Anda di halaman 1dari 23

Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas

Jurusan Mesin Fakultas Teknik


Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

LEMBAR ASISTENSI

Nama :
Stambuk :
Jenis Percobaan :
Kelompok :

No Hari / Tanggal Keterangan Paraf

JANGANKI SUKA TERLAMBAT


KALAU TIDAK MAU DAPAT TUGAS

Makassar, 2012
Asisten

( )
STB:
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

BAB VI
PENDINGINAN UDARA LEMBAB
IV.1 Tujuan Pengujian
IV.1.1 Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui penggunaan MPAD dan alat-alat yang digunakan
2. Untuk mengetahui penggunaan bagan psikometrik
3. Untuk mengetahui kondisi udara sebelum dan sesudah pendinginan udara
lembab
4. Untuk mengetahui pengaruh pembukaan katup terhadap Tdb dan Twb
IV.1.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui prinsip dari PDUL
2. Untuk mengetahui pengaruh pembukaan katup terhadap temperatur udara
lembab.
3. Untuk mengetahui nilai kalor laten dan sensibel dari udara lembab
4. Untuk mengetahui proses pendingnan udara lembab
IV.2 Terminologi
1. Twb adalah temperatur yang akan dicapai untuk mendapatkan keadaan
jenuh jika air ditambahkan ke udara
2. Tdb adalah temperatur campuran udara kering dan uap air yang diukur
melalui skala termometer secara langsung (K)
3. Entalpi adalah besarnya energi yang terkandung oleh suatu bahan dalam
jumlah massa tertentu (kj/kg)
4. Entropi adalah besarnya energi yang terkandung dalam suatu zat yang
dihasilkan melalui kerja (kj/kg.k)
5. Tekanan parsial uap adalah tekanan uap air tertentu dimana terjadi
penguapan dan pengembunan pada suhu dan tekanan yang sama (mmHg)
5. Rasio kelembaban adalah perbandingan antara berat uao air terhadap
berat udara kering yang berada dalam udara lembab
6. Volume spesifik adalah volume udara lembab persatu kg udara kering
(m3/kg)
7. Kelembaban relatif (RH) adalah perbandingan antara tekanan parsial uap
air yang ada di dalam udara dengan tekanan jenuh uap air pada
termometer air yang sama
8. Densitas udara adalah massa udara yang terdapat dalam satu satuan
volume
9. Kalor laten adalah perubahan fase tanpa disertai perubahan temperatur
10. Kalor sensibel adalah perubahan temperatur suatu zat tanpa disertai
perubahan fasa
11. Tekanan adalah gaya normal (tegak lurus) yang diberikan suatu fluida
persatuan luas benda yang terkena gaya absolut (N/m2)
12. Suhu absolut adalah derajat di atas suhu normal
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

13. Suhu adalah suatu kondisi yang menyatakan thermal suatu zat dan
kemampuannya untuk bertukar energi dengan benda lain yang
bersentuhan dengannya
14. Tekanan uap jenuh adalah tekanan yang dihasilkan dari proses penguapan
pada kondisi jenuh (mmHg)
15. Kapasitas panas adalah jumlah panas yang diserap oleh suatu satuan
jumlah medium selama penambahan suhu
16. Debit aliran udara adalah besarnya kecepatan aliran udara persatuan
waktu
17. Luas penampang duct adalah luas penampang aliran udara pada jarak
masuk aliran (m2)
18. Temperatur adalah suatu keadaan yang menyatakan thermal suatu zat
dalam besaran derajat (°C, K, R, F)
19. Percepatan gravitasi adalah suatu konstanta percepatan yang diakibatkan
oleh adanya gravitasi

VI.2.1 TEORI DASAR


A. Pengertian PDUL
Pendinginan udara lembab adalah suatu percobaan yang dilakukan di
MPAD untuk mengetahui sifat-sifat termodinamika udara lembab yang
dihasilkan oleh ketel sebelum dan sesudah pendinginan dengan
menggunakan mesin pendingin.
Prinsip kerja dari Pendinginan udara lembab adalah udara masuk
kedalam duck atau saluran. Kemudian udara atmosfer tersebut bercampur
dengan uap air yang dihasilkan oleh ketel. Sehingga udara atmosfer
tersebut menjadi udara lembab atau udara yang banyak mengandung uap
air. Udara lembab tersebut kemudian dapat diketahui nilai sifat
termodinamikanya setelah didinginkan dengan menggunakan mesin
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

pendingin atau evaporator dengan mengggunakan thermometer twb dan


tdb sebelum dan setelah evaporator.
Kapasitas Pendinginan adalah untuk menyatakan efek pendinginan,
banyaknya kalori panas yang diserap dalam satuan waktu dinyatakan
dengan Kcal/jam. Satu (1) kalori adalah energi panas yang diperlukan
untuk menaikkan suhu satu kilogram air setiap 10C. Untuk menaikkan suhu
10C dari udara 1 kg diperlukan 0,24 kalori, maka dibandingkan kalori
untuk memanaskan 10C dari 1 kg air, dapatlah dikatakan bahwa untuk
memanaskan udara cukup dengan kalori kurang lebih ¼ dari kalori yang
dipergunakan untuk memanaskan air pada suhu yang sama.

B. Heat Pump (Pompa Kalor)


Pompa kalor pada dasarnya adalah sebuah refrigerator yang digunakan
untuk memompa energi termal dari udara dingin ke udara panas. Sistem
pompa kalor itu tidak hanya berfungsi untuk mendinginkan atau
mempertahankan temperatur sumber kalor yang rendah. Tetapi juga dapat
mengalirkan energi kalor ke suatu benda atau penyerap kalor untuk
menaikkan temperatur atau mempertahankan temperaturnya pada tingkat
yang tinggi secara baik. Dalam ilmu termodinamika, refrigerator dan
pompa kalor (heat pump) relatif sama. Perbedaannya, terletak hanya pada
proses kerjanya.

Mesin kalor adalah alat yang berfungsi untuk mengubah energi panas
menjadi energi mekanik. Misalnya pada mesin mobil, energi panas hasil
pembakaran bahan bakar diubah menjadi energi gerak mobil. Tetapi, dalam
semua mesin kalor kita ketahui bahwa pengubahan energi panas ke energi
mekanik selalu disertai pengeluaran gas buang, yang membawa sejumlah
energi panas.
Dengan demikian, hanya sebagian energi panas hasil pembakaran
bahan bakar yang diubah ke energi mekanik. Contoh lain adalah dalam
mesin pembangkit tenaga listrik; batu bara atau bahan bakar lain dibakar
dan energi panas yang dihasilkan digunakan untuk mengubah wujud air ke
uap. Uap ini diarahkan ke sudu - sudu sebuah turbin, membuat sudu - sudu
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

ini berputar. Akhirnya energi mekanik putaran ini digunakan untuk


menggerakkan generator listrik.
Tinjauan hukum kedua termodinamika tentang mesin kalor :
”Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja
dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang
diperoleh dari suatu reservoir pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha
mekanik.”. Pernyataan tersebut merupakan hasil eksperimen tentang
rumusan Kelvin – Planck atau rumusan mesin kalor untuk hukum kedua
termodinamika.
Penyertaan kata ”siklus” dalam rumusan ini merupakan hal yang
penting karena mengubah panas seluruhnya menjadi usaha dalam proses
yang non siklus, merupakan hal yang mungkin. Gas ideal yang mengalami
ekspansi isotermis dapat melakukan hal ini. Namun, setelah ekspansi itu,
gas tidak berada dalam keadaan awalnya. Untuk mengembalikan gas ke
keadaan awalnya, usaha harus dilakukan pada gas , dan sejumlah panas
yang akan dibuang.
Pada banyak penggunaan, untuk mesin yang sama dapat dipakai
sebagai refrigerator dan juga sebagai pompa kalor. Pada beberapa situasi,
baik efek pendinginan pada satu tingkat temperatur maupun efek
pemanasan pada temperatur lain bisa saja dinginkan, dan dengan demikian
sistem akan beroperasi serentak sebagai mesin refrigerasi dan sebagai
pompa kalor.
Penggunaan Heat Pump :
1. Digunakan sebagai pemanas dan pendinginan bangunan
2. Digunakan untuk konsentrasi sari buah. Sari buah ini dibuat
konsentrasinya pada suhu rendah untuk melindungi rasa.
3. Digunakan pada sebuah pompa yang memompakan kalor dan
kondensor ke pendidih ulang boiler.
4. Digunakan untuk unit-unit rumah tangga dan komersil ukuran kecil
yang mengalirkan udara poros pada musim dingin dan musim panas

Aplikasi pompa kalor :


Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

Gambar 6.1 : Siklus Lemari Es


Sumber : http://karangpundung.blogspot.com/2011_05_01_archive.html

Lemari es (Refrigerator) dapat dipandang sebagai mesin kalor yang


bekerja terbalik. Mesin kalor mengambil panas dari sebuah wadah panas,
mengubahnya sebagian menjadi usaha mekanik, dan membuang
selebihnya ke sebuah wadah dingin. Akan tetapi refrigerator mengambil
panas dari wadah dingin, kompresornya memberikan input usaha mekanik,
dan panas dibuang ke wadah panasnya yakni dilingkungan sekitarnya. Bila
untuk menjalankan suatu alat pendingin tidak diperlukan usaha, koefisien
kerja (panas yang diambil dibagi oleh usaha yang dilakukan) akan menjadi
tak berhingga. Pengalaman membuktikan bahwa selalu diperlukan usaha
untuk memindahkan panas dari benda yang lebih dingin ke benda yang
lebih panas. Ungkapan negatif ini membawa kita kepada ungkapan lain
hukum kedua Termodinamika, yaitu : ”Tidak mungkin ada proses yang
hasilnya hanya memindahkan panas dari benda yang lebih dingin ke benda
yang lebih panas”.
Sumber : http://angahazhari.blogspot.com/2011/11/pompa-kalor-heat-pump.html
C. Pendinginan Global
Proses pendinginan global (global cooling) adalah proses peningkatan
suhu secara ekstrim diikuti pula oleh proses pendinginan suhu bumi secara
ekstrim. Akan tetapi, karena proses pemanasan lebih dirasakan
pengaruhnya oleh manusia menyebabkan pembicaraan lebih kepada
pemanasan global.
Pendinginan global juga di sebut zaman es adalah zaman dimana
waktu suhu menurun dalam jangka waktu yang lama dalam iklim bumi,
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

menyebabkan peningkatan dalam keluasan es di kawasan kutub dan gletser


gunung. Secara geologis, zaman es sering digunakan untuk merujuk
kepada waktu lapisan es di belahan bumi utara dan selatan dengan denifisi
ini kita masih dalam zaman es. Secara awam, dan untuk waktu 4 juta tahun
kebelakangan, definisi zaman es digunakan untuk merujuk kepada waktu
yang lebih dingin dengan tutupan es yang luas di seluruh benua Amerika
Utara dan Eropa.
Penyebab terjadinya zaman es salah satunya adalah akibat terjadinya
proses pendinginan aerosol yang sering menimpa planet bumi. Letusan
gunung Krakatau adalah salah satu contohnya dalam skala kecil sedangkan
salah satu teori kepunahan dinosaurus (tumbukan Chicxulub) adalah salah
satu contoh skala besar. Tahun 2007 disimpulkan pemicu dimulainya
zaman es akibat meletusnya gunung toba,75 ribu tahun yl,yang
menyebabkan atmosfir dipenuhi debu sulfur vulkanik dalam jumlah besar,
dan bumi mengalami penurunan suhu yang ekstrim.Kesimpulan tersebut
didasarkan pada penelitian tentang lapisan es di kutub utara yang memiliki
kadar sulfur yang tinggi pada lapisan masa 75 ribu tahun yang lalu,
penelitian fosil binatang laut pada masa yang sama juga menunjukkan
lonjakan kadar sulfur yang sangat tinggi,dan hasil kecocokan forensik dari
debu vulkanik gunung toba yang terdapat pada lapisan es dan fosil
tersebut.

D. Enthropy dan Entalpy


a. Entropi
Entropi adalah salah satu besaran termodinamika yang mengukur
energi dalam sistem per satuan temperatur yang digunakan untuk
melakukan usaha. Mungkin manifestasi yang paling umum dari entropi
adalah (mengikuti hukum termodinamika), entropi dari sebuah sistem
tertutup selalu naik dan pada kondisi transfer panas, energi panas
berpindah dari komponen yang bersuhu lebih tinggi ke komponen yang
bersuhu lebih rendah. Pada suatu sistem yang panasnya terisolasi,
entropi hanya berjalan satu arah (bukan proses reversibel/bolak-balik).
Entropi suatu sistem perlu diukur untuk menentukan bahwa energi
tidak dapat dipakai untuk melakukan usaha pada proses-proses
termodinamika. Proses-proses ini hanya bisa dilakukan oleh energi yang
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

sudah diubah bentuknya, dan ketika energi diubah menjadi kerja/usaha,


maka secara teoritis mempunyai efisiensi maksimum tertentu. Selama
kerja/usaha tersebut, entropi akan terkumpul pada sistem, yang lalu
terdisipasi dalam bentuk panas buangan.
Pada termodinamika klasik, konsep entropi didefinisikan pada
hukum kedua termodinamika, yang menyatakan bahwa entropi dari
sistem yang terisolasi selalu bertambah atau tetap konstan. Maka,
entropi juga dapat menjadi ukuran kecenderungan suatu proses, apakah
proses tersebut cenderung akan berlangsung ke arah tertentu. Entropi
juga menunjukkan bahwa energi panas selalu mengalir secara spontan
dari daerah yang suhunya lebih tinggi ke daerah yang suhunya lebih
rendah.
Entropi termodinamika mempunyai dimensi energi dibagi
temperatur, yang mempunyai Satuan Internasional joule per kelvin
(J/K).
Hukum kedua Termodinamika :
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini
menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika
terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya
waktu, mendekati nilai maksimumnya.

b. Entalpy
Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan
jumlah energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi
yang digunakan untuk melakukan kerja. Entalpi tidak bisa diukur, yang
bisa dihitung adalah nilai perubahannya. Secara matematis, perubahan
entalpi dapat dirumuskan sebagai berikut:
ΔH = ΔU + PΔV
di mana:
H = entalpi sistem (joule)
U = energi internal (joule)
P = tekanan dari sistem (Pa)
V = volume sistem (m3)
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

Sifat termal dari campuran udara dan uap air yang menunjukkan
intensitas kalor dalam udara lembab per-satuan massa udara kering di
atas suhu acuan, dihitung dengan persamaan berikut (Zain et al., 2005):

Keterangan :
h = entalpi (kJ/kg)
Tdb = suhu bola kering (ºC)
W = kelembaban mutlak (kg/kg udara kering)

Hukum yang terkait dengan entalpi :


Hukum Hess adalah sebuah hukum dalam kimia fisik untuk
ekspansi Hess dalam siklus Hess. Hukum ini digunakan untuk
memprediksi perubahan entalpi dari hukum kekekalan energi
(dinyatakan sebagai fungsi keadaan ΔH).
Menurut hukum Hess, karena entalpi adalah fungsi keadaan,
perubahan entalpi dari suatu reaksi kimia adalah sama, walaupun
langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda.
Dengan kata lain, hanya keadaan awal dan akhir yang berpengaruh
terhadap perubahan entalpi, bukan langkah-langkah yang dilakukan
untuk mencapainya.
Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung
sekalipun tidak dapat diukur secara langsung. Caranya adalah dengan
melakukan operasi aritmatika pada beberapa persamaan reaksi yang
perubahan entalpinya diketahui. Persamaan-persamaan reaksi tersebut
diatur sedemikian rupa sehingga penjumlahan semua persamaan akan
menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika suatu persamaan reaksi
dikalikan (atau dibagi) dengan suatu angka, perubahan entalpinya juga
harus dikali (dibagi). Jika persamaan itu dibalik, maka tanda perubahan
entalpi harus dibalik pula (yaitu menjadi -ΔH).
Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai ΔH juga dapat
diketahui dengan pengurangan entalpi pembentukan produk-produk
dikurangi entalpi pembentukan reaktan. Secara matematis

.
Untuk reaksi-reaksi lainnya secara umum
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

IV.3. PROSEDUR PENGUJIAN


1. Menyiapkan thermometer bola basah dan bola kering pada kondisi ruangan,
sebelum heater , dan sesudah heater.
2. Menghubungkan ketel dengan sumber listrik. (pada setting 1000 W dan 2000
W).
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

3. Menghubungkan heater dengan sumber listrik (pada setting 500 W, 1000 W,


dan 2000 W).
4. Menghubungkan motor dari multi porpose air duct dengan sumber listrik.
5. Menunggu air pada ketel mendidih dan menghasilkan uap.
6. Mengatur pembukaaan katup (ditentukan oleh asisten)
7. Sistem dibiarkan beroperasi selama ± 2 menit untuk mendapatkan kondisi
stabil.
8. Mencatat temperature bola basah dan bola kering untuk tiap section.
9. Mengubah persentase pembukaan katup.
10. Mengulangi prosedur 6 dan 7 sampai persentase pembuklaan katup selesai.
11. Mengulangi prosedur 6 - 10 dengan daya heater yang berbeda.
12. Setelah selesai pengambilan data, memutuskan motor dengan sumber listrik,
dan mengembalikan system ke keadaan atau kondisi semula.

IV. 4. RUMUS-RUMUS YANBG DIGUNAKAN


Rumus-rumus yang digunakan dalam pengujian ini yaitu:
1. Tekanan uap jenuh pada temperature bola basah (Pv)
Lihat pada tabel A2 (Stoker) Berdasarkan Twb.
2. Tekanan parsil uap air (Pv)
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

 
 P  Pv 1 . t db  t wb .1,8 
Pv = Pv' -   (mmHg)
 2800  1,3.1,8.t db  32 
Dimana:
P = Tekanan atmosfir (mmHg)

3. Rasio kelembaban udara (ω)


Pv
 = 0,622 . (kgv/kgda)
P  Pv

4. Kelembaban relative (RH)


Pv
RH = x 100% (%)
Ps
Dimana :
Ps = Tekanan jenuh pada uap air pada
5. Volume spesifik udara (v)
Ra.t db
v = (m3/kg)
P  Pv
dimana:
Ra = Konstanta gas untuk udara kering
= 0,2871 kJ/kg
Pa = P – Pv (kPa)

6. Densitas udara (  )

 = 1 (kg/m3)
v

7. Entalp[hy Udara (h)


h = 1,005 . t +  . (2500 + 1,88 . t) (kJ/kg)

8. Faktor simpang (Bypass factor)


Dengan menggunakan bagan psikometrik udara
(digambar pada bagan psikometrik)
Contoh gambar:

h1*
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

h2*
hs
1
2
s

X (1 – X)

t1 t2 Ts

t2  ts
X=
t1  t s

Dimana :
t1 = temperatur udara sebelum evaporator
t2 = temperatur udara sesudah evaporator
ts = temperatur permukaan evaporator
h2  hs
X=
h  hs

Dimana:
H1 = h1* . D h1 = entalpi udara sebelum evaporator
h2 = h2* . D h2 = entalpi udara sebelum evaporator
D = deviasi entalphy
Perhitungan Karakteristik Pemanasan
1. Laju aliran massa udara (m)
ma = Qv .  (kg/s)
dimana :
Qv = laju aliran volumetric udara (m3/s)
Vud 3 . A.K 2  Vud 4 . A.K 3
=
2
k = Faktor kalibrasi

2. Kapasitas udara suplai (cmm)


1
Cmm = ma .  .60 (m3/detik)

Dimana :
 = Massa jenis udara setelah evaporator
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

3. Kalor yang diserap udara dari heater (Qud)


Qud = ma . ( h4  h3 ) (kW)
Dimana:
h3 = Entalphi sebelum heater
h4 = Entalphi sesudah heater

4. Efektifitas heater (E)

Qudara
E = Qheater (%)

Dimana :
Qheater = 1 kW dan 2 kW

IV.5. ANALISA DATA DAN CONTOH PERHITUNGAN


Pada contoh perhitungan diambil data untuk pembukaan outlet sebesar……%,
dengan data sebagai berikut:

Heater = W

Luas penampang air duct = 0,043 m2
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

IV.5.1. Kondisi Ruangan


Data yang diperoleh :
- Ketel = W
- Heater = W
- Tekanan Atmosfir (P) = mmHg
- Luas penampang airduct = m²
- Tempratur bola basah (t wb ) = °C
- Tempratur bola kering (t db ) = °C

1. Tekanan uap jenuh pada tempratur bola basah (Pv')


760
Pv' = Pj wb . 101,325

2. Tekanan parsial uap air (Pv)

 
 P  Pv 1 . t db  t wb .1,8 
Pv = Pv' -  
 2800  1,3.1,8.t db  32 

3. Rasio kelembaban udara (  )


Pv
 = 0,622 .
P  Pv

4. Kelembaban Relatif (RH)


Pv
RH = x 100%
Ps
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

5. Volume spesifik udara (v)


Ra.t db
v =
P  Pv

6. Densitas udara (  )

 = 1
v

7. Enthalphy Udara (h)


h = 1,005 . t +  . (2500 + 1,88 . t)
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

IV.5.2. Kondisi Sebelum Heater


Data yang diperoleh :
- Ketel = W
- Heater = W
- Tekanan Atmosfir (P) = mmHg
- Luas penampang airduct = m²
- Tempratur bola basah (t wb ) = °C
- Tempratur bola kering (t db ) = °C

1. Tekanan uap jenuh pada tempratur bola basah (Pv')


760
Pv' = Pj wb . 101,325

2. Tekanan parsial uap air (Pv)

 
 P  Pv 1 . t db  t wb .1,8 
Pv = Pv' -  
 2800  1,3.1,8.t db  32 

3. Rasio kelembaban udara (  )


Pv
 = 0,622 .
P  Pv

4. Kelembaban Relatif (RH)


Pv
RH = x 100%
Ps
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

5. Volume spesifik udara (v)


Ra.t db
v =
P  Pv

6. Densitas udara (  )

 = 1
v

7. Enthalphy Udara (h)


h = 1,005 . t +  . (2500 + 1,88 . t)
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

IV.5.3. Kondisi Setelah Heater


Data yang diperoleh :
- Ketel = W
- Heater = W
- Tekanan Atmosfir (P) = mmHg
- Luas penampang airduct = m²
- Tempratur bola basah (t wb ) = °C
- Tempratur bola kering (t db ) = °C

1. Tekanan uap jenuh pada tempratur bola basah (Pv')


760
Pv' = Pj wb . 101,325

2. Tekanan parsial uap air (Pv)

 
 P  Pv 1 . t db  t wb .1,8 
Pv = Pv' -  
 2800  1,3.1,8.t db  32 

3. Rasio kelembaban udara (  )


Pv
 = 0,622 .
P  Pv

4. Kelembaban Relatif (RH)


Pv
RH = x 100%
Ps
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

5. Volume spesifik udara (v)


Ra.t db
v =
P  Pv

6. Densitas udara (  )

 = 1
v

7. Enthalphy Udara (h)


h = 1,005 . t +  . (2500 + 1,88 . t)

8. Faktor Simpang (By pass Factor) (X)


t2  tS
X =
t1  t S

Dimana :
t1 = temperatur udara sebelum heater
t2 = temperatur udara sesudah heater
ts = temperatur permukaan heater

h2  hS
X =
h1  hS

h1 = Entalphi udara sebelum heater


h2 = Entalphi udara sesudah heater

IV.5.4. Perhitungan Karakteristik Pemanasan


Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

Data yang diperoleh :


- Heater = W
- Pembukaan Katup = %

1. Laju aliran massa udara (ma)


Vud 3 . A.k 2  Vud 4 . A.k 3
 Qv =
2

ma = Qv . 

2. Kapasitas udara suplai (Cmm)


1
Cmm = ma .  . 60

3. Kalor yang diserap udara dari Heater (Qud)


Qud = ma . ( h4  h3 )

4. Efektifitas Heater (E)


Qudara
E =
Qheater

IV.6.PEMBAHASAN
Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

IV.6.1. Pembahasan Umum

IV.5.2. Pembahasan Khusus

IV.7. KESIMPULAN DAN SARAN


Laboratorium Mesin Pendingin dan Pemanas
Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Pengujian Sifat-Sifat Termodinamika Udara

Pendinginan Udara Lembab

IV.7.1. Kesimpulan

IV.7.2. Saran – saran

Anda mungkin juga menyukai