Anda di halaman 1dari 9

PENELITIAN SOSIAL

“BUDAYA CORAT – CORET SERAGAM SAAT KELULUSAN


SEKOLAH”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

NAMA : ABDULLAH AMMAR ARAFAT


ALMIRA ZAHRA LARASATI
NOVAL PUTRA SADEWA
PURNAMA SARI
HELENIA NOPRINDA
KELAS : X IPS 7

SMA NEGERI 6 PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2016/2017

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah penelitian sosial. Penelitian sosial kami
adalah budaya corat-coret seragam saat kelulusan sekolah. Objek penelitian kami
adalah siswa kelas 12.

Makalah ini juga disajikan dalam bahasa yang sederhana jadi mudah untuk di pahami.
Didalam makalah ini ini terdapat penyebab siswa corat-coret seragam saat kelulusan.
Selain itu juga didalamnya dilengkapi kesimpulan serta kritik/saran.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra Hj Yusnaini S.Pd selaku guru
pembimbing kami dan buku sosiologi untuk SMA/MA X yang telah membimbing
kami untuk menyelesaikan makalah penelitian sosial ini. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini.

Palembang, Mei 2017

Kelompok 1

2
Daftar Isi
Halaman Judul………………………………………………………..……..…………1
Kata Pengantar……………………………………………...………………………….2
Daftar Isi…………………………………………...…………………………………..3
Bab 1 Pendahuluan………………………..…………………………………………...4
1.1 Latar Belakang…………………………………….………………………..4
1.2 Perumusan Masalah……………………………………….………………..4
1.3 Hipotesis…………………………………….………….…………………..4
1.4 Tujuan Penelitian…………………...……………………….……………...4
1.5 Metode Penelitian……………………………………………….………….4
Bab 2 Pembahasan………………………………………………...…………………...5
2.1 Awal Mula Terjadinya Corat-Coret Seragam……………………………....5
2.2 Penyebab Siswa Corat-Coret Seragam…………………………………......5
2.3 Hukaman Kepada Siswa Yang Corat-Coret Seragam……………………...5
2.4 Akibat Siswa Yang Corat-Coret Seragam……………………………….…5
Bab 3 Penelitian……………………………………………………….......…………...6
3.1 Hasil Penelitian………………………………………………......…………6
3.2 Hasil Analisis Penelitian………………………………………...….....……7
3.3 Bukti Penelitian………………………………………………….……....…8
Bab 4 Penutupan…………………………………………………………...…………..9
4.1 Kesimpulan………………………………………………….……………...9
4.2 Saran…………………………………………………….………………….9

3
Bab 1
Pendahuluan

1.1Latar Belakang
Hari kelulusan sekolah merupakan peristiwa yang sangat berkesan bagi seluruh
siswa dan juga sangat ditunggu-tunggu setelah usai menjalani kegiatan Ujian
Nasional. Apalagi jika pengumuman dinantikan tersebut betul-betul sesuai harap,
lulus dengan nilai yang bisa dibanggakan. Walaupun kebahagiaan itu adalah
kebahagiaan yang sesaat. Karena setelah kelulusan harus memikirkan akan
melanjutkan ke mana dan sebagian juga akan dihadapkan pada kehidupan yang
sebenarnya, yakni hidup di tengah-tengah masyarakat dan menjadi bagian dari
masyarakat itu sendiri. Sehingga untuk merayakan kelulusan tersebut sebagian
siswa mengekspresikan kegembiraannya dengan berbagai cara. Di antara cara yang
mereka lakukan adalah dengan mencoret-coret baju seragam. Pada saat
pengumuman kelulusan sekolah seperti sudah merupakan sebuah tradisi para siswa
merayakannya dengan mencoret-coret baju seragam. Kegiatan tersebut tampaknya
sudah menjadi semacam budaya yang turun temurun dan sudah sangat sulit untuk
dibendung dan dikendalikan. Meskipun sebelum kelulusan telah ada himbauan dari
pihak sekolah bahkan dari Dinas Pendidikan setempat untuk tidak melakukan aksi
mencoret-coret seragam sekolah pada saat kelulusan, namun bagi sebagian pelajar
hal tersebut tampaknya sudah merupakan tradisi yang tidak bisa ditinggalkan
bahkan mungkin harus diwariskan. Mungkin juga bagi mereka hal itu adalah
simbol telah selesainya pendidikan formal di sekolah yang ditinggalkan.
1.2Perumusan Masalah
1. Bagaimana awal mula terjadinya corat-coret seragam saat kelulusan?
2. Apa penyebab dari sulitnya melanggar siswa mencorat-coret seragam?
3. Apa hukuman yang akan diberikan kepada siswa yang melanggar?
4. Apakah akibat dari siswa yang melanggar tersebut?

1.3Hipotesis
Budaya coret – coret saat kelulusan yang terjadi itu untuk meluapkan perasaan
senang yang selama ini tertekan akibat kegiatan sekolah.

1.4Tujuan Penelitian
Untuk mencari solusi bagaimana menghentikan budaya coret – coret seragam saat
kelulusan sekolah.

1.5Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penyusun menggunakan
metode studi lapangan dengan menyebarkan angket kepada para siswa.

4
Bab 2
Pembahasan

2.1 Awal Mula Terjadinya Corat-Coret Seragam


Dikutip dari berbagai sumber, tak ada yang tahu pasti kapan awal mula
kelulusan dirayakan dengan corat-coret seragam. Namun, aksi ini telah terjadi
sejak tahun 1990-an, saat awal mula diberlakukan Ebtanas. Para siswa
terbebani dengan Ebtanas, sehingga langsung menumpahkannya setelah
melalui ujian akhir tersebut. Pada awalnya hanya melakukan aksi corat-coret
sebagai bentuk protes, namun lama kelamaan justru seolah-olah menjadi
tahapan wajib. Jika belum corat-coret belum terbukti lulus, kira-kira demikian
penggambarannya.

2.2Penyebab Siswa Corat-Coret Seragam


Ada banyak penyebab mengapa siswa lebih senang mencoret-coret
seragamnya, yaitu
1. Siswa mencorat-coret seragam untuk merayakan kelulusan
2. Siswa mencorat-coret seragam untuk mengikuti trendi masa kini
3. Siswa takut tidak mendukung apabila tidak mencoret-coret seragam saat
kelulusan
4. Membuat siswa merasa gagah dan hebat

2.3 Hukuman Kepada Siswa Yang Corat-Coret Seragam


Hukuman yang akan diberikan kepada siswa yang corat-coret seragam saat
kelulusan sekolah tergantung dimana siswa sekolah. Ada beberapa sekolah yang
memberikan hukuman, seperti
1. Tidak diberikannya ijazah kelulusan sekolah
2. Mengecat dinding sekolah yang disiapkan pihak sekolah (SMA N 3 Palembang)

2.4Akibat Siswa Yang Corat-Coret Seragam


Kebanyakan siswa yang merayakan kelulusan tidak mengetahui apa akibat dari
corat-coret seragam saat kelulusan berlangsung. Siswa terlalu senang dan hura-
hura sehingga tidak memperhatikan situasi dan keadaan dimana ia akan corat-coret
seragam. Ada banyak siswa yang corat-coret seragam di jalan, apalagi saat sudah
selesai corat-coret seragam siswa akan konvoi di jalan sehingga akan membuat
kemacetan. Bahkan ada siswa yang kecelakaan akibat bersenggolan dengan
temannya sendiri atau tertabrak orang lain saat sedang asyiknya corat-coret
seragam di jalan.

5
Bab 3
Penelitian
3.1 Hasil Penelitian
Untuk mengetahui seberapa banyak siswa yang mencorat-coret seragam saat
kelulusan sekolah, maka kami membagikan angket ke beberapa sekolah di
Palembang secara acak baik itu SMA ataupun SMK. Adapun isi dari angket itu
adalah
ANGKET
“BUDAYA CORAT – CORET SERAGAM SAAT KELULUSAN SEKOLAH”

Nama Lengkap :
Asal Sekolah :

Isilah pertanyaan di bawah dengan jujur!

1. Apakah Anda merasa senang dengan mencorat-coret seragam?


a. ya b. tidak

2. Apakah Anda mencorat-coret seragam karena takut dikucilkan teman?


a. ya b. tidak

3. Baju sudah dicorat-coret teman Anda. Apakah akan disimpan?


a. ya b. tidak

4. Apakah larangan mencorat-coret seragam membuat Anda merasa kesal dan marah?
a. ya b. tidak

5. Apakah Anda mencorat-coret seragam di lingkungan sekolah?


a. ya b. tidak

6. Apakah Anda mencorat-coret seragam karena pengaruh teman-teman Anda?


a. ya b. tidak

7. Apakah Anda mencorat-coret seragam karena mengikuti trendi masa kini saja?
a. ya b. tidak

8. Apakah Anda mendapatkan hukuman dari sekolah karena mencorat-coret seragam?


a. ya b. tidak

9. Apakah Anda dimarahi oleh orang tua karena mencorat-coret seragam?


a. ya b. tidak

6
10. Apakah Anda merasa takut dikejar polisi saat konvoi dijalan?
a. ya b. tidak
Alasan:

Jawaban dari 35 orang siswa di sekolah yang berbeda tetapi di wilayah Palembang
No Ya Tidak
1 35 0
2 15 20
3 32 3
4 24 11
5 9 26
6 20 15
7 30 5
8 14 21
9 10 25
10 16 19
Jumlah 205 145

3.2Hasil Analisis Data


Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. 100% menyatakan bahwa senang mencorat-coret seragam sedangkan 0%
tidak
2. 43% menyatakan bahwa takut dikucilkan teman sedangkan 57% tidak
3. 91% menyatakan bahwa bajunya akan disimpan sedangkan 9% tidak
4. 69% menyatakan bahwa mencorat-coret seragam membuat lulus sedangkan
31% tidak
5. 26% menyatakan bahwa mencorat-coret seragam di lingkungan sekolah
sedangkan74% tidak
6. 57% menyatakan bahwa karena pengaruh teman-teman sedangkan 43% tidak
7. 86% menyatakan bahwa mengikuti trendi masa kini sedangkan 14% tidak
8. 40% menyatakan bahwa mendapatkan hukuman dari sekolah sedangkan
60% tidak
9. 29% menyatakan bahwa dimarahi orang tua sedangkan 71% tidak
10. 46% menyatakan bahwa tidak takut dikejar polisi saat konvoi di jalan
sedangkan 54% tidak

7
3.3 Bukti Penelitian

8
Bab 4
Penutupan

4.1Kesimpulan
Melihat dari hasil penelitian kami, kami menyimpulkan bahwa kebanyakan siswa
dan siswi mencorat-coret seragam saat kelulusan itu untuk meluapkan perasaan
senang mereka. Mereka melakukan itu karena keinginannya sendiri dan
kebanyakan pihak sekolah dan orang tua tidak tau bahwa mereka melakukan aksi
corat-coret tersebut.

4.2Saran
1. Undang orang tua.
Maksudnya yang mengambil kertas pengumuman cukup orang tua saja.
Lalu orang tua diwajibkan membawa/ menyerahkannya di rumah
sekaligus mengingatkan putra-putrinya untuk tidak lagi keluar rumah
dan berkonvoi dengan teman-temannya.
2. Melalui Internet.
Dengan fasilitas internet yang sudah ada di setiap rumah pengumuman
dapat dilihat di rumah saja. Atau jika sanggup, secara manual juga dapat
diantarkan ke rumah-rumah entah oleh guru atau bisa dengan jasa pos.
Kembali orang tua diharapkan berperan mengingatkan anaknya untuk
tidak keluar rumah setelah tahu lulus.
3. Aksi coret-coret hendaknya terus mendapatkan perhatian khusus dari
pemerintah dan para guru.

Anda mungkin juga menyukai