Anda di halaman 1dari 8

1.

Pendahuluan
Kanker payudara adalah kanker yang terjadi dan berkembang pada jaringan
payudara. Kanker ini merupakan kanker yang invasif (dapat merusak jaringan lain
disekitar kanker) terjadi umumnya pada wanita. Tanda-tanda klinis kanker payudara
yaitu terdapat benjolan pada payudara, terjadi perubahan bentuk pada payudara, kulit
pada payudara mengkerut, puting mengeluarkan cairan atau bercak darah sehingga
kulit seperti bersisik.. Kanker payudara umumnya paling banyak terjadi di dalam sel
yang melapisi saluran air susu dan lobulus yang mengisi saluran dengan air susu, serta
masih ada 18 tipe dari kanker payudara. Diagnosa kanker payudara dapat di pastikan
dengan melakukan biopsi dari benjolan yang terjadi payudara, kemudian setelah
diagnosa dipastikan barulah dilakukan tes lebih lanjut untuk memastikan kanker
sudah menyebar ke jaringan di sekitarnya atau belum ( metastasis). Faktor risiko
terjadinya metastasis kanker payudara meliputi : Jenis kelamin perempuan lebih
berisiko, obesitas, kurang olahraga, sering minum alkohol, penggantian hormon saat
menopause, paparan radiasi, usia dini pada menstruasi pertama dan usia lanjut Terapi
yang diberikan pada kanker payudara ini adalah dengan pemberian inhibitor estrogen
seperti tamoxifen atau raloxifene, terapi ini diberikan untuk mencegah terjadinya
metastasis kanker payudara. Tindakan bedah untuk pengangkat payudara merupakan
tindakan pencegahan pada wanita yang memiliko risiko tinggi untuk metastasis. Pada
pasien dengan metastasis yang sudah meluas dilakukan tindakan medis untuk
mengingkatkan kualitas hidupmya.

2. Faktor Risiko Dari Kanker Payudara


Yang berisiko terkena kanker payudara adalah jenis kelamin perempuan,
lanjut usia, genetika, lahir kurang bulan atau bayi kurang ASI, kelebihan hormon
estrogen, pola diet tertentu, paparan radiasi, mempunyai riwayat keluarga terkena
payudara kanker dan obesitas. Merokok juga dapat meningkat risiko kanker payudara.
Pada individu merupakan perokok aktif dan merokok dalam waktu yang lama, maka
risikonya meningkat 35% hingga 50%. Kontrasepsi oral juga dapat meningkatkan
risiko kanker payudara pada wanita yang premenoapause dan diet lemak tinggi,
konsumsi alkohol, obesitas dan kolesterol tinggi serta diet kekurangan yodium juga
dapat menimbulkan terjadinya kanker payudara.
Keluarga adalah salah satu faktor risiko yang berpengaruh penting untuk
terjadinya kanker payudara. Wanita dengan riwayat keluarga kanker payudara dapat
mewarisi beberapa mutasi genetik yang memodifikasi faktor risiko penyakit dan fitur
clinicopathologicl-nya. Hal itu merupakan karakteristik kanker payudara yang
diwariskan melalui keluarga Banyak penelitian telah mengungkap riwayat keluarga
kanker payudara memiliki beberapa faktor pendorong klinis yang spesifik
dibandingkan dengan kasus sporadis. Wanita yang didiagnosis dengan riwayat
keluarga positif biasanya terdiagnosa pada usia dini, kanker payudara bilateral,
stadium lanjut, keterlibatan kelenjar getah bening dan tidak memilik reseptor hormon
yang mengendalikan serta prognosisnya buruk.
3. Patofisiologi Kanker Payudara
Kanker payudara biasanya terjadi karena suatu interaksi antara faktor
lingkungan dan genetik. Jalur PI3K / AKT dan jalur RAS / MEK / ERK melindungi
sel-sel nomal dari apoptosis ( sel bunuh diri). Ketika gen memberikan signal sehingga
jalur ini bermutasi, sel menjadi tidak mampu melakukanapoptosis ketika sel sudah
tidak lagi diperlukan kemudian berlanjut pada perkembangan kanker. Mutasi ini
terbukti secara eksperimental dengan dukungan dari hormon estrogen. Selain itu dapat
terjadi kelainan pada pengsignalan faktor pertumbuhan yang dapat memfasilitasi
pertumbuhan sel ganas. Terlalu banyak efek dari leptini jaringan adipose pada
payudara menyebabkan peningkatan proliferasi sel dan kanker.
Riwayat keluarga yang mewariskan gen kanker payudara disebut hereditary
breast–ovarian cancer syndrome. Beberapa mutasi yang terkait dengan kanker,
seperti p53, BRCA1 dan BRCA2, terjadi dalam mekanisme untuk memperbaiki
kesalahan dalam DNA yang mengarah ke bagian yang tidak terkendali, kurangnya
keterikatan, dan metastasis ke organ yang jauh. Mutasi yang diwariskan pada Gen
BRCA1 atau BRCA2 dapat mengganggu perbaikan Hubungan silang DNA dan
untaian ganda DNA . GATA-3 secara langsung mengontrol ekspresi estrogen
receptor (ER) dan gen lain yang terkait dengan epitel diferensiasi. Hilangnya GATA-
3 menyebabkan penghambatan diferensiasi dan prognosis yang buruk karena
peningkatan kanker invasi sel dan metastasis jauh.

4. Gejala Klinis Kanker Payudara


Gejala yang pertama kali timbul pada kanker payudara biasanya adalah benjolan
yang berada area payudara. Selain itu gejala lain termasuk penebalan yang berbeda
dari jaringan payudara lainnya, satu payudara menjadi lebih besar atau lebih rendah,
mengubah posisi atau bentuk puting, kulit pada payudara terdapat lekukan, nipple
discharge, nyeri konstan di bagian payudara atau ketiak atau bengkak di bawah
ketiak.
Inflamasi yang terjadi pada kanker payudara biasanya muncul dengan rasa gatal,
nyeri, bengkak, puting terlipat kedalam, hangat dan kemerahan di seluruh payudara,
serta tekstur kulit jeruk ke kulit disebut sebagai peaud'orange. Penyakit Paget pada
payudara adalah jenis kanker payudara lain yang biasanya muncul kemerahan,
perubahan warna, atau pengelupasan kulit puting ringan. Lalu, kesemutan, gatal,
kepekaan meningkat, rasa sakit terbakar dan keluarnya cairan dari puting. Tumor
Phyllodes adalah gumpalan non-kanker yang bergerak terbentuk dalam stroma
payudara dan mengandung kelenjar sebagai serta jaringan stroma. Kanker payudara
diklasifikasikan atas dasar penampilan di bawah mikroskop sebagai tumor jinak
dengan batas jelas atau ganas. Kadang-kadang, kanker payudara bisa terjadi sebagai
metastasis dari kanker lain. Pada umumnya metastasis dapat terjadi pada tulang, hati,
paru-paru dan otak. Gejala bergantung pada jarak metastasis dan terjadi penurunan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan, demam, menggigil, nyeri tulang, sakit kuning
atau gejala neurologis.
5. Diagnosa Kanker Payudara
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan oleh petugas kesehatan dan
mamografi. Dua pemeriksaan tersebut merupakan pemeriksaan utama untuk diagnosa
kanker payudara. Jarum halus untuk aspirasi dan sitologikan juga membantu
membentuk mendiagnosis dengan tingkat akurasi yang baik. Tipe lain dari biopsi
termasuk biopsi inti atau biopsi eksisi, diseluruh gumpalan. Diagnosa lain seperti
ultrasound, computed tomography untuk memberikan dokter diagnosis yang akurat
dan penegakan diagnosa penyakit.
6. Klasifikasi Kanker Payudara
Kanker payudara sering diklasifikasikan sesuai dengan prognosis dan respon
terhadapnya pengobatan. Kanker payudara dideskripsikan dengan mencakup faktor
tersebut termasuk histopatologi, tingkat, tahap, status reseptor dan tes DNA. Sebagian
besar payudara kanker berasal dari lapisan epitel pada saluran atau lobulus, dan
kanker ini diklasifikasikan sebagai duktal atau karsinoma lobular. Karsinoma in situ
adalah pertumbuhan sel-sel prakanker di bagian tertentu dari payudara tanpa invasi
jaringan sekitarnya. Karsinoma yang invasif ke sekitarnya jaringan dan dapat
bermetastasis jauh dari jaringan payudara.
Membandingkan perbedaan penampilan payudara yang terkena kanker
payudara dan penampilan payudara normal dapat dilihat dengan membedakan
stadium kanker payudara. Sel kanker biasanya berdiferensiasi buruk atau tidak
berdiferensiasi. Pembelahan sel menjadi tidak terkontrol dan inti sel kurang seragam.
Patolog menjelaskan sel-sel dapat dibedakan sesuai dangan tingkatannya yaitu: sel
dengan diferensiasi baik (tingkat rendah), sel dengan diferensiasi yang cukup baik
(tingkat menengah), dan sel dengan differensiasi yang buruk (tingkat tinggi) sehingga
sel-sel semakin kehilangan fungsinya seperti yang terlihat pada sel-sel payudara
normal. Kanker dengan diferensiasi buruk memiliki prognosis terburuk
Stadium pada kanker payudara menggunakan sistem TNM didasarkan pada
ukuran tumor (T), apakah tumor memiliki atau tidak menyebar ke kelenjar getah
bening (N), dan apakah tumor memiliki metastasis (M). Stadium 0 adalah pra-kanker,
baik duktal karsinoma in situ atau karsinoma lobular in situ. Tahapan 1–3 berada di
dalam kelenjar getah bening payudara atau sekitarnya. Tahap 4 adalah kanker
metastatik yang memiliki prognosis paling buruk. Sel kanker payudara memiliki
reseptor di permukaannya dan di sitoplasma serta terdapat di nukleus (inti sel).
Penerima signal kimia seperti hormon mengikat reseptor-reseptor ini menyebabkan
perubahan sekunder dalam sel. Reseptor ini termasuk estrogen receptor (ER),
progesteron receptor (PR) dan HER2 reseptor. ER + sel kanker bergantung pada
estrogen untuk pertumbuhan sel kanker, sehingga sel kanker dapat diobati dengan
antiestrogen (egtamoxifen). Kanker payudara HER2 + yang tidak diobati umumnya
lebih agresif daripada kanker payudara HER2. Kanker yang tidak memiliki salah satu
dari tiga reseptor ini jenis disebut triple-negatif. Kanker payudara HER2+ biasanya
mengekspresikan reseptor untuk hormon lain, seperti androgen dan prolaktin.
7. Pencegahan Kanker Payudara
Cara mencegah kanker payudara yaitu dengan cara mengontrol berat badan
dengan diet, mengurangi atau menghindari konsumsi alkohol, berolaraga dan
memberikan ASI pada bayi (menyusui). Mengkonsumsi omega-3 dan kacang kedelai
juga dapat mengurangi risiko kanker payudara tetapi mengakibatkan terjadinya
tromboemboli dan kanker endometrium. Pemberian rekomendasi untuk
mengkonsumsi omega 3 dan kacang kedelai hanya untuk pencegahan pada wanita
yang berisiko tinggi terkena kanker payudara. Pencegahan dilakukan setidaknya lima
tahun setelah penghentian penggunaan obat-obatan.
8. Penatalaksanaan Kanker Payudara
Penatalaksanaan kanker payudara bergantung pada banyak faktor termasuk
stadium kanker dan usia pasien. Kanker payudara biasanya dirawat dengan operasi,
yang kemudian diikuti oleh kemoterapi atau terapi radiasi, atau keduanya. Kanker
dengan Reseptor hormon yang positif sering diobati dengan terapi penghambatan
hormon selama beberapa tahun. Antibodi monoklonal atau imunomodulator lainnya
mungkin diberikan dalam stadium lanjut dengan metastasis jauh.

PENATALAKSANAAN KANKER PAYUDARA

OPERASI TERAPI TERAPI


SISTEMIK RADIASI
K

KEMOTERAPI

IMUNOTERAPI

THERMOKEMOTERAPI

TERAPI ALTERNATIF

8.1. Operasi
Tergantung pada stadium dan jenis tumornya, lumpectomy mungkin perlu
dilakukan untuk semua jenis tumor pada payudara atau pengangkatan jaringan
payudara dalam jumlah yang lebih besar mungkin diperlukan. Bedah pengangkatan
seluruh payudara disebut mastektomi. Sebelum melakukan lumpektomi, perlu
menentukan lokalisasi untuk menusukan jarum dengan penempatan guidewire.
Mastektomi merupakan pengobatan yang sering dilakukan pada di kanker
payudara yang multifokal, payudara yang sebelumnya diobati dengan radioterapi dan
menjadi tumor relatif lebih besar dari ukuran payudara sebelumnya serta pada pasien
yang memiliki penyakit jaringan ikat sehingga mempersulit apabila di radioterapi.
Selama operasi, kelenjar getah bening di aksila juga dipertimbangkan untuk
pemindahan. Jika jaringan yang dihilangkan tidak memiliki batas yang jelas, maka
pengangkatan beberapa bagian dari pectoralis mayor otot mungkin diperlukan.
8.2. Terapi radiasi
Terapi radiasi adalah pengobatan adjuvan untuk sebagian besar wanita setelah
lumpektomi atau mastektomi. Tujuan dari radiasi adalah untuk mengurangi
kemungkinan kekambuhan. Radiasi terapi melibatkan penggunaan sinar X-energi
tinggi atau sinar gamma dengan target lokasi tumor. Radiasi ini sangat efektif dalam
membunuh sel kanker yang mungkin tersisa setelahnya operasi atau mencegah
kekambuhan setelah tumor diangkat. Pasien yang menjalani terapi radiasi selama
beberpa minggu biasanya mengalami kelelahan yang disebabkan oleh perbaikan
jaringan sehat akibat terapi radiasi ( dapat merusak jaringan yang sehat). Beberapa
pasien kanker payudara mengalami perubahan warna kulit yang seperti suntan
(kecoklatan) di daerah yang diterapi. Kulit yang gelap ini biasanya kembali normal
dalam satu hingga dua bulan setelah perawatan. efek samping lain termasuk kekakuan
otot, pembengkakan ringan, nyeri tekan pada payudara dan lymphedema. Setelah
operasi, terapi radiasi dan perawatan lain telah selesai, payudara yang pada pasien
tampak lebih kecil. Ini berhubungan dengan pengangkatan jaringan selama operasi
lumpektomi.
8.3. Terapi sistemik
Terapi sistemik dilakuakn menggunakan obat untuk mengobati sel kanker di
seluruh tubuh. Perawatan sistemik termasuk kemoterapi, terapi yang ditargetkan,
terapi kekebalan dan terapi hormonal.
8.3.1. Kemoterapi
Kemoterapi dapat dilakukan sebelum operasi, setelah operasi, atau pada
kanker payudara yang tidak dapat dioperasi. Pasien dengan yang masih memiliki
reseptor estrogen akan menerima terapi hormonal setelah kemoterapi selesai. Terapi
hormonal dengan diberikan tamoxifen kepada wanita premenopause untuk
menghambat reseptor estrogen, aromatase inhibitor diberikan kepada wanita
pascamenopause menurunkan jumlah estrogen dan GnRH- analog untuk menekanan
ovarium pada premenopause wanita yang berisiko tinggi kekambuhan.
8.3.2. Terapi yang ditargetkan
Terapi kanker payudara yang ditargetkan menggunakan obat-obatan yang
menghalangi pertumbuhan sel kanker payudara dengan cara tertentu.Misalnya, pada
pasien yang kankernya mengekspresikan protein HER2 secara berlebihan dapat
diberikan antibodi monoklonal yang dikenal sebagai trastuzumab untuk memblokir
aktivitas protein HER2 di sel kanker payudara. Selain itu, trastuzumab dapat
digunakan dengan kombinasi obat-obat kemoterapi untuk menunda pertumbuhan
kanker dan meningkatkan kelangsungan hidup pasien. Dari hasil penelitian,
trastuzumab dapat menundah kekambuhan kanker payudara hingga satu tahun dan
meningkatkan kelangsungan hidup.
Obat lain yang digunakan untuk terapi termasuk Inhibitor angiogenesis (mis.
bevacizumab) yang mencegah pertumbuhan pembuluh darah baru yang memberi
suplai oksigen dan nutrisi ke sel kanker.menginhibisi sinyal transduksi sehingga
memblokir sinyal di dalam sel kanker yang membantu untuk mengedarkan suplai
oksigen dan nutrisi, serta menghentikan pertumbuh kanker. Antibodi untuk hormon
reseptor lain seperti reseptor androgen dan reseptor prolaktin ada dalam juga tinggi
kanker payudara.
Biji Rami (Sumber tertinggi lignan mamalia) digunakan dalam penelitian pada
hewan dan menyebabkan pengurangan dan regresi tumor. Asupan 25 gram biji rami
setiap hari secara signifikan mengurangi proliferasi sel dan meningkat apoptosis pada
sel kanker payudara manusia. Itu penelitian awal ke biji rami menunjukkan bahwa biji
rami bisa secara signifikan mengubah pertumbuhan dan metastasis kanker payudara,
dan meningkatkan efek penghambatan tamoxifen kanker payudara tergantung
estrogen.
8.3.3. Imunoterapi
Sistem kekebalan tubuh dapat melawan banyak jenis tumor termasuk kanker
payudara. Sebuah uji klinis baru dirancang untuk menggunakan antigen oncofetal
(OFA) untuk mendapatkan sistem kekebalan tubuh pasien dan dapat menyerang sel-
sel kanker serta meningkatkan kelangsungan hidup pasien dan kualitas hidup. Setiap
pasien akan menerima tiga suntikan setiap bulan pada sel dendritik yang telah peka
terhadap OFA. Diperkirakan bahwa setelah sel-sel peka disuntikkan kembali ke
pasien, T-sel akan mencari OFA yang ditemukan pada sel kanker pasien, sehingga
menghasilkan suatu respon imun dengan membunuh sel kanker dan mencegah
penyebaran penyakit lebih lanjut.
Stimuvax adalah sebuah vaksin terapeutik kanker yang dirancang untuk
merangsang kekebalan tubuh. Merespon sel kanker yang mengekspresikan MUC1 dan
merespon kelebihan antigen glikoprotein pada sebagian besar kanker. Stimuvax
diperkirakan bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk
mengidentifikasi dan menghancurkan sel-sel kanker mengekspresikan MUC1.
8.3.4. Termochemoterapi
Heat treatment ditambahkan pada terapi kemoterapi untuk meningkatkan
penyusutan tumor median di lengan menyebabkan penyusutan sampai 88,4%,
sedangkan untuk kemoterapi saja penyusutan tumor median adalah 58,8%. Untuk
pengobatan termo-kemoterapi pada lengan hampir 80% sedangkan pada tumor
payudara memiliki pengurangan 80% atau lebih, dibandingkan dengan kemoterapi
saja hanya 20% .
8.3.5. Pengobatan Alternatif dan Tambahan
Penelitian terbaru, mulai mengobati wanita yang menderita kanker payudara
dengan prosedur yang dikenal sebagai cryoablasi. Keuntungan dari teknik ini adalah
alternatif bagi pasien yang tidak ingin melakukan operasi, mengurangi kunjungan di
rumah sakit dan mengurangi jaringan parut. Obat herbal tradisional juga digunakan
sebagai terapi tambahan untuk pengobatan kanker payudara. Hal itu terbukti berguna
untuk meningkatkan kualitas hidup.

9. Prognosis Kanker Payudara


Prognosis biasanya tergantung pada banyak faktor termasuk stadium, tingkat,
kekambuhan, usia dan kesehatan pasien. Stadium kanker payudara adalah faktor yang
paling penting. Semakin tinggi stadium saat diagnosis, semakin buruk prognosisnya.
Tingkat kanker payudara dinilai dengan perbandingan sel kanker payudara dengan sel
payudara normal. Sel kanker terdiferensiasi dengan baik, maka sel kanker semakin
lambat pertumbuhannya dan semakin baik prognosisnya. Jika sel-sel tidak
terdiferensiasi dengan baik, sel kanker akan cepat pertumbuhannya dan akan
membelah lebih cepat serta cenderung untuk menyebar (metastasis).
Adanya reseptor estrogen dan progesteron di sel kanker penting dalam
pengobatan. Apabila saat pasien dites untuk mengetahuai ada tidaknya reseptor
estrogen dan progesteron dan memiliki hasil negatif (tidak memiliki resepror) maka
terapi hormon yang di berikan tidak mmberikan hasil. Status HER2 mempengaruhi
prognosis penyakit. Pasien yang sel-sel kankernya positif untuk HER2 memiliki
penyakit yang lebih agresif dan dapat diobati dengan trastuzumab, antibodi
monoklonal yang mempengaruhi protein ini dan meningkatkan prognosis. Perempuan
yang lebih muda cenderung memiliki prognosis yang lebih buruk daripada wanita
pasca menopause karena beberapa faktor. Wanita muda mungkin tidak menyadari
perubahan yang terjadi di payudaranya. Sehingga terlamabat untuk terdiagnosa.

10. Kesimpulan
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang paling sering terjadi pada
wanita di seluruh dunia. Diagnosis dini adalah langkah pertama untuk pengobatan
yang efektif. Pengobatan dilakukan secara berkala yang terdiri dari terapi kombinasi
untuk mencapai yang tingkat penyembuhan yang tinggi dan mengurangi risiko
kekambuhan.
TUGAS AKM
REVIEW JURNAL KESEHATAN INTERNASIONAL

Disusun Oleh :
Aulia Tri Tusri Suryanti 16700146

Kelas D-2016

Dosen Pengampuh :
Nur Khamidah, S.Km, M.PH

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai