Anda di halaman 1dari 46

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Provinsi Sumatera Selatan (SUMSEL) merupakan salah satu Provinsi yang


ada di Pulau SumateraIndonesia. Provinsi Sumatera Selatan / SUMSEL ibukotanya
di Palembang. Secara geografis, Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 derajat
sampai 4 derajat Lintang Selatan dan 102 derajat sampai 106 derajat Bujur Timur
dengan luas daerah seluruhnya 87.017.41 km². Provinsi Sumatera Selatan
(SUMSEL) memiliki batas wilayah sebagai berikut : sebelah utara berbatasan
dengan Provinsi Jambi, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Lampung,
sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung, sebelah Barat
berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.. Secara Administrasi, Provinsi Sumatera
Selatan (SUMSEL) didirikan pada tanggal 12 September 1950 yang awalnya
mencakup daerah Jambi, Bengkulu, Lampung, dan kepulauan Bangka Belitung dan
keempat wilayah yang terakhir disebutkan kemudian masing-masing menjadi
wilayah provinsi tersendiri akan tetapi memiliki akar budaya bahasa dari keluarga
yang sama yakni bahasa Austronesia proto bahasa Melayu dengan pembagian
daerah bahasa dan logat antara lain seperti Palembang, Ogan, Komering, Musi,
Lematang dan masih banyak bahasa lainnya.

2. TUJUAN
Tujuan makalah ini di buat agar siswa dapat mengetahui dan mempelajari
beberapa potensi yang ada di provinsi Sumatra selatan.

3. MANFAAT
a. Untuk meningkat kualitas belajar siswa

b. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa

c. Untuk memperluas wawasan ilmu pengetehuan


2

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. PROFIL
Provinsi Sumatera Selatan (SUMSEL) merupakan salah satu Provinsi yang
ada di Pulau Sumatera Indonesia. Provinsi Sumatera Selatan / SUMSEL
ibukotanya di Palembang..
Secara geografis, Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 derajat sampai
4 derajat Lintang Selatan dan 102 derajat sampai 106 derajat Bujur Timur dengan
luas daerah seluruhnya 87.017.41 km².
Provinsi Sumatera Selatan (SUMSEL) memiliki batas wilayah sebagai
berikut : sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Jambi, sebelah Selatan
berbatasan dengan Provinsi Lampung, sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi
Bangka Belitung, sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.
Secara Administrasi, Provinsi Sumatera Selatan (SUMSEL) didirikan pada
tanggal 12 September 1950 yang awalnya mencakup daerah Jambi, Bengkulu,
Lampung, dan kepulauan Bangka Belitung dan keempat wilayah yang terakhir
disebutkan kemudian masing-masing menjadi wilayah provinsi tersendiri akan
tetapi memiliki akar budaya bahasa dari keluarga yang sama yakni bahasa
Austronesia proto bahasa Melayu dengan pembagian daerah bahasa dan logat
antara lain seperti Palembang, Ogan, Komering, Musi, Lematang dan masih banyak
bahasa lainnya.
3

B. DAFTAR KABUPATEN
KABUPATEN/ PUSAT BUPATI/WALI KELURAHAN/
NO. KECAMATAN LOGO
KOTA PEMERINTAHAN KOTA DESA

Kabupaten Pangkalan Yan Anton Daftar


1 Daftar desa
Banyuasin Balai Ferdian kecamatan

Kabupaten Syahril
Tebing Daftar
2 Empat Hanafiah ( Daftar desa
Tinggi kecamatan
Lawang Plt.)

Saifudin
Kabupaten Daftar
3 Lahat Aswari Daftar desa
Lahat kecamatan
Rivai

Kabupaten Muzakir Daftar


4 Muara Enim Daftar desa
Muara Enim Sai Sohar kecamatan

Kabupaten Beni
Daftar
5 Musi Sekayu Hernedi (Pl Daftar desa
kecamatan
Banyuasin t.)

Kabupaten Muara Beliti Hendra Daftar


6 Daftar desa
Musi Rawas Baru Gunawan kecamatan

Kabupaten
Syarif Daftar
7 Musi Rawas Rupit Daftar desa
Hidayat kecamatan
Utara

Kabupaten Ilyas Panji Daftar


8 Indralaya Daftar desa
Ogan Ilir Alam (Plt.) kecamatan
4

KABUPATEN/ PUSAT BUPATI/WALI KELURAHAN/


NO. KECAMATAN LOGO
KOTA PEMERINTAHAN KOTA DESA

Kabupaten
Kota Kayu Daftar
9 Ogan Iskandar Daftar desa
Agung kecamatan
Komering Ilir

Kabupaten
Ogan Kuryana Daftar
10 Baturaja Daftar desa
Komering Aziz kecamatan
Ulu

Kabupaten
Ogan Popo Ali Daftar
11 Muaradua Daftar desa
Komering Martopo kecamatan
Ulu Selatan

Kabupaten
Ogan M. Kholid Daftar
12 Martapura Daftar desa
Komering Mawardi kecamatan
Ulu Timur

Kabupaten
Heri Daftar
13 Penukal Abab Talang Ubi Daftar desa
Amalindo kecamatan
Lematang Ilir

Kota SN Prana Daftar Daftar


14 -
Lubuklinggau Putra Sohe kecamatan kelurahan

Kota Pagar Ida Fitriati Daftar Daftar


15 -
Alam Basjuni kecamatan kelurahan
5

KABUPATEN/ PUSAT BUPATI/WALI KELURAHAN/


NO. KECAMATAN LOGO
KOTA PEMERINTAHAN KOTA DESA

Kota Daftar Daftar


16 - Harnojoyo
Palembang kecamatan kelurahan

Kota Ridho Daftar Daftar


17 -
Prabumulih Yahya kecamatan kelurahan
6

C. SEJARAH PROVINSI SUMATERA SELATAN

Provinsi Sumatera Selatan sejak berabad yang lalu dikenal juga dengan
sebutan Bumi Sriwijaya; pada abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi wilayah ini
merupakan pusat kerajaan Sriwijaya yang juga terkenal dengan kerajaan maritim
terbesar dan terkuat di Nusantara. Gaung dan pengaruhnya bahkan sampai ke
Madagaskar di Benua Afrika.

Sejak abad ke-13 sampai abad ke-14, wilayah ini berada di bawah
kekuasaan Majapahit. Selanjutnya wilayah ini pernah menjadi daerah tak bertuan
dan bersarangnya bajak laut dari Mancanegara terutama dari negeri China.

Pada awal abad ke-15 berdirilah Kesultanan Palembang yang berkuasa


sampai datangnya Kolonialisme Barat, lalu disusul oleh Jepang. Ketika masih
berjaya, kerajaan Sriwijaya juga menjadikan Palembang sebagai Kota Kerajaan.

Menurut Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan pada 1926 menyebutkan,


pemukiman yang bernama Sriwijaya itu didirikan pada tanggal 17 Juni 683 Masehi.
Tanggal tersebut kemudian menjadi hari jadi Kota Palembang yang diperingati
setiap tahunnya

D. KEBUDAYAAN SUMATERA SELATAN


Kini kita lihat kebudayaan dari propinsi Sumatera Selatan. Mulai dari
rumah adat hingga lagu daerahnya akan kita kenali bersama disini. Berikut
rangkuman kebudayaan dari Propinsi Sumatera Selatan :

1. Rumah Adat
Rumah adat Sumatera Selatan bernama Rumah Limas, Ia merupakan
rumah panggung, untuk tempat tinggal para bangasawan. Rumah Limas
berjenjang lima dengan bermakna Lima Emas, yaitu keagungan, rukun dan
damai, sopan santun, aman dan subur, kemudian makmur dan sejahtera. Pintu
Gerbang Emas harus ada pada setiap rumah Limas.
7

2. Pakaian Adat

Pria Sumatera Selatan mamakai pakaian adat berupa mahkota , kalung


bersusun dengan baju yang khas. Ia juga memakai celana panjang dan kain
songket pada bagian tengah badan.

Wanitanya memakai pakaian yang mirip dengan prianya, yaitu


bermahkota, kalung susun, pending dan gelang pada kedua belah tangan. Ia jua
memakai kain songket yang melingkar pada bagian tengah badan serta berkain
songket. Pakaian ini dipakai untuk upacara pernikahan.
8

3. Tari-tarian Daerah Sumatera Selatan

 Gending Sriwijaya

Gending Sriwijaya merupakan lagu dan tarian tradisional masyarakat Kota


Palembang, Sumatera Selatan. Melodi lagu Gending Sriwijaya
diperdengarkan untuk mengiringi Tari Gending Sriwijaya. Kesenian
Gending Sriwijaya menggambarkan keluhuran budaya,kejayaan, dan
keagungan kemaharajaan Sriwijaya yang pernah berjaya mempersatukan
wilayah Barat Nusantara.

 Dul muluk
Dul muluk adalah salah satu kesenian khas Sumatera Selatan biasanya seni
Dul Muluk ini dipentaskan pada acara yang berseifat menghibur.

 Tari Madik / Nindai


Sebuah tarian atau Kesenian Khas Sumatera Selatan yang digunakan untuk
melamar seorang wanita atau orang tua pria terlebih dahulu datang
kerumah seorang wanita dengan maksud melihat dan menilai (madik dan
nindai) gadis yang dimaksud.
 Tari Mejeng Besuko
Tari ini merupakan salah satu Kesenian Khas Sumatera Selatan yang
melukiskan kesukariaan para remaja dalam suatu pertemuan yang sudah
mereka nanti nanti.

 Tari Rodat Cempako


Tarian khas Sumatera selatan yang bernuansa Islami dan Gerak dasar tari
ini diambil dari Negara asalnya Timur Tengah, seperti halnya dengan
tariDana Japin dan Tari Rodat Cempako sangat dinamis dan lincah.

 Tari Tanggai
Kesenian Khas Sumatera Selatan ini dibawakan oleh lima orang dengan
memakai pakaian khas daerah seperti kaian songket, dodot, pending,
kalung, sanggul malang, kembang urat atau rampai, tajuk cempako,
kembang goyang dan tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari lempengan
9

tembaga dan Tari tanggai dibawakan pada saat menyambut tamu-tamu


resmi atau dalam acara pernikahan.

 Tari Songket
Kesenian Khas Sumatera Selatan ini menggambarkan
kegiatan remaja putri khususnya dan para ibu rumah tangga di Palembang
pada umumya memanfaatkan waktu luang dengan menenun songket.

4. Senjata TradisionaL

Senjata tradisional yang terkenal di Sumatera Selatan adalah keris.


Keris situ ada yang berlekuk 7, 9 atau 13, yaitu dengan jumlah ganjil.. Selain
keris ada pula senjata lainnya seperti tombak, pedang, dan badik. Tombak
Sumatera Selatan yang bermata tiga dinamakan trisula.

Senjata Sumatra selatan Tombak Trisula


10

5. Suku

Suku dan marga yang terdapat di Sumatera Selatan adalah: Komering,


Palembang, Pasemah, Semenda, Ranau Kisan, Ogan, Lematang, Rajang,
Rawas, Kubu, dan lain-lain.

6. Bahasa Daerah : Kubu, Palembang, Rejang Lebong, dan lain-lain.

7. Lagu Daerah : Kabile-bile, Tari Tanggai, Dek Sangke.


11

E. POTENSI KABUPATEN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

1. Kabupaten Banyuasin

Kabupaten Banyuasin

Lambang Kabupaten Banyuasin


Moto: Sedulang Setudung

Peta lokasi Kabupaten Banyuasin


Koordinat: -

Provinsi Sumatera Selatan

Dasar hukum UU No. 6 Tahun 2002

Tanggal -
Peresmian

Ibu kota Pangkalan Balai

Pemerintahan

- Bupati Yan Anton Ferdian, SH (2013 - 2018)

- DAU Rp. 772.464.315.000.-(2013)[1]

Luas 11.832,99 km2

Populasi

- Total 750.110 jiwa (SP2010)

- Kepadatan 63,39 jiwa/km2

Demografi

- Kode area 0711


12

telepon

Pembagian administratif

- Kecamatan 17

- Kelurahan -

Simbol khas daerah

- Situs web http://www.banyuasinkab.go.id/


Kabupaten Banyuasin adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera
Selatan. Kabupaten ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Musi
Banyuasin yang terbentuk berdasarkan UU No. 6 Tahun 2002.
Nama kabupaten ini berasal dari nama Sungai Banyuasin, yang melintasi
wilayah kabupaten ini dan Kabupaten Musi Banyuasin.
Perkataan banyuasin sendiri berasal dari istilah bahasa Jawa banyu (air)
dan asin, merujuk pada kualitas air sungai tersebut yang masin rasanya,
terutama ke arah pantai.
Batas Wilayah
Utara Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi dan Selat Bangka

Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering


Selatan Ilir, Kota Palembang, Kecamatan Gelumbang dan
Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Muara Enim

Kecamatan Lais, Kecamatan Sungai Lilin dan


Barat
Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin

Kecamatan Air Sugihan dan


Timur
Kecamatan Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir

Kabupaten Banyuasin terbagi menjadi 19 kecamatan, yaitu:


Air Salek,Banyuasin I,Banyuasin II, Banyuasin III, Betung, Makarti
Jaya, Muara Padang, Muara Sugihan, Muara Telang, Pulau Rimau, Rambutan,
Rantau Bayur, Sembawa, Suak, Tapeh, Talang Kelapa, Tanjung Lago, Tungkal
Ilir, Kumbang Padang, Marga Telang
13

2. Kabupaten Empat Lawang

Kabupaten Empat Lawang

Lambang Kabupaten Empat Lawang


Moto: Saling keruani sangi kerawati

Peta lokasi Kabupaten Empat Lawang


Koordinat: -

Provinsi Sumatera Selatan

Dasar hukum -

Tanggal 20 April 2007


Peresmian

Ibu kota Tebing Tinggi

Pemerintahan

- Bupati H. Budi Antoni Aljufri, SE,


MM (nonaktif)

- Wakil H. Syahril Hanafiah, SIP, MM


Bupati

- DAU Rp. 308.418.229.000.-(2013)[1]

Luas 2.256,44 km2


14

Populasi

- Total 221.176 jiwa (2010)

- Kepadatan 98,02 jiwa/km2

Demografi

- Kode area 0702


telepon

Pembagian administratif

- Kecamatan 9

- Kelurahan 5

Simbol khas daerah

- Situs web www.empatlawangkab.go.id


Kabupaten Empat Lawang Adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera
Selatan, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Tebing Tinggi.
Kabupaten Empat Lawang diresmikan pada 20 April 2007 setelah sebelumnya
disetujui oleh DPR dengan disetujuinya Rancangan Undang-Undangnya pada 8
Desember 2006 tentang pembentukan kabupaten Empat Lawang bersama 15
kabupaten/kota baru lainnya. Kabupaten Empat Lawang merupakan pemekaran
dari kabupaten Lahat.
Kabupaten empat lawing di bagi beberapa kecamatan yaitu :
Muara Pinang, Lintang Kanan (pemekaran dari Muara Pinang), Pendopo
Lintang, Tebing Tinggi, Ulu Musi, Pasemah Air Keruh (pemekaran Ulu Musi),
Talang Padang (pemekaran dari Tebing Tinggi), Pendopo Barat (pemekaran dari
Pendopo), Saling (pemekaran dari Tebing Tinggi), Sikap Dalam (pemekaran
dari Ulu Musi)
Letak geografis

Kabupaten Empat Lawang mempunyai letak geografis sebagai berikut:


Utara Kabupaten Musi Rawas
Selatan Kabupaten Lahat dan kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu
Kabupaten Kepahiang dan kabupaten Rejang
Barat
Lebong, Bengkulu
Timur Kabupaten Lahat
Suku bangsa Sebagian besar penduduk bermayoritas Suku Lintang
/ Jemo Lintang (55%, bermukim di Muara Pinang, Lintang Kanan, Pendopo,
15

Pendopo Barat, Ulu Musi, Sikap Dalam), sedangkan Suku & Suku Pasemah
(19% bermukim di Pasemah Air Keruh), SALING (12% Bermukim di Saling)
Suku KIKIM Tebing (5% bermukim di Tebing Tinggi) kemudian disusul
dengan minoritas 9% seperti Jawa, sunda, dll.
Sejarah
Nama kabupaten ini, menurut cerita rakyat berasal dari kata Empat
Lawangan, yang dalam bahasa setempat berarti "Empat Pendekar (Pahlawan)".
Hal tersebut karena pada zaman dahulu terdapat empat orang tokoh yang pernah
memimpin daerah ini. Pada masa penjajahan Hindia Belanda (sekitar 1870-
1900), Tebing Tinggi memegang peran penting sebagai wilayah administratif
(onderafdeeling) dan lalu lintas ekonomi karena letaknya yang strategis. Tebing
Tinggi pernah diusulkan menjadi ibukota keresidenan saat Belanda berencana
membentuk Keresidenan Sumatera Selatan (Zuid Sumatera) tahun 1870-an yang
meliputi Lampung, Jambi dan Palembang. Tebing Tinggi dinilai strategis untuk
menghalau ancaman pemberontakan daerah sekitarnya, sepertiPagar
Alam, Pasemah dan daerah perbatasan dengan Bengkulu. Rencana itu batal
karena Belanda hanya membentuk satu keresidenan, yaitu Sumatera. Pada masa
penjajahan Jepang (1942-1945), Onderafdeeling Tebing Tinggi berganti nama
menjadi wilayah kewedanaan dan akhirnya pada masa kemerdekaan menjadi
bagian dari wilayah sekaligus ibu kota bagi Kabupaten Empat Lawang.
Wisata alam selain mata pencarian petani, kabupaten 4 lawang
mempunya wisata alam, yakni curug tanjung alam yang ada di kecamatan
lintang kanan, air lintang di kecamatan pendopo, yang merupakan pertemuan air
bayau dan air lintang. Makanan Khas Seperti daerah lainya, kabupaten empat
lawang mempunyai kuliner yang sangat khas dan enak, selain empek-empek,
ada Kelicuk, Lempeng, sanga duren, serabi, kue suba,lepat, bubur suro, gonjing,
serta gulai kojo. Budaya Dikir adalah arak-arakan untuk mengiring kedua
mempelai menuju rumah dilakukan siang hari atau malam hari sebelum ijab
qabul

3. Kabupaten Lahat

Kabupaten Lahat
16

Lambang Kabupaten Lahat


Moto: Seganti Setungguan

Peta lokasi Kabupaten Lahat


Koordinat: 3,25° - 4,5° LS
102,37° - 103,45° BT

Provinsi Sumatera Selatan

Dasar hukum UU No. 22 Tahun 1948, UU


No. 22 Tahun 1999

Tanggal -
Peresmian

Ibu kota Lahat

Pemerintahan

- Bupati H. Saifudin Aswari Riva'i,


S.E.

- DAU Rp. 566.788.216.000.-(2013)[1]

Luas 4.361,83 km2


17

Populasi

- Total 384.600 jiwa (2013)

- Kepadatan 88,17 jiwa/km2

Demografi

- Kode area 0731


telepon

Pembagian administratif

- Kecamatan 22

- Kelurahan 527 (14 kelurahan, 509 desa


definitif, 4 desa persiapan)

Simbol khas daerah

- Situs web www.lahatkab.go.id

Kabupaten Lahat adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan.


Kabupaten Lahat sebenarnya hanya terdiri 7 kecamatan induk yaitu Lahat,
Kikim, Kota Agung, Jarai, Tanjung Sakti, Pulau Pinang, dan Merapi. Namun
pasca pemekaran, jumlah Kecamatan di Kabupaten Lahat bertambah menjadi 22
kecamatan.
Batas Wilayah
Utara Kabupaten Muara Enim dan kabupaten Musi Rawas
Selatan Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kota Pagar Alam
Barat Kabupaten Empat Lawang
Timur Kabupaten Muara Enim

Pembagian administratif

Kabupaten Lahat dibagi menjadi 22 kecamatan dengan 527 kelurahan/desa (14


kelurahan, 509 desa definitif, 4 desa persiapan
18

Gumay Ulu,Tanjung Tebat,Jarai,Kikim Barat, Kikim Selatan, Kikim Tengah,


Kikim Timur,Kota Agung, Lahat,Merapi Barat, Merapi Timur, Merapi
Selatan,Mulak Ulu, Pajar Bulan, Muara Payang, Gumay Talang, Pulau Pinang,
Tanjung Sakti Pumu, Tanjung Sakti Pumi, Ulu Musi, Pseksu, Suka Merindu

Sejarah Lahat

Sekitar tahun 1830 pada masa kesultanan Palembang di Kabupaten Lahat telah
ada marga, marga-marga ini terbentuk dari sumbai-sumbai dan suku-suku yang
ada pada waktu itu seperti Lematang, Basemah, Lintang, Gumai, Tebing Tinggi,
dan Kikim. Marga merupakan pemerintahan bagi sumbai-sumbai dan suku-suku.
Marga inilah merupakan cikal bakal adanya Pemerintah di Kabupaten Lahat.

Pada masa Inggris berkuasa di Indonesia, marga tetap ada. Dan, pada masa
kekuasaan Belanda sesuai dengan kepentingannya pada waktu itu, pemerintahan
di Kabupaten Lahat dibagi dalam afdeling (Keresidenan) dan onder afdelling
(kewedanan). Dari 7 afdelling yang terdapat di Sumatera Selatan, di Kabupaten
Lahat terdapat 2 (dua) afdelling yaitu afdelling Tebing Tinggi dengan 5 (lima)
daerah onder afdelling, dan afdelling Lematang Ulu, Lematang Ilir, Kikim
serta Basemah dengan 4 onder afdelling. Dengan kata lain, (waktu itu) di
Kabupaten Lahat terdapat 2 keresidenan. Pada tanggal 20 Mei 1869 afdelling
Lematang Ulu, Lematang Ilir, serta Basemah beribu kota di Lahat dipimpin oleh
PP Ducloux, dan posisi marga sebagai bagian dari afdelling. Tanggal 20 Mei
akhirnya ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Lahat sesuai dengan Keputusan
Gebernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Selatan No. 008/SK/1998 tanggal
6 Januari 1988.

Masuknya tentara Jepang pada tahun 1942, afdelling yang dibentuk oleh
Pemerintah Belanda diubah namanya menjadi sidokan. Sidokan ini dipimpin
oleh orang pribumi atas penunjukkan pemerintah militer Jepang dengan nama
Gunco dan Fuku Gunco. Kekalahan Jepang pada tentara sekutu pada tanggal 14
Agustus 1945 dan bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada
tanggal 17 Agustus 1945, maka Kabupaten Lahat merupakan salah satu
kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan UU No. 22 Tahun 1948,
Keppres No. 141 Tahun 1950, PP Pengganti UU No. 3 Tahun 1950 tanggal 14
19

Agustus 1950. Kabupaten Lahat dipimpin oleh R. Sukarta Marta Atmajaya,


kemudian diganti oleh Surya Winata dan Amaludin dan dengan PP No. 1959
tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dalam Tingkat I provinsi Sumatera
Selatan,sehingga Kabupaten Lahat resmi sebagai Daerah Tingkat II hingga
sekarang, dan diperkuat dengan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi
Daerah dan diubah dengan UU No. 32 Tahun 2004 menjadi Kabupaten Lahat.

Bukit Serelo

Bukit Serelo terletak di Desa Perangai Kabupaten Lahat, Bukit Serelo


merupakan landmark Kabupaten Lahat. Bukit Serelo disebut juga dengan
julukkan Gunung Jempol karena bentuknya yang mirip dengan jempol tangan
manusia. Pemandangan disekitar sangat mempesona, aliran Sungai Lematang
seakan-akan mengelilingi bukit ini. Bukit Serelo bagian dari gugusan Bukit
Barisan yang merupakan barisan bukit terpanjang di Pulau Sumatera.

PARIWISATA
Sekolah Gajah Perangai

Sekolah Gajah ini terletak di Desa Perangai Kabupaten Lahat, lokasinya di kaki
Bukit Serelo. Gajah-gajah tersebut dilatih supaya jinak dan dapat membantu
pekerjaan manusia seperti mengankut barang-barang dan kayu. Tempat ini
merupakan salah satu penangkaran gajah di Indonesia.

Sumber air panas Tanjung Sakti

Bila anda singgah di Kecamatan Tanjung Sakti, maka jangan lewatkan untuk
mengunjungi lokasi ini. Sumber Air Panas Tanjung Sakti dapat ditempuh dari
Ibukota Kecamatan sekitar 10 menit perjalanan menggunakan kendaraan roda 2
atau roda 4. Karena letaknya berada dekat dengan pusat keramaian Kecamatan
Tanjung Sakti.

Air terjun Lawang Agung

Salah satu potensi wisata yang berada di Kecamatan Mulak ulu ini layak untuk
dikembangkan untuk menambah pendapatan daerah dengan lokasi yang tidak
terlalu jauh dari jalan utama, lokasi Air Terjun Lawang Agung dapat dicapai
20

dengan menggunakan mobil. Kondisi jalan menuju lokasi sekitar 500 m, dengan
kondisi jalannya menurun dan berbatu-batu kecil.

Pada saat perjalanan ke lokasi melewati sekolah SD dan kebun kopi. Di sekitar
lokasi, terdapat jembatan gantung. Aktifitas yang dapat dilakukan dilokasi ini
adalah berenang, mancing dan jala ikan.

Dengan melengkapi fasilitas dan sarana umum seperti lahan parkir dan
perbaikan kondisi jalan menuju lokasi, diharapkan dapat meningkatkan sumber
pendapatan daerah dan penduduk sekitar.

Rumah batu

Lokasi wisata Rumah Batu terletak sekitar 80 km dari kota Lahat, tepatnya di
desa Kota Raya Lembak Kecamatan Pajar Bulan. Rumah Batu ini merupakan
salah satu benda megalitik yang pada dindingnya terdapat lukisan kuno berupa
makhluk-makhluk aneh.

Batu macan

Batu macan yang terdapat di Kecamatan Pulau Pinang, Desa Pagar Alam Pagun
ini sudah ada sejak zaman Majapahit pada abad 14. Batu macan ini merupakan
simbol sebagai penjaga (terhadap perzinahan dan pertumpahan darah) dari 4
daerah, yaitu: Pagar Gunung, Gumai Ulu, Gumai Lembah dan Gumai Talang.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari penjaga situs setempat yakni Bapak
Idrus, kisah adanya batu macan terkait dengan legenda si pahit lidah yang
beredar di masyarakat. Pada waktu itu, si pahit lidah sedang berjemur di batu
penarakan sumur tinggi. Pada saat sedang berjemur, si pahit lidah melihat seekor
macan betina yang sering menggangu masyarakat desa, kemudian oleh si pahit
lidah, macan tersebut di ingatkan agar tidak mengganggu masyarakat desa.
Namun, macan tersebut tidak menuruti apa yang disampaikan oleh si pahit lidah.
Padahal si pahit lidah sudah menasehati macan tersebut sampai tiga kali, sampai
akhirnya si pahit lidah berucap “ai, dasar batu kau ni”. Akhirnya macan tersebut
menjadi batu. Setelah diselidiki, ternyata macan tersebut adalah macan pezinah
dan anak yang sedang diterkamnya adalah anak haram. Sedang macan yang ada
di belakangnya adalah macan jantan yang hendak menerkam macan betina
tersebut.
21

Apabila ada wanita disuatu desa diketahui berzinah, maka terdapat hal-hal yang
harus dilakukan oleh si-wanita itu, yaitu: menyembelih kambing untuk
membersihkan rumah, kemudian sebelum kambing tersebut dipotong, maka
orang tersebut harus dikucilkan dari desa ke suatu daerah lain atau di
pegunungan. Kemudian apabila wanita tersebut mengandung dan melahirkan,
maka harus menyembelih kerbau. Setelah persyaratan tersebut dilakukan, maka
wanita tersebut dapat diterima di masyarakat kembalimoo

Air terjun Bidadari

Tidaklah mengherankan, mengapa Syuting Pembuatan Film “Si Pahit Lidah”


yang terkenal itu mengambil setting di lokasi ini. Keindahan air terjun Bidadari
memang menjadi daya tarik tersendiri. Selain menyajikan keindahan alam yang
alami, lokasinya pun tidaklah terlalu sulit untuk dicapai. Air Terjun Bidadari
terletak di desa Karang Dalam, kecamatan Pulau Pinang kurang lebih 8 km dari
kota Lahat.

Di sekitar lokasi air terjun tersebut, ada 3 Air Terjun (Air Terjun Bujang Gadis,
Air Terjun Sumbing dan air terjun Naga) lagi yang dapat dinikmati dengan
menyusuri aliran dari Air Terjun Bidadari.

Dengan dipandu penduduk sekitar yang sudah mengenal daerah tersebut,


pengunjung dapat menikmati keindahan 4 air terjun yang alami tersebut dan
alam sekitarnya dengan menyusuri sepanjang aliran airnya. Pengunjung dapat
mulai dari atas (air terjun Bidadari) sampai ke bawah (Air Terjun Naga), atau
sebaliknya.

4. Kabupaten Muara Enim

Kabupaten Muara Enim

Lambang Kabupaten Muara Enim


Moto: Serasan Sekundang
22

Peta lokasi Kabupaten Muara Enim


Koordinat: 4° - 6° LS
104° - 106° BT

Provinsi Sumatera Selatan

Dasar hukum -

Tanggal -
Peresmian

Ibu kota Muara Enim

Pemerintahan
- Bupati Ir. Muzakir Sai Sohar

- DAU Rp. 678.488.372.000.-(2013)[1]

Luas 7.300,50 km2

Populasi
- Total 567.146 jiwa (2012)

- Kepadatan 77,69 jiwa/km2

Demografi

- Kode area 0734, 0713


telepon

Pembagian administratif
- Kecamatan 20

- Kelurahan 17

- Desa 237

Simbol khas daerah


23

- Situs web http://www.muaraenimkab.go.id/


Jembatan kayu di atas sungai Lematang dekat Muara Enim (tahun 1920-an)

Kabupaten Muara Enim adalah salah satu kabupaten di provinsi Sumatera


Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Muara Enim. Kabupaten
ini memiliki luas wilayah 7.300,50 km² dan populasi penduduk lebih dari
550.000 jiwa.
Geografi
Secara geografis posisi Kabupaten Muara Enim terletak antara 4° sampai 6°
Lintang Selatan dan 104° sampai 106° Bujur Timur.[2] Kabupaten Muara Enim
merupakan daerah agraris dengan luas wilayah 7.300,50 km², terdiri atas 20
kecamatan.Bumi Serasan Sekundang memiliki batas wilayah:

Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin, Kota


Utara
Palembang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Kabupaten
Selatan
Kaur (Provinsi Bengkulu)
Barat Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Lahat, Kota Pagar Alam
Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten Ogan Ilir, Kota
Timur
Prabumulih

Kondisi topografi daerah cukup beragam, daerah dataran tinggi di bagian barat
daya, merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan, meliputi
Kecamatan Semende Darat Laut, Semende Darat Ulu, Semende darat Tengah
dan Kecamatan Tanjung Agung. Daerah dataran rendah, berada di bagian tengah
(Muara Enim, Ujan Mas, Benakat, Gunung Megang, Rambang Dangku,
Rambang, Lubai) terus ke utara–timur laut, terdapat daerah rawa yang
berhadapan langsung dengan daerah aliran Sungai Musi, meliputi Kecamatan
Gelumbang, Sungai Rotan, dan Muara Belida.
Pemerintahan[sunting | sunting sumber]
Pada awal terbentuknya Kabupaten Muara Enim bernama Kabupaten Lematang
Ilir Ogan Tengah (LIOT). Terbentuknya Kabupaten Muara Enim berawal dari
sejarah yang dilakukan oleh panitia Sembilan sebagai realisasi surat Keputusan
Bupati Daerah Kabupaten Lematang Ilir Ogan Tengah tanggal 20 November
1946, hasil karya panitia tersebut disimpulkan dalam bentuk kertas yang terdiri
dari 10 Bab, dangan judul Naskah Hari Jadi Kabupaten Lematang Ilir Ogan
24

Tengah dan dan telah dikikuhkan dengan surat keputusan Bupati Kepala Daerah
Kabupaten Lematang Ilir Ogan Tengah tanggal 14 Juni 1972 No.
47/Deshuk/1972. Tanggal 20 November tersebut kemudian menjadi dasar hari
jadi Kabupaten Muara Enim.
Kabupaten Muara Enim sebelumnya terdiri dari 22 kecamatan[3] kemudian pada
tahun 2012 bertambah tiga kecamatan, yaitu Belimbing, Belida Darat, dan Lubai
Ulu, sehingga menjadi 25 kecamatan, dan terakhir menjadi 20 kecamatan sejak
keluarnya UU Nomor 7 Tahun 2013, di mana lima kecamatan dalam kabupaten
ini, yaitu Talang Ubi, Penukal Utara, Penukal, Abab, dan Tanah Abang,
bergabung membentuk kabupaten sendiri yaitu Kabupaten Penukal Abab
Lematang Ilir[4]
Berikut adalah kecamatan dalam wilayah Kabupaten Muara Enim.
1. Semende Darat Laut
2. Semende Darat Tengah
3. Semende Darat Ulu
4. Tanjung Agung
5. Lawang Kidul
6. Muara Enim
7. Ujan Mas
8. Benakat
9. Gunung Megang
10. Rambang Dangku
11. Lubai
12. Rambang
13. Gelumbang
14. Sungai Rotan
15. Lembak
16. Kelekar
17. Muara Belida
18. Belimbing
19. Lubai Ulu
20. Belida Darat
25

Perwakilan
Berdasarkan hasil pemilihan legislatif periode 2009-2014, anggota DPRD
Kabupaten Muara Enim berjumlah 45 orang. Partai dengan anggota terbanyak
adalah PDIP dan Partai Golkar, yaitu masing-masing sebanyak 8 orang anggota
diikuti Gerindra dan PKS yaitu masing-masing sebanyak 5 orang anggota. Partai
lain yang cukup besar jumlah anggotanya adalah Partai Demokrat dan PAN
masing-masing dengan 4 orang anggota.
Kependudukan
Berdasarkan sensus penduduk 2010, jumlah penduduk kabupaten ini bertambah
hingga berjumlah 716.676 dengan laju pertumbuhan penduduk selama 2000-
2010 sebesar 2,0 persen per tahun. Persebaran penduduk menurut kecamatan di
wilayah Kabupaten Muara Enim tidak merata. Kecamatan dengan jumlah
penduduk terbanyak adalah Talang Ubi, Lawang Kidul, dan Muara Enim.
Ketiga kecamatan tersebut dihuni oleh sekitar 26,75 persen penduduk
Kabupaten Muara Enim. Sementara kecamatan dengan jumlah penduduk paling
sedikit adalah Muara Belida ± 1,06%.
Pendidikan
Data sarana pendidikan pada semua jenjang pendidikan pada tahun 2010 adalah
jumlah sekolah TK sebanyak 110 atau bertambah 23,6 persen dibanding tahun
2009. Jumlah sekolah dasar dan MI sebanyak 507 atau meningkat 2,01 persen.
Pada tingkat SLTP/MTs terdapat 153 sekolah atau meningkat 12,5 persen.
Sedangkan Sekolah SMU/SMK/MA pada tahun ini menjadi 78 atau meningkat
5,4 persen.
Kesehatan
Pada tahun 2010 di Kabupaten Muara Enim telah terdapat 3 buah rumah sakit,
24 unit puskesmas dan 107 unit puskesmas pembantu. Sementara untuk jumlah
tenaga kesehatan di Kabupaten Muara Enim seluruhnya sebanyak 1.872 orang
dengan rincian 101 dokter, 13 Apoteker, 185 Sarjana Kesehatan, 804 tenaga
keperawatan, 571 Bidan, dan 198 Non Medis.
Perekonomian
Kabupaten Muara Enim mengandalkan pertanian terutama perkebunan dalam
mendorong perekonomiannya. Hal ini terlihat dari besarnya luas lahan yang
digunakan untuk perkebunan. Lahan yang ada di Kabupaten Muara Enim
26

umumnya merupakan lahan bukan sawah yaitu sekitar 96,19 persen dan sisanya
merupakan lahan sawah.
Sektor pertambangan juga berperan cukup besar dalam perekonomian
Kabupaten Muara Enim, baik komposisi dengan migas maupun tanpa migas.
Dalam komposisi dengan migas, peranan dominan sektor pertambangan
dibentuk oleh dominasi produk minyak dan gas bumi, sementara dalam
komposisi tanpa migas, sumbangan batubara masih cukup dominan. Jumlah
produksi batubara tahun 2010 tercatat sebanyak 11.948.767 ton atau naik 3,54
persen dari tahun lalu yang mencapai 11.540.720 ton. Walaupun produksi briket
batubara turun 88,64 persen dibanding tahun sebelumnya.
Pelayanan umum
PLTU Tanjung Enim merupakan pembangkit listrik yang berada di Kabupaten
Muara Enim, tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga
untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di wilayah Sumatera bagian selatan
yang dihubungkan melalui jaringan transmisi interkoneksi Sumatera bagian
selatan.

5. Kabupaten Musi Banyuasin


Kabupaten Musi Banyuasin

Lambang Kabupaten Musi Banyuasin


Moto: Serasan Sekate

Peta lokasi Kabupaten Musi Banyuasin


Koordinat: 1,3° - 4° LS
27

103° - 105° BT

Provinsi Sumatera Selatan

Dasar hukum -

Tanggal Peresmian -

Ibu kota Kota Sekayu

Pemerintahan

- Bupati H. Pahri Azhari

- DAU Rp. 451.257.714.000.-(2013)[1]

Luas 14.265,96 km²

Populasi

- Total 561.458 jiwa (2010)

- Kepadatan 39 jiwa/km²

Demografi

- Kode area telepon (0714)

Pembagian administratif

- Kecamatan 14

- Kelurahan 216

Simbol khas daerah

- Situs web www.mubakab.go.id

Kabupaten Musi Banyuasin adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera


Selatan dengan ibu kota Kota Sekayu. Kabupaten ini memiliki luas wilayah
±14.265,96 km² yang terbentang pada lokasi 1,3° - 4° LS, 103° - 105° BT.
Bupati Kabupaten Musi Banyuasin adalah H. Pahri Azhari, ST yang dilantik
pada tanggal 29 Juli 2008 menggantikan Alex Noerdin. Kabupaten ini
bermotto Bumi Serasan Sekate dengan ibukota Sekayu Kota Randik ("Rapi,
Aman, Damai, Indah, dan Kenangan") dan merupakan bagian
dari Kabupaten dan Kota di Sumatera Selatan.
Demografi
Bedasarkan Hasil Pencacahan Sensus Penduduk 2010. Penduduk Kabupaten
Musi Banyuasin Berjumlah 561.458 jiwa yang terdiri atas 288.450 jiwa laki-laki
dan 273.008 jiwa perempuan. Dengan Luas wilayah 14.265,96 kilometer persegi
28

tersebut berarti dapat disimpulkan kepadatan pendudu Kabupaten Musi


Banyuasin lebih kurang 39,43 jiwa per kilometer persegi. Berikut adalah
penduduk Kabupaten Musi Banyuasin per Kecamatan :
No Kecamatan Jumlah Penduduk Luas Jumlah Desa/Kelurahan
1 Sanga Desa 30.032 jiwa 317,00 km² 17
2 Babat Toman 52.640 jiwa 1.523,00 km² 27
3 Batanghari Leko 21.156 jiwa 2.107,79 km² 16
4 Plakat Tinggi 22.015 jiwa 247,00 km² 14
5 Sungai Keruh 40.595 jiwa 629,00 km² 18
6 Sekayu 78.637 jiwa 701,60 km² 13
7 Lais 52.353 jiwa 755,53 km² 15
8 Sungai Lilin 85.745 jiwa 885,28 km² 26
9 Keluang 28.342 jiwa 400,57 km² 12
10 Bayung Lencir 112.277 jiwa 5.668,19 km² 34
11 Lalan 37.638 jiwa 1.031,00 km² 26

6. Kabupaten Musi Rawas


Kabupaten Musi Rawas

Lambang Kabupaten Musi Rawas


Moto: Musi Rawas Darussalam

Peta lokasi Kabupaten Musi Rawas


Koordinat: 102°07'00" - 103°40'00" BT
2°20'00" - 3°38'00" LS
29

Provinsi Sumatera Selatan

Dasar hukum -

Tanggal Peresmian -

Ibu kota Muara Beliti

Pemerintahan

- Bupati Ridwan Mukti


Hendra Gunawan

- DAU Rp. 635.200.715.000.-(2013)[1]

Luas 12.185,43 km2

Populasi

- Total 525.508 jiwa (2010)

- Kepadatan 43,13 jiwa/km2

Demografi

- Kode area 0733


telepon

Pembagian administratif

- Kecamatan 14

- Kelurahan 108 Desa, 16 Kelurahan

Simbol khas daerah

- Situs web http://www.musi-rawas.go.id/

7. Kabupaten Musi Rawas Utara


Kabupaten Musi Rawas Utara

Lambang Kabupaten Musi Rawas Utara

Peta lokasi Kabupaten Musi Rawas Utara


30

Koordinat:

Provinsi Sumatera Selatan

Ibu kota Rupit

Pemerintahan

- Bupati Agus Yudiantoro

Luas

Populasi

- Total 195.689 jiwa

- Kepadatan

Demografi

Pembagian administratif

- Kecamatan 7

- Desa 83

Simbol khas daerah

- Situs web www.muratarakab.go.id

8. Kabupaten Ogan Ilir


Kabupaten Ogan Ilir

Lambang Kabupaten Ogan Ilir


31

Peta lokasi Kabupaten Ogan Ilir


Koordinat: S 03° 13.874', E 104° 39.986'

Provinsi Sumatera Selatan

Dasar hukum UU No.37 Tahun 2003

Tanggal 18 Desember 2003


Peresmian

Ibu kota Indralaya

Pemerintahan

- Bupati ----

- Wakil Bupati H. M. Ilyas Panji Alam, S.E.,


S.H., M.M.

- DAU Rp. 520.287.726.000.-(2013)[1]

Luas 2.382,48 km²

Populasi

- Total 450.933 jiwa (2013)

- Kepadatan 169 jiwa/km²

Demografi

- Kode area 0711


telepon

Pembagian administratif

- Kecamatan 16

- Kelurahan 241

Simbol khas daerah

- Situs web www.oganilirkab.go.id


32

9. Kabupaten Ogan Komering Ilir


Kabupaten Ogan Komering Ilir

Lambang Kabupaten Ogan Komering Ilir


Moto: "Bende Seguguk"

Peta lokasi Kabupaten Ogan Komering Ilir


Koordinat:

Provinsi Sumatera Selatan

Ibu kota Kayu Agung

Pemerintahan

- Bupati Iskandar, SE

- DAU Rp. 620.189.348.653,-(2013)[1]

Luas 19.023,47 km2

Populasi

- Total 752.906 jiwa (2012)[2]

- Kepadatan 39,58 jiwa/km2

Demografi

- Kode area 0712


telepon
33

Pembagian administratif

- Kecamatan 18

- Kelurahan 299

Simbol khas daerah

- Situs web www.kaboki.go.id


34

10. Kabupaten Ogan Komering Ulu


Kabupaten Ogan Komering Ulu

Lambang Kabupaten Ogan Komering Ulu


Moto: Sebimbing Sekundang

Peta lokasi Kabupaten Ogan Komering Ulu


Koordinat: -

Provinsi Sumatera Selatan

Dasar hukum UU No. 37 Tahun 2003

Tanggal -
Peresmian

Pemerintahan

- Bupati Drs. H. Kuryana Azis

- DAU Rp. 517.309.972.000.-(2013)[1]

Luas 3.617,60 km2

Populasi

- Total 334.295 jiwa (2011)

- Kepadatan 92,41 jiwa/km2

Demografi

- Suku bangsa Ogan, Komering, Daya, Jawa,


Besemah, Lematang, Lampung, Bali,
dan Ranau

- Kode area 0735


35

telepon

Pembagian administratif

- Kecamatan Lengkiti, Sosoh Buah Rayap,


Pengandonan, Ulu Ogan, Muara Jaya,
Peninjauan, Sinar Peninjauan, Lubuk
Batang, Lubuk Raja, Baturaja Timur,
Baturaja Barat, Semidang Aji

- Kelurahan 130

Simbol khas daerah

- Situs web http://www.okukab.go.id

11. Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan


Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

Lambang Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan


Moto: Serasan Seandanan ("Seiya Sekata Searah
Setujuan")

Danau Ranau
36

Peta lokasi Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan


Koordinat:

Provinsi Sumatera Selatan

Ibu kota Muaradua

Pemerintahan

- Bupati Popo Ali M, B.Comm.

- Wakil Bupati Shoelehien Abuasir, SP., M.Si.

- DAU Rp. 459.577.915.000.-(2013)[1]

Luas 5.493,34 km2

Populasi

- Total 409.753 jiwa (2012)

- Kepadatan 74,59 jiwa/km2

Demografi

- Kode area 0735


telepon

Pembagian administratif

- Kecamatan 19

- Kelurahan 116

Simbol khas daerah

- Situs web http://www.okuselatankab.go.id


37

12. Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur


Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Lambang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur


Moto: Sebiduk Sehaluan

Peta lokasi Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur


Koordinat: 3,40 LS - 4,55 LS

Provinsi Sumatera Selatan

Dasar hukum UU No.37 Tahun 2003

Tanggal Peresmian 18 Desember 2003

Ibu kota Martapura

Pemerintahan

- Bupati H. Herman Deru, S.H, M.M.

- Wakil Bupati H. M. Kholid Mawardi, S.Sos,


M.Si

- DAU Rp. 627.538.759.000.-(2013)[1]

Luas 3.370 km2

Populasi

- Total 609.715 jiwa (2010)

- Kepadatan 180,92 jiwa/km2

Demografi

- Kode area 0735


telepon

Pembagian administratif
38

- Kecamatan 19

- Kelurahan 194

Simbol khas daerah

- Situs web www.okutimurkab.go.id

13. Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir


Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

Lambang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir


Moto: Serepat Serasan

Peta lokasi Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir


Koordinat:

Provinsi Sumatera Selatan

Dasar hukum UU No.7 tahun 2013

Tanggal Peresmian 11 Januari 2013

Ibu kota Talang Ubi

Pemerintahan

- Pj. Bupati Drs. H. Apriyadi, M.Si

Luas 1.840 km2

Populasi

- Total 168.641 jiwa

- Kepadatan

Demografi

- Kode area telepon 0713

Pembagian administratif

- Kecamatan 5

- Desa 72
39

14. Kota Lubuklinggau

Kota Lubuklinggau

Kota di Indonesia

Lambang
Semboyan: Sebiduk Semare

Peta lokasi Kota Lubuklinggau


Negara Indonesia
Provinsi Sumatera Selatan
Hari jadi 21 Juni 2001
Dasar UU No.7 Tahun 2001
hukum
Area
• Total 401.50 km2 (155.02 mil²)
• Darat 360.74 km2 (139.28 mil²)
• Air 40.76 km2 (15.74 mil²)
Peringkat 15
luas
Populasi (2010)[1]
• Total 201,308
• Peringkat 50
• Kepadatan 500/km2 (1,300/sq mi)
40

• Peringkat 79
Demografi
• Suku Melayu
bangsa
• Agama Islam,Kristen,Katolik, Budha,Hindu
• Bahasa Melayu,Jawa,Sunda,Madura,Batak,
Minang, Indonesia
Zona waktu WIB (UTC+7)
Kode telepon 0733
Kecamatan 8
Kelurahan 72
Situs web www.lubuklinggaukota.go.id
Sebelumnya Ibu Kota Kabupaten Musi Rawas

15. Kota Pagar Alam

Kota Pagar Alam

Kota di Indonesia

Lambang
Semboyan: Pagar Alam Secerah Alam

Peta lokasi Kota Pagar Alam

Kota Pagar Alam


Peta lokasi Kota Pagar Alam
Koordinat: 3°52′43,8″LU 103°21′30″BT
41

Negara Indonesia
Provinsi Sumatera Selatan
Hari jadi 21 Juni 2001
Dasar hukum Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2001
Koordinat 103,15°BT, 4°LS
Area
• Total 633.66 km2 (244.66 mil²)
Peringkat luas 9
Populasi (2011)
• Total 143.495 jiwa [1]
• Peringkat 80
• Kepadatan 199/km2 (520/sq mi)
• Peringkat 88
Kode telepon 0730
Kecamatan 5
Kelurahan 35
Situs web www.pagaralamkota.go.id

16. Kota Palembang


Kota Palembang

Sumatera Sumatera Selatan

Dari sebelah kiri, searah jarum jam: Pagoda Pulau


Kemaro, Stadion Gelora Sriwijaya, Masjid Agung
Palembang, Benteng Kuto Besak, dan Jembatan Ampera
Dari sebelah kiri, searah jarum jam: Pagoda Pulau
Kemaro, Stadion Gelora Sriwijaya, Masjid Agung
Palembang, Benteng Kuto Besak, dan Jembatan Ampera

Lambang
Semboyan: Palembang EMAS
Julukan: "Bumi Sriwijaya"
42

Lokasi Kota Palembang di Pulau Sumatera

Kota Palembang
Lokasi Kota Palembang di Pulau Sumatera
Koordinat: 2°59′27,32″LU 104°45′23,68″BT

Negara Indonesia
Hari jadi 17 Juni 683
Pemerintahan
• Walikota H. Harnojoyo, S.Soswalikota
definitif sejak 10 September 2015
Area
• Total 358.55 km2 (138.44 mil²)
Populasi (2012)[1]
• Total 1,708,413 jiwa
• Kepadatan 4,764.78/km2(12,340.7/sq mi)
Demografi
• Suku bangsa Palembang, Musi,Lematang, Komeri
ng,Pasemah, Semendo,Lampung, Bat
ak,Minangkabau, Suku
Melayu, Sunda, Aceh[2]
• Agama Islam (93,08%), Kristen(1,97%), Kat
olik (1,16%),Hindu (0,05%), Buddha
(3,41%), Kong Hu Cu(0,04%), Lain-
Lain (0,28%)[3]
• Bahasa Palembang, Bahasa
Musi,Indonesia, Jawa, Sunda,Batak
Zona waktu WIB (UTC+7)
Kode telepon +62 711
Kecamatan 16
Desa/kelurahan 107
Situs web www.palembang.go.id
43

17. Kota Prabumulih


Kota Prabumulih

Lambang Kota Prabumulih


Moto: Seinggok Sepemunyian

Peta lokasi Kota Prabumulih


Koordinat:

Provinsi Sumatera Selatan

Ibu kota Prabumulih

Pemerintahan

- WalikotaWakil Ir.H.Ridho Yahya,M.M.


Walikota H.Andriansyah Fikri,SH.

- DAU Rp. 296.645.058.000.-(2013)[1]

Luas 435,10 km2

Populasi

- Total 161.984 jiwa (2010)

- Kepadatan 372,29 jiwa/km2


44

Demografi

- Kode area 0713


telepon

Pembagian administratif

- Kecamatan 6

- Kelurahan 37

Simbol khas daerah

- Situs web http://www.kotaprabumulih.go.i


d
45

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Provinsi Sumatera Selatan (SUMSEL) merupakan salah satu Provinsi yang


ada di Pulau SumateraIndonesia. Provinsi Sumatera Selatan / SUMSEL ibukotanya
di Palembang. Secara geografis, Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 derajat
sampai 4 derajat Lintang Selatan dan 102 derajat sampai 106 derajat Bujur Timur
dengan luas daerah seluruhnya 87.017.41 km². Provinsi Sumatera Selatan
(SUMSEL) memiliki batas wilayah sebagai berikut : sebelah utara berbatasan
dengan Provinsi Jambi, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Lampung,
sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung, sebelah Barat
berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.. Secara Administrasi, Provinsi Sumatera
Selatan (SUMSEL) didirikan pada tanggal 12 September 1950 yang awalnya
mencakup daerah Jambi, Bengkulu, Lampung, dan kepulauan Bangka Belitung dan
keempat wilayah yang terakhir disebutkan kemudian masing-masing menjadi
wilayah provinsi tersendiri akan tetapi memiliki akar budaya bahasa dari keluarga
yang sama yakni bahasa Austronesia proto bahasa Melayu dengan pembagian
daerah bahasa dan logat antara lain seperti Palembang, Ogan, Komering, Musi,
Lematang dan masih banyak bahasa lainnya.
Provinsi Sumatra Selatan (SUMSEL) memiliki 17 kabupaten, setiap
kabupaten memiliki ciri khas yang berbeda beda dan potensi yang berbeda.
46

DAFTAR PUSTAKA

1. "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses tanggal 2013-02-15.


2. ^ Vebri Al Lintani, Puyang Kemiri: Pesan-pesan dan Asal-usul Empat Lawang,
situs Dapunta Online, 3 Oktober 2010. Diakses 8 Oktober 2010.
3. ^ Ismajid, Asal Mula Nama Empat Lawang, situs Komunitas Lintang IV
Lawang, 7 Agustus 2007. Diakses 8 Oktober 2010.

Anda mungkin juga menyukai