Base Metal


 Untuk moda kegagalan yield:
LRFD :  = 1.0
Rn  0.6 Fy Agv ASD :  = 1.5

 Untuk moda kegagalan fracture:


LRFD :  = 0.75
Rn  0.6 Fu Anv ASD :=2

Fy = tegangan yield dari base metal


Fu = tegangan ultimate dari base metal
Agv = luas gross bidang geser = tL
Anv = luas net bidang geser = tL

62

31
31/03/2017

Contoh 6
 Sebuah batang tarik berupa pelat setebal ¼ in.
disambungkan dengan pelat penyambung
setebal 3/8 in. menggunakan las fillet 3/16 in.
dengan elektroda E70.
 Kedua pelat memiliki mutu A36.
 Tentukan kekuatan sambungan las tersebut.

63

 Kekuatan geser las Terdapat dua las sepanjang


 Rn    0.707 wLFnw  4 in., sehingga panjang total
las adalah 8 in.
 0.75  0.707  3 16  4  4 0.6  70
 33.41 kips
 Kekuatan geser base metal
◦ Yield
 Rn    0.6 Agv Fy     0.6tLFy 
Kekuatan ditentukan oleh
pelat yang lebih tipis, yaitu

 4   4  436
 1 0.6  1
¼ in.

 43.2 kips
◦ Fracture
 Rn    0.6 Anv Fu     0.6tLFu 

 4   4  458
 0.75  0.6  1
 52.2 kips

 Rn  33.41 kips
64

32
31/03/2017

Contoh 7
 Tentukan kekuatan sambungan las seperti pada
Contoh 6, jika pada ujung batang tarik
ditambahkan las fillet dalam arah transversal
sepanjang 4 in.

65

 Kekuatan geser las transversal Dari Contoh 6 telah diperoleh


bahwa kekuatan geser las
 Rn    0.707 wLFnw  lebih menentukan daripada
 16  4 0.6  70
 0.75  0.707  3 kekuatan geser base metal,
sehingga pada Contoh ini
 16.70 kips hanya kekuatan las yang
diperhitungkan.

 Kekuatan geser las longitudinal


 Rn  33.41 kips Telah dihitung pada Contoh 6.

 Kekuatan geser total


 Rn   Rnl   Rnt
 33.41  16.70  50.1 kips
Pilih yang lebih besar
 Rn  0.85  Rnl   1.5  Rnt 
 0.85  33.41  1.5 16.70   53.5 kips

 Rn  53.5 kips
66

33
31/03/2017

Contoh 8
 Sambungan las fillet seperti Contoh 6 dirancang
menerima 9 kips beban mati dan 18 kips beban
hidup.
 Tentukan panjang las yang diperlukan jika
kedua pelat yang disambung memiliki tebal 3/8
in., ukuran las ¼ in., dan elektroda E70XX.

67

 Kekuatan yang diperlukan


Pu  1.2 D  1.6 L  1.2  9   1.6 18   39.6 kips

 Kekuatan geser las


 Rn    0.707 wLFnw 

 4  L  0.6  70  5.57 L


 0.75  0.707  1

 Kekuatan geser base metal


◦ Yield  Rn    0.6 Agv Fy     0.6tLFy 

 8  L 36  8.1L
 1 0.6  3
◦ Fracture
 Rn    0.6 Anv Fu     0.6tLFu 
 0.75  0.6  3 8  L 58  9.79L
Kekuatan las lebih menentukan.

68

34
31/03/2017

 Panjang las yang diperlukan


39.6
L  7.11  8 in.
5.57
Gunakan las fillet masing-masing sepanjang 4 in.
di kedua sisi pelat arah memanjang.

69

Persyaratan Las Fillet


 Ukuran minimum (AISC Specification, Tabel J2.4)
Tebal base metal Ukuran minimum las
(yang lebih tipis) [in.] fillet [in.]
t¼ 1/8
¼<t½ 3/16
½<t¾ 1/4
t>¾ 5/16

 Ukuran maksimum:
◦ Pada tepi base metal dengan t < ¼ in.: wmax = t
◦ Pada tepi base metal dengan t  ¼ in.: wmax = t – 1/16 in.
◦ Jika las tidak pada tepi base metal, tidak ada batas wmax.

70

35
31/03/2017

Persyaratan Las Fillet


 Panjang minimum
◦ Lmin = 4w
◦ Jika tidak memungkinkan untuk memenuhi syarat ini,
panjang las dapat dibuat kurang dari Lmin, tetapi kekuatan las
dihitung dengan menganggap wefektif = L/4.
◦ Untuk membatasi shear lag, panjang las L di dua sisi harus
sama atau lebih besar dari jarak kedua sisi tersebut.

LW

71

Persyaratan Las Fillet


 Panjang maksimum
◦ AISC tidak memberikan batas maksimum panjang las.
◦ Tetapi untuk las di ujung batang tarik terdapat
batasan berikut:
 Jika L > 100w, maka gunakan Lefektif = L untuk
perhitungan kekuatan las, di mana
L
  1.2  0.002
w
 Jika L > 300w, maka gunakan Lefektif = 180w

72

36
31/03/2017

Contoh 9
 Sebuah pelat baja A36 dengan penampang ½
in. × 4 in. disambungkan dengan gusset plate
setebal 3/8 in.
 Pelat tersebut dirancang menerima gaya tarik 6
kips (beban mati) dan 18 kips (beban hidup).
 Rencanakan las fillet untuk sambungan
tersebut.

73

 Elektroda dan ukuran las


◦ Untuk mutu baja A36, dapat digunakan elektroda E70XX.
◦ Tebal pelat yang lebih tipis = 3/8 in., sehingga wmin = 3/16 in.
Coba las 3/16 in. dengan elektroda E70XX.

 Kekuatan yang diperlukan


Pu  1.2 D  1.6 L  1.2  6   1.6 18   36 kips

 Kekuatan geser las


 Rn    0.707 wLFnw 

 16 L  0.6  70  4.18L


 0.75  0.707  3

 Kekuatan geser base metal


◦ Yield
 Rn    0.6 Agv Fy     0.6tLFy 

 8  L 36  8.1L
 1 0.6  3

74

37
31/03/2017

◦ Fracture
 Rn    0.6 Anv Fu     0.6tLFu 

 8  L 58  9.79L
 0.75  0.6  3
Kekuatan las lebih menentukan.

 Panjang las yang diperlukan


36
L  8.61  9 in.
4.18
Gunakan las fillet masing-masing sepanjang 4.5 in. di
kedua sisi pelat arah memanjang.

 Periksa panjang minimum


Lmin  4 w  4 3 
16
 0.75 in. OK

L  W  4 in. OK

75

38

Anda mungkin juga menyukai