Anda di halaman 1dari 15

EMPOWERMENT DALAM TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP

UNTUK MENDUKUNG PERFORMANCE KARYAWAN

Wijayanti
Universitas Muhammadiyah Purworejo

Abstrak
Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak
dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Apabila organisasi
ingin mengarah kepada inovasi, baik itu inovasi produk, pelayanan
ataupun market, pemimpin harus menciptakan atmosfir kerja yang
mendukung pada inovasi. Pemimpin harus terus mendorong karyawan
siap untuk menunjukkan sesuatu yang baru, sehingga dapat mencapai
tujuan organisasi secara efektif. Dengan demikian, pemimpin akan
mengarah kepada empowerment karyawan. Pemimpin akan melibatkan
karyawan dalam pengambilan keputusan sehingga karyawan mempunyai
rasa memiliki terhadap perusahaan atau organisasi.
Kata Kunci: Pemimpin, Kepemimpinan, Empowerment,
Transformational Leadership, Performance Karyawan

PENDAHULUAN
Organisasi yang ingin mencapai bukan sesuatu yang mudah. Pemimpin
keberhasilan ditentukan salah satunya harus mempunyai sifat kepemimpinan
oleh faktor kepemimpinan. yang sesuai dengan visi dan misi
Kepemimpinan merupakan suatu usaha organisasi. Suatu kepemimpinan
untuk mempengaruhi dan memotivasi membawa arti adanya fenomena
individu dalam mencapai tujuan kompleks yang melibatkan pemimpin,
(Gibson, et al., 2006 ). Individu yang pengikut, dan situasi (Wahono, 2000).
lebih banyak mempengaruhi orang lain Situasi yang dimaksud misalnya situasi
disebut pemimpin. kerja, stres, dan lingkungan. Tiga
Pemimpin dan Kepemimpinan elemen ini saling berinteraksi dalam
merupakan suatu kesatuan kata yang hubungan saling membutuhkan dengan
tidak dapat dipisahkan secara struktural kapasitasnya masing-masing.
maupun fungsional (Gumilar, 2004). Hubungan tersebut dapat dilihat pada
Untuk menjadi pemimpin yang efektif gambar 1.

1
Gambar 1 : Hubungan antara pemimpin, pengikut, dan situasi

Pemimpin

Situasi
Pengikut

Sumber : Membedah Akar Kepemimpinan, Romi Satria Wahono

Moeljono (2003) pekerjaan yang dikerjakan oleh


mengklasifikasikan definisi pemimpin pemimpin.
dan kepemimpinan ke dalam empat Sifat kepemimpinan menurut
pendekatan. Pertama, pendekatan Martin (2004) mengalami perubahan.
berdasarkan ciri. Pendekatan ciri Penyebab perubahan tersebut ada
menyatakan bahwa seseorang yang beberapa hal yaitu kompetisi,
menjadi pemimpin berarti mempunyai globalisasi, ekspektasi yang meningkat,
ciri yang berbeda dari individu lainnya. inovasi, keinginan untuk merger dan
Kedua, pendekatan berdasarkan akuisis, dan kebutuhan untuk
perilaku. Pendekatan ini reinvention. Kompetisi dan globalisasi
mengklasifikasikan perilaku-perilaku akan menuntut pemimpin untuk
yang akan membantu memahami berpikir secara global tentang
tentang kepemimpinan. Ketiga, keunggulan kompetitif yang dimiliki
pendekatan kekuasaan-pengaruh yang organisasi. Apabila organisasi ingin
mencoba mempelajari proses melakukan inovasi maka pemimpin
mempengaruhi antara pemimpin dan juga harus aktif memberikan stimuli
pengikut. Keempat, pendekatan kepada karyawan untuk memberikan
situasional. Pendekatan yang ide-ide yang kreatif dan innovatif.
menekankan pada pentingnya faktor- Organisasi akan melakukan
faktor kontekstual, seperti sifat perubahan apabila ada keinginan untuk

2
melakukan kompetisi. Dalam oragnisasi yang mempunyai
menjalankan bisnis, tentu organisasi karakteristik yang berbeda.
bersaing dengan organisasi lain yang Sifat kepemimpinan yang dapat
bergerak di bidang yang sama maupun mendukung eksistensi dan berbagai
yang berbeda. Pemimpin merupakan perubahan di dalam organisasi tidak
salah satu faktor yang penting dalam hanya satu atau 2 karakter, tetapi
mendorong karyawan dalam banyak yang harus dipenuhi oleh
berkompetisi. Organisasi yang mampu seorang pemimpin yang berkualitas.
bersaing akan dapat survive dalam Menurut Kirkpatrick and Locke (1991),
persaingan yang terjadi. Perubahan sifat karakter kepemimpinan yang ideal
kepemimpinan juga akan berubah antara lain meliputi:
ketika ada globalisasi. Pemimpin akan (1) Mampu mendorong pengikut.
melakukan hal yang berbeda ketika (2) Mempunyai keinginan untuk
organisasinya masuk ke dalam dunia mengarahkan.
perdagangan atau bisnis yang global. (3) Jujur dan mempunyai integritas.
Ide-ide pemimpin harus mampu (4) Percaya diri
mendukung dan mendorong organisasi (5) mempunyai kemampuan kognitif
untuk memahami pasar dan konsumen (6) pengetahuan tentang bisnis.
yang berubah. Menurut Lako 2004,
Organisasi yang ingin mengarah kepemimpinan yang efektif adalah
kepada inovasi, baik itu inovasi produk, pemimpin yang memiliki sifat-sifat
pelayanan ataupun market, pemimpin visioner, penuh gairah, kreatif, luwes,
seharusnya menciptakan atmosfir kerja inspiratif, inovatif, penuh daya dorong,
yang mendukung pada inovasi. imajinatif, eksperimental, dan
Pemimpin harus terus mendorong independen. Menurut Moeljono (2003),
karyawan siap untuk menunjukkan ada tiga hal tentang pemimpin yang
sesuatu yang baru, sehingga dapat unggul sehingga mampu mengarahkan
mencapai tujuan organisasi secara organisasi pada efektifitas. Tiga hal
efektif. Pada saat organisasi melakukan tersebut adalah vision, value, dan
merger atau akuisisi, berarti ada courage. Vision mencerminkan
perubahan sifat kepemimpinan karena kedalaman dan keluasan kecenderungan
menyesuaikan dengan dua atau lebih dimasa depan yang akan mengarahkan

3
organisasi mampu mengahadapi masa b. Bakat-bakat tersebut dipupuk dan
depan. Value akan menentukan bahwa dikembangkan melalui kesempatan
seorang pemimpin efektif atau tidak. untuk menduduki jabatan
Courage diperlukan pemimpin untuk kepemimpinannya.
membuat keputusan. Dalam hal ini, c. Ditopang oleh pengetahuan
diharapkan pemimpin mempunyai teoritikal yang diperoleh melalui
keberanian untuk membuat keputusan. pendidikan dan latihan, baik yang
Ketiga hal tersebut menurut bersifat umum maupun yang
Moeljono (2003), ketiga hal diatas tidak menyangkut teori kepemimpinan.
cukup. Ada dua hal lain yang cukup Berbicara tentang motivasi,
penting yaitu competence dan strong pemimpin dapat mendorong
character. Competence merupakan pengikutnya dengan cara memberikan
kecakapan yang sesuai untuk motivasi. Dengan demikian, pengikut
melaksanakan tugas. Pemimpin harus dapat menyelesaikan tugas dengan baik
mempunyai kecakapan untuk sehingga dapat memberikan kontribusi
mengidentifikasi masalah yang muncul positif dalam pencapaian tujuan.
sampai mengambil keputusan yang Memotivasi karyawan merupakan suatu
tepat. Strong character merupakan ketrampilan (Pradhana, 2006).
watak yang dilandasi keteguhan Pemimpin dapat melakukan berbagai
pendirian. Dengan demikian pemimpin cara untuk memotivasi karyawan.
akan mampu membuat kondisi yang Misalnya dengan memberikan
pasti dan stabil sehingga pihak yang penghargaan kepada karyawan yang
berhubungan dengan organisasi tidak mampu memberikan kontribusi posistif
khawatir. pada organisasi, memberikan ucapan
Sondang (1994) dalam Gumilar selamat kepada karyawan yang
menyimpulkan bahwa seseorang hanya berprestasi.
akan menjadi seorang pemimpin yang Memotivasi karyawan akan
efektif apabila : lebih baik dilakukan secepat mungkin
a. Seseorang secara genetika telah untuk menghindari rasa bosan dalam
memiliki bakat-bakat diri karyawan. Pemimpin dapat fokus
kepemimpinan pada karyawan yang kurang kreatif
dalam mengemukakan ide untuk

4
mendukung pencapaian tujuan ide untuk perbaikan organisasi.
organisasi. Kemampuan pemimpin Feedback akan menumbuhkan
untuk mengarahkan karyawan sehingga semangat untuk bekerja pada karyawan
bertanggung jawab dalam pekerjaannya karena merasa memiliki dan sebagai
merupakan faktor penting dalam bagian dari perusahaan.
memotivasi karyawan. pemimpin yang Ketrampilan berkomunikasi
mampu memotivasi karyawan berarti juga diperlukan ketika pemimpin
mendukung self efficacy karyawan. berkomunikasi dengan berbagai pihak
Keberhasilan dalam memotivasi terutama, misalnya; penentu kebijakan
karyawan didukung dengan yang berhubungan dengan arah
kemampuan komunikasi pemimpin organisasi. Kegagalan bekerja sama
dengan karyawan. Karyawan dalam dengan perusahaan lain sering gagal
organisasi akan dapat melakukan karena pemimpin tidak mampu
tugasnya dengan baik apabila diarahkan berkomunikasi. Hal itu disebabkan
oleh pemimpin. Cara menyampaikan adanya salah satu pihak yang terancam
suatu tugas atau permasalahan kepada atau tidak nyaman sehingga negosiasi
karyawan dengan baik akan mendorong gagal. Banyak metode komunikasi yang
karyawan untuk mengikuti pemimpin. dapat diterapkan pemimpin agar
Hal tersebut akan tercapai apabila informasi dapat disampaikan dengan
pemimpin mempunyai kemampuan tepat dan cepat. Komunikasi akan
berkomunikasi dengan baik. Cara ini berjalan baik apabila pemimpin
juga akan membuat karyawan simpati mengerti dan memahami karyawan.
kepada pempimpin karena merasa Beberapa model komunikasi dalam
dihargai dalam organisasi. kepemimpinan yang dapat diterapkan
Komunikasi yang tercipta organisasi yaitu (Gumilar, 2004):
diharapkan dua arah sehingga ada a. Model Rantai
feedback dari karyawan. apabila Metode jaringan komunikasi di sini
komunikasi hanya terjadi satu arah, terdapat lima tingkatan dalam
maka karyawan akan cenderung jenjanghirarkisnya dan hanya
mendengarkan keputusan dari dikenal komunikasi sistem arus ke
pemimpin saja. Karyawan tidak akan atas (upward) dan ke bawah
mempunyai kesempatan memberikan (downward), yang artinya menganut

5
hubungan komunikasi garis berbeda dengan model rantai, yaitu
langsung (komando) baik ke atas terdapat empat level jenjang
atau ke bawah tanpa terjadinya hirarkinya, satu
suatu penyimpangan. Masalah yang timbul dalam
b. Model Roda komunikasi ada beberapa hal (Gumilar,
Sistem jaringan komunikasi di sini, 2004). Pertama, karena pesan yang
semua laporan, instruksi perintah mengalir ke atas sering merupakan
kerja dan kepengawasan terpusat pesan yang harus didengar oleh hirarki
satu orang yang memimpin empat yang lebih tinggi atau atasan, para
bawahan atau lebih, dan antara pekerja seringkali enggan
bawahan tidak terjadi interaksi menyampaikan pesan yang negatif.
(komunikasi sesamanya). Kedua, seringkali pesan yang
c. Model Lingkaran disampaikan ke atas, terutama yang
Model jaringan komunikasi menyangkut ketidakpuasan bawahan,
lingkaran ini, pada semua tidak didengar atau ditanggapi oleh
anggota/staff bisa terjadi interaksi manajemen. Ketiga, kadang-kadang
pada setiap tiga tingkatan hirarkinya pesan tidak sampai karena disaring oleh
tetapi tanpa ada kelanjutannya pada penjaga gerbang arus pesan atau bisa
tingkat yang lebih tinggi, dan hanya terjadi lebih baik bertanya pada rekan
terbatas pada setiap level. kerja. Keempat, Arus ke bawah terlalu
d. Model Saluran Bebas/Semua besar sehingga tidak ada celah untuk
Saluran menerima pesan dari bawah. Kelima,
Model jaringan komunikasi sistem hambatan fisik. Biasanya secara fisik
ini, adalah pengembangan model pimpinan dengan bawahan berjauhan.
lingkaran, di mana dari semua tiga Integritas merupakan kesesuaian
level tersebut dapat melakukan tindakan pemimpin dengan prinsip yang
interaksi secara timbal balik tanpa dianut perusahaan. Pemimpin
menganut siapa yang menjadi tokoh seharusnya mempunyai konsistensi
sentralnya. integritas. Hal ini disebabkan karena
e. Model Huruf ‘Y’ dalam organisasi terdiri dari berbagai
Model jaringan komunikasi dalam karyawan yang memiliki karakteristik
organisasi di sini, tidak jauh berbeda tetapi memiliki tujuan dan nilai

6
yang sama. Hal penting lain yang juga arah atau tujuan dari organisasi. Jika
perlu dimiliki oleh seorang pemimpin pemimpin tidak konsisten, akan
adalah mempunyai kemampuan dan kesulitan untuk fokus dalam
pengetahuan tentang bisnis sehingga mencapai tujuan.
pemimpin tidak akan salah mengambil 3. Keteguhan hati
keputusan. Selain itu, pemimpin tidak Jika pemimpin mempunyai
akan salah mengiterpretasikan banyak keteguhan hati, maka akan mampu
data atau informasi yang didapat jika mengadapi tantangan maupun
mempunyai kemampuan dan persaingan dalam bisnis. Pemimpin
pengetahuan. Pemimpin akan mudah tidak akan mudah terpuruk,
dan tepat dalam mengambil keputusan sekalipun terdapat masalah dalam
jika ada banyak data dan informasi. organisasi.
Menurut Foglemen dalam 4. Pemimpin harus mampu bertahan
terjemahan dari www.au.af.mil, Pemimpin yang mampu bertahan
karakteristik pemimpin yang dari persaingan dan lingkungan
mempunyai integritas antara lain; yang terus berubah diperlukan
1. Ketulusan dalam organisasi. Ide untuk
Pemimpin mampu bertindak sesuai memecahkan setiap masalah yang
dengan perkataannya tanpa ada sifat muncul diperlukan agar mampu
pura-pura. Karyawan akan lebih bertahan dalam lingkungan yang
mempercayai pemimpin yang selalu berubah.
mempunyai sifat tanpa kepura- Selain itu, berpikir inovatif dan
puraan. Pemimpin yang mempunyai kreatif akan mendukung dalam
ketulusan akan dengan sepenuh hati pengambilan keputusan. Pemimpin
mencurahkan kemampuan untuk akan mampu membuat keputusan
mencapai tujuan organisasi. dengan tepat apabila mempunyai
2. Konsistensi kemampuan dan pengetahuan. Berbagai
Dalam melakukan setiap tindakan, alternatif pemecahan masalah akan
seharusnya pemimpin konsisten dapat disajikan oleh pemimpin apabila
sehingga dapat menjadi panutan mempunyai kemampuan dan
pengikut atau karyawan. pengetahuan yang diperlukan
Konsistensi akan berkaitan dengan organisasi. Pemimpin yang kreatif akan

7
mampu berpikir kritis dalam pencapaian tujuan organisasi.
menyelesaiakan setiap masalah yang Dalam hal ini pemimpin lebih
dihadapi organisasi. Akhirnya, hal sering mempertimbangkan masukan
tersebut akan meningkatkan dari bawahan sehingga karyawan
produktifitas organisasi. merasa dihargai. Dimensi ini
mengarahkan kepada kepuasan atau
Transformational Leadership kebutuhan karyawan.
Tondok dan Anderlina (2000) 4. Intellectual Stimulation
menemukan lima sub dimensi Hal ini dapat dilihat dari
kepemimpinan transformational. meningkatnya kemampuan
Kelima subdimensi tersebut adalah: karyawan. pemimpin mendorong
1. Vision karyawan untuk mampu
Visi merupakan gambaran ideal atas memikirkan masalah-masalah yang
masa depan yang didasarkan pada terjadi dalam organisasi sehingga
nilai-nilai organisasional mampu mengahadapi masa depan.
2. Inspirational communication 5. Personal Recognation
Dalam dimensi ini, pemimpin Personal recognition merupakan
berusaha mengarahkan minat dan pemeberian reward kepada
bakat dari karyawan. Karyawan karyawan baik itu berupa reward
yang mempunyai bakat dapat secara financial maupun non financial
optimal memberikan kontribusi reward. Non financial reward dapat
yang positif guna tercapainya tujuan berupa pujian kepada karyawan
organisasi. Pemimpin dapat yang berhasil menyelesaikan tugas
mengatakan kepada karyawan dengan baik.
tentang hal-hal yang membangun Kelima hal diatas akan
percaya diri. Hal itu dapat dilakukan mengarah kepada empowerment
dengan komunikasi yang baik karyawan. Dalam Transformational
dengan karyawan. Leadership, empowerment merupakan
3. Supportive Leadership sesuatu yang penting. Penelitian yang
Pemimpin mendukung yang mendukung hal tersebut antara lain
dilakukan pemimpin sejauh hal penelitian dari Bartram 2006.
yang dilakukan mendukung Empowerment dilakukan pemimpin

8
kepada karyawan agar karyawan sesuai dengan value. Self determination
mempunyai rasa memiliki terhadap mengacu pada otonomi.
organisasi. Pemimpin yang mampu
Pemimpin berusaha untuk memberdayakan karyawan berarti
meningkatkan inisiatif karyawan dan mendukung self efficacy dari karyawan
memberikan stimuli agar muncul yang akan berpengaruh pada
inovasi-inovasi untuk kemajuan performance. Self efficacy mengarah
organisasi. Dengan demikian, karyawan pada bahwa karyawan mempunyai
akan bekerja secara optimal untuk kemampuan untuk menyelesaikan
mencapai tujuan organisasi. Stimuli tugas. Hal tersebut akan menentukan
dapat berupa kesempatan kepada kompetensi karyawan, karena karyawan
karyawan untuk memberikan ide merasa bahwa mereka mempunyai
tentang perbaikan ataupun pemecahan kemampuan (ability) untuk
masalah untuk mendukung tujuan menyelesaikan tugas. Selain itu, akan
organisasi. lebih baik apabila karyawan
Empowerment berkaitan mempunyai self determination yaitu
dengan kompetensi, influence, meaning, otonomi untuk membuat keputusan
dan self determination ( Bartram, dalam melakukan pekerjaan. Pemimpin
2006). Ada empat hala dalam memperlakukan karyawan sebagai
empowerment yaitu competence, partner kerja yang dapat memberikan
impact, meaning, dan self usulan ide untuk pengambilan
determination. Competence mengacu keputusan. Dengan demikian, karyawan
pada self efficacy. Impact mengacu akan mempunyai komitmen yang tinggi
bahwa sesuatu dapat mempengaruhi dalam menjalankan semua
hasil organisasi. Meaning berhubungan kewajibannya. Hubungan antara self
dengan pentingnya penempatan kerja efficacy dan performance terlihat pada
gambar 2 di bawah ini.

9
Gambar 2
Sumber : Pillai, 2004
Empowerment akan mempengaruhi pekerjaan. Otonomi yang diberikan
outcome dari organisasi. Karyawan kepada karyawan tidak akan optimal
yang sungguh-sungguh menjalankan apabila dalam setiap pekerjaannya
tugas organisasi akan meningkatkan selalu diawasi dengan ketat. Seorang
outcome dari organisasi. Mereka akan pemimpin sering mementingkan
memberikan kontribusi positif untuk mengawasi karyawannya, dari pada
pencapaian tujuan organisasi. Hal memotivasi atau memberikan otonomi
penting lainnya dalam empowerment dalam menyelesaikan pekerjaan.
adalah pekerjaan yang dilakukan Karyawan yang mempunyai motivasi
didasarkan pada value yang dianut tinggi tidak perlu diawasi setiap saat,
organisasi. Dengan demikian, karena sudah mempunyai kesadaran
pencapaian tujuan akan terarah dan sendiri tentang sesuatu yang harus
efektif. Apabila pemimpin sudah dikerjakan. Karyawan merasa dipercaya
mengarah kepada empowerment, berarti dapat menyelesaikan tugas, sehingga
pemimpin sudah memahami bahwa dengan sungguh-sungguh akan
karyawan merupakan sumber daya yang menjalankan tugas tersebut.
penting dalam perusahaan. Tubbs (2004) mengatakan
Pemimpin yang mampu bahwa sistem value yang kuat dalam
memberdayakan karyawan berarti individu dan bisnis akan berpengaruh
memberikan otonomi pada karyawan pada kesuksesan jangka panjang.
untuk membuat keputusan dalam

10
Berikut ini adalah gambar value dalam leadership (Gambar 3).
Gambar 3: Value dalam Leadership

Sumber : Tubbs, Leadership Competencies: Can They Be Learned?


Gambar di atas menunjukkan Pembentukan teamwork juga
adanya komitmen untuk mencapai penting untuk meningkatkan efektifitas
keunggulan kompetitif organisasi. organisasi. Proses teamwork meliputi
Leading change dalam gambar meliputi kohesi, komunikasi, dan manajemen
penciptaan perubahan tranformasional, konflik (Shaw 1976; Dyer 1987; Zender
mengembangkan budaya organisasi 1994, dalam Yammarino et.al, 2004).
dengan pembelajaran yang terus Item lain dalam gambar sudah
menerus, menciptakan mekanisme dijelaskan. Hubungan antara teamwork
dukungan, dan mengelola proses dan tranformational leadership secara
perubahan. khusus ditunjukkan dalam gambar 4.
Gambar 4: Transformational leader dan team performance

Sumber : Shaw 1976; Dyer 1987; Zender 1994, dalam Yammarino et.al, 2004,
Transformational leadership and team performance

11
Menurut banyak penelitian, lain menerima visi dan rencana untuk
antara lain Bartram 2007, Avolio et al organisasi.
2004, Dvir 2002, pemimpin yang Transformational leader
mampu memberdayakan karyawan menggunakan pengaruhnya untuk
merupakan salah satu hal penting pada setting tujuan organisasi,
transformational leader. Tipe mengklarifikasi hasil yang diinginkan
kepemimpinan ini, mendorong pengikut serta memberikan umapn balik.
atau karyawan mewujudkan visi untuk Transformational leader menggunakan
masa yang akan datang dari pada fokus pengaruhnya untuk memperluas dan
pada reward dan punishment. memperbaiki tujuan pengikut atau
Pemberian hukuman dirasa kurang karyawan serta memperbaiki
efektif untuk pencapaian tujuan kepercayaan untuk mencapai tujuan
organisasi. Pemimpin yang selalu yang melebihi ekspektasinya. Gaya
memberi hukuman hanya akan kepemimpinan transformasional
melemahkan mental karyawan. merupakan faktor penentu yang
Meskipun demikian, pemimpin yang mempengaruhi sikap, persepsi, dan
akan memberikan reward juga harus perilaku karyawan di mana terjadi
adil sehingga karyawan merasa peningkatan kepercayaan kepada
diperlakukan sama. pemimpin, motivasi, kepuasan kerja
Kaitannya dengan motivasi, dan mampu mengurangi sejumlah
pemberian reward tidak harus berupa konflik yang sering terjadi dalam suatu
uang, tetapi bisa berupa pujian atau organisasi. Tondok dan Andarika
reward non financial. Pujian (2000) menyebutkan ada tiga cara
merupakan salah satu cara menghargai seorang pemimpin transformasional
karyawan. Pemimpin harus menyadari memotivasi karyawannya, yaitu
bahwa dalam mencapai visi organisasi dengan:
tidak dapat dilakukan sendiri. 1) Mendorong karyawan untuk lebih
Pemimpin tidak akan mampu menyadari arti penting hasil usaha;
mengerjakan semua pekerjaan yang 2) Mendorong karyawan untuk
dianggap penting bagi organisasi. mendahulukan kepentingan kelompok;
Mereka harus mampu membuat orang dan

12
3) Meningkatkan kebutuhan karyawan komitmen. Karyawan akan
yang lebih tinggi seperti harga diri menyelesaikan tugas dengan baik
dan aktualisasi diri. karena diberikan otonomi untuk
Sesuai dengan studi empiris memutuskan hal yang harus dikerjakan.
yang dilakukan oleh Bartram 2007, Selain itu, karyawan yang dilibatkan
ditemukan bahwa transformational dalam pengambilan keputusan akan
leadership dengan performance menjalankan hasil keputusan tersebut
dimediasi oleh empowerment. Hasil secara optimal.
studi empiris tersebut juga didukung Organisasi yang menerapkan
oleh Shamir et. al (1993) yang transformational leader menonjolkan
menyatakan bahawa transformational perilaku yang kharismatik, membangun
leadership secara langsung inspirasi motivasi, memperbaiki
mempengaruhi kompetensi, value, intelektual stimulasi dan melatih
kemampuan untuk mengontrol individu atau karyawan untuk
lingkungan, dan persepsi tehadap tugas. mempertimbangkan dirinya dalam
Semua itu merupakan komponen dari pengambilan keputusan.
pengukuran empowerment. Perilaku kharismatik mampu
Ada peningkatan ketertarikan memberikan inspirasi pada karyawan
peran pemimpin untuk memberi tanpa karyawan merasa dipaksa untuk
inisiatif, dan menstimuli inovasi. Dvir menyelesaikan kewajibannya. Intlektual
(2002), menyatakan bahwa stimulasi dibangun agar karyawan
transformational leader melakukan mampu memberikan kontribusi positif
empowerment dengan memperluas pada pencapaian tujuan dengan
kapasitas pengikut atau karyawan untuk menggunakan pengetahuan yang
berpikir pada pengembangan ide-ide dimiliki. Beperilaku rasional dan
baru. Empowerment mengacu pada berhati-hati terhadap pemecahan
proses bahwa self efficacy individu masalah juga merukan bagian dari
yang didukung oleh pemimpin. intlektual stimulasi. Dengan demikian,
Empowerment akan mengarah diharapkan karyawan mempunyai
pada perbaikan kinerja karyawan. potensi yang penuh dan kinerja yang
Menurut Bartram 2006, empowerment tinggi.
berhubungan dengan kontrol dan

13
PENUTUP karyawan dalam pengambilan
Simpulan keputusan sehingga karyawan
Organisasi yang mampu mempunyai rasa memiliki terhadap
mengahadapi perubahan lingkungan perusahaan atau organisasi. Apabila
yang terus-menerus sehingga bisa karyawan mempunyai rasa memiliki
survive salah satu faktor penentu adalah maka karyawan akan mencurahkan
pemimpin. Pemimpin harus mempunyai segala kemampuan untuk mendukung
sifat kepemimpinan yang efektif organisasi. Dalam hal ini, self efficacy
sehingga dapat mengarahkan karyawan karyawan akan muncul. Jadi,
dalam mencapai tujuan organisasi. empowerment merupakan hal yang
Pemimpin diharapkan mampu penting dalam suatu kepemimpinan.
memotivasi, memberikan otonomi, dan Sejumlah hasil survei
mempunyai integritas. Karyawan akan menunjukkan bahwa model
menjalankan tugas dengan baik jika transformational leadership yang
termotivasi. digagas oleh Bass cukup relevan dan
Motivasi dapat berupa financial efektif untuk meningkatkan kinerja
reward maupun non financial reward. organisasional dan kinerja karyawan
Contoh non financial reward berupa subordinat secara berkelanjutan (Lako,
pujian terhadap karyawan yang berhasil 2004). Alasannya adalah pemimpin
menyelesaikan tugas dengan baik. transformational akan mencurahkan dan
Pemberian otonomi untuk melakukan memberdayakan segala kemampuannya
pekerjaan juga akan berdampak positif untuk mencapai kinerja yang tinggi.
pada karyawan. Karyawan tidak merasa
diawasi setiap pekerjaannya. Karyawan Daftar Pustaka
akan merasa dipercaya mampu Bartram, Timothy Gian Casimir,
(2006). The relationship
menyelesaikan tugas. Jika karyawan
betweenleadership and follower
diawasi, maka akan merasa bahwa in-roleperformance and
satisfactionwith the leader ; The
dianggap tidak mampu dalam
mediating effects of empowerment
menyelesaikan tugas. and trust in the leader. Leadership
& Organization Development
Dengan demikian, pemimpin
Journal Vol. 28 No. 1, pp. 4-19.
akan mengarah kepada empowerment
Dionne, Sheley. D. et.al. (2004).
karyawan. Pemimpin akan melibatkan
Transformational leadership and

14
team performance. Journal of Transformasional dan
Organizational Change Transaksional dengan Kepuasan
Management. Vol. 17, No. 2, pp. Kerja Karyawan. Jurnal
177-193. PSYCHE. Fakultas Psikologi
Universitas Bina Darma
Dvir, Taly. et.al. (2002). Impact Of Palembang.
Transformational Leadership On
Follower Development And
Performance: A Field Tubbs, Stewart L., Schulz, Eric. (2004).
Experiment. Academy of Leadership Competencies: Can
Management Journal. Vol. 45, They Be Learned? Eastern
No. 4, 735-744. Michigan University

Gibson, J.L, Ivancevich, J.M, Donnelly, Wahono, Romi Satria. (2000).


J.H, Konopaske, (2006) Membedah Akar Kepemimpinan
‘Oganizations: Behavior,
Structure, Process, 12 th edition, Yammarino et.al, 2004,
New York: McGraw-Hill.
Transformational leadership
Gumilar, Gumgum. (2004). and team performance.
Kepemimpinan dalam organisasi.
Bandung: Universitas Komputer
Indonesia

Lako, Andreas. (2006). Kepemimpinan.


Yogyakarta.

Martin, Andre’.(2004). The Changing


Nature of Leadership. Center for
creative leadership. North
America, Europe, Asia.

Moeljono, Djokosantoso. (2003).


Beyond Leadership. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.

Pillai, Rajnandini, Williams, Ethlyn A.


(2004). Transformational
leadership, self-efficacy, group
cohesiveness, commitment, and
performance. Journal of
Organizational Change
Management Vol. 17 No. 2, pp.
144-159.

Tondok, Marselius, Sampe, Andarika,


Rita. (2000). Hubungan Antara
Persepsi Gaya Kepemimpinan

15

Anda mungkin juga menyukai