Anda di halaman 1dari 9

BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Perilaku adalah merupakan perbuatan atau tindakan dan perkataan seseorang yang
sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang
melakukannya. Berdasarkan sifatnya perilaku terbagi menjadi dua, yaitu perilaku
perilaku baik dan buruk. Tolak ukur perilaku yang baik dan buruk ini pun dinilai dari
norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Baik itu norma agama, hukum, kesopanan,
kesusialaan, dan norma-norma lainnya.Dalam kesehatan hubungan perilaku sangatlah
erat sekali. Banyak hal yang tanpa kita sadari dari perilaku yang kecil dapat menimbulkan
efek kesehatan yang besar bagi seseorang.
Dalam kesehatan hubungan perilaku sangatlah erat sekali. Banyak hal yang tanpa
kita sadari dari perilaku yang kecil dapat menimbulkan efek kesehatan yang besar bagi
seseorang. Salah satu contohnya seorang ibu mengajari anaknya untuk melakukan gosok
gigi sebelum dan sesudah bangun tidur, kita semua tau bahwa mengosok gigi adalah hal
yang sederhana bagi anak kecil namun dari hal kecil tersebut kita bisa melakukan
revolusi kesehatan kearah yang lebih baik. Sungguh besar efek perilaku tersebut bagi
kesehatan, begitu pula dengan kesehatan yang baik akan tercermin apabila seseorang
tersebut melakukan perilaku yang baik.

Mengacu pada kasus ini (Skenario PBL 1 modul 2) maka di buatlah makalah ini
untuk membahas bagaimana berperilaku sehat, tujuan serta kosenkuensnya. Serta dapat
menerapkankan berperilaku sehat dimulai dari usia dini.
1.2. Skenario

Seorang anak kecil usia 3 tahun sudah mulai diajarkan oleh ibunya untuk
menggosok gigi sendiri. Walau terkadang malas melakukannya, si anak oleh
ibunya tetap diajak untuk menggosok giginya terutama dipagi dan malam hari.
Untuk mengurangi kemalasan itu ibu memberikan sebuah koin setiap anak mau
menggosok gigi. Koin ini bisa ditukarkan dengan makanan kesukaan anak itu
setelah terkumpul 10 buah.

1.3. Tujuan Pembelajaran


1.3.1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang perilaku hidup sehat.
1.3.2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang tujuan dan kosekuensi perilaku hidup
sehat.
1.3.3. Mengetahui cara mengubah kebiasaan perilaku sehat:
a. Memberi readward
b. Memberi hukuman
c. Memberi pengetahuan tentang perilaku sehat

BAB II
Pembahasan

2.1. Identifikasi Istilah


Tidak ada

2.2. Rumusan Masalah


Seorang anak belum memiliki kesadaran untuk berperilaku sehat, yaitu malas
menggosok giginya.
2.3. Analisis Masalah (Mind Map)

Tujuan menggosok
gigi

Pemberian
Hukuman
Anak malas menggosok gigi
Kosekuensi
dari malas
menggosok gigi

Kosekuensi Pemberian reward Perilaku sehat


peniadaan
reward
Kesenangan ,
kepuasan untuk
mengubah
melakukan
sesuatu

Perilaku
berulang untuk
mencapai
kepuasan

2.4. Hipotesis

Mengubah perilaku anak dengan cara member reward hukuman atau


memberikan pengetahuan perilaku sehat.
2.5. Isi dan Pembahasan

 Perilaku hidup sehat


Perilaku sehat adalah kondisi ketika individu dengan kondisi kesehatan yang
stabil berupaya aktif mencari cara untuk mengubah kebiasaan pribadi yang sehat dan atau
lingkungan guna beralih ke tingkat kesehatan yang lebih tinggi.1
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam mewujudkan perilaku hidup sehat. Yang
pertama adalah pencegahan, pencegahan adalah cara yang pertama yang bisa dilakukan.
Pencegahan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pencegahan secara medis maupun non
medis. Pencegahan secara medis dapat dilakukan dengan cara imunisasi maupun dengan
makan makanan yang bergizi yang mengandung kebutuhan tubuh. Sedangkan
penycegahan cara non medis dapat dilakuikan dengan makan makanan sehat, sarapan,
mengatur berat badan dll.
Yang kedua adalah perlindungan. Perlindungan adalah tindakan yang dilakukan
seseorang untuk melindungi, meningkatkan dan menjaga kesehatan. Tindakan ini dapat
merupakan tindakan medis atau bukan. Contohnya adalah berdoa, mandi air hangat,
minum vitamin dll.
Yang ketiga adalah perilaku sebelum sakit. Perilaku sebelum sakit adalah
tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang tidak yakin akan kondisinya kesehatannya
kemudian ia melakukan perilaku untuk mencari pertolongan. Contohnya, datang
kedokter, cek darah, cek tekanan darah dll.
Yang keempat adalah perilaku sehat ssaat seseorang sakit. Saat ia sakit, ia
dan/atau orang lain harus melakukan hal yang membuatnya sehat. Contoh dari tindakan
itu adalah kontrol ke dokter, istirahat total, dan melakukan cara kesehatan lainnya untuk
penyembuhan.
Yang kelima adalah kondisi social. Kondisi social adalah tindakan oleh
lingkungan social agar kesehatan tetap terjamin. Contohnya pendidikan kesehatan,
kompetensi professional yang dilakukan dokter.2
Penerapan perilaku hidup sehat harus sudah dilakukan sejak dini dengan tujuan
jika seorang anak sudah mengetahui perilaku hidup sehat maka ia dapat menerapkannya
hingga dewasa.
Dalam kasus ini seorang ibu sudah mengajarkan anaknya berperilaku hidup
sehat. Sang ibu mengajarkan kepada anaknya yang berumur 3 tahun untuk menggosok
gigi pagi dan malam hari. Untuk mengurangi kemalasan sang anak ibu tersebut
membuat reward dengan cara memberikan koin setiap kali anak tersebut mau
menggosok gigi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar anak dapat mengubah
kebiasan berperilaku sehat dan membiasakannya.

 Tujuan dan Kosekuensi Perilaku sehat


Tujuan perilaku sehat
Menurut depkes RI (1997) tujuan dari perilaku hidup sehat adalah untuk
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan
sehat, serta meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha dalam
upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Tujuan dari penerapan perilaku hidup sehat yaitu setiap individu dapat
meningkatkan kesadaran dengan menjaga kebersiha, serta harapan agar terhindar dari
berbagai penyakit. Penerapan perilaku hidup sehat ini harus di lakukan sejak dini karena
dengan menerapkan hidup sehat maka kita akan mengerti tenatang pentingnya
kesehatan.

Kosekuensi perilaku hidup sehat


Suatu perilaku dapat berubah karena mempunyai konsekuensinya. Dalam perilaku
hidup sehat ada tiga kosekuensi yang berperan antara lain:

 Reinforcement ( peningkatan )
Reinforcement adalah suatu proses dimana tingkah laku di perkuat oleh
konsekuensi yang segera mengikuti oleh tingkah laku tersebut. Saat sebuah tingkah laku
mengalami penguatan maka tingkah laku tersebiut akan cenderung muncul kembali pada
masa yang akan mendatang. Reinforcement di bagi menjadi dua yaitu reinforcement
positif dan reinforcement negative. Reinforcement positif yaitu terjadinya perilaku diikuti
dengan penambahan stimulus, yang menghasilkan penguatan perilaku. Bentuk-bentuk
perilaku dapat berupa hadiah, perilaku atau penghargaan. Sedangkan Reinforcement
negative yaitu terjadinya perilaku diikuti dengan penghapusan stimulus atau penurunan
intensitas stimulus, yang menghasilkan stimulus. Bentuk-bentuk reinforcement negative
antara lain menunda atau tidak memberikan penghargaan atau menunjukan perilaku tidak
senang.
 Extincion ( peniadaan )
Extincion adalah salah satu fenomena dalam kondisining klasik yang artinya adalah
menurunya frekuensi respon bersyarat bahkan akhirnya menghilangnya respon bersyarat
akibat ketiadaan stimulus alami dalam proses kondisioning atau secara singkat dapat
diartikan hilangnya perilaku akibat dari hilangnya reinforcement. Dalam setiap contoh,
sebuah perilaku yang telah dikuatkan untuk periode waktu tertentu, maka penguatan
perilaku tersebut tidak akan lama dan bagaimanapun perilaku akan berhenti, namun
kertika pemberhentiannya masih ada cara untuk dapat untuk melakukan kegiatan
tersebut.

 Punishment ( hukuman)
Punishment suatu pemberian stimulus yang mengikuti suatu perilaku mengurangi
kemungkinan berulangnya kembali perilaku tersebut. Suatu hukuman yang
konsekuensinya harus segera mengikuti langkah tersebut dan sebagai hasilnya perilaku
cenderung untuk tidak muncul kembali dimasa mendatang.3

 Cara mengubah kebiasaan perilaku sehat

Untuk mengubah kebiasaan perilaku sehat mempunyai beberapa tahap antara lain;

 Memberi readward
Metode pemberian reward adalah salah satu metode yang di gunakan untuk
dapat merubah perilaku seseorang. Pemberian reward dapat berupa
pemberian hadiah (barang, pujian dan lain-lain) sebagai motivasi yang
bertujuan agara seseorang lebih bersemangat untuk merubah perilaku
sehatnya. Dengan menggunakan metode pemberian reward maka seseorang
akan mendapatkan kesenangan atau kepuasan untuk melakukan sesuatu atau
menggubah perilakunya sehingga dapat menimbulkan perilaku yang
berulang untuk mencapai kepuasannya. Namun suatu reward bersifat
sementara atau tidak tetap dan ketika suatu reward di tiadakan maka
konsekuensi responnya akan melemah, ketikan respon itu melemah maka
harus ada alternative lain agar perubahan perilaku tersebut dapat bertahan.
Dalam kasus ini seorang ibu memberikan reward kepada anaknya yang
berusia 3 tahun dengan tujuan agar anaknya mau menggosok gigi.
Pemberian reward dengan cara memberikan koin setiap anak tersebut mau
menggosok giginya. Sang anak merasa senang mendapatkan koin tersebut
dan timbul kepuasan dan ingin terus menggulanggi kegiatan menggosok
giginya, namun ketika reward ditiadakan sang ibu dapat melakukan
alternative lain agara anaknya tetap mau melakukan perilaku sehatnya
seperti memberikan pujian karena giginya bagus.
b. Memberi hukuman
Metode pemberian hukuman adalah salah satu metode yang di gunakan untuk
dapat merubah perilaku seseorang. Perilaku ini cenderung dilakukan dan
membawa kosekuensi yang tidak menyenangkan dan cenderung ditekan.
Ketika sebuah reward ditiadakan maka akan melemahkan respon terhadap
perubahan perilaku dan sebagai alternative lain agar perubahan perilaku atau
cenderung menjadi kebiasaan maka digunakan metode hukuman.
Dalam kasus ini ketika sang ibu sudah meniadakan reward pemberian koin
kepada anak, maka respon sang anak untuk melakukan perubahan perilaku
akan melemah, sebagai tindakan lain sang ibu agar tetap sang anak
melakukan perubahan perilaku menggosok gigi menjadi kebiasaan maka ibu
memberikan hukuman. Seperti hukuman bagi sang anak, ibu tidak mau
mengantar kesekolah dan ketika mendengar hukuman sang ibu, anak
tersebut diharapkan memiki rasa takut dan dapat tetap meu menggosok
giginya

c. Memberi pengetahuan tentang perilaku sehat


Metode memberikan pengetahuan tetang perilaku sehat adalah metode yang
berikutnya untuk menerapkan perilaku hidup sehat. Pengertahuan berupa tujuan
dan kosekuensi dari setiap perubahan perilaku. Pemberian pengetahuan bertujuan
untuk seseorang dapat mengetahui tujuan dari suatu tindakan dan kosekuensi
apabila tidak menjalankannya.
Dalam kasus ini ketika seorang ibu ingin merubah perilaku sehat anaknya
untuk menggosok gigi, yang pertama kali ibu lakukan adalah memberi
pengetahuan tentang tujuan menggosok gigi dan kosekuensi apabila tidak
menggosok giginya. Pemberian pengetahuan ini diharapkan agar anak dapat
memahami tujuan memggosok gigi dan dapat menerapkannya serta dapat
mengetahui kosekuensi apabila anak tersebut tidak menggosok gigi maka akan
timbul rasa jera dan takut jika tidak menjalankannya.
Tujuan menggosok gigi:
Untuk menjaga enamel gigi agar terbebas dari kuman penyebab gigi
berlubang
Untuk menjaga gigi dari plak pada permukaan gigi
Terhindar dari penyakit periodontal
Serta juga dapat meningkatkan resistensi email terhadap keries
dengan menggurangi asam pada permukaan gigi.1
Konsekuensi tidak menggosok gigi
Gigi akan lebih mudah berlubang serta keropos.
Timbul plak pada permukaan gigi
Pada permukaan gigi yang kasar serta mengandung kuman plak
lebih mudah timbul jika tidak di bersihkan.
Peradangan gusi.
Gigi yang tidak dari sisa-sisa makanan akan menjadi sarang kuman,
kuman terebut akan mengakibakan peradangan gusi. Gusi akan
terlihat kemerahan, bengkak, dan mengeluarkan darah. Dan
peradangan inilah yang akan menyebabkan bau mulut.4

Bab III
Penutup

Kesimpulan

Perilaku hidup sehat adalah suatu perilaku tindakan yang dilakukan dengan tujuan
agar untuk meningkatkan kesehatan masyarakat serta menumbukan kesadaran untuk
dapat hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup sehat harus diterapkan sejak dini agar dari
kecil orang anak sudah dapat mengetahui dan membiasakan perilaku hidup sehat seperti
dalam kasus sekenario D ini. Dalam sekenario Dini anak yang berumur 3tahun sudah di
ajarkan oleh ibunya menggosok gigi walaupun dengan berbagai cara seperti memberi
reward ataupun hukuman hal tersebut dilakukan agar anak dari kecil sudah dibiasakan
perilaku hidup sehat seperti menggosok giginya.
Daftar Pustaka

1. Carpenito, Lynda Juall. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinis


Ed.9. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.
2. Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. Gizi Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: EGC; 2009.
3. Syah,M.2003.Psikologi Belajar. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.
4. Mumpuni Y, Pratiwi E.2007.Masalah dan solusi penyakit gigi.Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai