Anda di halaman 1dari 2

http://pariwisatapasirbelengkong.blogspot.com/2014/04/sejarah-kisah-paser.

html

SEJARAH KISAH PASER Photo Museum Keraton Sadurangas

Di Kabupaten Paser pernah berdiri sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Paser dan dari
berbagai versi yang sudah terbit dan beredar dalam berbagai naskah, ada yang menamakan
Kerajaan Sadurangas dan Kerajaan Pasir Belengkong. Kata “Sadurangas” sebenarnya adalah
istilah Kaka Pego yang artinya “menjembatani untuk menuju ajaran tauhid.” Sedangkan Pasir
Belengkong merupakan nama gabungan dari dua desa yaitu desa Pasir Benuwo dan Desa
Belengkong. Pada zaman jepang dua desa ini digabungkan menjadi satu yaitu Pasir
Belengkong. Menurut sejarah, pada saat kerajaan semakin berkembang yang pada waktu
itu pusat kerajaan berada di desa Lempesu. Panembahan Soleman berinisiatif memindahkan pusat
kerajaan dari Lempesu ke Gunung Sari (sekarang Kecamatan Pasir Belengkong), karena lokasi
tersebut dekat dengan perairan (sungai Kendilo). Dengan pemindahan ini maka semakin
berkembanglah Kerajaan Paser di berbagai bidang sehingga akhirnya terjadi asimilasi penduduk
dan kebudayaannya. Seorang keturunan raja bernama Aji Nyese Raja Muda terpikat dengan
seorang pedagang besar dari Singapura. Pedagang tersebut bernama Anja warga Singapura
keturunan Bugis, dia sangat kaya raya dan sampai sekarang pun kekayaannya masih tersisa di
Singapura yaitu berupa pertanahan dan perumahan yang dikelola oleh pemerintah. Perkawinan
antara Aji Nyese dengan raja banyak menghasilkan keturunan. Sampai sekarang empat orang
keturunannya masih berada di Singapura dan satu orang berada di Tanah Grogot. Keadaan
sekarang yang terjadi memang banyak keturunan raja-raja Paser yang masih menerima warisan
dari Singapura yang jumlahnya tidak sedikit, sehingga banyak yang bisa membangun pertokoan
maupun sarang burung wallet yang banyak diminati. Kerajaan Paser berdiri pada tahun 630 M atau
Tahun ke 9 Hijrah. Istilah Paser diambil dari beberapa kata Yaitu : P = Penduk (kemari) A = Asal S
= Sama E = Erai (Satu) R = Rata (Berdiri sama tinggi duduk sama rata) Etnis Paser berasal dari
perpaduan 5 (lima) etnis yaitu : 1. Etnis Lembuyut (sebelah barat) 2. Etnis Migi (sebelah
utara) 3. Etnis Tajur (sebelah timur) 4. Etnis Bukit Sunggit Buro Mato (sebelah selatan)
5. Etnis Pematang (bagian tengah) Putri Petong akhirnya menikah dengan Abu Mansyuh Indra
Jaka Kesuma dari Kerajaan Majapahit yang beragama Budha, dan dari perkawinan itu melahirkan
tiga orang anak, yaitu : 1. Aji Mas Nata Berlindung 2. Putri Aji Meter 3. Aji Mas Pati
Indra Aji Mas Pati Indra dinobatkan menjadi raja untuk menggantikan Putri Petong dengan
gelar “ Aji Pati Benang Bulau Punggawa Botung Ria Pangeran Bung Langit Ngukup Ulun Deyo
Raja Padang Bartinti”. Aji Mas Pati Indra ini lah yang memberi gelar kepada Kaka Pego yaitu “Kaka
temindong Doyong” Artinya kuat malam. Dan sekarang Kaka Temindong Doyong adalah nama
untuk kesenian daerah Paser. Sedangkan Aji Mas Nata Berlindung diangkat menjadi Ratu Agung
atau Ketua Mahkamah. Pada tahun 734 M/ 113 H datang seseorang yang membawa misi Islam
sampai ke pelosok-pelosok daerah Paser yang bernama Saiyid Akhmad Khairuddin. Beliau
kemudian menikah dengan Aji Puteri Meter dan dikaruniai tiga orang anak yaitu : 1. Saiyid
Imam Mustafa (Laki-laki) 2. Aji Puteri Ratna Beranak (perempuan) 3. Kiyai Singa Raja
(Laki-laki) Saiyid Imam Mustafa dilantik oleh ayahnya menjadi Imam di negeri Paser, Kiayi Singa
Raja dilantik ayahnya menjadi Pangeran di Batu Butok sekarang Kecamatan Muara Komam. Anak
yang kedua menikah dengan Aji Mas Anom Indera bin Aji Mas Pati Indra yang kemudian
mendapatkan anak bernama Pangeran Anom Singa Maulana. Pangeran Anom Singa Maulana
dikaruniai anak bernama Panembahan Soleman yang kemudian beristrikan Dayang Isyah.
Anaknya Penambahan Soleman antara lain : 1. Panembahan Koening 2. Penambahan
Adam 3. Aji Muhammad Dari perkawinan antara Aji Puteri Meter dengan Akhmad Khairuddin
(Imam Pawa) inilah awal dari masuknya Islam ke Kerajaan Paser. Raja – raja yang memerintah di
Kerajaan Paser sebelum masuknya Islam : 1. Ratu Puteri Petong 2. Aji Mas Pati Indra
3. Aji Anom Indra 4. Aji Anom Singa Maulana 5. Aji Panembahan Soleman Raja-raja
yang memerintah di Kerajaan Paser sesudah masuknya Islam : 1. Aji Muhammad Sultan
2. Aji Ngara Gelar Sultan Sepuh 3. Aji Panji Gelar Sultan Soleman 4. Aji Geger Gelar
Sultan Muhammad Syah II 5. Aji Adil Gelar Sultan Adam 6. Aji Sembilan Gelar Sultan
Ibrahim Choliluddin I 7. Aji Tenggara Gelar Sultan Sepuh II 8. Aji Timur bin Aji Panji Sultan
Mahmutan 9. Aji Tiga Gelar Sultan Muhammad Ali 10. Aji Karang Gelar Sultan Abdurrahman
11. Aji Meja Gelar Sultan Ibrahim Chaliluddin II Di Kesultanan Paser dua yang bergelar
Muhammad, dua yang bergelar Sepuh dan dua yang bergelar Ibrahim. Untuk tahun-tahun yang
memerintah dari setiap raja tidak bisa dicantumkan karena catatan sejarah mengenai hal tersebut
tidak ditemukan sampai sekarang. Kecuali tahun Puteri Petung lahir (630 M) dan tahun Puteri
Petung resmi diangkat menjadi raja (652 M). Serta masuknya Islam tahun 734 M dan berakhirnya
Kerajaan Paser tahun 1900 M. Panglima-panglima di Kerajaan Paser : 1. Aji Raden Bosi (Kiayi
Singa Raja) 2. Kiayi Raden Koening 3. Kiayi Sual Pati 4. Kiayi Marta Bumi 5. Kiayi
Damang Rawan 6. Kiayi Pati Nata 7. Kiayi Singa Raja 8. Kiayi Bangso Yoedha Imam
imam di Kerajaan Paser 1. Sayyid Imam Mustafa 2. Sayyid Imam Maulana 3. Awang
Arifin 4. Kiayi Mas Jaya Raya I 5. Kiayi Mas Jaya Raya II 6. Awang Bolol 7. Awang
Umar 8. Awang Goela

Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbub

Anda mungkin juga menyukai