Anda di halaman 1dari 17

TUMBUH KEMBANG

BAB I. PENDAHULUAN

Seorang anak bukan merupakan seorang dewasa yang dalam bentuk kecil (mini),
karena ia mempuyai sifat berlainan dengan orang dewasa. Ia harus tumbuh dan
berkembang sampai dewasa agar dapat berguna bagi masyarakat.
Walaupun pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma
tertentu. Seorang anak dalam banyak hal bergantung kepada orang dewasa, misalnya
kebutuhan asah asih dan asuh. Oleh karena itu semua orang yang mendapat tugas
mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang
agar anak dapat tumbuh dan berkembang sebaik-baiknya.
Perkembangan anak meliputi seluruh aspek pediatri yaitu, somatik, psikologis,
kognitif dan tingkah laku. Prinsip perkembangan adalah bahwa perkembangan
merupakan perubahan dan pematangan terus menerus, merupakan bagian yang
terintegrasi dalam praktek pediatri.
Penting bagi seorang dokter anak untuk mengerti pertumbuhan dan
perkembangan dalam tiga cara. Pemahaman akan pola normal dari pertumbuhan fisis dan
kompetesi tentang motorik, kognitif dan emosional memungkinkan sorang dokter anak
untuk memonitor kemajuan anak dan mengenali keterlambatan atau penyimpangan.
Pengertian akan kekuatan biologis dan lingkungan saling berinteraksi dalam memebentuk
perkembangan. Dengan memonitor anak seiring waktu, dokter anak dapat mengamati
bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangan saling berkaitan satu sama lain:
pembesaran kepala, badan dan tungkai, peningkatan progresif dalam kekuatan dan
kemampuan untuk mengendalikan otot besar dan kecil, perkembangan relasi sosial,
pikiran dan bahasa, dan munculnya kepribadian.
Bila lingkungan akibat suatu hal menjadi buruk, Maka keadaan tersebut
hendaknya segera diubah sedemikian rupa, sehingga pertumbuhan dan perkembangan
anak menjadi optimal.

1
A. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah: peningkatan besar, jumlah atau dimensi tingkat sel organ
maupun individu. ( mempunyai aspek fisis)
Perkembangan adalah peningkatan pada aspek perubahan atau pematangaan
fungsi organ maupun individu, termasuk di dalamnya adalah aspek sosial atau emosional
akibat pengaruh lingkungan. (berkaitan dengan fungsi organ maupun kepribadian, dan ke
dua hal ini saling sinkronisasi /berhubungan).

Jenis Tumbuh Kembang


Jenis-jenis tumbuh kembang dibagi mejadi tiga yaitu:
A. Tumbuh kembang fisik
Tumbuh kembang fisis meliputi perubahan dalam bentuk besar dan fungsi
organisme atau individu.
B. Intelektual
Tumbuh kembang intelektual berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi
dan kemampuan mengenai materi yang bersifat abstrak dan simbolik seperti
berbicara, bermain, berhitung dan membaca.
C. Sosial emosional
Tumbuh kembang sosial emosional begantung pada kemempuan bayi
untuk membentuk ikatan batin, kasih sayang, mengatasi kegelisahan dan
mengelola rangsangan agresif.

Jenis-Jenis Kebutuhan Dalam Pertumbuhan Dan Perkembangan


1. Kebutuhan asah (kebutuhan yang berkaitan dengan intelektual)
2. Kebutuhan asih (kebutuhan yang berkitan dengan emosional)
3. Kebutuhan asuh (kebutuhan yang berkaitan dengan fisis)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang


A. Faktor genetik
Dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, terdapat 2
jenis yaitu:

2
1. Normal (suku bangsa, ras)
2. Patologis (kelainan kromosom, penyakit herediter, kelainan kongenital)
B. faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang akan memepengaruhi
pertumbuhananak. Lingkungan yang cukup baik memungkinkan tercapainya
potensi genetik/bawaan/bakat anak. Lingkungan yang kurang baik akan
menghambat pertumbuhan , sehinggga potensi bawaan/bakat tidak dapat dicapai.
Lingkungan meliputi aspek fisis, biologis dan sosial yang pada lazimnya disebut
lingkungan fisikobiopsikososial. Aspek-aspek tersebut tidak berdiri sendiri,
melainkan berkaitan satu sama lain.
1. Faktor prenatal: (Gizi ibu waktu hamil, mekanis/trauma, toksin/zat kimia,
endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, anoksia janin)
1. Faktor post natal:
 Faktor biologis: (ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan,
kepekaan terhadap penyakit.
 Faktor fisis (sanitasi, keadaan rumah, radiasi).
 Faktor psikososial: (Stimulasi, belajar, ganjaran yang wajar, kelompok
sebaya, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi orang tua-
anak, keadaan rumah tangga orang tua.)
 Faktor keluarga dan budaya: Pendapatan orang tua, pendidikan orang
tua, jumlah saudara, garis keluarga (matrilineal atau patriineal)

Pertumbuhan Fisik
Secara umum pertumbuhan fisis anak anak dapat dilihat dari berat badan dengan
menggunakan rumus Behrman:
Lahir 3,25 kg
3-12 bulan Umur (bulan)+9
2
1-6 tahun Umur (tahun) Χ 2 + 8
6-12 tahun Umur (tahun) Χ 7-5
2

3
Sedangkan untuk tinggi badan diketahui dengan mengggunakan rumus:
Lahir 50 cm
Umur 1 tahun 75 cm
2-12 tahun Umur (tahun) Χ6-77
Jika diperitungkan faktor genetik dalam mengukur tinggi anak, dapat
menggunakan rumus:

TB anak perempuan: (TB ayah – 13 cm)+ TB ibu ± 8,5

2
TB anak laki-laki: (TB ibu – 13 cm)+ TB ayah ± 8,5

2
Tahap Pertumbuhan Anak
1. Pertumbuhan yang cepat sekali dalam tahun pertama, yang kemudian mengurang
secara berangsur-angsur sampai umur 3-4 tahun.
2. Pertumbuhan yang berjalan lambat dan teratur sampai masa akil balik.
3. Pertumbuhan yang cepat pada masa akil balik (12-16 tahun)
4. Pertumbuhan kecepaatannya mengurang berangsur-angsur sampai suatu waktu (kira-
kira 18 tahun).
Penilaian Pertumbuhan Fisis Anak
Untuk pertumbuhan anak berjalan normal atau tidak, dapat menggunakan
parameter data antopometri. Dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu :
A. Tergantung umur:
1. Berat badan terhadap umur (weigt for age)
2. Tinggi/ panjang badan terhadap umur (height for age)
3. Lingkar kepala menurut umur
4. Lingkar lengan atas menurut umur
B Tidak tergatung umur:
1. Berat badan terhadap tinggi badan (weight for height)
2. Lingkar lengan atas terhadap tinggi badan

4
Berat bada menurut umur (WFA)
Kalsifikasi Gomez
Cara: % dari median
Klasifikasi:
 > 90% : Normal
 90-75% : Malnutrisi ringan
 75-61% : Malnutrisi sedang
 ≤60% : Malnutrisi berat
Kalsifikasi Jellife
Cara: % dari median
Klasifikasi:
 110-90% : Normal
 90-80% : Malnutrisi ringan (gradeI)
 80-61% : Malnutrisi sedang (grade II)
 ≤60% : Malnutrisi berat (grade III)
Kalsifikasi WHO
Cara persentil
Klasifikasi:
 Persentil ke 50 –30 : Normal
 Persentil ≤ 30 : Malnutrisi
Klasifikasi di Indonesia
Cara: % dari median kenaikan berat badan
Menggunakan modifikasi Gomez pada kartu menuju sehat, kemudian kenaikan berat
badan dicatat pada KMS. Bila tiap bulan kenaikan berat badan maka normal, sedangkan
bila tidak ada kenaikan merupakan risiko tinggi terjadi gangguan pertumbuhan.
Tinggi badan menurut umur (HFA)
Kanawati dan mc Laren
Cara % dari median
Klasifikasi
 > 95% : Normal

5
 90-95% : Malnutrisi ringan
 85-90% : Malnutrisi sedang
 ≤85% : Malnutrisi berat
CDC / WHO
Cara % dari median
Klasifikasi:
 ≥ 90% : Normal
 < 90 % : Malnutrisi kronis
Berat badan terhadap tinggi badan (WFH)
Waterlow
Cara : % dari median
Kalsifikasi
 90-110% : Normal
 80-90% : Malnutrisi ringan
 70-80% : Malnutrisi sedang
 ≤70% : Malnutrisi berat
CDC/WHO
Cara: % dari median
Klasifikasi:
 Persentil ke 80 –85 : Malnutrisi sedang
 Persentil < 80 : Malnutrisi berat

B. Perkembangan Anak
Periode neonatal (4 minggu pertama)
Telungkup :berada dalam posisi fleksi, memutar dari satu sisi ke sisi lain.
Telentang :umumnya dalam posisi fleksi dan sedikit kaku
Visual :Fiksasi terhadap muka atau cahaya dalam lapangan pandang, fenomena
“doll’s eye”
Refleks :respons moro, refleks genggam aktif
Sosial :mengenali muka manusia

6
Usia 4 minggu
Telungkup : kaki lebih ekstensi, mengangkat dagu, memutar kepala
Telentang :postur tonik leher mendominasi, supel dan relaksasi; kepala lebih
tertinggal saat berubah menjadi posisi duduk
Visual :mengamati orang, megiktui benda bergerak
Sosial :pergerakan tubuh selaras dengan suara orang dalam kontak sosial,
mulai tersenyum
Usia 8 minggu
Telungkup :mengangkat kepala lebih tinggi, menahan kepala sejajar bidang tubuh
pada posisi ventral
Telentang :postur tonik leher mendominasi, kepala lebih tertinggal saat berubah
menjadi posisi duduk
Visual :mengikuti objek bergerak 180 derajat.
Sosial :tersenyum terhadap kontak sosial, mendengarkan suara senandung.
Usia 12 minggu
Telungkup :mengangkat kepala dan dada; lengan ekstensi, kepala di atas bidang datar
tubuh pada suspensi ventral
Telentang :Postur tonik leher mendominasi, menggapai objek,melambai pada mainan
Duduk :ketertinggalan kepala untuk kompensasi parsial saat berubah menjadi
posis duduk
Refleks :respons moro tipikal menghilang; mengadakan gerakan defensif atau
reaksi penarikan selektif refleks genggam aktif
Sosial :kontak sosial terjaga, mendengarkan musik, mengucapkan “aah, ngah”
Usia 16 minggu
Telungkup :mengangkat kepala dan dada; kepala berada pada sumbu vertikal, kaki
ekstensi.
Telentang :Postur simetris mendominasi, tangan berada pada garis tengah,
menggapai dan menggenggam objek kemudian memasukan ke mulut.
Duduk :kepala tidak lagi tertinggal saat berubah menjadi posisi duduk, kepala
stabil, lebih condong ke arah depan
Berdiri :Ketika dipegang tegak, mendorong dengan ke kaki

7
Sosial :tertawa keras, menunjukan rasa tidak senang ketika kontak sosial
terputus, senang melihat makanan
Usia 28 minggu
Telungkup :berguling ke sisi lain, merangkak atau merayap-merangkak
Telentang :mengangkat kepala, berguling
Duduk :duduk sebentar dengan sokongan di pinggul, bersandar ke depan dengan
tangan
Berdiri :dapat menyokong sebagian berat badan, melompat-lompat
Adapatif :menggapai dan meraih benda besar, memindahkan objek dari tangan ke
tangan lain
Bahasa :suara vokal dengan banyak suku kata
Sosial :Lebih menyukai ibu, suka terhadap kaca, merespons perubahan kadar
emosi dalam kontak sosial.
Usia 40 minggu
Duduk :duduk sendiri dan tidak perlu bantuan
Berdiri :menarik ke posisi berdiri, berjalan berpegangan terhadap perabotan
Mototrik :merangkak atau merayap
Adapatif :menggenggam objek dengan jempol dan telunjuk, menusuk benda dengan
telunjuk, menemukan mainan yang disembunyikan, berusaha untuk
menangkap objek yang dijatuhkan
Bahasa :suara konsonan repetitif (mama, dada)
Sosial :Respos terhadap suara nama, barmain cilukba, melambai bye-bye
Usia 52 mingggu (1 tahun)
Motorik :berjalan dengan satu tangan dipegang (48 minggu), berdiri sendiri,
berjalan beberapa langkah
Adaptif :melepaskan objek kepada orang lain saat disuruh
Bahasa :beberapa kata selain “mama”, “dada”
Sosial :bermain permainan bola sederhana, menyesuaikan postur saat
mengenakan baju
Usia 15 bulan
Motorik :berjalan sendiri, merangkak menaiki tangga

8
Adaptif :membuat menara dari 3 kubus, membuat garis dengan Crayon,
memasukan bola dalam botol
Bahasa :Jargon, mengikti perintah sederhana, dapat menamai benda yang dikenal
(bola)
Sosial :Memperlihatkan keinginan atau kebutuhan dengan menunjuk, memeluk
orang tua
Usia 18 bulan
Motorik :berlari namun masih kaku, duduk di kursi kecil, menaiki tanggan dengan
menggunakan satu tangan, mengamati isi laci dan tempat sampah
Adaptif :membuat menara dari 4 kubus, meniru tulisan, mengeluarkan bola dari
botol
Bahasa :10 kata (rata-rata), menamai gambar; mengidentifikasi satu atau lebih
bagian tubuh
Sosial :makan sendiri, mencari bantuan ketika dalam kesulitan, mengeluh ketika
basah atau kotor, mencium orang tua
Usia 24 bulan
Motorik :berlari dengan baik, menaiki dan menuruni tangga, satu langkah demi
satu langkah, membuka pintu, memanjat perabotan, melompat
Adapatif :membuat menara dari 7 kubus, menulis memutar, meniru melipat kertas
Bahasa :merangkai 3 kata (sujek, predikat , objek)
Sosial :menggunakan sendok dengan baik, sering menggunakan perasaan
spontan, membantu saat dibukakan pakaian,mendengarkan cerita dengan
gambar
Usia 30 bulan
Motorik :menaiki tangga dengan langkah bergantian
Adaptif :membuat menara dari 9 kubus, meniru gerakan melingkar
Bahasa :merujuk ke diri sendiri menggunakan kata “saya”, mengtahui nama
lengkap
Sosial :membantu merapikan barang; berpura-pura dalam permainan

9
Usia 36 bulan
Motorik :mengendarai sepeda roda tiga, berdiri sesaat dengan satu kaki
Adaptif :menara dari 10 kubus, meniru konstruksi jembatan dari 3 kubus, meniru
lingkaran
Bahasa :mengetahui usia dan jenis kelamin; menghitung 3 objek dengan benar,
mengulang 3 nomor atau kalimat 6 suku kata.
Sosial :memainkan permainan, membantu saat dipakaikan pakaian, mecucui
tangan
Usia 48 bulan
Motorik :melompat dngan satu kaki, melempar bola, menggunakan gunting untuk
menggunting gambar, memanjat dengan baik
Adaptif :meniru jembatan dari model, meniru konstruksi gerbang dari 5 kubus,
menggambar manusia dengan 2 sampai 4 bagian di luar kepala.
Bahasa :menghitung 4 koin dengan akurat, menceritakan cerita
Sosial :bermain dengan beberapa anak mengawalai interaksi sosail, pergi ke
toilet sendiri
Usia 60 bulan
Motorik :lompat tali
Adaptif :menggambar segi tiga dari contoh, membedakan berat kedua benda
Bahasa :menyebut 4 nama warna mengulangi kalimat dengan 10 suku kata,
menghitung 10 koin dengan tepat
Sosial :berpakaian dan melepaskan pakaian, menanyakan arti kata, bermain
bergantian
Usia 6-7 tahun
Menikmati aktivitas dan tetap sibuk
Senang menggambar dan mewarnai
Dapat kehilangan gigi susu
Ketajaman pengelihatan sama seperti orang dewasa
Dapat mengendarai sepeda
Mengenal siang dan malam
Dapat membedakan tangan kanan dan kiri

10
Dapat menyebutkan jam berapa
Dapat menjelaskan objek yang digunakan
Dapat mebaca buku dengan baik
Senang bermain sendiri tetapi teman menjadi hal yang penting
Usia 8-9 tahun
Lebih baik lagi dalam gerakan dan kemampuan
Dapat memakai alat seperti palu dan obeng
Dapat menghitung mundur, mengetahui tanggal, membaca banyak
Menyukai mengoleksi objek, senang permainan dan persaingan
Mulai bermain dengan anak-anak beda jenis kelamin
Menyukai kelompok group, pramuka
Mulai ada hubungan suka pria dan wanita tapi tidak mau mengakuinya
Usia 10-12 tahun
Menulis cerita, senang menulis surat, mampu membaca dengan baik
Senang menggunakan telepon
Mempunyai seorang sahabat
Rasa ketertarikan pada lawan jenis makin meningkat
Menghormati orang tua
Usia 13-18 tahun
Memperhatikan bidang ilmu politik, sosial, dan filsafat
Berpikir jangka panjang
Membuat tujuan dan membandingkan diri sendiri dengan orang lain
ingin independen dan lepas dari orang tua
Pengaruh lingkungan dan penerimaan diri sangat penting
Hubungan wanita dan laki-laki sangat penting, mungkin jatuh cita.

Perkembangan Mental Dari Masa Bayi Sampai Remaja


Jika seseorang dewasa dibandingkan dengan seorang bayi baru lahir, maka akan
tampak jelas perubahan perubahan yang telah terjadi dan betapa besar perkembangan
yang telah dialami oleh orang tersebut .

11
Perubahan dari bayi beru lahir sampai berdiri sendiri pada masa dewasa terjadi
dalam beberapa tingkat.
1. Bayi yang masih menyusui (0- 1tahun)
 Kebutuhanya belum beraneka tetapi perlu segera dipenuhi..
 Tidak penting siapa yang memenui kebutuhan.
 Lambat laun akan dapat membedakan satu dengan yang lain
 Bila rasa percaya sudah berkembang, akan dapat membedakan dengan dunia luar.
 Besar kecilnya rasa percaya sebagian besar tergantung pada bakatnya sendiri dan
sebagian pada sikap orang disekitarnya.
 Persaannya yang terpenting.
 Kerentanan bayi terhadap suatu rangsangan dapat jauh lebih besar daripada bayi
lainnya.
 Anak yang sangat rentan akan dapat membedakan rangsangan yang diterimanya
dengan baik.
 Sejak awal terajadi pengaruh timbal balik antara ibu dan anak.
 Hubungan yang baik antara ibu anak anak terajadi pada tahun pertama untuk
membentuk rasa percaya pada bayi.
2. Usia 1-4 tahun
 Anak mulai memahami perbedaan antara dirinya dengan dunia luas dengan lebih
jelas
 Sifat ketergantungan mulai berkurang
 Secara mototrik anak menjadi lebih matang
 Timbul rasa dapat berdiri sendiri
 Mengalami pertentangan dengan orang tua, terutama ibunya
 Umur 2-3 tahun, fase keras kepala (kopiheid’s periode)
● Jenis kelamin, anak perempuan rata-rata berkembang lebih cepat dari anak laki-
laki.
● Aktivitas, punya peranan penting melaksakan perabaan dan penyelidikan yang
pertama kali di luar, penambahan kata-kata berbicara dan dalam mengusahakan
kemampuan motorik.

12
● Tempat seseorang anak dalam urutan saudara berhubungan dengan besar kecilnya
ras ketergantungan / rasa diri sendiri. Ini dipengruhi oleh ibunya dan saudaa-
saudaranya.
Jadi, kemampuan anak untuk berdiri sendir ditentukan leh :
- Kepribadian yang ada pada anak sejak lahir.
- Pengalaman pada fase sebelumnya,
- Pengaruh keadaan di sekitarnya.
3. Usia 5-7 tahun
 Ingin mengetahui apa dan bagaimana suatu terjadi, selalu bertanya karena ingin
tahu.
 Kemampuan melihat, menerima pengertian masih terbatas.
 Cara berfikir masih terikat pada hal-hal yang tampak nyata dan dialami sendiri
 Bila perkembangan pada tahap sebelumnya berlangsung dengan baik, maka
selanjutnya anak dapat masuk Taman Kanak-kanak.
 Dalam masa ini, keterampilan mempunyai peranan penting karena sebagian dari
mainan dan aktivitas di taman kanak-kanak memerlukan keterampilan.
4. Usia 7-11 tahun
 Keseimbangan sifat ketergantungan dan sifat mampu berdiri sendiri dilakukan
secara baik.
 Anak masuk sekolah = belajar menyesuaikan diri dengan orang dewasa yang
berkuasa dan dengan teman sebaya serta menghendaki suatu peralihan dari sikap
bermain ke sikap bekerja.
 Sikap orang tua yang ingin memberikan pada anak suatu masa yang
menyenangkan, sehingga tidak/kurang mengharuskan anak belajar, bertindak/
melaksanakan tugas secara baik.
 Mula–mula anak laki-laki dan peremapuan akan bermain bersam-sama, tetapi
setelah masuk sekolah dasar akan tampak mereka berpisah. Anak laki-laki
membentuk kelompok yang besar, perempuan membentuk kelompok kecil.
 Bertambah baiknya penguasaan badan dan kepercayaan kepada dirinya sendiri
dapat mempengaruhi pergaulan sosial dan pekerjaan.

13
 Pada masa ini keterampilan menggunakan anggota badan, kepandaian berfikir
merupakan hal yang penting.
5. Puberitas dan remaja (11-19 tahun)
 Terjadi proses pematangan seksuil yang diperlukan untuk membentuk ciri-ciri
kelakuan dalam pergaulan antara anak-anak berlainan jenis kelamin.
 Persamaan hak dari orang tua adalah hal yang penting.
 Selain dalam keluarga, juga mencari hubungan yang mengandung sifat
ketergantungan dengan seseorang dewasa diluar lingkungan keluarga ( bisa
dengan orang dewasa/ teman sebaya)
 Perkembangan kemampuan berdiri sendiri tidak terbatas pada pergaulan, tetapi
juga bidang lain (ilmu pengtahuan, moral dan sebagainya).
 Jadi, seseorang remaja dapat memperluas pengetahuan dan pandangannya, tetapi
juga dapat mngubah kelakuan yang masih kekanak-kanakan menjadi kelakuan
yang lebih sesuai dengan norma-norma yang semestinya.

Perkembangan Sosial
Perlu diperhatikan saat hubungan dengan seorang sekitarnya dimulai, bagaimana
sifat hubungan tersebut serta betapa sukar dan rumitnya hubungan itu
 Bayi minggu pertama, faktor orang dewasa tidak penting bagi bayi yang masih
dalam keadan prasosial dalam hubungannya.
 Bayi umur 2-4 bulan, terjadi perubahan karena adanya reaksi sosial khusus, yaitu
bayi akan memberikan reaksi yang berbeda bila mendengar suara orang dengan
suara lainnya. Seorang bayi disebut sosial reaktif jika ia tersenyum setelah
mendengar / melihat wajah seseorang . Bila bayi 4 bulan dipertemukan dengan
bayi yang lebih tua, maka ia akan tersenyum. Ini merupakan kontak pasif.
 Pada bayi umur 5-6 bulan, terdapat kontak sosial aktif.
 Bayi umur 8 bulan, selain melihat muka juga dapat membedakan suara.
 Bayi umur 9 bulan, akan bertindak ramah pada orang yang sudah lama dikenalnya
dan malu terhadap orang yang baru dikenalnya.
 Bayi umur 1 tahun, sudah tahu dan dapat memebedakan apakah orang lain benar-
benar marah/tidak.

14
 Anak umur 2 tahun, mengharpkan agar ditemani pada waktu bermain.
 Anak umur 3 tahun, hubungan anak dengan orang tua berubah yang berkaitan erat
dengan perkembangan kemauan.
 Anak umur 5-6 tahun mulai menyesuaikan diri pada linkungan karena terdapat
perkembangan kesadaran dan kewajiban dan pekerjaan. Setelah anak menjadi
sosial aktif terdapat hubugan antara ia dengan teman-temanya yang sebaya dalam
kehidupan anak. Hubungna antara 2 anak tidak selalu sejajar, Bila 2 anak
dikumpulkan, maka akan tampak salah satu diantara mereka merasa lebih tinggi
dari yang lainnya. Makin lebih berarti teman-teman sebaya dalam kehidupan
anak, maka makin kurang berarti hubungnanya dengan orang dewasa yang semula
sangat dekat dengannya. Mula-mula hubungan dengan teman sebaya sejajar, sama
tinggi dengan hubungan dengan orang dewasa, tetapi pada akhirnya hubungan
teman sebayanya menjadi lebih erat.

C. Konsep Hospitalisasi
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di
rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan
lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi faktor
stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua dan keluarga (Wong, 2000).
Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan berencana atau darurat yang
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan.
Meskipun demikian dirawat di rumah sakit tetap merupakan masalah besar dan
menimbulkan ketakutan, cemas, bagi anak (Supartini, 2004). Hospitalisasi juga dapat
diartikan adanya beberapa perubahan psikis yang dapat menjadi sebab anak dirawat di
rumah sakit (Stevens, 1999). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
hospitalisasi adalah suatu proses karena alasan berencana maupun darurat yang
mengharuskan anak dirawat atau tinggal di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan
yang dapat menyebabkan beberapa perubahan psikis pada anak. Perubahan psikis terjadi
dikarenakan adanya suatu tekanan atau krisis pada anak. Jika seorang anak di rawat di
rumah sakit, maka anak tersebut akan mudah mengalami krisis yang disebabkan anak
mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status kesehatannya maupun

15
lingkungannya dalam kebiasaan sehari-hari. Selain itu, anak mempunyai sejumlah
keterbatasan dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah maupun
kejadiankejadian yang sifatnya menekan (Nursalam, Susilaningrum, dan Utami,2005).

16
DAFTAR PUSTAKA

Behrman, Kliegman, Jenson: Nelson textbook of pedoatrics; ed th ed, Saunders,2004.


Hey, Levin Sudheimer; current pediatrics diagnosis & treatment; 17 th ed, McGraw Hill,
2004.
Markum, A.H; Buku ajar ilmu kesehatan anak, jilid 1 FKUI,1991.
Mansjoer, arief,et al; Kapita selekta kedoteran jilid 2;3rd, FKUI, 2000.
Staf pengajar IKA FKUI. Buku ajar ilmu kesehatan anak . bagian ilmu kesehatan anak.
Jakarta. 2000.

17

Anda mungkin juga menyukai