BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. TUJUAN
Tujuan makalah ini di buat agar siswa dapat mengetahui dan mempelajari
beberapa potensi yang ada di provinsi Sumatra selatan.
3. MANFAAT
a. Untuk meningkat kualitas belajar siswa
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PROFIL
Provinsi Sumatera Selatan (SUMSEL) merupakan salah satu Provinsi yang
ada di Pulau Sumatera Indonesia. Provinsi Sumatera Selatan / SUMSEL
ibukotanya di Palembang..
Secara geografis, Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 derajat sampai
4 derajat Lintang Selatan dan 102 derajat sampai 106 derajat Bujur Timur dengan
luas daerah seluruhnya 87.017.41 km².
Provinsi Sumatera Selatan (SUMSEL) memiliki batas wilayah sebagai
berikut : sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Jambi, sebelah Selatan
berbatasan dengan Provinsi Lampung, sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi
Bangka Belitung, sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.
Secara Administrasi, Provinsi Sumatera Selatan (SUMSEL) didirikan pada
tanggal 12 September 1950 yang awalnya mencakup daerah Jambi, Bengkulu,
Lampung, dan kepulauan Bangka Belitung dan keempat wilayah yang terakhir
disebutkan kemudian masing-masing menjadi wilayah provinsi tersendiri akan
tetapi memiliki akar budaya bahasa dari keluarga yang sama yakni bahasa
Austronesia proto bahasa Melayu dengan pembagian daerah bahasa dan logat
antara lain seperti Palembang, Ogan, Komering, Musi, Lematang dan masih banyak
bahasa lainnya.
3
B. DAFTAR KABUPATEN
KABUPATEN/ PUSAT BUPATI/WALI KELURAHAN/
NO. KECAMATAN LOGO
KOTA PEMERINTAHAN KOTA DESA
Kabupaten Syahril
Tebing Daftar
2 Empat Hanafiah ( Daftar desa
Tinggi kecamatan
Lawang Plt.)
Saifudin
Kabupaten Daftar
3 Lahat Aswari Daftar desa
Lahat kecamatan
Rivai
Kabupaten Beni
Daftar
5 Musi Sekayu Hernedi (Pl Daftar desa
kecamatan
Banyuasin t.)
Kabupaten
Syarif Daftar
7 Musi Rawas Rupit Daftar desa
Hidayat kecamatan
Utara
Kabupaten
Kota Kayu Daftar
9 Ogan Iskandar Daftar desa
Agung kecamatan
Komering Ilir
Kabupaten
Ogan Kuryana Daftar
10 Baturaja Daftar desa
Komering Aziz kecamatan
Ulu
Kabupaten
Ogan Popo Ali Daftar
11 Muaradua Daftar desa
Komering Martopo kecamatan
Ulu Selatan
Kabupaten
Ogan M. Kholid Daftar
12 Martapura Daftar desa
Komering Mawardi kecamatan
Ulu Timur
Kabupaten
Heri Daftar
13 Penukal Abab Talang Ubi Daftar desa
Amalindo kecamatan
Lematang Ilir
Provinsi Sumatera Selatan sejak berabad yang lalu dikenal juga dengan
sebutan Bumi Sriwijaya; pada abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi wilayah ini
merupakan pusat kerajaan Sriwijaya yang juga terkenal dengan kerajaan maritim
terbesar dan terkuat di Nusantara. Gaung dan pengaruhnya bahkan sampai ke
Madagaskar di Benua Afrika.
Sejak abad ke-13 sampai abad ke-14, wilayah ini berada di bawah
kekuasaan Majapahit. Selanjutnya wilayah ini pernah menjadi daerah tak bertuan
dan bersarangnya bajak laut dari Mancanegara terutama dari negeri China.
1. Rumah Adat
Rumah adat Sumatera Selatan bernama Rumah Limas, Ia merupakan
rumah panggung, untuk tempat tinggal para bangasawan. Rumah Limas
berjenjang lima dengan bermakna Lima Emas, yaitu keagungan, rukun dan
damai, sopan santun, aman dan subur, kemudian makmur dan sejahtera. Pintu
Gerbang Emas harus ada pada setiap rumah Limas.
7
2. Pakaian Adat
Gending Sriwijaya
Dul muluk
Dul muluk adalah salah satu kesenian khas Sumatera Selatan biasanya seni
Dul Muluk ini dipentaskan pada acara yang berseifat menghibur.
Tari Tanggai
Kesenian Khas Sumatera Selatan ini dibawakan oleh lima orang dengan
memakai pakaian khas daerah seperti kaian songket, dodot, pending,
kalung, sanggul malang, kembang urat atau rampai, tajuk cempako,
kembang goyang dan tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari lempengan
9
Tari Songket
Kesenian Khas Sumatera Selatan ini menggambarkan
kegiatan remaja putri khususnya dan para ibu rumah tangga di Palembang
pada umumya memanfaatkan waktu luang dengan menenun songket.
4. Senjata TradisionaL
5. Suku
1. Kabupaten Banyuasin
Kabupaten Banyuasin
Tanggal -
Peresmian
Pemerintahan
Populasi
Demografi
telepon
Pembagian administratif
- Kecamatan 17
- Kelurahan -
Dasar hukum -
Pemerintahan
Populasi
Demografi
Pembagian administratif
- Kecamatan 9
- Kelurahan 5
Pendopo Barat, Ulu Musi, Sikap Dalam), sedangkan Suku & Suku Pasemah
(19% bermukim di Pasemah Air Keruh), SALING (12% Bermukim di Saling)
Suku KIKIM Tebing (5% bermukim di Tebing Tinggi) kemudian disusul
dengan minoritas 9% seperti Jawa, sunda, dll.
Sejarah
Nama kabupaten ini, menurut cerita rakyat berasal dari kata Empat
Lawangan, yang dalam bahasa setempat berarti "Empat Pendekar (Pahlawan)".
Hal tersebut karena pada zaman dahulu terdapat empat orang tokoh yang pernah
memimpin daerah ini. Pada masa penjajahan Hindia Belanda (sekitar 1870-
1900), Tebing Tinggi memegang peran penting sebagai wilayah administratif
(onderafdeeling) dan lalu lintas ekonomi karena letaknya yang strategis. Tebing
Tinggi pernah diusulkan menjadi ibukota keresidenan saat Belanda berencana
membentuk Keresidenan Sumatera Selatan (Zuid Sumatera) tahun 1870-an yang
meliputi Lampung, Jambi dan Palembang. Tebing Tinggi dinilai strategis untuk
menghalau ancaman pemberontakan daerah sekitarnya, sepertiPagar
Alam, Pasemah dan daerah perbatasan dengan Bengkulu. Rencana itu batal
karena Belanda hanya membentuk satu keresidenan, yaitu Sumatera. Pada masa
penjajahan Jepang (1942-1945), Onderafdeeling Tebing Tinggi berganti nama
menjadi wilayah kewedanaan dan akhirnya pada masa kemerdekaan menjadi
bagian dari wilayah sekaligus ibu kota bagi Kabupaten Empat Lawang.
Wisata alam selain mata pencarian petani, kabupaten 4 lawang
mempunya wisata alam, yakni curug tanjung alam yang ada di kecamatan
lintang kanan, air lintang di kecamatan pendopo, yang merupakan pertemuan air
bayau dan air lintang. Makanan Khas Seperti daerah lainya, kabupaten empat
lawang mempunyai kuliner yang sangat khas dan enak, selain empek-empek,
ada Kelicuk, Lempeng, sanga duren, serabi, kue suba,lepat, bubur suro, gonjing,
serta gulai kojo. Budaya Dikir adalah arak-arakan untuk mengiring kedua
mempelai menuju rumah dilakukan siang hari atau malam hari sebelum ijab
qabul
3. Kabupaten Lahat
Kabupaten Lahat
16
Tanggal -
Peresmian
Pemerintahan
Populasi
Demografi
Pembagian administratif
- Kecamatan 22
Pembagian administratif
Sejarah Lahat
Sekitar tahun 1830 pada masa kesultanan Palembang di Kabupaten Lahat telah
ada marga, marga-marga ini terbentuk dari sumbai-sumbai dan suku-suku yang
ada pada waktu itu seperti Lematang, Basemah, Lintang, Gumai, Tebing Tinggi,
dan Kikim. Marga merupakan pemerintahan bagi sumbai-sumbai dan suku-suku.
Marga inilah merupakan cikal bakal adanya Pemerintah di Kabupaten Lahat.
Pada masa Inggris berkuasa di Indonesia, marga tetap ada. Dan, pada masa
kekuasaan Belanda sesuai dengan kepentingannya pada waktu itu, pemerintahan
di Kabupaten Lahat dibagi dalam afdeling (Keresidenan) dan onder afdelling
(kewedanan). Dari 7 afdelling yang terdapat di Sumatera Selatan, di Kabupaten
Lahat terdapat 2 (dua) afdelling yaitu afdelling Tebing Tinggi dengan 5 (lima)
daerah onder afdelling, dan afdelling Lematang Ulu, Lematang Ilir, Kikim
serta Basemah dengan 4 onder afdelling. Dengan kata lain, (waktu itu) di
Kabupaten Lahat terdapat 2 keresidenan. Pada tanggal 20 Mei 1869 afdelling
Lematang Ulu, Lematang Ilir, serta Basemah beribu kota di Lahat dipimpin oleh
PP Ducloux, dan posisi marga sebagai bagian dari afdelling. Tanggal 20 Mei
akhirnya ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Lahat sesuai dengan Keputusan
Gebernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Selatan No. 008/SK/1998 tanggal
6 Januari 1988.
Masuknya tentara Jepang pada tahun 1942, afdelling yang dibentuk oleh
Pemerintah Belanda diubah namanya menjadi sidokan. Sidokan ini dipimpin
oleh orang pribumi atas penunjukkan pemerintah militer Jepang dengan nama
Gunco dan Fuku Gunco. Kekalahan Jepang pada tentara sekutu pada tanggal 14
Agustus 1945 dan bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada
tanggal 17 Agustus 1945, maka Kabupaten Lahat merupakan salah satu
kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan UU No. 22 Tahun 1948,
Keppres No. 141 Tahun 1950, PP Pengganti UU No. 3 Tahun 1950 tanggal 14
19
Bukit Serelo
PARIWISATA
Sekolah Gajah Perangai
Sekolah Gajah ini terletak di Desa Perangai Kabupaten Lahat, lokasinya di kaki
Bukit Serelo. Gajah-gajah tersebut dilatih supaya jinak dan dapat membantu
pekerjaan manusia seperti mengankut barang-barang dan kayu. Tempat ini
merupakan salah satu penangkaran gajah di Indonesia.
Bila anda singgah di Kecamatan Tanjung Sakti, maka jangan lewatkan untuk
mengunjungi lokasi ini. Sumber Air Panas Tanjung Sakti dapat ditempuh dari
Ibukota Kecamatan sekitar 10 menit perjalanan menggunakan kendaraan roda 2
atau roda 4. Karena letaknya berada dekat dengan pusat keramaian Kecamatan
Tanjung Sakti.
Salah satu potensi wisata yang berada di Kecamatan Mulak ulu ini layak untuk
dikembangkan untuk menambah pendapatan daerah dengan lokasi yang tidak
terlalu jauh dari jalan utama, lokasi Air Terjun Lawang Agung dapat dicapai
20
dengan menggunakan mobil. Kondisi jalan menuju lokasi sekitar 500 m, dengan
kondisi jalannya menurun dan berbatu-batu kecil.
Pada saat perjalanan ke lokasi melewati sekolah SD dan kebun kopi. Di sekitar
lokasi, terdapat jembatan gantung. Aktifitas yang dapat dilakukan dilokasi ini
adalah berenang, mancing dan jala ikan.
Dengan melengkapi fasilitas dan sarana umum seperti lahan parkir dan
perbaikan kondisi jalan menuju lokasi, diharapkan dapat meningkatkan sumber
pendapatan daerah dan penduduk sekitar.
Rumah batu
Lokasi wisata Rumah Batu terletak sekitar 80 km dari kota Lahat, tepatnya di
desa Kota Raya Lembak Kecamatan Pajar Bulan. Rumah Batu ini merupakan
salah satu benda megalitik yang pada dindingnya terdapat lukisan kuno berupa
makhluk-makhluk aneh.
Batu macan
Batu macan yang terdapat di Kecamatan Pulau Pinang, Desa Pagar Alam Pagun
ini sudah ada sejak zaman Majapahit pada abad 14. Batu macan ini merupakan
simbol sebagai penjaga (terhadap perzinahan dan pertumpahan darah) dari 4
daerah, yaitu: Pagar Gunung, Gumai Ulu, Gumai Lembah dan Gumai Talang.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari penjaga situs setempat yakni Bapak
Idrus, kisah adanya batu macan terkait dengan legenda si pahit lidah yang
beredar di masyarakat. Pada waktu itu, si pahit lidah sedang berjemur di batu
penarakan sumur tinggi. Pada saat sedang berjemur, si pahit lidah melihat seekor
macan betina yang sering menggangu masyarakat desa, kemudian oleh si pahit
lidah, macan tersebut di ingatkan agar tidak mengganggu masyarakat desa.
Namun, macan tersebut tidak menuruti apa yang disampaikan oleh si pahit lidah.
Padahal si pahit lidah sudah menasehati macan tersebut sampai tiga kali, sampai
akhirnya si pahit lidah berucap “ai, dasar batu kau ni”. Akhirnya macan tersebut
menjadi batu. Setelah diselidiki, ternyata macan tersebut adalah macan pezinah
dan anak yang sedang diterkamnya adalah anak haram. Sedang macan yang ada
di belakangnya adalah macan jantan yang hendak menerkam macan betina
tersebut.
21
Apabila ada wanita disuatu desa diketahui berzinah, maka terdapat hal-hal yang
harus dilakukan oleh si-wanita itu, yaitu: menyembelih kambing untuk
membersihkan rumah, kemudian sebelum kambing tersebut dipotong, maka
orang tersebut harus dikucilkan dari desa ke suatu daerah lain atau di
pegunungan. Kemudian apabila wanita tersebut mengandung dan melahirkan,
maka harus menyembelih kerbau. Setelah persyaratan tersebut dilakukan, maka
wanita tersebut dapat diterima di masyarakat kembalimoo
Di sekitar lokasi air terjun tersebut, ada 3 Air Terjun (Air Terjun Bujang Gadis,
Air Terjun Sumbing dan air terjun Naga) lagi yang dapat dinikmati dengan
menyusuri aliran dari Air Terjun Bidadari.
Dasar hukum -
Tanggal -
Peresmian
Pemerintahan
- Bupati Ir. Muzakir Sai Sohar
Populasi
- Total 567.146 jiwa (2012)
Demografi
Pembagian administratif
- Kecamatan 20
- Kelurahan 17
- Desa 237
Kondisi topografi daerah cukup beragam, daerah dataran tinggi di bagian barat
daya, merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan, meliputi
Kecamatan Semende Darat Laut, Semende Darat Ulu, Semende darat Tengah
dan Kecamatan Tanjung Agung. Daerah dataran rendah, berada di bagian tengah
(Muara Enim, Ujan Mas, Benakat, Gunung Megang, Rambang Dangku,
Rambang, Lubai) terus ke utara–timur laut, terdapat daerah rawa yang
berhadapan langsung dengan daerah aliran Sungai Musi, meliputi Kecamatan
Gelumbang, Sungai Rotan, dan Muara Belida.
Pemerintahan[sunting | sunting sumber]
Pada awal terbentuknya Kabupaten Muara Enim bernama Kabupaten Lematang
Ilir Ogan Tengah (LIOT). Terbentuknya Kabupaten Muara Enim berawal dari
sejarah yang dilakukan oleh panitia Sembilan sebagai realisasi surat Keputusan
Bupati Daerah Kabupaten Lematang Ilir Ogan Tengah tanggal 20 November
1946, hasil karya panitia tersebut disimpulkan dalam bentuk kertas yang terdiri
dari 10 Bab, dangan judul Naskah Hari Jadi Kabupaten Lematang Ilir Ogan
24
Tengah dan dan telah dikikuhkan dengan surat keputusan Bupati Kepala Daerah
Kabupaten Lematang Ilir Ogan Tengah tanggal 14 Juni 1972 No.
47/Deshuk/1972. Tanggal 20 November tersebut kemudian menjadi dasar hari
jadi Kabupaten Muara Enim.
Kabupaten Muara Enim sebelumnya terdiri dari 22 kecamatan[3] kemudian pada
tahun 2012 bertambah tiga kecamatan, yaitu Belimbing, Belida Darat, dan Lubai
Ulu, sehingga menjadi 25 kecamatan, dan terakhir menjadi 20 kecamatan sejak
keluarnya UU Nomor 7 Tahun 2013, di mana lima kecamatan dalam kabupaten
ini, yaitu Talang Ubi, Penukal Utara, Penukal, Abab, dan Tanah Abang,
bergabung membentuk kabupaten sendiri yaitu Kabupaten Penukal Abab
Lematang Ilir[4]
Berikut adalah kecamatan dalam wilayah Kabupaten Muara Enim.
1. Semende Darat Laut
2. Semende Darat Tengah
3. Semende Darat Ulu
4. Tanjung Agung
5. Lawang Kidul
6. Muara Enim
7. Ujan Mas
8. Benakat
9. Gunung Megang
10. Rambang Dangku
11. Lubai
12. Rambang
13. Gelumbang
14. Sungai Rotan
15. Lembak
16. Kelekar
17. Muara Belida
18. Belimbing
19. Lubai Ulu
20. Belida Darat
25
Perwakilan
Berdasarkan hasil pemilihan legislatif periode 2009-2014, anggota DPRD
Kabupaten Muara Enim berjumlah 45 orang. Partai dengan anggota terbanyak
adalah PDIP dan Partai Golkar, yaitu masing-masing sebanyak 8 orang anggota
diikuti Gerindra dan PKS yaitu masing-masing sebanyak 5 orang anggota. Partai
lain yang cukup besar jumlah anggotanya adalah Partai Demokrat dan PAN
masing-masing dengan 4 orang anggota.
Kependudukan
Berdasarkan sensus penduduk 2010, jumlah penduduk kabupaten ini bertambah
hingga berjumlah 716.676 dengan laju pertumbuhan penduduk selama 2000-
2010 sebesar 2,0 persen per tahun. Persebaran penduduk menurut kecamatan di
wilayah Kabupaten Muara Enim tidak merata. Kecamatan dengan jumlah
penduduk terbanyak adalah Talang Ubi, Lawang Kidul, dan Muara Enim.
Ketiga kecamatan tersebut dihuni oleh sekitar 26,75 persen penduduk
Kabupaten Muara Enim. Sementara kecamatan dengan jumlah penduduk paling
sedikit adalah Muara Belida ± 1,06%.
Pendidikan
Data sarana pendidikan pada semua jenjang pendidikan pada tahun 2010 adalah
jumlah sekolah TK sebanyak 110 atau bertambah 23,6 persen dibanding tahun
2009. Jumlah sekolah dasar dan MI sebanyak 507 atau meningkat 2,01 persen.
Pada tingkat SLTP/MTs terdapat 153 sekolah atau meningkat 12,5 persen.
Sedangkan Sekolah SMU/SMK/MA pada tahun ini menjadi 78 atau meningkat
5,4 persen.
Kesehatan
Pada tahun 2010 di Kabupaten Muara Enim telah terdapat 3 buah rumah sakit,
24 unit puskesmas dan 107 unit puskesmas pembantu. Sementara untuk jumlah
tenaga kesehatan di Kabupaten Muara Enim seluruhnya sebanyak 1.872 orang
dengan rincian 101 dokter, 13 Apoteker, 185 Sarjana Kesehatan, 804 tenaga
keperawatan, 571 Bidan, dan 198 Non Medis.
Perekonomian
Kabupaten Muara Enim mengandalkan pertanian terutama perkebunan dalam
mendorong perekonomiannya. Hal ini terlihat dari besarnya luas lahan yang
digunakan untuk perkebunan. Lahan yang ada di Kabupaten Muara Enim
26
umumnya merupakan lahan bukan sawah yaitu sekitar 96,19 persen dan sisanya
merupakan lahan sawah.
Sektor pertambangan juga berperan cukup besar dalam perekonomian
Kabupaten Muara Enim, baik komposisi dengan migas maupun tanpa migas.
Dalam komposisi dengan migas, peranan dominan sektor pertambangan
dibentuk oleh dominasi produk minyak dan gas bumi, sementara dalam
komposisi tanpa migas, sumbangan batubara masih cukup dominan. Jumlah
produksi batubara tahun 2010 tercatat sebanyak 11.948.767 ton atau naik 3,54
persen dari tahun lalu yang mencapai 11.540.720 ton. Walaupun produksi briket
batubara turun 88,64 persen dibanding tahun sebelumnya.
Pelayanan umum
PLTU Tanjung Enim merupakan pembangkit listrik yang berada di Kabupaten
Muara Enim, tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga
untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di wilayah Sumatera bagian selatan
yang dihubungkan melalui jaringan transmisi interkoneksi Sumatera bagian
selatan.
103° - 105° BT
Dasar hukum -
Tanggal Peresmian -
Pemerintahan
Populasi
- Kepadatan 39 jiwa/km²
Demografi
Pembagian administratif
- Kecamatan 14
- Kelurahan 216
Dasar hukum -
Tanggal Peresmian -
Pemerintahan
Populasi
Demografi
Pembagian administratif
- Kecamatan 14
Koordinat:
Pemerintahan
Luas
Populasi
- Kepadatan
Demografi
Pembagian administratif
- Kecamatan 7
- Desa 83
Pemerintahan
- Bupati ----
Populasi
Demografi
Pembagian administratif
- Kecamatan 16
- Kelurahan 241
Pemerintahan
- Bupati Iskandar, SE
Populasi
Demografi
Pembagian administratif
- Kecamatan 18
- Kelurahan 299
Tanggal -
Peresmian
Pemerintahan
Populasi
Demografi
telepon
Pembagian administratif
- Kelurahan 130
Danau Ranau
36
Pemerintahan
Populasi
Demografi
Pembagian administratif
- Kecamatan 19
- Kelurahan 116
Pemerintahan
Populasi
Demografi
Pembagian administratif
38
- Kecamatan 19
- Kelurahan 194
Pemerintahan
Populasi
- Kepadatan
Demografi
Pembagian administratif
- Kecamatan 5
- Desa 72
39
Kota Lubuklinggau
Kota di Indonesia
Lambang
Semboyan: Sebiduk Semare
• Peringkat 79
Demografi
• Suku Melayu
bangsa
• Agama Islam,Kristen,Katolik, Budha,Hindu
• Bahasa Melayu,Jawa,Sunda,Madura,Batak,
Minang, Indonesia
Zona waktu WIB (UTC+7)
Kode telepon 0733
Kecamatan 8
Kelurahan 72
Situs web www.lubuklinggaukota.go.id
Sebelumnya Ibu Kota Kabupaten Musi Rawas
Kota di Indonesia
Lambang
Semboyan: Pagar Alam Secerah Alam
Negara Indonesia
Provinsi Sumatera Selatan
Hari jadi 21 Juni 2001
Dasar hukum Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2001
Koordinat 103,15°BT, 4°LS
Area
• Total 633.66 km2 (244.66 mil²)
Peringkat luas 9
Populasi (2011)
• Total 143.495 jiwa [1]
• Peringkat 80
• Kepadatan 199/km2 (520/sq mi)
• Peringkat 88
Kode telepon 0730
Kecamatan 5
Kelurahan 35
Situs web www.pagaralamkota.go.id
Lambang
Semboyan: Palembang EMAS
Julukan: "Bumi Sriwijaya"
42
Kota Palembang
Lokasi Kota Palembang di Pulau Sumatera
Koordinat: 2°59′27,32″LU 104°45′23,68″BT
Negara Indonesia
Hari jadi 17 Juni 683
Pemerintahan
• Walikota H. Harnojoyo, S.Soswalikota
definitif sejak 10 September 2015
Area
• Total 358.55 km2 (138.44 mil²)
Populasi (2012)[1]
• Total 1,708,413 jiwa
• Kepadatan 4,764.78/km2(12,340.7/sq mi)
Demografi
• Suku bangsa Palembang, Musi,Lematang, Komeri
ng,Pasemah, Semendo,Lampung, Bat
ak,Minangkabau, Suku
Melayu, Sunda, Aceh[2]
• Agama Islam (93,08%), Kristen(1,97%), Kat
olik (1,16%),Hindu (0,05%), Buddha
(3,41%), Kong Hu Cu(0,04%), Lain-
Lain (0,28%)[3]
• Bahasa Palembang, Bahasa
Musi,Indonesia, Jawa, Sunda,Batak
Zona waktu WIB (UTC+7)
Kode telepon +62 711
Kecamatan 16
Desa/kelurahan 107
Situs web www.palembang.go.id
43
Pemerintahan
Populasi
Demografi
Pembagian administratif
- Kecamatan 6
- Kelurahan 37
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA