BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Motivasi Kerja (Nasir dan Muhith, 2011: 21)
2.1.1 Pengertian
adalah motive yang juga telah diadaptasi dalam bahasa Melayu menjadi motif,
yaitu maksud/tujuan. Kata motif sering kali diartikan dengan istilah dorongan.
Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat.
Jadi, motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia
untuk bertingkah laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu.
Tidak dapat dipungkiri, setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu
kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi
intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi
membuat manusia menuju suatu keinginan yang dikehendaki yang timbul dari hati
6
7
Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiki daya tarik tersendiri bagi
individu dapat dilihat dari beberapa indikator, di antaranya adalah sebagai berikut.
1) Durasi kegiatan.
2) Frekuensi kegiatan.
kesulitan.
7) Tingkat kualifikasi prestasi atau produk (output) yang dicapai dari kegiatan
yang dilakukan.
8) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan. Dengan kata lain, motivasi merupakan
2) Kebutuhan akan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, tetapi
4) Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin
dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia tersebut, yang jelas adalah
bahwa sifat, jenis, dan intensitas, kebutuhan manusia berbeda satu dengan yang
lainnya. Hal ini dikarenakan manusia merupakan individu yang unik. Hal ini jelas
bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, tetapi juga bersifat
sebagai tingkatan, atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya adalah
bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama,
kedua, ketiga, dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan
ketiga tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman dan
seterusnya.
prestasi atau need for achievement (NAch), yang menyatakan bahwa motivasi
tugas atau pekerjaan yang sulit. Biasanya kebutuhan ini bersifat menguasai,
kendala untuk mencapai standar yang tinggi sehingga hal tersebut merupakan
peforma puncak untuk dirinya sendiri. Teori ini juga membahas bahwa manusia
harus mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain dan meningkatkan
karakterisistik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri
Teori Alderfer dikenal dengan akronim EGR. Akronim AGR dalam teori
dengan pihak lain), dan G = growth (kebutuhan akan pertumbuhan). Jika makna
tiga istilah tersebut didalami, akan tampak dua hal penting. Pertama, secara
konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh
Maslow dan Alderfer. Oleh karena existence dapat dikatakan identik dengan
hierarki pertama dan kedua teori Maslow; relatedness senada dengan hierarki
kebutuhan ketiga dan keempat, dan growth mengandung makna sama dengan self
diri pada kondisi objektif yang dihadapainya, salah satunya dengan memusatkan
dengan teori Teori Dua Faktor dari motivasi, yaitu factor motivasi dan factor
hygiene atau pemeliharaan. Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasi
intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang. Sementara itu, yang
sifatnya ekstrinsik, yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan
yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier, dan pengakuan orang
dalam organisasi, kondisi kerja, dan system imbalan yang berlaku. Salah satu
memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam
ekstrinsik.
12
mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai teori harapan. Menurut teori
ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seseorang
dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil
yang diinginkannya itu. Artinya, bila seseorang sangat menginginkan sesuatu dan
sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorng menginginkan sesuatu dan
harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan
sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya jika,
berupaya akan menjadi rendah. Pada kalangan ilmuwan dan para praktisi
menajemen sumber daya manusia, teori harapan ini mempunyai daya tarik
cara-cara yang paling tepat untuk mewujudkan keinginan itu. Penekanan ini
selalu mengetahui secara pasti apa yang diinginkannya, apalagi cara untuk
memperolehnya.
Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas sebelumnya dapat
ditentukan pula oleh konsekuensi eksternal dari perilaku dan tindakannya. Hal ini
berarti, dari berbagai factor yang ada pada seseorang, faktor di luar diri seseorang
juga turut berperan sebagai penentu dalam mengubah perilaku. Dalam hal ini,
berlakulah apa yang dikenal dengan apa yang dikenal dengan hukum pengaruh,
Contoh yang sangat sederhana ialah seorang juru ketik yang mampu
menyelesaikan tugasnya dengan baik dalam waktu singkat, maka juru ketik
tersabut mendapat pujian dari atasannya. Pujian tersebut berakibat pada kenaikan
gaji yang dipercepat. Oleh karena juru ketik tersebut menyenangi konsekuensi
perilakunya tersebut, ia lalu terdorong bukan hanya bekerja lebih tekun dan lebih
ialah seorang pegawai yang datang terlambat berulang kali mendapatkan teguran
pegawai tersebut berakibat pada modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat pada
waktunya di tempat tugas. Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang
manusia yang harus selalu diakui dan dihormati, cara-cara tersebut ditempuh
Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang
bahwa model tersebut ialah apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan
seseorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat
internal maupun eksternal. Hal yang termasuk pada faktor eksternal adalah
sebagai berikut.
2) Harga diri.
3) Harapan pribadi.
4) Kebutuhan.
5) Keinginan.
6) Kepuasan kerja.
2012: 89).
1) Prinsip Partisipatif
2) Prinsip Komunikasi
dimotivasi.
pemimpin.
harapan pemimpin.
16
memberikan tugas sebagai suatu strategi dalam memotivasi staf. Kegiatan yang
sebagai berikut.
yang bermakna
9) Meminta tanggapan dan masukkan kepada staf terhadap keputusan yang akan
dibuat di organisasi
10) Memastikan bahwa staf mengetahui dampak dari keputusan dan tindakan
6) Standart procedur: seseorang yang selalu berpegang pada standar yang ada
dan menolak aktivitas yang kurang atau tidak memenuhi kriteria standar
pengembangan
18
8) Feedback giver: seseorang yang memberikan umpan balik, baik secara tulus
11) Idea bouncer: seseorang yang selalu berdiskusi dan mendengarkan pendapat
anda
12) Problem solver: seseorang yang akan membantu anda dalam mengidentifikasi
motivasi pada semua tingkatan, khusunya untuk kepuasan staf dan untuk tetap
bertahan bekerja pada institusi tersebut. Sikap yang positif, semangat, produktif,
dan melaksanakan kegiatan dengan baik merupakan faktor utama yang harus
dimiliki manajer. Terjadinya “burn out” salah satunya disebabkan oleh sikap
manajer yang kurang positif. Oleh karena itu, secara kontinu manajer selalu
staf.
19
perawatan diri. Ada beberapa strategi untuk mempertahankan self care (Menurut
Summer, 1994 dikutip dalam Nursalam, 2012: 91), yaitu sebagai berikut.
5) Menurunkan harapan yang terlalu tinggi dari diri anda dan orang lain
6) Mengenali keterbatasan/kelemahan
10) Menanakan bahwa semua yang anda kerjakan adalah untuk keselamatan umat
Menurut Hans Selye (1982) dikutip dalam Iyus Yosep (2011: 46) stres
merupakan respons tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap tuntutan atau
mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat
20
mengatasi tugas yang dikatakan itu, maka tubuh berespon dengan tidak mampu
Stres adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan
psikologis. Biasanya stres bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai
kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stres tersebut maka penyakit fisik bisa
muncul akibat lemah dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut (Teguh
Stres adalah reaksi dari tubuh (respons) terhadap lingkungan yang dapat
memproteksi diri kita yang juga merupakan bagian dari sistem pertahanan yang
membuat kita tetap hidup. Stres adalah kondisi yang tidak menyenangkan dimana
manusia melihat adanya tuntutan dalam suatu situasi sebagai beban atau diluar
Patel (1996), stres merupakan reaksi tertentu yang muncul pada tubuh yang bisa
(threat), atau ketika harus berusaha mengatasi harapan-harapan yang tidak realitas
Jadi stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan,
Menurut Aziz Alimul Hidayat (2009: 56) ditinjau dari penyebabnya, stres
yang tinggi atau yang sangat rendah, suara yang bising, sinar matahari atau karena
Stres ini disebabkan karena zat kimia seperti adanya obat-obatan, zat
beracun asam basa, faktor hormone atau gas dan prinsipnya karena pengaruh
senyawa kimia.
Stres ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri atau
parasit.
Menurut Teguh Wangsa G.H.W (2010: 22) dilihat dari efeknya stres oleh
1) Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan
2) Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang tidak sehat, negatif dan
Menurut Hj. Sumiati, dkk (2010: 78) menurut prosesnya dalam hal
menghadapi stres memiliki respon yang berbeda-beda, tetapi secara umum respon
tubuh dalam bereaksi dikenal sebgai alam stage. Apabila ada rasa takut atau
otot berkontraksi.
Pada tingkat ini individu berada pada mekanisme bertahan, biasa disebut
rasa kecewa diatasi dengan humor rasa tidak senang dihadapi dengan sikap ramah
Jika stres berlangsung lama, akan memasuki tingkat ketiga, tubuh tidak
lagi mempunyai senjata untuk melawan stres. Pada keadaan ini, orang biasanya
jatuh sakit. Gejala psikosomatis, antara lain: gangguan pencernaan, mual, diare,
lainnya. Kadang-kadang muncul gejala lain, seperti tidak mau makan atau makan
terlalu banyak, terlebih lagi jika diperberat dengan kejadian-kejadian yang datang
bersamaan, seperti ditinggal orang tua yang disayangi, di PHK, pensuin, musibah
Menurut Van Amberg (1979) dikutip dari Aziz Alimul Hidayat (2009: 59),
stres yang dialami seseorang dapat melalui tahapan. Tahapan stres terbagi menjadi
1) Tahap Pertama
Merupakan tahap yang ringan dari stres yang ditandai dengan adanya semangat
berkurang.
2) Tahap Kedua
Pada tahap stres tahap kedua ini seseorang memiliki stres sebagai berikut
adanya perasaan letih sewaktu bangun pagi yang semestinya segar, terasa lelah
sesudah makan siang, cepat lelah menjelang sore, sering mengeluh lambung
24
atau perut tidak nyaman, denyut jantung berdebar-debar lebih dari biasanya,
otot-otot punggung dan tengkuk semakin tegang dan tidak bisa santai.
3) Tahap Ketiga
Pada tahap ketiga ini apabila seseorang mengalami gangguan seperti pada
lambung dan usus seperti adanya keluhan gastritis, buang air besar tidak
teratur, ketegangan otot semakin terasa, perasaan tidak tenag gangguan pola
tidur seperti sukar mulai untuk tidur, terbangun tengah malam dan sukar untuk
4) Tahap Keempat
Tahap ini seseorang akan mengalami gejala seperti segala pekerjaan yang
diketahui penyebabnya.
5) Tahap kelima
Stres tahap ini ditandai dengan adanya kelelahan fisik secara mendalam, tidak
semakin meningkat.
6) Tahap keenam
Tahap ini merupakan tahap puncak dan seseorang mengalami panik dan
perasaan takut mati dengan ditemukan gejala seperti detak jantung semakin
25
1) Stres Ringan
Stres ringan adalah stresor yang dihadapi setiap orang secara teratur umumnya
dikritik. Situasi seperti ini biasanya berakhir dalam beberapa menit atau
beberapa jam dan biasanya tidur akan menimbulkan penyakit kecuali juka
2) Stres sedang
Terjadi lebih lama, dari beberapa jam sampai beberapa hari. Misalnya
3) Stres berat
Merupakan stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa tahun.
Menurut rasmun (2010: 10) sumber stres dapat berasal dari dalam tubuh
dan luar tubuh, sumber stres dapat berupa biologik/fisiologik, kimia, psikologik,
sosial dan spiritual, terjadinya stres karena stressor tersebut dirasakan dan
kecemasan yang merupakan tanda umum dan awal dari gangguan kesehatan fisik
1) Stressor biologik dapat berupa : mikroba; bakteri virus dan jasad renik lainnya,
hewan, binatang bermacam tumbuhan dan makhluk hidup lainnya yang dapat
individu.
2) Stressor fisik dapat berupa; perubahan iklim, alam, suhu, cuaca, geografi; yang
lain-lain.
3) Stressor kimia; dari dalm tubuh dapat berupa serum darah dan glukosa
sedangkan dari luar tubuh dapat berupa obat, pengobatan, pemakain alkohol,
peran, percaya diri yang rendah, perubahan ekonomi emosi yang negatif, dan
kehamilan.
Tuhanan.
Menurut Abdul Nasir dan Abdul Muhith (2011: 85) sumber-sumber stres
Terkadang sumber stres berasal dari dalam diri individunya sendiri. Salah satu
yang dapat menimbulkan stres dari pribadi sendiri adalah melalui penyakit
yang diderita oleh seseorang. Menjadi sakit menempatkan demans pada sistem
biologis dan psikologis, dan tingkatan stres yang dihasilkan oleh demans
tersebut bergantung tersebut bergantung pada keseriusan penyakit dan usia dari
orang tersebut. Hal lain yang dapat menimbulkan stres dari individu sendiri
terjadi konflik dalam diri sesorang dan biasanya orang tersebut berada dalam
suatu kondisi dimana dia harus menentukan pilihan tersebut sama pentingnya.
bertolak belakang. Dari banyak stresor dalam keluarga, ada tiga hal yang
penuh dengan stres untuk semua anggota keluarga karena mereka harus
28
kondisi keuangan.
c. Anggota keluarga yang sakit, cacat, dan mati, yang pada umumnya
Jika kita terlepas dari stres akibat pekerjaan, sangatlah penting untuk
mengevaluasi gaya bekerja. Kepuasan kerja dan kecocokan antara kita dengan
atasan dan bawahan, serta organisasi. Mereka yang merasakan sedikit stres
seseorang adalah lebih baik. Hubungan yang dibuat orang diluar lingkungan
bahwa hampir semua orang pada suatu saat dalam kehidupannya mengalami
a. Beban pekerjaan yang terlalu tinggi, sebagai akibat dari keinginan untuk
kemampuannya.
Bentuk aktivitas lain yang dapat menimbulkan stres adalah pada waktu
akan diadakannya evaluasi kinerja karyawan, yang merupakan suatu prioses yang
29
sulit, baik untuk supervisor maupun karyawannya. Beberapa aspek dari pekerjaan
pencahayaannya).
d. Kurangnya pengakuan dari atasan atas hasil kerja yang baik dan tidak adanya
Menurut Hawari (2000) dikutip dari Hj. Sumiati (2010: 82) stres psikososial
2.2.5.1 Perkawinan
kebanyakan anak, kenakalan anak, anak sakit, hubungan yang tidak baik dengan
menyebabkan stres yang pada gilirannya seseorang dapat jatuh dalam depresi dan
kecemasan.
30
Gangguan ini dapat berupa hubungan dengan kawan dekat yang mengalami
konflik, konflik dengan pacar, antara atasan dan bawahan, dan lain-lain. Konflik
2.2.5.4 Pekerjaan
masalah pekerjaan ini, misalnya pekerjaan terlalu banyak, pekerjaan tidak cocok,
lain.
dalam lingkungan yang rawan (kriminalitas), dan lain-lain. Rasa terancam dan
tidak merasa aman, ini amat menggangu ketenangan dan ketentraman hidup
2.2.5.6 Keuangan
usaha, soal warisan, dan lain-lain. Problema keuangan sangat berpengaruh pada
kesehatan jiwa seseorang dan sering kali masalah keuangan ini merupakan faktor
2.2.5.7 Hukum
stres pula, misalnya tuntutan hukum, pengadilan, penjara, dan lain-lainl. Stres
dibidang hukum ini dapat menyebabkan seseorang jatuh dalam depresi dan
kecemasan.
2.2.5.8 Perkembangan
maupun mental seseorang, misalnya masa remaja, masa dewasa, menopouse, usia
lanjut, dan lain-lain. Kondisi setiap perubahan fase-fase tersebut diatas untuk
Dalam hal penyakit yang banyak menimbulkan depresi dan kecemasan adalah
Yang dimaksud adalah faktor stres yang dialami oleh anak dan remaja yang
disebabkan oleh kondisi keluarga yang tidak baik, yaitu sikap orang tua, misalnya:
1) Hubungan kedua orang tua yang dingin atau penuh ketegangan atau acuh tak
acuh.
2) Kedua orang tua jarang dirumah dan tidak ada waktu bersama anak-anak
6) Orang tua dalam mendidik anak kurang sabar, pemarah, keras, dan otoriter.
2.2.5.11 Lain-lain
antara lain: bencana alam, kebakaran, perkosaan, kehamilan diluar nikah dan
sebagainya.
Menurut Taylor (1991), dalam Videbeck (2008), dikutip dari Abdul Nasir &
Abdul Muhith (2011: 88), menyatakan bahwa stres dapat menghasilkan berbagai
dapat berguna sebagai indikator terjadinya stres pada individu dan mengukur
tingkat stres yang dialami individu. Respon stres dapat terlihat dalam berbagai
aspek berikut.
3) Respons emosi. Dapat muncul sangat luas, menyangkut emosi yang mungkin
4) Respons tingkah laku. Dapat dibedakan menjadi fight, yaitu melawan situasi
Menurut Hans Selye (1946) dikutip dari Abdul Nasir & Abdul Muhith (2011: 89),
telah melakukan riset terhadap dua respons fisiologis tubuh terhadap stres, yaitu
a. Respons yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua sistem.
Merupakan respons fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stres. Respons yang
terlibat didalamnya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Pada
beberapa buku teks GAS sering disamakan dengan neuroendokrin. GAS dibagi
denyut nadi, ketegangan otot, dan daya tahan tubuh menurun. Fase alarm
34
menghundar”. Respons ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila
stresor masih menetap, maka individu akan masuk kedalam fase resistensi.
jantung, tekanan darah, dan curah jantung. Hasil tersebut terjadi karena
individu tersebut berupaya beradaptasi dengan stresor, jka ini berhasil tubuh
akan memperbaiki sel-sel yang rusak. Bila gagal, maka individu tersebut
akan jatuh pada tahapan terakhir dari GAS, yaitu fase kehabisan tenaga.
kematian. Pada tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis,
Menurut Lazarus dan Folkman (1984) dikutip dari Nasir dan Muhith
(2011: 93), proses mekanisme koping bukan hanya satu kejadian karena koping
sebaiknya dilihat sebagai suatu dynamic series. Stres yang muncul pada anak akan
mengubah kognitif secara konstan dan usaha tingkah laku untuk mengatasi
tuntutan internal atau eksternal yang dinilai membebani atau melebihi sumber
daya yang dimiliki individu. Koping yang dilakukan ini berbeda dengan perilaku
adaptif otomatis karena koping membutuhkan suatu usaha, yang apabila usaha
Koping dipandang sebagai suatu usaha untuk menguasai situasi menekan, karena
tidak sesuai situasi tersebut dapat benar-benar dikuasai. Maka, koping yang efektif
untuk dilakukan adalah koping yang membantu seseorang untuk menoleransi dan
menerima situasi menekan dan tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat
dikuasainya.
36
Menurut Lazarus dan Folkman (1984) dikutip dari Abdul Nasir dan Abdul
Muhith (2011: 93), dalam melakukan koping, ada dua strategi yang bisa
dilakukan.
Problem focused coping yaitu usaha mengatasi stres dengan cara mengatur atau
demans dari situasi yang penuh dengan stres atau memperluas sumber untuk
coping apabila mereka percaya bahwa sumber atau demans dari situasinya
dapat diubah. Strategi yang dipakai dalam Problem focused coping antara lain
sebagai berikut.
menekan dengan cara yang agresif, tingkat kemarahan yang cukup tinggi,
Emotion focused coping, yaitu usaha mengatasi stres dengan cara mengatur
respons emosional dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan
ditimbulkan oleh suatu kondisi yang dainggab penuh tekanan. Emotion focused
dan kognitif. Strategi ynag digunakan dalam Emotion focused coping antara
menekan
untuk membuat semuanya untuk menjadi lebih baik. Strategi ini baik,
terlebih bila masalah terjadi karena pikiran dan tindakannya sendiri. Namun,
strategi ini menjadi tidak baik bila individu tidak seharusnya bertanggung
situasi tersebut atau menghindarinya dengan beralih pada hal lain seperti
masalah yang menurutnya sulit untuk dikontrol (Lazarus dan Folkman, 1984).
namun tidak semua strategi koping pasti digunakan oleh individu (Taylor, 1981).
Para peneliti menemukan bahwa pengguna strategi Emotion focused coping oleh
menekan, serta tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya. Sesuai
mengacu pada lima fungsi tugas koping yang dikenal dengan istilah coping task,
untuk memperbaikinya.
baik.setelah koping dapat memenuhi sebagian atau semua fungsi tugas tersebut,
maka dapat dilihat bagaimana coping outcome yang dialami tiap individu. coping
39
a. Ukuran fungsi fisiologis, yaitu koping dinyatakan berhasil bila koping yang
seperti menurunnya tekanan darah, detak jantung, detak nadi, dan sistem
pernapasan.
stres dan seberapa cepat ia dapat kembali pada keadaan seperti sebelum
berhasil jika koping tersebut dapat mengurangi rasa cemas dan depresi pada
individu.
Ada begitu banyak hal yang membuat kita stres, seperti yang telah
dibagian sebelumnya. Untuk menangani stres tentu saja lebih dulu kita mencari
sumber masalah yang membuat kita akhirnya mengalami stres. Arnold Lazarus
menemukan tujuh bidang pencetus stres yang perlu kita waspadai antara lain
sebagai berikut.
1) Perilaku (Behavior)
Perilaku yang buaruk dipercaya berandil besar pada terjadinya stres. Anggab
keaadanpun menjadi buruk akibat reaksi yang kurang baik sehingga keadaan
menjadi lebih buruk. Pada akhirnya, semua kembali pada tubuh kita yang
akhirnya membuat sttres. Untuk mengatasi stres karena perilaku yang buruk,
40
tidak ada pilihan lain kecuali kita mengubah sikap dan perilaku kita menjadi
positif. Hal ini akan mengurangi tingkat stres dalam hidup. Reaksi terhadap
2) Perasaan (affect)
Sikap yang termasuk dalam affect diantaranya: emosi, mood, dan berbagai
perasaan lain, misalnya sifat mudah marah atau emosional perlu diatasi, sebab
bisa memicu stres. Jangan berfikir bahwa sifat mudah marah, cepat emosional,
dan mood yang buruk adalah sifat pembawaan yang tidak mungkin diubah.
Untuk mnegubah sifap yang mengakar kuat karena kebiasaan dan bentukan
lingkungan, membutuhkan proses yang panjang dan kemauan diri yang kuat,
tetapi jika kita berani dan mau mengubah sifat-sifat buruk tersebut, kita akn
Misalnya tubuh kita sakit atau merasa nyeri, atau kita mengalami kelelahan
tubuh yang luar biasa akibat aktivitas pekerjaan, maka hal ini bisa juuga
dan baiknya kita memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat. Ingatlah
harus berjalan dengan seimbang. Ada waktunya untuk bekerja, tetapi ada
Itulah alasan mengapa Tuhan memerintahkan kita untuk memelihara hari sabat,
yaitu agar kita juga memiliki waktu untuk beristirahat secara cukup.
41
Mentalitas yang buruk, seperti perasaan gagal, tidak bisa melakukan segala
sesuatu, perasaan tidak berguna atau berfikir bahwa dirinya ditakdirkan untuk
miskin dan gagal bisa mengakibatkan stres. Kita harus belajar untuk memiliki
cara pandang yang positif terhadap diri kita sendiri. Ingatlah, bahwa kita adalah
ciptaan Tuhan yang luar biasa. Ingatlah bahwa ada potensi yang luar biasa
yang Tuhan percayakan didalam diri kita. Jika kita memiliki masalah dengan
hal ini, saya sarankan untuk membaca ayat-ayat kitab suci masing-masing
Filosofi yang terlalu “harus, mesti, tidak bisa tidak, mutlak” bisa berujung pada
stres. Contohnnya, saya harus jadi nomor satu kalau tidak hidupku tidak berarti
apa-apa. Saya harus bisa menangani semua pekerjaan yang dibebankan kepada
saya. Saya harus sempurna dan tidak boleh gagal. Sikap-sikap tersebut
memang bisa memacu kita untuk menjadi lebih baik, namun bukan berarti
menjadi ukuran pencapaian kesuksesan. Jangan buat standar hidup yang terlalu
Hubungan kita dengan orang-orang di sekitar kita perlu kita cermati,. Jika
hubungan kita sedang bermasalah, tak perlu heran kalau akhirnya untuk
membuat kita menjadi stres misalnya kita memiliki masalah serius dengan
anak-anak, menghadapi atasan yang otoriter dan terlalu menekan kita, atau
memiliki masalah dengan rekan kerja atau dikhianati teman. Jika tidak segera
42
diatasi, hal tersebut bisa berujung pada stres. Cara terbaik untuk mengatasi
masalah dengan orang-orang yang ada disekitar kita adalah dengan saling
menghargai. Dengan saling menghargai, kita bisa belajar untuk lebih sabar
7) Obat-obatan (drugs)
Menurut penelitian medis, obat memang diperlukan untuk mengatasi rasa sakit,
tetapi ketergantungan akan obat bisa memicu terjadinya stres. Hal ini
tertentu. Segala sesuatu dapat menjadi berbahaya jika sudah mengikat dan
menjadi malu. Keadaan ini perlu ditangani secara serius, baik dengan
Menurut Hawari (2001) dikutip dari Sumiati (2010: 97), mengatakan bahwa
selain mengganggu sistem tubuh stres juga menyebabkan hal-hal sebagai berikut,
yaitu:
1) Mengganggu perasaan, seperti gelisah, sedih, merasa rendah diri, iri hati,
2) Mengganggu pikiran, seperti tidak dapat berfikir secara jernih, sering lupa,
tidak cerdas, sehingga tidak mampu membuat keputusan secara cepat dan
sistematis.
mengganggu kewajaran sikap dan tindakan seseorang merasa sedih yang amat
sangat.
Sementara menurut Hans Selye (1996) dikitip dari Hj. Sumiati (2010: 97),
1) Kecemasan
Respon yang paling umum merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri
dengan suatu penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan adalah emosi
janttung berdebar, keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi
sebagai ancaman. Merupakan reaksi umum lain terhadap situasi stres yang
dan orang melakukan serangan secara kasar dengan jalan yang tidak wajar.
orang.
3) Deperesi
Menurut Potter, et all (1998) dikutip dalam Rasmun (2010: 55), strategi
seorang ibu yang berhenti bekerja untuk mengasuh dan merawat ibunya.
Setelah anaknya besar dan sekolah ibu tersebut stres karena berkurangnya
2) Menghindari perubahan
Yaitu suatu upaya yang dilakukan untuk tidak melakukan perubahan yang tidak
perlu atau dapat ditunda. Misalnya seorang ibu rumah tangga yang ditinggal
suaminya meninggal dunia sehingga mempunyai dua anak yang belum sekolah,
kenangan semasa hidup yang pernah dialami. Maka sebaiknya pindah rumah
diri beradaptasi dengan stresor, keuntungan dari alokasi waktu ini adalah dapat
4) Pengelolaan waktu
Teknik ini sangat berguna untuk individu yang tidak dapat mengerjakan
berbagai hal dalam waktu yang bersamaan, individu membuat daftar tugas
5) Memodifikasi lingkungan
sumber stresor secara realistis akan mengurangi stres contoh: seorang istri yang
kedalam lemari untuk disimpan, demikian juga pakaian, sepatu yang biasanya
6) Katakan “tidak”
Adalah cara lain untuk mengurangi kecemasa, atau perasaat yang tidka
mengatakan “tidak”.
a. Latihan teratur
c. Istirahat
dan ketenagan mental. Untuk itu klien perlu belajar relaksasi agar dapat
Keadaan stres harus dicermati dan direspon secara baik, karena stres ringan
yang mulanya dianggab sepele jika tidak dikelola dengan baik dapat
merupakan masalah besar yang akan dihadapi oleh individu. Oleh karena
e. Sistem pendukung
memberi nasehat dan dorongan emosi sangat berguna bagi seseorang yang
Klien dibantu untuk meningkatkan harga diri, strategi ini ditempuh karena
dapat mengurangi stres secara positif. Jika klien dapat megidentifkasi aspek
positif dari dirinya maka ia akan dapat memfokusakan perhatian pada hal-
Menurut Aziz Alimul Hidayat (2009 : 63), untuk mencegah dan mengatasi
stres agar tidak sampai ketahapan yang paling berat, maka dapat dilakukan dengan
cara :
Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara efektif dalam mengatasi atau
mengurangi stres melalui makanan dan minuman yang halal dan tidak
berlebihan, dan mengatur jadwal makan secara teratur, menu bervariasi, hindari
Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres karena
dengan istirahat maka tidur yang cukup akan memulihkan keletihan fisik dan
Olahraga dan latihan teratur adalah salah satu cara untuk meningkatkan daya
tahan dan kekebalan fisik maupun mental. Olahraga dapat dilakukan dengan
cara jalan pagi, lari pagi minimal dua kali seminggu dan tidak perlu lama-lama
yang penting menghasilkan keringat setelah itu mandi dengan air hangat untuk
memulihkan kebugaran.
4) Berhenti merokok
Berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres karena dapat
tubuh.
48
ketahanan tubuh akan semakin baik, segala penyakit dapat dihindari karena
stres karena mudah menurunkan daya tahan tubuh terhadap stres. Keadaan
terhadap stres.
7) Pengaturan waktu
dilakukan dengan cara menggunakan waktu secara efektif dan efisien serta
8) Terapi psikofarmako
alami dengan cara memutuskan jaringan antara psiko neuro dan imunologi
dan psikomotor yang dapat menggangu organ tubuh yang lain. Obat-obatan
9) Terapi somatik
Terapi ini hanya digunakan pada gejala yang ditimbulkan akbibat stres yang
dialami sehingga diharapkan tidap dapat menggangu sistem tubuh yang lainya.
10) Psikoterapi
kehidupan seseorang harus sehat secara fisik, psikis, sosial dan sehat spiritual
koping yaitu koping yang befokus pada emosi dan koping yang berfokus pada
masalah. Penggunaan koping yang berfokus pada emosi dengan cara pengaturan
respons emosional dari stres melalui perilaku individu seperti cara meniadakan
stres adalah relaksasi, restrukturasi kognitif, medutasi, terapi multimodel dan lain-
lain (Hawari, 2002) dikukutip dalam Aziz Alimul Hidayat (2010: 65)
Tingkat stres adalah hasil penilaian terhadap berat ringannya stres yang
dialami seseorang. Tingkatan stres ini bisa diukur dengan banyak skala.
42) atau lebih diringkas sebagai Depression Anxiety Stres Scale 21 (DASS 21)
Anxiety Stres Scale 42 (DASS) terdiri dari 42 item dan Depression Anxiety Stres
Scale 21 terdiri dari 21 item. DASS adalah seperangkat skala subjektif yang
dibentuk untuk mengukur status emosional negatif dari depresi, kecemasan dan
mengenai status emosional, tetapi untuk proses yang lebih lanjut untuk
digunakan baik itu oleh kelompok atau individu untuk tujuan penelitian (Crawford
Tingkatan stres pada instrumen ini berupa normal, ringan, sedang, berat,
dan perilaku. Jumlah skor dari pernyataan item tersebut memiliki makna 0-29
(normal); 30-59 (ringan); 60-89 (sedang); 90-119 (berat); >120 (sangat berat)
Selain itu, ada juga skala lain yang bisa digunakan seperti Perceived Stres
Scale (PSS) atau Profile Mood States (POMS). Alat ini digunakan sebagai
51
instrument untuk mendeteksi stres dan tahap stres dan bukannya sebagai alat
tentang kesehatan yang dimaksud tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
diatur dalam pasal 2 ayat (2) sampai dengan ayat (8) Peraturan Pemerintah Nomor
3) Tenaga kefarmasian terdiri dari apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker
7) Terapis wicara
Tahun 1996, maka yang dimaksud petugas dalam kaitannya dengan tenaga
52
kesehatan adalah dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan keteknisian medis.
(Medica, 2012)
Oleh karena itu, pemahaman dan penguasaan standar kompetensi bagi tenaga
1) Dokter
organologi, golongan usia, dan jenis kelamin, sedini dan sedapat mungkin,
prinsip pelayanan yang efektif dan efisien serta menjunjung tinggi tanggung
2) Perawat
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik didalam
3) Bidan
Menurut IBI (Ikatan Bidan Indonesia), bidan adalah seorang perempuan yang
lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi
kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisesnsi
4) Apoteker
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker yang telah
5) Analis kesehatan
MENKES/SK/III/2007)
6) Ahli gizi
7) Fisioterapis
Menurut keputusan Menkes RI no. 778 tahun 2008 fisioterapi adalh suatu
hubungannya dengan lingkungan. Dengan begitu bisa kita lihat bahwa dalam
dunia psikologi mempelajari semua yang terjadi pada suatu individu itu
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Berhubungan
: Berpengaruh
berdasarkan fakta atau data empiris yang telah dikumpulkan dalam penelitian,
atau dengan kata lain hipotesis merupakan sebuah pernyataan tentang hubungan
yang di harapkan antara sua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris.
Pada umumnya hipotesis terdiri dari pernyataan terhadap ada atau tidak adanya
hubungan antara dua variabael, yakni variabel bebas atau variabel independen dan
variabel terikat atau variabel dependen (Hidayat, 2011: 26). Hipotesis dalam
Judul :
Tabel 2.1 Hubungan antara stres kerja dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi
Populasi penelitian Tindakan yang diberikan Hasil penelitian Uji Statistik yang digunakan
Populasi dalam penelitian ini Pengumpulan data menggunakan Berdasarkan hasil chi square Jenis penelitian ini adalah
adalah seluruh perawat alat pengumpulan berupa menunjukkan bahwa ada deskriptif korelatif dengan
pelaksana di ruang rawat inap wawancara beserta lembar hubungan stres kerja dengan pendekatan cross sectional.
bedah dan interne dengan kuesioner pada variabel kinerja perawat pelaksana di
sampel 30 orang yang diambil independen dan lembar ruang rawat inap bedah dan
secara total sampling. observasi pada variabel interne RSUD dr. Achmad
dependen Mochtar Bukit T Tinggi tahun
2014 dengan (p= 0,023). Hasil
penelitian menunjukkan bahawa
stres kerja perawat memiliki
hubungan yang signifikan
terhadap kinerja perawat
pelaksana dalam
pendokumentasian asuhan
keperawatan.
57
6