Anda di halaman 1dari 22

Kode Etik Profesi

Pengertian Kode Etik Profesi


Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa
Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau
adat.

Kode; yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang


berupa kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati
untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk
menjamin suatu berita, keputusan atau suatu
kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat
berarti kumpulan peraturan yang sistematis.

Kode etik ; yaitu norma atau azas yang diterima oleh


suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah
laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat
kerja.
Tujuan Kode Etik Profesi
Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para
anggota.
Untuk meningkatkan pengabdian para anggota
profesi.
Untuk meningkatkan mutu profesi.
Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan
terjalin erat.
Menentukan baku standarnya sendiri.
Fungsi Kode Etik Profesi
Memberikan pedoman bagi setiap anggota
profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan.
Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat
atas profesi yang bersangkutan.
Mencegah campur tangan pihak di luar
organisasi profesi tentang hubungan etika dalam
keanggotaan profesi.
Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam
berbagai bidang.
Pentingnya Kode Etik Profesi
Adams, dkk, dalam Ludigdo, 2007):
Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim
organisasional sehingga individu-individu dapat berlaku secara
etis.
Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak
cukup mampu mengarahkan perilaku organisasi untuk
mempertimbangkan dampak moral dalam setiap keputusan
bisnisnya.
Perusahaan memerlukan kode etik untuk menentukan status
bisnis sebagai sebuah profesi, dimana kode etik merupakan
salah satu penandanya.
Kode etik dapat dipandang sebagai upaya
menginstitusionalisasikan moral dan nilai-nilai pendiri
perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi bagian dari
budaya perusahaan dan membantu sosialisasi individu baru
dalam memasuki budaya tersebut.
Dampak yang timbul jika tidak
diciptakannya kode etik profesi :
Terjadinya penyalahgunaan profesi
Kemungkinan mengabaikan tanggung jawab dari
profesi nya karna tidak ada pedoman dalam suatu
organisasi
Memungkinkan setiap individu untuk mendahului
kepentingan pribadinya contohnya para pejabat yang
korupsi
Jika tidak ada nya kode etik profesi seseorang dapat
memberikan image yang buruk dari profesi yang
ditekuninya kepada masyarakat.
Penyebab Pelanggaran Kode
Etik Profesi
Pengaruh sifat kekeluargaan
Misalnya Seorang dosen yang memberikan nilai tinggi
kepada seorang mahasiswa dikarenakan mahasiswa
tersebut keponakan dosen tersebut.
Pengaruh jabatan
Misalnya seorang yang ingin masuk ke akademi
kepolisian , dia harus membayar puluhan juta rupiah
kepada ketua polisi di daeranhya , kapolsek tersebut
menyalah gunakan jabatannya.
Pengaruh masih lemahnya penegakan hukum di
Indonesia, sehingga menyebabkan pelaku
pelanggaran kode etik profesi tidak merasa khawatir
melakukan pelanggaran.
Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari
masyarakat
Organisasi profesi tidak dilengkapi denga sarana dan
mekanisme bagi masyarakat untuk menyampaikan
keluhan
Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai
substansi kode etik profesi, karena buruknya
pelayanan sosialisasi dari pihak profesi sendiri
Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para
pengemban profesi untuk menjaga martabat luhur
profesinya
Tidak adanya kesadaran etis da moralitas diantara
para pengemban profesi untuk menjaga martabat
luhur profesinya
Pelanggaran Kode Etik
Ada 2 bentuk:
Pelanggaran terhadap perbuatan yang tidak
mencerminkan respek terhadap nilai-nilai yang
seharusnya dijunjung tinggi oleh profesi itu.
Memperdagangkan jasa atau membeda-bedakan
pelayanan jasa atas dasar keinginan untuk
mendapatkan keuntungan uang yang berkelebihan
ataupun kekuasaan merupakan perbuatan yang
sering dianggap melanggar kode etik profesi; dan
Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa
profesi yang kurang mencerminkan kualitas
keahlian yang sulit atau kurang dapat
dipertanggung-jawabkan menurut standar maupun
kriteria profesional.
Kasus Pelanggaran Kode Etik
Konflik kepentingan
Kerahasiaan dan loyalitas
Kontribusi dana balik
Tiupan peluit (whistle-blowing)
Konflik Kepentingan
Seberapa jauh bisa dikatakan telah terjadi
penyimpangan manakala karena
posisi/jabatannya seorang profesional menerima
"hadiah" dari pemasok barang/material atau klien
lainnya?
Seberapa besar nilai sebuah "cinderamata" itu
dianggap masih dalam batas-batas kewajaran,
dan seberapa pula yang bisa dianggap
melanggar etika profesi;
Kerahasiaan dan Loyalitas
Seorang profesional harus punya komitmen
yang jelas terhadap segala informasi yang
diklasifikasikan sebagai konfidensial
(terbatas/rahasia) dan juga harus menunjukkan
loyalitasnya kepada kliennya.
Pelanggaran berupa pemberian informasi yang
seharusnya dijaga kerahasiaannya kepada
kompetitor jelas merupakan tindakan yang tidak
profesional (membuka rahasia dan tidak loyal);
Kontribusi Dana Balik
Berupa pemotongan
sebagian dana yang
harus dikembalikan
kepada pemilik proyek
atau pemberi order
Tiupan Peluit
Kesadaran dan keberanian dari sesama profesi
meniupkan "peluit"-nya untuk mengingatkan
bahwa telah terjadi pelanggaran kode etik.
Sebagai contoh, bukankah pelayanan jasa
profesi itu tidak boleh ditawar-tawarkan (lewat
iklan, misalnya), terlebih kalau belum apa-apa
sudah mematok tarif jasa pelayanan tersebut?
PELANGGARAN ETIKA PROFESI (1)
Pelanggaran terhadap nilai-nilai yang seharusnya
dijunjung tinggi oleh profesi (kolusi, komersialisasi
dan mark-up)
Pelanggaran berupa layanan jasa yang kurang
mencerminkan kualitas keahlian yang sulit
dipertanggung-jawabkann menurut bakuan kinerja
dan kriteria profesional (mal-praktek, penyalah-
gunaan data dan informasi, pelanggaran hak
intelektual)
PELANGGARAN ETIKA PROFESI (2)
Didunia kerja/industri sering terjadi pelanggaran etika
profesi seperti :
(a) penyuapan, pemalsuan,
(b) ketidak-adilan, ketidak-amanan produk,
(c) ketidak jujuran dalam pengujian,
(d) ketidak pedulian dalam perlindungan kesehatan
dan lingkungan,
(e) kelalaian, kelambanan, pelanggaran ketentuan
Peran etika dalam Organisasi Profesi
Ada etika profesi: untuk menjaga martabat serta
kehormatan profesi, dan disisi lain melindungi
masyarakat dari segala bentuk penyimpangan
maupun penyalahgunaan keahlian
Tanpa etika profesi: apa yang semula dikenal
sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera
jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan
pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun
tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-
ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi
respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan
kepada para elite profesional ini.
Kode etik
Kode etik jurnalis
Kode etik dokter
Kode etik apoteker
Kode etik polisi
Kode etik hakim
Kode etik engineering
Etc
KODE ETIK INSINYUR
INDONESIA

CATUR KARSA,
"

SAPTA DHARMA
INSINYUR
INDONESIA
PERTAMA : EMPAT PRINSIP-PRINSIP DASAR
KEDUA :TUJUH TUNTUNAN SIKAP
PRINSIP-PRINSIP DASAR
KODE ETIK INSINYUR
1. Mengutamakan keluhuran budi.
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya
untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia.
3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk
kepentingan masyarakat, sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya.
4. Meningkatkan kompetensi dan martabat
berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran.
TUJUH TUNTUNAN SIKAP
KODE ETIK INSINYUR
1. Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan
keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan Masyarakat.
2. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan
kempetensinya.
3. Insinyur Indinesia hanya menyatakan pendapat yang
dapat dipertanggung jawabkan.
4. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya
pertentangan kepentingan dalam tanggung jawab
tugasnya.
5. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi
profesi berdasarkan kemampuan masing-masing.
6. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh
kehormatan, integritas dan martabat profesi.
7. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan
kemampuan profesionalnya

Anda mungkin juga menyukai