Anda di halaman 1dari 13

SANITASI LINGKUNGAN

PENDAHULUAN

Sanitasi lingkungan adalah cara dan usaha individu atau masyarakat untuk memantau dan
mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat
mengancam kelangsungan hidup manusia. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk
penyehatan lingkungan fisik antara lain penyediaan air bersih, mencegah terjadinya
pencemaran udara, air dan tanah serta memutuskan rantai penularan penyakit infeksi dan
lain-lain yang dapat membahayakan serta menimbulkan kesakitan pada manusia atau
masyarakat.

SANITASI SUMBER AIR

Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara, ¾ bagian tubuh kita
terdiri dari air dan tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari 4-4 hari tanpa minum
air. Selain itu air juga digunakan untuk masak, mencuci, dan untuk keperluan industry,
pertanian, dll. Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan melalui air
sehingga menimbulkan wabah penyakit dimana-mana. Ditinjau dari sudut Ilmu Kedokteran
Preventif dan Komunitas, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat karena persediaan air bersih terbatas memudahkan timbulnya berbagai
penyakit.

SIKLUS HIDROLOGI

Siklus hidrologi adalah fenomena alam yang mempelajari siklus air pada semua tahap yang
dilaluinya, mulai dari proses evaporasi, kondensasi uap air, presipitasi, penyebaran air di
permukaan bumi, penyerapan air ke dalam tanah sampai terjadi proses daur ulang. Secara
umum pergerakan air di alam terdiri dari :

a. Penguapan air (evaporasi)


b. Pembentukan awan (kondensasi)
c. Peristiwa jatuhnya air ke bumi / hujan (presipitasi)
d. Aliran air pada permukaan bumi dan di dalam tanah (perkolasi)

SUMBER AIR BERSIH

1. Air Hujan
Merupakan sumber utama air bersih dan pada saat presipitasi merupakan air yang
paling bersih serta cendrung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer oleh
partikel debu, mikroorganisme dan gas seperti karbondioksida, nitrogen dan
amoniak. Hasil reaksi gas-gas tersebut dengan air hujan dapat dilihat dibawah ini :

CO2 + air hujan  asam karbonat


S2O3 + air hujan  asam sulfat
N2O3 + air hujan  asam nitrit

Zat yang dihasilkan akan menyebabkan air hujan menjadi asam atau timbulnya Hujan
Asam yang bersifat korosif sehingga memengaruhi ekosistem perairan.

2. Air Permukaan
Meliputi sumber air antara lain sungai, danau, telaga, waduk, rawa, terjun, sumur
permukaan yang sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan
bumi. Sumber-sumber air tersebut sudah mengalami pencemaran oleh tanah,
sampah, dll.
3. Air Tanah (ground water)
Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukan bumi dan mengadakan
perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah serta mengalami proses filtrasi secara
alamiah. Oleh karena itu, air tanah lebih baik dan lebih murni dibandingkan dengan
air permukaan.

SUMUR

Merupakan sumber utama penyediaan air bersih bagi penduduk yang tinggal di daerah
pedesaan dan kota di Indonesia. Secara teknis sumur dapat dibagi menjadi 2 jenis : 1. Sumur
Dangkal; 2. Sumur Dalam

Spesifikasi Sumur Dangkal Sumur Dalam


Sumber air Air permukaan Air tanah
Kualitas air Kurang baik Baik
Kualitas bakteriologis Kontaminasi Tidak ada kontaminasi
Persediaan air Kering pada musim kemarau Tetap ada sepanjang tahun

SUMUR SANITASI

Sumur sanitasi adalah jenis sumur yang telah memenuhi persyaratan sanitasi dan terlindung
dari kontaminasi air kotor. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun
sumur antara lain :

 Lokasi
Langkah pertama adalah menentukan tempat yang tepat untuk mendirikan sumur.
Jarak dari sumber pencemaran, seperti kakus, kandang, ternak, sampah, dan lainnya,
minimal 15 meter dan terletak lebih tinggi dari sumber pencemaran.

 Dinding sumur
Harus dilapisi dengan batu yang disemen dan paling tidak sedalam 6 meter dari
permukaan tanah
 Dinding parapet
Merupakan dinding yang berbatasan dengan dinding sumur dan harus dibuat
setinggi 70-75 cm dari permukaan tanah serta merupakan satu kesatuan dengan
dinding sumur
 Lantai kaki lima
Harus terbuat dari semen dan lebih kurang 1 meter ke seluruh jurusan melingkari
badan sumur dengan kemiringan sekitar 10 derajat kea rah tempat pembuangan air
(drainage)
 Drainage
Saluran tempat pembuangan air harus dibuat berhubungan dengan parit supaya
tidak terjadi genangan air di sekitar sumur.
 Tutup sumur
Sumur sebaiknya ditutup dengan penutup terbuat dari batu terutama pada sumur
umum agar dapat mencegah kontaminasi langsung pada sumur
 Pompa tangan/listrik
Sumur harus dilengkapi dengan pompa tangan/listrik karena bila memakai
ember/timba kemungkinan terjadinya kontaminasi cukup besar
 Tanggung jawab pemakai
Pada sumur umum harus dijaga kebersihannya bersama-sama oleh masyarakat
karena kontaminasi dapat terjadi setiap saat
 Kualitas air
Kualitas air sumur perlu terus dijaga dengan pemeriksaan fisik, kimia, dan
bakteriologis secara teratur terutama pada saat terjadinya wabah muntaber atau
penyakit saluran pencernaan lainnya

PEMERIKSAAN DAN KRITERIA KESEHATAN AIR BERSIH

Untuk kepentingan masyarakat sehari-hari, suplai air harus memenuhi standar air minum
dan tidak membahayakan bagi kesehatan manusia.

Standar air minum (WHO) :

1. Memenuhi persyaratan fisik


2. Memenuhi persyaratan biologic
3. Tidak mengandung zat-zat kimia
4. Tidak mengandung radioaktif

Di negara maju, standar lebih ditekankan pada standar kimia, sedangkan di negara
berkembang lebih ditekankan pada standar biologic.
Di Indonesia, standar air bersih menurut Permenkes RI No.01/Birhubmas/I/1975, dinyatakan
dalam standar :

Fisik : suhu,warna,bau,rasa,kekeruhan

Biologic : kuman parasit,pathogen,bakteri E.coli

Kimia : pH, jumlah zat padat dan bahan kimia lain

Radioaktif : yang diduga terdapat dalam air

Pemeriksaan air bersih yang lengkap untuk memenuhi persyaratan standar air minum yang
sehat terdiri dari :

1. Survey sanitasi
2. Pengambilan sampel
3. Pemeriksaan laboratorium :
- Fisik
- Kimiawi
- Bakteriologis
- Virologist
- Biologis
- Radiologis

1. Survey sanitasi
Adalah pengumpulan data dari tempat dan sumber suplai air, seperti sumber
pencemaran, cara distribusi air serta informasi lain yang berkaitan dengan
kepentingan sanitasi. Survey harus dilakukan oleh orang terlatih dan mempunyai
keahlian di bidang sanitasi. Hasil-hasil pemeriksaan laboratorium harus
dikonfirmasikan dengan data-data dari hasil survey sebelumnya sehingga akan
didapatkan suatu kesimpulan apakah sumber air yang telah diperiksa dinyatakan
aman atau tidak.
2. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel yang baik merupakan hal yang penting. Sampel yang diambil
harus dapat mewakili sumber air yang akan diperiksa dan bebas dari kontaminasi.
Teknik pengambilan sampel bergantung pada tujuan, apakah untuk pemeriksaan
fisik, bakteriologis atau kimiawi.

3. Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan fisik
Karakteristik fisik air minum dinyatakan dalam satuan absolute dan respons subyektif
a. Turbiditas (kekeruhan)
Air harus bebas dari turbiditas dan dapat diukur dengan alat yang disebut
turbidimeter. Alat turbidimeter yang standar adalah Jackson Candle
Turbidimeter. Batasan turbiditas yang diperbolehkan kurang dari 5 unit.
b. Warna
Air yang bersih tidak boleh berwarna atau jernih. Pemeriksaan warna dapat
dilakukan dengan calorimeter. Batasan yang diperbolehkan pada air minum
kurang dari 15 unit.
c. Bau dan rasa
Air minum harus bebas dari bau dan rasa. Bau diukur secara subjektif dengan
pengenceran serial dan larutan yang peling encer-yang masih terdeteksi baunya-
diperiksa. Jumlah pengenceran adalah “odor number” dari air yang diperiksa.
Rasa bersifat subjektif yang sulit untuk ditentukan spesifikasinya. Respons dari
rasa dan bau bersifat subjektif dan bercampur, sulit untuk diuraikan secara
kualitatif dan kuantitatif. Nilai ambang bau (Tbreshold Odor Number) adalah 3.

 Pemeriksaan kimiawi
Karakteristik kimiawi air minum dinyatakan oleh kandungan bahan-bahan kimia di
dalamnya. WHO “International Standard of Drinking Water” membagi komponen
bahan kimia dalam air menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Bahan-bahan toksik
Batas maksimal atau nilai ambang batas (NAB) yang diperbolehkan (mg/L) untuk
Arsen (AS) 0,05
Kadmium (Cd) 0,005
Sianida (-CN) 0,05
Timbal (Pb) 0,05
Merkuri (Hg) 0,001
Selenium (Se) 0,01

Air minum yang mengandung substansi-substansi yang disebutkan di atas dengan


konsentrasi melampaui batasan maksimal yang diperbolehkan, tidak diperkenankan
digunakan oleh masyarakat karena dapat mengakibatkan keracunan di masyarakat
seperti penyakit minamata yang disebabkan oleh keracunan merkuri di Jepang.

2. Substansi yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan :


a. Fluoride
Dari bahan-bahan kimia yang mungkin terkandung di dalam air minum,
fluoride (F) adalah bahan kimia yang sifatnya unik karena mempunyai efek
yang merugikan dan menguntungkan terhadap gigi dan tulang. Jika
konsentrasi fluoride yang berlebihan dalam air minum untuk jangka waktu
yang lama dapat menimbulkan kerusakan tulang rangka pada anak-anak dan
orang dewasa. Dan jika konsentrasi fluoride dalam air minum kurang dari 0,5
mg/L maka akan terjadi peningkatan insidens penyakit karies gigi pada
masyarakat. Batasan fluoride yang aman 0,5-0,8 mg/L.
b. Nitrat
Konsentrasi nitrat yang melebihi 45 mg/L akan berbahaya bagi anak-anak dan
dapat menimbulkan Infantile Metbaemoglobinemia
c. Polynuclear Aromatic Hydrocarbon
Bahan ini dapat bersifat karsinogenik. Konsentrasi dalam air minum tidak
boleh lebih dari 0,2 ug/L

3. Bahan-bahan yang memengaruhi potabilitas air


WHO menetapkan batasan maksimal bahan-bahan yang dapat memengaruhi
poabilitas air.

4. Bahan kimia sebagai indicator pencemaran


a. Klorida
b. Amoniak bebas
c. Albuminoid Ammonia
d. Nitrit
e. Nitrat
f. Oxygen Absorbed
g. Dissolved Oxygen

Pemeriksaan kimiawi secara lengkap hanya dilakukan untuk memeriksa sumber air yang
baru dan kemudian dilakukan pemeriksaan rutin berupa pemeriksaan pH, kemampuan
teroksidasi amoniak, nitrit, nitrat, klorida, dan zat besi.

 Pemeriksaan bakteriologis
Merupakan pemeriksaan yang paling baik dan sensitive untuk mendeteksi
kontaminasi air oleh kotoran manusia. Mikroorganisme yang sering diperiksa sebagai
indicator pencemaran oleh fese adalah :

1. Organisme koliform
Organisme non spora, motil dan non motil, berbentuk batang dan mampu
mengadakan fermentasi laktosa menghasilkan asam dan gas pada temperature
37 derajat Celsius dalam waktu 48 jam. Bila organism koliform ini ditemukan di
dalam sampel air maka dapat diambil kesimpulan bahwa kuman usus pathogen
yang lain dapat juga ditemukan dalam sampel air tersebut di atas walaupun
dalam jumlah yang kecil.
2. Streptococcus faecalis
Kuman ini memiliki fungsi serupa E. coli, pada kasus-kasus yang tidak jelas
streptococcus faecalis ini dapat dipakai sebagai tes konfirmasi terhadap
kontaminasi fases manusia.
3. Clostridium perfringens (CL. Welchii)
Biasanya ditemukan juga di dalam fases manusia dalam jumlah kecil. Sporanya
dapat bertahan lama dalam air dan biasanya resisten terhadap dosis klorinasi
yang normal. Ditemukannya Cl. Perfringens dan E. coli di dalam air menunjukan
adanya kontaminasi baru sedangkan apabila hanya ditemukan Cl. Perfringens
saja dalam sampel air diperkirakan kontaminasi telah lama terjadi

SANITASI LIMBAH CAIR

Limbah cair merupakan salah satu jenis sampah. Yang dimaksud dengan sampah (waste) adalah
zat-zat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah-rumah
maupun sisa-sisa proses industri.

Secara umum, limbah cair dapat dibagi berdasarkan tempat atu asal sumber limbah yaitu:

1. Ekstra manusia (fases dan urine)


Hasil dari proses akhir yang berlangsung dalam tubuh. Terjadi pemisahan dan pembuangan
zat-zat yang tidak dibutuhkan.
Ditinjau dari kesehatan lingkungan, kedua jenis kotoran manusia ini menyebabkan masalah
yang sangat penting. Pembuangan tinja yang tidak baik dan sembarangan akan dapat
menimbulkan kontaminasi pada air, tanah, atau menjadi sumber infeksi, dan akan
mendatangkan bahaya bagi kesehatan. Bahay bagi kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh
pembuangan kotoran yang tidak bbaik adalah timbulnya populasi tana, air, kontaminasi
makanan dan berkembangbiaknya lalat. Penyakit-penyakit yan dapat ditimbulkan adalah:
tiroid, paratifoid, disentri, diare, kolera, hepatitis virus dll.
Untuk mengurangi pencemaran pada tinja, diperlukan salah satu cara pembuangan tinja yang
memenuhi persyaratan sanitasi dan memberikan manfaat secara langsung dan tidak
langsung. Contohnya secara langsung dari perilaku membuang tinja yang baik adalah
menurunnya insiden penyakit tifoid abdominalis, kolera, disentri basiler dll. Sedangkan
manfaat tidak langsung dapta berupa peningkatan kondisi kebersihan lingkungan sehingga
meningkatkan kesejahtraan masyarakat dan dengan demikian dapat menurunkan insidensi
penyakit yang ditularkan melalui air yang tercemar, atau penyakit yang penyebabnya secara
tidak langsung berhubungan dengan air yang tercemar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi transmisi penyakit dari tinja antara lain:


 Agen penyebab penyakit
 Reservoar
 Cara menghindar dari reservoar
 Cara transmisi dari reservoar ke pejamu potensial
 Cara penularan kepejamu baru
 Pejamu yang retan (sensitif)
Faktor-faktor yng mempengaruhi jarak aman antara lubang kakus dengan sumber air minum:

1. Faktor hidrobiologi:
a. Kedalaman air
b. Rah dan kecepatan aliran air tanah
c. Porositas dan permeabilitas tanah yang tinggi menyebabkan jarak yang ditempuh lebih
jauh, sedangkan pada tanah liat jarak yang titempuh lebih pendek.
2. Topografi tanah
Kondisi lapisan permukaan tanah, dataran tinggi atau rendah dan sudut kemiringan tanah.
3. Metereologi
Pada daerah dengan curah hujan yang tinggi, sumur harus berjarak lebih jauh dengan kakus.
4. Jenis mikroorganisme
Bakteri patogen lebih tahan pada tanah basah dan lembab. Cacing dapat bertahan hidup
pada tanah yang lembab dan basah selama 5 bulan. Sedangkan pada tanah yang kering ,
cacing hany adapat bertahan hidup selama 1 bulan.
5. Kebudayaan
Adanya kebiasaan masyarakat membuat sumur tanpa dinding sumur yang terbuat dari
semen.
6. Frekuensi pemopaan
Semakin banyaknya air sumur yang diambil untuk keperluan orang banyak maka kecepatan
aaliran air tanah makin cepat untuk mengisi kekosongan.

Metode pembuangan kotoran manusia:

1. Metode Sewered Areas


Sistem pembuangn limbah cair dengan mempergunakan water carriage system atau
sewerage system artinya pengumpulan dan pengangkutan ekstreta dan air limbah dari
rumah, daerah industri dan perdagangan melalui jaringn pipa bawah tannah yang disebut
sewers ke tempat pembuangan akhir yang biasanya dibangun diujung kota dan jauh dari
tempat permukiman penduduk. Metode ini merupakan metode pilihan yang memenuhi
persyaratan sanitasi dengan cara mengumpulkan dan mengangkut kotoran dari kota-kota
yang penduduknya padat.
Jenis-jnis Sewered Areas
a. Sistem kombinasi (combined sewer)
Pada sistem kombinasi, sewer membawa air permukaan dan air limbah dari rumah
tangga dan lainnya dalam satu saluran.
b. Sistem terpisah (separated Sewer)
Sistem sewer terpisah adalah sistem yang memungkinkan air permukaan tidak masuk ke
dalam sewer. Sistem terpisah dianjurkan dan merupakan pilihan saat ini. Satu-satunya
masalah adalah biaya pembuatan yang mahal.

Cara pembuangan tinja mempergunakan sistem saluran air (weter carriage system) dan pengolahan
limbah (sewage treatment). Sistem ini merupakan perwujudan persyaratan sanitasi yang harus
dipenuhi dalam pembuangan tinja, yaitu:

 Tidak mengotori tanah, air, dan udara


 Kotaran dan tinja harus tertutup dan tidak boleh terbuka sehingga tidak dapat dicapai oleh
lalat atau binatang.
 Tidak berbau dan menganggu pemandangan
 Penerapan teknologi tepat guna
 Penggunaan mudah
 Konstruksi rumah
 Pemeliharan rumah

Komponen water Carriage system :

Water Carriage System terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :

 Sitem pipa bangunan (house hold sanitary fittings).


 Saluran pipa pembangunan rumah (house sewers)
 Pipa pembangunan dijalan (street sewers)
 Peralatan saluran (sewers appurtenance) berupa lubang got, perangkap dan lain-lain.

 House hold sanitary fittings

a. Waters closet
b. Urinal
c. Wash baskin (baskon pencuci)
 Pipa pembuangan dari rumah (house sewers)
Pembilassan dari toilet, saluran pembuangan dan air kotor memasuki saluran rumah melalui
intermediate connection yang dikenal sebagai pipa tanah (soil pipe). Soil pipe ini
menghubungkan saluran pembuangan dari house fitting ke house drain, dan juga berfungsi
sebagai ventilasi luar untuk gas-gas kotor.
 Street sewer
Pipa utama ini berdiameter tidak kurang dari 22,5 cm yang lebih besar berdiameter 2-3
meter. Diletakan di atas semen kira-kira 3 m dibawah tanah. Pipa utama ini mngumpulkan
kotoran dari beberapa rumah dan mengangkutnya ke pembuangan akhir.
 Peralatan Saluran (sewr appurtenance)
a. Lubang selokan (manbole)
b. Perangkap yang dipasang pada sistem pembuangan air kotor.

AIR LIMBAH RUMAH TANGGA (SULLAGE)

Adalah air limbah yang tidak mengandung ekskreta manusia dan dapat berasal dari bunagna kamar
mandi, dapur,, cuci pakaian dll yang mungkin mengandung mikroorganisme patogen. Volume air
limbah rumah tangga tergantung jumlah pemakaian air penduduk setempat. Penggunaan air untuk
keperluan sehari-hari mungkin kurang dari 10L/ orang pada tempat-tempat digunakannya kran
umum.

Dampak terhadap kesehatan dari pembuangan air limbah rumah tangga tergantung pada:
1. Teknologi yang dimanfaatkan
2. Volume air limbah
3. Iklim setempat
4. Jenis tanah
5. Kondisi air tanah

Metode pembuangan air limbah rumah tangga:

1. Tempat pembuangan umum. Air limbah rumah tangga dibuang ke tempat penampungan
umum, biasanya dihalaman rumah
2. Digunakan untuk menyiram tannaman di kebun
3. Dibuang ketempat/ lapangan peresapan
4. Dialirkan ke saluran terbuka ayau selokan
5. Dialirkan ke saluran tertutup

SAMPAH PADAT

Faktor-faktor yang mempengaruhi jenis dan jumlah sampah

 Jumlah penduduk
Tergantung pada aktivitas dan kepadatan penduduk, makin padat penduduk makin
meningkat jumlah sampah dan makin berkurang tempat penampungan sampah sementara
 Sistem pengumpulan/pembuangan sampah yang digunakan
Pengumpulan sampah dengan memakai gerobak lebih lambat jika dibandingkan dengan
mobil truk
 Daur ulang
Pengambilan kembali jenis sampah untuk dipakai kembali oelh pemulung, bila nilainya
kurang ekonomis maka jenis sampah jenis sampah tersebut akan menumpuk
 Geografi dan topografi
Loksi tempat pembuangan apakah didaerah pegunungan, lembah, pantai dan dataran
rendah
 Sosial ekonomi
Adat istiadat, kebiasaan, taraf hidup dan mental masyarakat.
 Musim
Pada musim hujan mungkin sampah akan tersangkut di selokan-selokan dan pintu air atau
tempat penyaringan air limbah
 Kemajuan teknologi dan peradaban
Jenis dan jumlah sampah akan menigkatseperti plastik, karton, rongsokan dll.

PENCEMARAN UDARA

Udara adalah zat yang paling penting setelah air dalam kehidupan dipermukaan bumi ini. Selain
memberikan oksigen, udara juga berfungsi sebagai alat penghantar suara dan bunyi-bunyian,
mendinginkan benda-benda yang panas, dan dapat menjadi media untuk penyebaran penyakit pada
manusia.
Udara merupakancampuran mekanis dari bermacam0-macam gas. Komposisi romal udara terdiri
dari gas Nitrogen 78,1% , Oksigen 20,93%, Karbondioksida 0,03%. Selebihnya berupa gas Argon,
Neon, Kripton, Xenon, dan Helium serta mengandung uap air, debu, bakteri, spora, dan sisa tumbuh-
tumbuhan.

Sumber-sumber pencemaran

1. Alamiah
Kejadian alam, seperti kebakaran hutan, gunung berapi dan lainnya.
2. Buatan manusia
 Sisa pembakaran bahan bakar minyak kendaraan bermotor berupa gas CO, CO2, NO,
karbon, Hidrokarbon, Aldehida dan Pb
 Limbah industri kimia, metalurgi, tambang, pupuk dan minyak bumi
 Sisa pembakaran gas alam, batubara dan minyak seperti asap, debu, dan
sulfurdioksida
 Lain-lain pembakaran sisa pertanian, hutan, sampah, dan limbah , reaktor nuklir

Faktor-faktor yang mempengaruhi polusi udara

Polusi udara dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

a. Meteorologi dan iklim


 Temperatur
 Arah dan kecepatan angin
 Hujan
b. Topografi
 Dataran rendah
Di daerah dataran rendah angin cenderung membawa polutan terbang jauh ke
seluruh penjuru dan dapat melewati batas negara dan mencemari udara negara lain
 Pegunungan
Di daerah dataran tinggi sering terjadi inversi temperatur dan udara dingin yang
terperangkap akan menahan polutan yang terdapat di lapisan permukaan bumi
 Lembah
Di daerah lembah aliran angin sedikit sekali dan tidak bertiup ke segala jurusan,
keadaan ini cenderung menahan polutan yang terdapat di permukaan bumi.

Efek-efek pencemaran udara

Efek-efek pencemaran udara pada kehidupan manusia dapat dibagi menjadi

1. Meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada manusi, flora dan fauna
2. Mempengaruhi jumlah dan kualitas sinar matahari yang sampai ke permukaan umi dan
memengaruhi proses fotosintesis pada tumbuhan
3. Memengaruhi dan mengubah iklim yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar CO2 di
udara dan cenderung menahan panas di lapisan bawah atmosfer sehingga menimbulkan
greenn House Effect.
4. Polusi udara dapat merusak cat, karet dan bersifat korodif terhadap benda metal
5. Menigkatkan biaya perawatan terhadap bangunan, monumen, jembatan dan lainnya
6. Menganggu penglihatan dan dapat meningkatkan angak kecelakaan lalu lintas di darat,
sungai dan udara
7. Menyebabkan warna dari kain dan pakaian menjadi cepat buram dan bernoda.

Indikator terhadap pencemaran udara

1. Gas Sulfurdioksida
Merupakan gas pencemaran di udara yang paing banyak ditemukan didaerah kawasan
industri dan daerah perkotaan karena gas ini di hasilkan oelh sisa-sisa pembakaran batubara
dan bahan bakar minyak sehingga pada setiap survei pencemaran udara, gas ini selalu
diperiksa.
2. Indeks asap (Smoke or Scaling Index)
Sampel udara disaring dengan sejenis kartas dan diukur densitasnya dengan alat fotoelektrik
meter, hasilnya dinyatakan dengan Coh Units per 1000 linear feet dari sampel udara. Indekx
asap ini sangat bervariasi dari hari ke hari dan tergantung pada perubahan iklim
3. Partikel debu
Pertikel- partikel beurpa debu dan arang dari hasil pembakaran sampah dan industri
merupakan salah satu indokator yang dipergunakan untuk mengukur derajat pencemaran
udara, hasilnya dinyatakan dalam miligram atau mikrogram partikel per meter kubik udara.

Parameter lain untuk indikator polusi udara

1. Karbonmonoksida
Dapat juga dipakai sebagai parameter untuk indikator polusi udara terutama pembakaran
bahan bakar minyak oleh kendaraan bermotor
2. Oksidan (O3)
Dihasilkan oleh kerja matahari terhadap asap pembuangan kendaraan bermotor dikota-kota
besar
3. Nitrogen Dioksida
Merupakan gas yang dihasilkan baik oleh kegiatan manusia maupun oleh proses alam
seperti gunung api dan dapat dipakai sebagai indikator polusi uadar
4. Timah hitam
Sering dipakai sebagai bahan untuk menambah kekuatan dan kecepatan mobil dan biasanya
ditambah ke dalam bahan bakar bensin.
Usaha-usaha Pencegahan Pencemaran Udara

1. Jangka pendek
Sosialisasi bahaya-bahaya pencemaran udara bagi kelangsungan hidup manusia dan
perubahan ekosistem pada alam semesta melalui media cetak
Relokasi kawasan industri yang ada ditengah kota ke daerah pinggiran kota dan
mengembangkan suatu daerah hijau atau green belt mengelilingi kawasan industri
yang akan di bangun
Pelaksanaan analisis dampak lingkungan secara rutin pada pabrik-pabrik di tengah
kota atau dekat dengan pemukiman penduduk
Uji emisi gas kendaraan bermotor secara berkala dan mendirikan sistem
pemantauan pencemaran udara di setiap sudut kota
Perbaikan sarana transportasi darat terutama armada angkutan kota agar lebih
manusiawi (aman, nyaman, dan murah) sehingga dapat mengurangi penggunaan
kendaraan pribadi.
Pengawasan dan pelarangan pembakaran hutan terutama pada musim kemarau
2. Janka pendek
Perencanaan tata ruang kota yang mengacu kepada wawasan lingkungan.
Mangganti bahan bakar untuk industri dan kendaraan bermotor yang ramah
lingkungan.
Membangun sarana transportasi perkotaan dengan mempergunakan kereta api
bawah tanah.
Mempersiapkan suatu undang-undang tentang kesehatan lingkungan untuk
menjamin terpeliharanya kualitas lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai