Anda di halaman 1dari 23

PARTAI POLITIK & PERKEMBANGANNYA

DI INDONESIA
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Politik Indonesia

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9

1. ATUR BAGUS WINOTO


2. ELVIRA IMRAYANI 16101031
3. HARUN RASYID 16101041
4. MEGA ANGGREANI 16101054
5. RADA YULANDA 16101031
6. SALFIONILA 14101069
7. SYAHRIZAL 14101148
8. WAN DINDA .A 16101110

DOSEN
RAJA ABUMANSHUR MATRIDI, S.Sos, M.PM

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
RAJA HAJI TANJUNGPINANG
TAHUN 2017/2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
3. Tujuan .......................................................................................................................... 1
1. Definisi Partai Politik.................................................................................................. 2
2. Fungsi Partai Politik ................................................................................................... 3
3. Tujuan Partai Politik .................................................................................................. 4
4. Sejarah Terbentuknya Partai Politik & Perkembangannya Di Indonesia ............ 5
1. Kesimpulan ................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik
dan inayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi
tugas mata kuliah Sistem Politik Indonesia ini dapat selesai sesuai dengan yang
diharapkan.

Dalam penyusunan makalah ini tentunya hambatan selalu mengiringi namun


atas bantuan dosen pengajar yang memberikan pengarahan dengan baik akhirnya
semua hambatan dalam penyusunan makalah ini dapat teratasi.

Makalah ini saya susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk
menambah wawasan khususnya mengenai Partai politik dan perkembangannya di
Indonesia.

Adapun metode yang kami ambil dalam penyusunan makalah ini adalah
berdasarkan pengumpulan sumber informasi dari beberapa referensi buku atau
kepustakaan dan sistem informasi.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk para pembaca dan
tidak lupa kritik dan saran sangat saya harapkan demi perbaikan penulisan makalah
kedepannya.

Tanjungpinang, 10 Oktober 2017

Penulis

ii
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Partai politik secara umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang memiliki
gagasan dan tujuan visi dan misi yang searah. Berawal dari organisasi – prganisasi pada
tahun 1908 an, perkembangannya di Indonesia juga melalui proses yang cukup panjang,
menjadi tempat atau wadah dan fasilitator aspirasi rakyat untuk pemerintah. Tidak begitu saja
terbentuk dan tidak semua berjalan sesuai tujuan yang diharapkan, banyak rintangan para
tokoh-tokoh politik yang tidak mudah untuk menyamakan visi dan misi demi tujuan bangsa
dan negara kearah yang lebih baik lagi kedepannya.

Pada era globalisasi ini perkembangan partai politik cukup mengalami kemajuan yang
lebih baik dari era sebelumnya, namun juga masih banyak penyimpangan yang terjadi,
gambaran masyarakat tentang partai politik juga menuai banyak pendapat miring. Maka dari
itu dalam makalah ini kami akan coba menjelaskan seperti apa sebenarnya partai politik dan
perkembangannya di Indonesia ini.

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

2. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan partai politik ?
2) Apa fungsi partai politik ?
3) Apa saja tujuan dibentuknya partai politik ?
4) Bagaimana sejarah terbentuknya dan perkembangan partai politik ?

3. Tujuan
1) Menjelaskan definisi partai politik.
2) Menjelaskan fungsi dari partai politik.
3) Menjelaskan tujuan dibentuknya partai politik.
4) Menjelaskan sejarah terbentuknya dan perkembangan partai politik.

1
BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi Partai Politik

Partai politik adalah sekolompok orang orang yang memiliki ideologi yang sama,
berniat merebut dan mempertahankan kekuasaan dengan bertujuan untuk ( yang
menurut pendapat mereka pribadi paling idealis ) memperjuangkan kebenaran, dalam
suatu level ( tingkat ) negara Definisi lain nya adalah kelompok yang teroganisir yang
anggota anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama ( Inu
Kencana 2005).

Banyak sekali definisi mengenai partai politik beberapa pemaparan tentang


definisi partai politik yang dibuat oleh para ahli ( Inu Kencana 2005 ) :

1. Menurut roger saltou partai politik adalah sekolompok warga negara yang
teroganisir yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dengan
memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih, bertujuan menguasai
pemerintahan dan melakukan kebijakan mereka sendiri. yang anggota
anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama.
(2005:31)
2. Menurut sigmund neuman (2005:32) partai politik merupakan organisasi dari
aktifitas politik yang berusaha untuk menguasai pemerintahan dengan
merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan suatu golongan atau
golongan golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda.
3. Menurut miriam budiardjo(2005:33) partai politik adalah suatu kelompok
yang teroganisir yang anggota anggotanya mempunyai orientasi, nilai nilai
dan cita cita yang sama, tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh
kekuasaan politik dan berebut kedudukan politik dengan cara konstitusional
untuk melaksanakan kebijaksanaan kebijaksanaan mereka.

2
4. Menurut carl friedrich (2005:33) partai politik adalah sekelompok manusia
yang teroganisir secara stabil dengan tujun merebut atau mempertahankan
penguasa terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan berdasarkan
penguasaan ini, memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang
bersifat idil serta materil.
5. Menurut G. Satori (2005:33) dalam bukunya praties and party system juga
menjelaskan bahwa partai politik adalah suatu kelompok politik yang
mengikuti pemilihan umum dan, melalui pemilihan umum itu, mampu
menempatkan calon calonnya untuk menduduki jabatan jabatan publik.

2. Fungsi Partai Politik

Dalam negara demokrasi,partai politik menyelenggarakan beberapa fungsi


menurut Miriam Budiarjo sebagai berikut :

a. Partai politik sebagai sarana komunikasi politik

Partai politik menyalurkan keaneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat


serta mengaturnya sedemikian rupa, sehingga sesimpang siuran pendapat
dalam masyarakat berkurang.

b. Partai poliik sebagai sarana sosialisasi politik

Sosialisasi politik diartikan sebagai proses sikap dan orientasi seseorang


terhadap fenomena politik dalam mengikuti kecenderungan masyarakatnya,
selain itu sebagai pelaku pendidikan politik bagi anggotanya dan masyarakat
luas, warga negara republik indonesia juga sadar akan hak dan kewajibannya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

c. Partai politik sebagai sarana rekrutmen politik

3
Untuk mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut aktif dalam
kegiatan politik, rekruitmen anggota partai merupakan upaya regenerasi
kepemimpinan, dengan demikian,partai politik memperluas partisipasi politik

d. Partai politik sebagai sarana pengatur konflik

Dalam demokrasi, persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyarakat


merupakan hal yang wajar, jika sampai terjadi konflik, partai politik berusaha
untuk mengatasinya.

Menurut undang – undang No 31 tahun 2000 adalah sebagai sarana yaitu :

1. Pendidikan politik bagi anggota – anggotanya dan masyarakat luas agar


menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Penciptaan iklim yang kondusif dan program konkrit serta sebagai
perekat persatuan dan kesatuan bangsa untuk mensejahtrakan rakyat.
3. Penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi politik masyarakat secara
konstitusional dan merumuskan dan menetapkan kebijakan negara.
4. Partisipasi politik warga negara.
5. Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui
mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan gender.
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa pada hakikatnya fungsi parpol
adalah untuk membela kepentingan rakyat demi tercapainya tujuan
bersama. (Prof D.T 2012)
3. Tujuan Partai Politik

Tujuan partai politik menurut Undang-Undang No.2 Tahun 2008 yaitu:

Tujuan umum Partai Politik adalah:

a. mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana

4
dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
b. menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
c. mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia; dan
d. mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tujuan khusus Partai Politik adalah:
e. meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam
rangkapenyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan;
f. memperjuangkan cita-cita Partai Politik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; dan
g. membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Tujuan Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diwujudkan secara konstitusional.
4. Sejarah Terbentuknya Partai Politik & Perkembangannya Di Indonesia

Perjalanan sistem kepartaian di Indonesia dari awal terbentuknya Republik ini


hingga saat ini, banyak mengalami perubahan-perubahan yang terkadang
membingungkan masyarakat, baik memilih, konstituen, bahkan pemerintah yang
berkuasa pada saat itu. Namun sebagai implementasi kebijakan dalam sistem
kepartaian di Indonesia harus dapat menyesuaikan dengan kondisi dan keadaan
masyarakat yang sedang berkembang. Kepartaian yang terjadi di Indonesia sudah
mulai tumbuh dan berkembang sejak masa kolonial Belanda. Partai-partai politik
pada masa penjajahan merupakan embrio bagi tumbuh dan berkembangnya partai-
partai politik pada saat ini. Perkembangan partai-partai politik pada masa penjajahan

5
dapat kita bedakan menjadi dua kelompok besar yaitu pada masa penjajahan Belanda
dan pada masa penjajahan Jepang.

1. Awal mulanya Partai

Pada tanggal 20 Mei 1908 di Jakarta berdirilah sebuah organisasi pertama di


Indonesia yang bernama “Boedi Oetomo” dibawah pimpinan Dr.Wahidin
Sudirohusodo dan Dr.Boedi Oetomo. Tujuan perkumpulan ini diputuskan dalam
kongres pertamanya tanggal 5 Oktober 1908 di Yogyakarta yaitu “kemajuan
yang selaras (harmonis) buat negeri dan bangsa, terutama dengan pengajuan
pengajaran, pertanian, peternakan dan dagang, teknik dan industri, kebudayaan
(kesenian dan ilmu)”. Dalam kongres tersebut, R.T Tirtokusumo (Bupati Karang
Anyer) ditetapkan sebagai pengurus besar yang pertama dan anggota-anggotanya
merupakan pegawai negeri dan bekas pegawai negeri belaka. Disamping itu
pusat perkumpulannya ditetapkan di Yogyakarta.

Dari hal-hal tersebut, dapat kita simpulkan bahwa Budi Utomo pada saat itu
hanya sebuah organisasi sosial saja. Jadi, Budi Utomo diawal kehadirannya itu
bukanlah sebuah partai politik melainkan sebagai “embrio” partai politik.

Setelah Budi Utomo, ada Sarekat Islam yang merupakan organisasi kedua di
Indonesia. Sarekat Islam berasal dari SDI yang didirikan akhir tahun 1911 di
Solo oleh Hadji Samanhudi. Pada tanggal 10 September 1912, SDI diubah
menjadi Sarekat Islam yang diketuai oleh Hadji Samanhudi dan HOS
Tjokroaminoto menjabat sebagai komisaris. Tujuan Sarekat Islam ini ialah
memajukan semangat dagang bangsa Indonesia, memajukan kecerdasan rakyat
dan hidup menurut perintah agama, menghilangkan paham-paham yang keliru
tentang Islam.

Dalam waktu singkat, Sarekat Islam yang sejak berdirinya ini sudah diarahkan
ke rakyat jelata, berkembang pesat. Pada kongresnya yang ketiga, 17-24 Juni

6
1916 di Bandung, telah berdiri 80 Sarekat Islam daerah dengan lebih kurang
800.000 anggota. Tiga tahun kemudian (1919), jumlah anggotanya meningkat
sampai dua juta.

Selain itu, Sarekat Islam bersikap berani. Hal ini tercermin dari kongresnya di
Surabaya tanggal 29 September – 6 Oktober 1918 yang menentang pemerintah
sepanjang tindakannya “melindungi kapitalisme”, memajukan tuntutan agar
pemerintah mengadakan peraturan-peraturan sosial bagi kaum buruh (upah
minimum maupun maksimum, lama waktu bekerja dsb) untuk mencegah
penindasan dan perbuatan sewenang-wenang. Dengan demikian, tampak jelas
keterlibatan Sarekat Islam dalam pengorganisasian massa, penambahan anggota,
dan rekrutmen pimpinan, memengaruhi proses politik. Sangat boleh jadi partai
sebagai suatu organisasi massa yang berusaha untuk memengaruhi proses politik,
merobek kebijaksanaan dan mendidik para pemimpin, serta mengejar
penambahan anggota di Indonesia ketika di dirikan Sarekat Islam pada tanggal
10 September 1912.

K.H Saifuddin Zuhri secara tegas menyatakan “ Sarekat Islam akhirnya


berubah menjadi partai politik pertama di Indonesia”. (Haris.S 2014) Jadi mula-
mula adanya partai politik di Indonesia diawali oleh sebuah organisasi di
lingkungan masyarakat Islam bernama Sarekat Islam, atau dengan kata lain
Sarekat Islamlah partai politik yang pertama dan relative memenuhi persyaratan
definisi partai politik para ahli.

Akhir 1921, Sarekat Islam terpecah menjadi dua yaitu Sarekat Islam Merah
(PKI) dan Sarekat Islam Putih (PSI). Tidak lama setelah itu, PSI merubah nama
menjadi PSII (Partai Sarekat Islam Indonesia). Pada bulan Maret 1933, PSII
mencapai popularitasnya dimana jumlah anggotanya mencapai 30.000. Namun,
karena adanya Pro dan Kontra antar sesama pengurusnya mengakibatkan PSII

7
terpecah dan muncul partai-partai baru disamping PSII seperti PARII yang
didirikan diakhir tahun 1932 di Yogyakarta dibawah pimpinan dr.Sukirman.

Setelah Sarekat Islam sebagai partai pertama berdiri 10 September 1912,


bermunculanlah kemudian perkumpulan-perkumpulan lain yang dari identitasnya
layak pula diberi predikat sebagai partai politik. Tiga setengah bulan setelah
berdirinya Sarekat Islam, pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung didirikan
“Indische Partij” oleh Douwes Dekker. Keanggotaan Indische Partij terbuka buat
semua golongan bangsa (bangsa Indonesia, bangsa Eropa yang tinggal
diIndonesia, Belanda peranakan, Tionghoa,dsb). Perkumpulan ini dimulai dengan
jumlah anggota yang lebih dari 5.000 orang.

Tujuan “indische/indie” ialah merdeka. Dari namanya saja sudah terang-


terangan menggunakan istilah “partij” yang diketahui bahwa organisasi ini secara
terbuka menyebut diri dan memainkan peranannya sebagai partai politik. Tetapi,
meskipun dua kali mengajukan permohonan, pemerintah Hindia Belanda tetap
menolak untuk mengakui Indische Partij sebagai badan hukum karena
bertentangan dengan pasal 111 RR tahun 1945. Dan pada tahun 1913 Indische
Partij terpaksa dibubarkan dan para pemimpin organisasi ini dianjurkan untuk
masuk ke “Insulende” yaitu suatu organisasi sosial kaum Indo Belanda yang
didirikan pada tahun 1907.

Selanjutnya dari Insulende yang dihuni oleh orang-orang bekas Indische Partij
ini mendirikan Nasional Indische Partij (NIP) pada tahun 1913. Sama halnya
dengan Indische Partij, NIP tidak berumur panjang sebab pada Mei 1913
organisasi ini dibubarkan karena adanya perselisihan paham dikalangan pengurus
besarnya. Setahun setelah Indische Partij, timbul lagi satu gerakan atau
organisasi yang bernama Indische Sosial Demokratische Vereening (ISDV) pada
bulan Mei 1914 di Semarang . Organisasi ini bertujuan menyebarkan teori-teori
mengenai pertentangan kelas dan perjuangan dan unsur kelas atau menyebarkan

8
paham-paham Marxis, dan memutuskan hubungan dengan Belanda. Tetapi
jumlah anggotanya tidak besar, untuk mencapai tujuannya ISDV berusaha untuk
masuk ke tengah-tengah Rakyat lewat percobaannya memengaruhi perkumpulan-
perkumpulan yang sudah ada. Namun , dari Budi Utomo dan Sarekat Islam tidak
bisa dipengaruhi bahkan di Insulende hasilnya sangat sedikit sekali. Oleh karena
itu, pada tahun 1917 terjadi perpecahan di ISDV.

Menjelang akhir 1916 berdiri pula organisasi yang bernama Nederlansch


Indische Vrigzinnige (NIVB). Organisasi ini merupakan perkumpulan campuran
antara Indonesia dan Belanda. Cita-citanya agar bangsa Indonesia dan Belanda
yang pikirannya lebih maju daripada pegawai umumnya. Tidak lama setelah itu,
pada bulan September 1917 berdiri Christelijke Ethische Partij (CEP). Partai ini
bertujuan agar agama Kristen jadi dasar susunan politik pendidikan rakyat yang
memungkinkan negeri dapat luas berdiri, tetapi dengan menanamkan rasa bersatu
yang kuat dengan negera Belanda. Tercatat bahwa dalam praktik partai ini
bersikap kolot dan dalam segala hal dipimpin oleh orang-orang Belanda salah
satu diantaranya C.C Van Helsdingen. Dan diakhir tahun 1930 CEP berganti
nama menjadi Christelijke Staatsskudige Partij (CSP).

Bersamaan dengan berdirinya CEP, berdiri pula sebuah partai Sosial


Demogratische Arberders Partij (SDAP). Pendirinya berasal dari golongan
reformistis-reformistis yang merupakan pecahan dari ISDV. Di bulan November
1918, berdiri pula Indische Kathoelike Partij (IPK) yang berdasarkan agama
Katholik. Pemimpin partai ini dipegang oleh orang-orang Belanda yang jauh
lebih kolot daripada CEP. Salah satu pemukanya ialah P.Kerstens.

Pada tanggal 25 Januari 1919, ditegakkan partai Politik Ekonomische Bond


(PEB) sebagai reaksi tindakan-tindakan dan haluan umum pemerintah Hindia-
Belanda yang dianggap terlalu maju (ethische). Partai ini memiliki tujuan seperti
NIVB, tetapi anggotanya pada umumnya terdiri dari kaum kolot. Pada bulan Juni

9
1919, muncul Indische Partij (ISDV) yang awalnya merupakan SDAP, ia
menjadi partai yang berdiri sendiri dan keanggotaannya bersifat terbuka untuk
segala golongan bangsa. Tetapi kata Pringgodigdo “partai ini tidak dapat
mengikat hati rakyat” sehingga tidak dapat subur menjadi partai rakyat umum
(termasuk NIVB, CEP, IKP, PEB).

Hampir setahun setelah kemunculan ISDV, maka pada 23 Mei 1920 muncul
Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai pengganti ISDV yang didirikan oleh
Semaun, Darsono. PKI memiliki peraturan partai yang didalamya terkandung
keterangan tentang dasar aksi, program perjuangan politik, anggaran dasar, dan
anggaran rumah tangga. Dalam keterangan tentang dasar aksi, isinya terutama
tentang keadaan yang selalu berlawanan antara kaum kapitalis dengan kaum
proletar. Program politiknya dengan sistem pemerintahan yang diarahkan pada
pola Soviet. Dalam anggaran dasarnya tegas dinyatakan bahwa PKI akan
memimpin kaum proletar buruh dan tani, berjuang melawan kaum modal bangsa
Indonesia, bukan saja terhadap segala kapitalisme yang berdosa tetapi terhadap
segala kapitalisme, anggaran rumah tangganya memberikan kekuasaan yang
terbesar pada seksi ditempat pengurus besar berkedudukan. Semua itu
berpengaruh besar terhadap pemberontakan kaum komunis dipenghujung tahun
1926. Semenjak itu, PKI dan segenap elemennya dinyatakan terlarang sebab
dianggap sebagai perkumpulan yang bermaksud melakukan kejahatan.

Sesudah PKI dilarang, pada tanggal 14 Juli 1927 di Bandung lahirlah


Perserikatan Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan oleh orang-orang dari
Algemene Studio Club Bandung dengan tokohnya Ir.Soekarno. Tujuan yang
paling utama PNI ialah Kemerdekaan Indonesia. Tujuan ini harus dicapai dengan
jalan aksi umum yang disusun besar-besaran dengan tidak melakukan anarki,
dengan suatu pergerakan kemerdekaan yang tersusun secara besar-besaran juga
dengan tenaga sendiri. Hasil dari usahanya itu PNI berhasil mendirikan

10
pemufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPKI)
pada tanggal 17 Desember 1927.

Pada akhir April 1931, PNI dibubarkan oleh Sartono (ketua muda PNI).
Untuk melanjutkan perjuangan pergerakan, pada tanggal 30 April 1931 Sartono
mendirikan Partai Indonesia (PARTINDO). Partai ini bertujuan untuk Indonesia
merdeka, mencapai apa yang akan ditempuh dengan jalan :

1. Perluasan hak-hak politik dan perteguh keinginan menuju suatu


pemerintah rakyat, berdasarkan demokrasi.
2. Perbaikan perhubungan-perhubungan dalam masyarakat.
3. Perbaikan keadaan ekonomi rakyat Indonesia.

Partindo yang merupakan lanjutan PNI ini juga menganut asas “selfhelp”
nonkooperasi yaitu netral terhadap agama. Partindo melakukan serangkaian
tindakan yaitu :

1. Memperluas pengawasan polisi pada rapat-rapat.


2. Melarang pegawai negeri menjadi anggotanya (27 Juni 1933)
3. Melarang mengadakan persidangan di seluruh wilayah Hindia Belanda (1
Agustus 1933)
4. Menangkap Ir.Soekarno yang merupakan pemimpinnya setelah beliau
keluar dari penjara, dan mengasingkannya pada awal tahun 1934 ke Ende
Flores, NTT.

Berkaitan dengan lahirnya Partindo, pada akhir Desember 1931 lahir pula di
Yogyakarta partai Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru) yang didirikan
oleh golongan merdeka dengan tokoh-tokohnya antara lain berasal dari
Perhimpunan Indonesia. Organisasi ini berdasarkan nasionalisme dan demokrasi
dimana mereka berpendapat bahwa suatu tanah air yang merdeka akan tercapai
dengan jalan mendidik rakyat menyiapkan dan menganjurkan dalam hal

11
kebatinan dan keorganisasian . PNI-Baru yang menjunjung sikap nonkooperasi
ini menekankan pentingnya pendidikan rakyat jelata seperti yang dikemukakan
oleh ketuanya Drs.Moh.Hatta didaulat rakyat pada tanggal 20 September 1932.

Lalu pada tanggal 24 Mei 1937 di Jakarta didirikan Gerakan Rakyat Indonesia
(Gerindo). Tujuannya sama dengan Partindo, tetapi Gerindo menjunjung asas
kooperasi. Dan pada tahun 1939 didirikan Partai Persatuan Indonesia (Parpindo).
Sama halnya dengan Gerindo, Parpindo menganut asas kooperasi. Dasar dari
partai ini adalah :

a. Sosial nasional (nasionalis bersendi atas persatuan Indonesia yang


sempurna dan atas kedaulatan rakyat)
b. Sosial demokrasi (demokrasi rakyat umum)

Namun pada 14 September 1930, sebelum pendirian Partindo ternyata Partai


Rakyat Indonesia (PRI) lebih dulu didirikan oleh Tabrani. Partai ini bertujuan
untuk mencapai kemerdekaan Indonesia melalui jalan parlementer. Untuk itu,
langkah awal yang diambil ialah meraih otonomi yang sempurna.

2. Partai Politik Pada Masa Orde Lama


a. Maklumat pemerintah 3 November 1945
Manakala proklamasi kemerdekaan republic Indonesia diumumkan pada
tanggal 17 agustus 1945, secara formal hanya tinggal satu oartai politik yaitu
“Gerakan Rakyat Baru”, namun tanpa memiliki ekstensinya lagi dan beberapa
partai politik “bahwa tanah” yang tidak pula diakui keberadaannya. Sehingga
dilihat dari segi kepartaian, secara praktis (bukan secara formal maupun
informal) di Indonesia pada waktu itu tidak ada partai politik (vacuum of
political party).
Timbulnya dua kebijaksanaan pemerintah dibidang kepartaian, yaitu
pertama, kebijaksanaan 21 agustus 1945 yang dirumuskan dan diputuskan
PPKI yang menetapkan berdirinya suatu gerakan yang bernama Partai

12
Nasional Indonesia (PNI) sebagai partai Negara atau partai tunggal atau satu-
satunya partai di Negara Indonesia.
Komite nasional adalah suatu komite, Partai Nasional Indonesia adalah
suatu partai. Komite diadakan untuk sementara waktu. Kebijaksanaan kedua
yaitu kebijaksanaan 3 November 1945 yang ditetapkan dalam bentuk
maklumat pemerintah yang memua tentang pendirian partai – partai politik,
dimana maklumat tersebut ditandatangani oleh wakil presiden Mohammad
Hatta.
Menyangkut maklumat ini terdapat kekeliruan anggapan tentan maklumat
ini, seperti selalu dianggap maklumat pemerintah yang dikeluarkan 3
november 1945 untuk mendirikan banyak partai ini sebagai maklumat No. X,
hal ini tidak benar. Karena maklumat No. X (juga sering salah dibaca orang
sebagai maklumat nomor sepuluh, yang benar adalah maklumat No. Eks.
Karena sekretaris Negara Gafar Pronggodidgo tidak membawa daftar urutan
maklumat presiden, lalu dengan begitu dicantumkannya huruf “’X”, (Hatta,
memoir, op. Cit, hal.473), yaitu maklumat yang dikeluarkan tanggal 16
Oktober 1945 tentang perubahan status KNIP dari sekedar pembantu presiden
menjadi badan yang berkuasa legislatif.

b. Maklumat Pemerintah
Berhubungan dengan usul badan pekerja komite nasional pusat kepada
pemerintah supaya diberikan kepada masyarakat seluas-luasnya untuk mendirikan
partai politik, pemerintah menegaskan pendirian yang telah diambil beberapa
waktu lalu, bahwa :
1. Pemerintah menyuplai timbulnya parta-partai politik, karena adanya
partai-partai politik itulah dapat dipimpin ke jalan yang teratur,
pemahaman yang ada pada masyarakat.

13
2. Pemerintah berharap supaya partai itu tersusun sebelum dilangsungkan
pemilihan anggota badan-badan perwakilan rakyat [ada bulan januari
1946.

Menurut perhitungan Wiyono, (Haris S 2014) telah berdiri partai di


Indonesia adalah sebagai berikut :

1. PKI tanggal 7 November 1945


2. Masyumi tanggal 7 November 1945
3. Partai Buruh Indonesia (PBI) tanggal 8 November 1945
4. Partai Kristen Indonesia (PARKANDO) tanggal 10 November 1945
5. Partai Sosialis Indonesia (PSI) tanggal 10 November 1945
6. Partai Rakyat Sosialis (PRS) tanggal 20 November 1945
7. Partai Islam Persatuan Tarbiyah tanggal 22 November 1945
8. Partai Katholik Rapublik Indonesia tanggal 8 Desember 1945
9. Partai Sosialis tanggal 17 Desember 1945
10. Partai Nasional Indonesia (PNI) tanggal 29 Januari 1946
11. Partai Syarikat Islam Indonesia tanggal 22 Maret
12. Partai Murba tanggal 7 November 1948
13. Partai Indonesia Raya tanggal 10 Desember 1948
14. Partai Rakyat Jelata tanggal 1 Oktober 1945
15. Partai Tani Indonesia tanggal 5 Desember 1945
16. Partai Serikat Kerakyatan Indonesia tanggal 19 Januari 1946
17. Partai Wanita Rakyat tanggal 6 September 1946
18. Partai Demokrat Tionghoa Indonesia tanggal 23 Mei 1948
19. Partai Kebangsaan Indonesia akhir bulan januari 1949
20. Partai Indo Nasional tanggal 7 Juni 1949
21. Partai Indonesia Raya pertengahan bulan November 1949
22. Partai Politik Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia tanggal 17 Oktober
1950

14
23. Partai Demokrat Rakyat tanggal 26 Maret 1950
24. Partai Buruh tanggal 1 Mei 1950
25. Partai Rakyat Indonesia tanngal 20 Mei 1950
26. Partai Rakyat Nasional tanggal 23 Juni 1950
27. Partai Kedaulatan Rakyat tanggal 24 November 1946

Jumlah partai politik itu masih terus bertambah dan mencapai puncaknya
pada tahun 1950 ketika diselenggarakan pemilihan umum pertama, pada saat
itu hampir terdapat 36 partai politik. Dengan “pemilu” itu jumlah partai
politik berkurang menjadi 27, karena hanya jumlah itu yang mendapat kursi
pada parlemen (DPR) pusat.

c. Partai Pemerintah
Maklumat wakil presiden 3 november 1945 telah berimplikasi terhadap
jumlah partai politik. Selain itu juga telah mengakibatkan partai-partai
memegang kendali pemerintahan. Diawali dengan diadakannya perubahan
secara samar-samar dalam sistem pemerintahan dari cabinet presidensial
menjadi cabinet parementer.
Perubahan yang demikian terjadi karena disebabkan oleh usul BPKNIP
tanggal 11 November 1945 kepeda pemerintah untuk mempertimbangkan
tetang pertanggungjawaban para menteri kepada lembaga perwakilan
rakyat/KNIP diterima baik oleh pemerintah. Hal tersebut terbukti dengan
dikeluarkannya maklumat pemerintah tangal 14 November yang disamping
membentuk cabinet Syahrir (I) didalamnya juga ditentukan bahwa
tanggungjawab berada di tangan menteri.
Dengan lahirnya maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945
maka bubarlah cabinet presidensial yang dipimpin oleh presiden Soekarno (19
Agustus 1945 s/d 14 November 1945) dengan usia kurang lebih tiga bulan.

15
Setelah itu, lahir Kabinet parlementer pertama di bawah pimpinan perdana
menteri Sultan Syahrir.

3. Sistem Kepartaian Politik Pasca Orde Baru

a. Pembentukan Partai Politik


Pembentukan partai politik pada hakikatnya merupakan salah satu
pencerminan hak warga Negara untuk berserikat, berkumpul dan
menyatakan pendapat sesuai dengan pasal 28 UUD 1945. Melalui partai
politik, rakyatnya mewujudkan haknya untuk menyatakan pendapat
tentang arah kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebagai salah satu lembaga demokrasi, partai politik berfungsi
mengembangkan kesadaran atas hak dak kewajiban politik rakyat,
menyalurkan kepentingan masyarakat dalam pembuatan kebijakan
Negara, serta membina dan mempersiapkan anggota masyarakat untuk
mengisi jabatan-jabatan politik sesuai dengan mekanisme demokrasi.
Partai politik juga merupakan salah satu wahana guna menyatakan
dukungan dan tuntutan dalam proses politik. Munculnya kembali parta-
partai politik pacsa Orde Baru merupakan salah satu akibat dibukanya
keran politik. Secara normative, tumbuhnya partai-partai politik diperkuat
dengan lahirnya tiga Undang-Undang antara lain :

1. Undang-Undang No. 2/1999 Tentang Partai Politik


2. Undang-Undang No. 3/1999 Tentang Pemilihan Umum
3. Undang-Undang No. 4/1999 Tentang Susunan dan Kedudukan MPR-
DPR-DPRD

Jika pada Orde Baru hanya tiga partai politik yang diakui, yaitu Partai Persatuan
Pembangunan (PPP), Golongan Karya (Golkar) dan Parta Demokrasi Indonesia

16
(PDI), maka pada era reformasi jumlah partai politik tidak dibatasi. Masyarakat diberi
kebebasan untuk membentuk partai politik dengan jumlah orang sekurang-kurangnya
50 orang anggota masyarakat yang sudah berusia 21 tahun. Partai politik dibentuk
harus memenuhi syarat :

1. Mencantumkan Pancasila sebagai dasar Negara dari Negara Kesatuan


Republik Indonesia dalam anggaran dasar partai
2. Asas atai ciri, aspirasi dan program partai politik tidak bertentangan dengan
Pancasila
3. Keanggotaan partai politik bersifat terbuka untuk setiap warga Negara
Republik Indonesia yang telah mempunyai hak pilih.
4. Partai politik tidak boleh menggunakan nama atau lambing yang sama dengan
lambing Negara asing, Bendera Kesatuan Republik Indonesia Sang Merah
Putih, Bendera kebangsaan Negara Asing, Gambar Perorangan dan nama serta
lambnag partai lain yang telah ada.

Sedangkan partai politik berfungsi untuk :

1. Melaksanakan pendidikan politik dengan menumbuhkan dan mengembangkan


keasadaran atas hak dan kewajiban politik rakyat dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
2. Menyerap menyalurkan dan memperjuangkan kepentingan masyarakat dalam
pembuatan kebijakan Negara melalui mekanisme badan-badan
permusyawaratan/perwakilan rakyat.
3. Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mengisi jabatan-jabatan politik
sesuai dengan mekanisme demokrasi.

Didalam UU No. 2/1999 disebutkan partai politik memiliki hak dan kewajiban.
Setiap partai politik mempunyai hak :

17
1. Ikut serta dalam pemiluhan umum sesuai dengan Undang-Undang tentang
pemilihan umum
2. Memperoleh perlakuan yang sama, sederajat dan adil dari Negara

Sedangkan kewajiban partai politik adalah sebagai berikut :

1. Memegang teguh serta mengamalkan Pancasila dan UUD 1945


2. Mempertahan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Memelihara kesatuan dan persatuan bangsa
4. Menyukseskan pembangunan nasional
5. Mentukseskan penyelenggaraan pemilihan umum secara demokratis, jujur dan
adil dengan mengadakan pemberian dan pemungutan suara secara langsung,
umu, bebas dan rahasia.

18
BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan
1. Partai politik adalah sekolompok orang orang yang memiliki ideologi yang
sama, berniat merebut dan mempertahankan kekuasaan dengan bertujuan
untuk memperjuangkan kebenaran, dalam suatu negara.
2. Fungsi parpol menurut Miriam Budiarjo yaitu parpol sebagai sarana
komunikasi politik, sarana sosialisasi politik, sarana rekrutment politik dan
sarana pengatur konflik.
3. Fungsi parpol menurut uu no 31 tahun 2000 yang menunjukan bahwa pada
hakikatnya parpol berfungsi membela kepentingan rakyat.
4. Parpol memiliki tujuan yang secara umum dan khusus.
5. Sejarah dan perkembangan parpol yang sampai kini membingungkan
masyarakat dengan perubahan-perubahannya mulai dariawal mula nya
parpol, kemudian pada masa orde lama, orde baru hingga reformasi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang

Budiarjo, M. (1998). Partisipasi dan Partai Politik Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.

DRS H INU KENCANA Syafei M, S. A. (2005). Sistem Politik Indonesia. Bandung: Rineka cipta.

Haris, S. (2014). Partai,Pemilu dan Parlemen Era Reformasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.

Ihsan, A. (2012). Politik tsk hanya kekuasaan. Jakarta selatan: IKAPI.

Prof, D. T. (2012). Peran partai politik dalam sebuah sistem demokrasi. Jakarta
12730/Indonesia: Friedrich-Ebert-Stiftung (FES).

Anda mungkin juga menyukai