BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tanah merupakan bagian terluar dari litosfer dan secara terbuka menerima dan melepas
materi dalam tanah akibat interaksinya dengan lingkungan. Interaksi tersebut yang menyebabkan
proses pembentukan yaitu pelapukan dan perkembangan tanah. Tanah memiliki sifat yang
berbeda di masing-masing daerah.
Dalam proses pembentukan tanah terdapat dua syarat, pertama tersedianya bahan asal
atau batuan induk dan yang kedua adanya faktor-faktor yang mempengaruhi bahan asal tersebut.
Selain syarat terbentuknya ada juga faktor yang mempengaruhi terbentuknya tanah. Faktor
pembentuk tanah yaitu bahan induk, iklim,organism, topografi dan waktu. Kelima faktor tersebut
memilki keterkaitan satu dengan lainnya sehingga dapat dinyatakan sebagai satu fungsi yang
tidak dapat bekerja sendiri-sendiri.
Bahan induk merupakan salah satu faktor pembentuk tanah yang dominan, karena bahan
induk adalah bahan pemula tanah. Bahan induk akan berubah menjadi tanah setelah mengalami
proses pelapukan dan proses-proses pembentuk tanah lainnya. Dalam makalah ini akan dibahas
lebih lanjut masalah faktor pembentuk tanah khusunya bahan induk karena bahan induk
merupakan salah satu faktor pembentuk tanah yang dominan yang sangat mempengaruhi sifat-
sifat tanah. Dengan demikian penulis memilih bahan induk ini menjadi bahasan dalam makalah
ini.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi bahan induk.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis bahan induk.
3. Untuk mengetahui proses pembentukan tanah.
4. Untuk mengetahui pengaruh sifat bahan induk terhadao sifat-sifat tanah.
5. Untuk mengetahui jenis tanah yang dihasilkan dari bahan induk.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Bahan organik
Bahan organik merupakan bahan induk yang berasal dari proses akumulasi penimbunan
hutan rawa / vegetasi rawa dan hewan. Bahan ini merupakan sisa yang dinamis mengalami
pelapukan oleh jasad-jasad renik tanah. Karena itu bahan ini merupakan bahan transisi tanah dan
harus terus diperbaharui dengan penambahan atau sisa tumbuhan atau bahan organik lainnya.
Bahan organik brperan terhadap kesuburan tanah dan berpengaruh juga ketahanan agregat
tahan. Juga bahan organik mempunyai pengaruh terhadap warna tanah yang menjadikan warna
tanah coklat kehitaman.serta terhadap ketersediaan hara dalam tanah.
Tumbuhan menjadi sumber utama bagi bahan organik, pada keadaan alami tumbuhan
menyediakan bahan organik yang sangat besar, akibat pencernaan oleh mikro organisme bahan
organik tercampur tercampur dalam tanah secara proses imfiltasi. Beberapa bentuk kehidupan
seperti cacing, rayap, dan semut berperan penting dalam pengangkutan tanah.
Faktor yamg mempengaruhi bahon organik tanah yaitu, kedalaman tanah yang mentukan
kadar bahan bahan organik yang ditentukan pada kedalaman 20 cm dan makin kebawah makin
berkurang, faktor iklim menyebabkan bilamana semakin rendahnya susu maka makin tinggi pula
bahan organik uyang terkandung dalam tanah.
Bahan organik terbentuk dari beberapa bentuk karbon organik, meliputi:
a) Karbon organik yang menyusun organisme hidup (makro, meso dan makro organisme),
b) Karbon organik yang menyusun jaringan organisme yang sudah mati tetapi belum
terdekomposisi atau masih utuh,
c) Karbon organik yang menyusun bahan organik yang sedang dalam proses dekomposisi aktif, dan
d) Karbon organik yang menyusun bahan hasil dekomposisi yang bersifat lebih resisten yang
disebut humus. Tanah yang banyak mengandung bahan organik ataupun humus adalah tanah
lapisan atas atau top soil, dan semakin ke bawah kandungan bahan organiknya semakin rendah.
Tanah disebut tanah organik jika kandungan bahan organiknya diatas 20% (untuk tanah pasir)
atau diatas 30% (untuk tanah liat) dan tebal diatas 40 cm.
Olivin
Piroksin
Amfibol Plagioklas
Biotit (Felspat Na, Ca)
Ortoklas (felspat K)
Muskovit
Kwarsa
Paling sulit lapuk
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahan induk adalah bahan pemula tanah, yang tersusun dari bahan organik dan atau
mineral. Bahan induk dapat berasal dari bahan tanah yang diendapkan dari tempat lain sebagai
akibat proses transportasi oleh angin dan angin. Menurut Jenny (1941) bahan induk adalah
keadaan tanah pada waktu nol (time zero) dari proses pembentukan tanah. Melalui proses
pelapukan, batuan berubah menjadi bahan induk, dan dengan adanya proses pelapukan lebih
lanjut serta proses-proses pembentukan tanah lain, bahan induk berubah menjadi tanah dalam
waktu yang lama.