DI INDONESIA
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Politik Indonesia
DOSEN
RAJA ABUMANSHUR MATRIDI, S.Sos, M.PM
DAFTAR ISI................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
3. Tujuan .......................................................................................................................... 1
1. Definisi Partai Politik.................................................................................................. 2
2. Fungsi Partai Politik ................................................................................................... 3
3. Tujuan Partai Politik .................................................................................................. 4
4. Sejarah Terbentuknya Partai Politik & Perkembangannya Di Indonesia ............ 5
1. Kesimpulan ................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik
dan inayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi
tugas mata kuliah Sistem Politik Indonesia ini dapat selesai sesuai dengan yang
diharapkan.
Makalah ini saya susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk
menambah wawasan khususnya mengenai Partai politik dan perkembangannya di
Indonesia.
Adapun metode yang kami ambil dalam penyusunan makalah ini adalah
berdasarkan pengumpulan sumber informasi dari beberapa referensi buku atau
kepustakaan dan sistem informasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk para pembaca dan
tidak lupa kritik dan saran sangat saya harapkan demi perbaikan penulisan makalah
kedepannya.
Penulis
ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Partai politik secara umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang memiliki
gagasan dan tujuan visi dan misi yang searah. Berawal dari organisasi – prganisasi pada
tahun 1908 an, perkembangannya di Indonesia juga melalui proses yang cukup panjang,
menjadi tempat atau wadah dan fasilitator aspirasi rakyat untuk pemerintah. Tidak begitu saja
terbentuk dan tidak semua berjalan sesuai tujuan yang diharapkan, banyak rintangan para
tokoh-tokoh politik yang tidak mudah untuk menyamakan visi dan misi demi tujuan bangsa
dan negara kearah yang lebih baik lagi kedepannya.
Pada era globalisasi ini perkembangan partai politik cukup mengalami kemajuan yang
lebih baik dari era sebelumnya, namun juga masih banyak penyimpangan yang terjadi,
gambaran masyarakat tentang partai politik juga menuai banyak pendapat miring. Maka dari
itu dalam makalah ini kami akan coba menjelaskan seperti apa sebenarnya partai politik dan
perkembangannya di Indonesia ini.
2. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan partai politik ?
2) Apa fungsi partai politik ?
3) Apa saja tujuan dibentuknya partai politik ?
4) Bagaimana sejarah terbentuknya dan perkembangan partai politik ?
3. Tujuan
1) Menjelaskan definisi partai politik.
2) Menjelaskan fungsi dari partai politik.
3) Menjelaskan tujuan dibentuknya partai politik.
4) Menjelaskan sejarah terbentuknya dan perkembangan partai politik.
1
BAB II PEMBAHASAN
Partai politik adalah sekolompok orang orang yang memiliki ideologi yang sama,
berniat merebut dan mempertahankan kekuasaan dengan bertujuan untuk ( yang
menurut pendapat mereka pribadi paling idealis ) memperjuangkan kebenaran, dalam
suatu level ( tingkat ) negara Definisi lain nya adalah kelompok yang teroganisir yang
anggota anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama ( Inu
Kencana 2005).
1. Menurut roger saltou partai politik adalah sekolompok warga negara yang
teroganisir yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dengan
memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih, bertujuan menguasai
pemerintahan dan melakukan kebijakan mereka sendiri. yang anggota
anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama.
(2005:31)
2. Menurut sigmund neuman (2005:32) partai politik merupakan organisasi dari
aktifitas politik yang berusaha untuk menguasai pemerintahan dengan
merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan suatu golongan atau
golongan golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda.
3. Menurut miriam budiardjo(2005:33) partai politik adalah suatu kelompok
yang teroganisir yang anggota anggotanya mempunyai orientasi, nilai nilai
dan cita cita yang sama, tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh
kekuasaan politik dan berebut kedudukan politik dengan cara konstitusional
untuk melaksanakan kebijaksanaan kebijaksanaan mereka.
2
4. Menurut carl friedrich (2005:33) partai politik adalah sekelompok manusia
yang teroganisir secara stabil dengan tujun merebut atau mempertahankan
penguasa terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan berdasarkan
penguasaan ini, memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang
bersifat idil serta materil.
5. Menurut G. Satori (2005:33) dalam bukunya praties and party system juga
menjelaskan bahwa partai politik adalah suatu kelompok politik yang
mengikuti pemilihan umum dan, melalui pemilihan umum itu, mampu
menempatkan calon calonnya untuk menduduki jabatan jabatan publik.
3
Untuk mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut aktif dalam
kegiatan politik, rekruitmen anggota partai merupakan upaya regenerasi
kepemimpinan, dengan demikian,partai politik memperluas partisipasi politik
4
dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
b. menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
c. mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia; dan
d. mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tujuan khusus Partai Politik adalah:
e. meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam
rangkapenyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan;
f. memperjuangkan cita-cita Partai Politik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; dan
g. membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Tujuan Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diwujudkan secara konstitusional.
4. Sejarah Terbentuknya Partai Politik & Perkembangannya Di Indonesia
5
dapat kita bedakan menjadi dua kelompok besar yaitu pada masa penjajahan Belanda
dan pada masa penjajahan Jepang.
Dari hal-hal tersebut, dapat kita simpulkan bahwa Budi Utomo pada saat itu
hanya sebuah organisasi sosial saja. Jadi, Budi Utomo diawal kehadirannya itu
bukanlah sebuah partai politik melainkan sebagai “embrio” partai politik.
Setelah Budi Utomo, ada Sarekat Islam yang merupakan organisasi kedua di
Indonesia. Sarekat Islam berasal dari SDI yang didirikan akhir tahun 1911 di
Solo oleh Hadji Samanhudi. Pada tanggal 10 September 1912, SDI diubah
menjadi Sarekat Islam yang diketuai oleh Hadji Samanhudi dan HOS
Tjokroaminoto menjabat sebagai komisaris. Tujuan Sarekat Islam ini ialah
memajukan semangat dagang bangsa Indonesia, memajukan kecerdasan rakyat
dan hidup menurut perintah agama, menghilangkan paham-paham yang keliru
tentang Islam.
Dalam waktu singkat, Sarekat Islam yang sejak berdirinya ini sudah diarahkan
ke rakyat jelata, berkembang pesat. Pada kongresnya yang ketiga, 17-24 Juni
6
1916 di Bandung, telah berdiri 80 Sarekat Islam daerah dengan lebih kurang
800.000 anggota. Tiga tahun kemudian (1919), jumlah anggotanya meningkat
sampai dua juta.
Selain itu, Sarekat Islam bersikap berani. Hal ini tercermin dari kongresnya di
Surabaya tanggal 29 September – 6 Oktober 1918 yang menentang pemerintah
sepanjang tindakannya “melindungi kapitalisme”, memajukan tuntutan agar
pemerintah mengadakan peraturan-peraturan sosial bagi kaum buruh (upah
minimum maupun maksimum, lama waktu bekerja dsb) untuk mencegah
penindasan dan perbuatan sewenang-wenang. Dengan demikian, tampak jelas
keterlibatan Sarekat Islam dalam pengorganisasian massa, penambahan anggota,
dan rekrutmen pimpinan, memengaruhi proses politik. Sangat boleh jadi partai
sebagai suatu organisasi massa yang berusaha untuk memengaruhi proses politik,
merobek kebijaksanaan dan mendidik para pemimpin, serta mengejar
penambahan anggota di Indonesia ketika di dirikan Sarekat Islam pada tanggal
10 September 1912.
Akhir 1921, Sarekat Islam terpecah menjadi dua yaitu Sarekat Islam Merah
(PKI) dan Sarekat Islam Putih (PSI). Tidak lama setelah itu, PSI merubah nama
menjadi PSII (Partai Sarekat Islam Indonesia). Pada bulan Maret 1933, PSII
mencapai popularitasnya dimana jumlah anggotanya mencapai 30.000. Namun,
karena adanya Pro dan Kontra antar sesama pengurusnya mengakibatkan PSII
7
terpecah dan muncul partai-partai baru disamping PSII seperti PARII yang
didirikan diakhir tahun 1932 di Yogyakarta dibawah pimpinan dr.Sukirman.
Selanjutnya dari Insulende yang dihuni oleh orang-orang bekas Indische Partij
ini mendirikan Nasional Indische Partij (NIP) pada tahun 1913. Sama halnya
dengan Indische Partij, NIP tidak berumur panjang sebab pada Mei 1913
organisasi ini dibubarkan karena adanya perselisihan paham dikalangan pengurus
besarnya. Setahun setelah Indische Partij, timbul lagi satu gerakan atau
organisasi yang bernama Indische Sosial Demokratische Vereening (ISDV) pada
bulan Mei 1914 di Semarang . Organisasi ini bertujuan menyebarkan teori-teori
mengenai pertentangan kelas dan perjuangan dan unsur kelas atau menyebarkan
8
paham-paham Marxis, dan memutuskan hubungan dengan Belanda. Tetapi
jumlah anggotanya tidak besar, untuk mencapai tujuannya ISDV berusaha untuk
masuk ke tengah-tengah Rakyat lewat percobaannya memengaruhi perkumpulan-
perkumpulan yang sudah ada. Namun , dari Budi Utomo dan Sarekat Islam tidak
bisa dipengaruhi bahkan di Insulende hasilnya sangat sedikit sekali. Oleh karena
itu, pada tahun 1917 terjadi perpecahan di ISDV.
9
1919, muncul Indische Partij (ISDV) yang awalnya merupakan SDAP, ia
menjadi partai yang berdiri sendiri dan keanggotaannya bersifat terbuka untuk
segala golongan bangsa. Tetapi kata Pringgodigdo “partai ini tidak dapat
mengikat hati rakyat” sehingga tidak dapat subur menjadi partai rakyat umum
(termasuk NIVB, CEP, IKP, PEB).
Hampir setahun setelah kemunculan ISDV, maka pada 23 Mei 1920 muncul
Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai pengganti ISDV yang didirikan oleh
Semaun, Darsono. PKI memiliki peraturan partai yang didalamya terkandung
keterangan tentang dasar aksi, program perjuangan politik, anggaran dasar, dan
anggaran rumah tangga. Dalam keterangan tentang dasar aksi, isinya terutama
tentang keadaan yang selalu berlawanan antara kaum kapitalis dengan kaum
proletar. Program politiknya dengan sistem pemerintahan yang diarahkan pada
pola Soviet. Dalam anggaran dasarnya tegas dinyatakan bahwa PKI akan
memimpin kaum proletar buruh dan tani, berjuang melawan kaum modal bangsa
Indonesia, bukan saja terhadap segala kapitalisme yang berdosa tetapi terhadap
segala kapitalisme, anggaran rumah tangganya memberikan kekuasaan yang
terbesar pada seksi ditempat pengurus besar berkedudukan. Semua itu
berpengaruh besar terhadap pemberontakan kaum komunis dipenghujung tahun
1926. Semenjak itu, PKI dan segenap elemennya dinyatakan terlarang sebab
dianggap sebagai perkumpulan yang bermaksud melakukan kejahatan.
10
pemufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPKI)
pada tanggal 17 Desember 1927.
Pada akhir April 1931, PNI dibubarkan oleh Sartono (ketua muda PNI).
Untuk melanjutkan perjuangan pergerakan, pada tanggal 30 April 1931 Sartono
mendirikan Partai Indonesia (PARTINDO). Partai ini bertujuan untuk Indonesia
merdeka, mencapai apa yang akan ditempuh dengan jalan :
Partindo yang merupakan lanjutan PNI ini juga menganut asas “selfhelp”
nonkooperasi yaitu netral terhadap agama. Partindo melakukan serangkaian
tindakan yaitu :
Berkaitan dengan lahirnya Partindo, pada akhir Desember 1931 lahir pula di
Yogyakarta partai Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru) yang didirikan
oleh golongan merdeka dengan tokoh-tokohnya antara lain berasal dari
Perhimpunan Indonesia. Organisasi ini berdasarkan nasionalisme dan demokrasi
dimana mereka berpendapat bahwa suatu tanah air yang merdeka akan tercapai
dengan jalan mendidik rakyat menyiapkan dan menganjurkan dalam hal
11
kebatinan dan keorganisasian . PNI-Baru yang menjunjung sikap nonkooperasi
ini menekankan pentingnya pendidikan rakyat jelata seperti yang dikemukakan
oleh ketuanya Drs.Moh.Hatta didaulat rakyat pada tanggal 20 September 1932.
Lalu pada tanggal 24 Mei 1937 di Jakarta didirikan Gerakan Rakyat Indonesia
(Gerindo). Tujuannya sama dengan Partindo, tetapi Gerindo menjunjung asas
kooperasi. Dan pada tahun 1939 didirikan Partai Persatuan Indonesia (Parpindo).
Sama halnya dengan Gerindo, Parpindo menganut asas kooperasi. Dasar dari
partai ini adalah :
12
Nasional Indonesia (PNI) sebagai partai Negara atau partai tunggal atau satu-
satunya partai di Negara Indonesia.
Komite nasional adalah suatu komite, Partai Nasional Indonesia adalah
suatu partai. Komite diadakan untuk sementara waktu. Kebijaksanaan kedua
yaitu kebijaksanaan 3 November 1945 yang ditetapkan dalam bentuk
maklumat pemerintah yang memua tentang pendirian partai – partai politik,
dimana maklumat tersebut ditandatangani oleh wakil presiden Mohammad
Hatta.
Menyangkut maklumat ini terdapat kekeliruan anggapan tentan maklumat
ini, seperti selalu dianggap maklumat pemerintah yang dikeluarkan 3
november 1945 untuk mendirikan banyak partai ini sebagai maklumat No. X,
hal ini tidak benar. Karena maklumat No. X (juga sering salah dibaca orang
sebagai maklumat nomor sepuluh, yang benar adalah maklumat No. Eks.
Karena sekretaris Negara Gafar Pronggodidgo tidak membawa daftar urutan
maklumat presiden, lalu dengan begitu dicantumkannya huruf “’X”, (Hatta,
memoir, op. Cit, hal.473), yaitu maklumat yang dikeluarkan tanggal 16
Oktober 1945 tentang perubahan status KNIP dari sekedar pembantu presiden
menjadi badan yang berkuasa legislatif.
b. Maklumat Pemerintah
Berhubungan dengan usul badan pekerja komite nasional pusat kepada
pemerintah supaya diberikan kepada masyarakat seluas-luasnya untuk mendirikan
partai politik, pemerintah menegaskan pendirian yang telah diambil beberapa
waktu lalu, bahwa :
1. Pemerintah menyuplai timbulnya parta-partai politik, karena adanya
partai-partai politik itulah dapat dipimpin ke jalan yang teratur,
pemahaman yang ada pada masyarakat.
13
2. Pemerintah berharap supaya partai itu tersusun sebelum dilangsungkan
pemilihan anggota badan-badan perwakilan rakyat [ada bulan januari
1946.
14
23. Partai Demokrat Rakyat tanggal 26 Maret 1950
24. Partai Buruh tanggal 1 Mei 1950
25. Partai Rakyat Indonesia tanngal 20 Mei 1950
26. Partai Rakyat Nasional tanggal 23 Juni 1950
27. Partai Kedaulatan Rakyat tanggal 24 November 1946
Jumlah partai politik itu masih terus bertambah dan mencapai puncaknya
pada tahun 1950 ketika diselenggarakan pemilihan umum pertama, pada saat
itu hampir terdapat 36 partai politik. Dengan “pemilu” itu jumlah partai
politik berkurang menjadi 27, karena hanya jumlah itu yang mendapat kursi
pada parlemen (DPR) pusat.
c. Partai Pemerintah
Maklumat wakil presiden 3 november 1945 telah berimplikasi terhadap
jumlah partai politik. Selain itu juga telah mengakibatkan partai-partai
memegang kendali pemerintahan. Diawali dengan diadakannya perubahan
secara samar-samar dalam sistem pemerintahan dari cabinet presidensial
menjadi cabinet parementer.
Perubahan yang demikian terjadi karena disebabkan oleh usul BPKNIP
tanggal 11 November 1945 kepeda pemerintah untuk mempertimbangkan
tetang pertanggungjawaban para menteri kepada lembaga perwakilan
rakyat/KNIP diterima baik oleh pemerintah. Hal tersebut terbukti dengan
dikeluarkannya maklumat pemerintah tangal 14 November yang disamping
membentuk cabinet Syahrir (I) didalamnya juga ditentukan bahwa
tanggungjawab berada di tangan menteri.
Dengan lahirnya maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945
maka bubarlah cabinet presidensial yang dipimpin oleh presiden Soekarno (19
Agustus 1945 s/d 14 November 1945) dengan usia kurang lebih tiga bulan.
15
Setelah itu, lahir Kabinet parlementer pertama di bawah pimpinan perdana
menteri Sultan Syahrir.
Jika pada Orde Baru hanya tiga partai politik yang diakui, yaitu Partai Persatuan
Pembangunan (PPP), Golongan Karya (Golkar) dan Parta Demokrasi Indonesia
16
(PDI), maka pada era reformasi jumlah partai politik tidak dibatasi. Masyarakat diberi
kebebasan untuk membentuk partai politik dengan jumlah orang sekurang-kurangnya
50 orang anggota masyarakat yang sudah berusia 21 tahun. Partai politik dibentuk
harus memenuhi syarat :
Didalam UU No. 2/1999 disebutkan partai politik memiliki hak dan kewajiban.
Setiap partai politik mempunyai hak :
17
1. Ikut serta dalam pemiluhan umum sesuai dengan Undang-Undang tentang
pemilihan umum
2. Memperoleh perlakuan yang sama, sederajat dan adil dari Negara
18
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Partai politik adalah sekolompok orang orang yang memiliki ideologi yang
sama, berniat merebut dan mempertahankan kekuasaan dengan bertujuan
untuk memperjuangkan kebenaran, dalam suatu negara.
2. Fungsi parpol menurut Miriam Budiarjo yaitu parpol sebagai sarana
komunikasi politik, sarana sosialisasi politik, sarana rekrutment politik dan
sarana pengatur konflik.
3. Fungsi parpol menurut uu no 31 tahun 2000 yang menunjukan bahwa pada
hakikatnya parpol berfungsi membela kepentingan rakyat.
4. Parpol memiliki tujuan yang secara umum dan khusus.
5. Sejarah dan perkembangan parpol yang sampai kini membingungkan
masyarakat dengan perubahan-perubahannya mulai dariawal mula nya
parpol, kemudian pada masa orde lama, orde baru hingga reformasi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang
Budiarjo, M. (1998). Partisipasi dan Partai Politik Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
DRS H INU KENCANA Syafei M, S. A. (2005). Sistem Politik Indonesia. Bandung: Rineka cipta.
Haris, S. (2014). Partai,Pemilu dan Parlemen Era Reformasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Prof, D. T. (2012). Peran partai politik dalam sebuah sistem demokrasi. Jakarta
12730/Indonesia: Friedrich-Ebert-Stiftung (FES).