yang akan mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang diperlukan untuk
masa mendatang. Oleh sebab itu, diperlukan strategi sebuah bangsa untuk
menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat, cerdas dan produktif
penanganan masalah gizi yakni masih tingginya angka kemiskinan; rendahnya kesehatan
lingkungan; kerjasama lintas sektor dan lintas program yang belum optimal, melemahnya
tingginya penyakit infeksi; belum memadainya pola asuh ibu; dan rendahnya akses
masalah gizi harus dilakukan secara multi disiplin ilmu serta dengan lintas
Masalah GAKY menjadi masalah yang sangat serius dilihat dari dampak langsung
(Mutalazimah, 2009).
GAKY secara lintas program dan lintas sektor dengan fokus utama : 1) Upaya Jangka
berat dan sedang (TGR > 20%) 2) Upaya Jangka Panjang: peningkatan konsumsi
kesehatan dan kecerdasan manusia juga menjadi faktor timbulnya masalah GAKY.
Sosialisasi merupakan salah satu upaya untuk penanggulangan GAKY yang efektif
(pemerintah, instansi terkait dan masyarakat) dan respon dari masyarakat itu sendiri
tentang arti penting konsumsi garam beryodium dan dampak yang timbulkan dari
data yang dapat digunakan sebagai informasi yang bisa didadapatkan dari penelitian-
penelitian tentang masalah GAKI yang sudah ada. Hal ini dapat mendukung baik
kesehatan.
meningkatkan konsumsi makanan yang kaya akan zat besi disertai pemberian
sumplementasi zat besi mulai tahun 1974 secara komplementer pada kasus khusus
dengan cara yang lebih efektif. Upaya yang lain adalah fortifikasi besi terhadap
beberapa bahan makanan seperti tepung terigu dan garam. Penanggulangan AGB
pada anak juga dilakukan dengan pemberian sirup besi. Oleh karena efektivitas
konsumsi bahan pangan yang kaya akan zat besi, maka pemberian tablet besi
sebanyak 2 kali setahun pada bulan Februari dan Agustus yang ditujukan kepada
anak balita (1-5 tahun) dan 1 kapsul pada ibu nifas (< 30 hari sehabis melahirkan).
Setelah tahun 1997 kemudian sasaran diperluas kepada bayi umur 6 - 11 bulan
dengan pemberian kapsul vitamin A dosis 100.000 SI (biru) (Depkes RI, 2003).
Program penanggulangan masalah KVA merupakan salah satu program
perbaikan gizi masyarakat yang dilaksanakan secara promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Kegiatan promotif dapat dilakukan melalui promosi atau penyuluhan untuk
meningkatkan konsumsi makanan kaya vitamin A dan secara preventif dapat dilakukan
dengan suplementasi kapsul Vitamin A dosis tinggi dan fortifikasi bahan makanan
dengan Vitamin A. Deteksi dini dan pengobatan kasus Xeroftalmia adalah merupakan
kegiatan secara kuratif yang bertujuan rehabilitatif untuk mencegah terjadinya dampak
balita, dan anak-anak sekolah dasar terutama di desa-desa miskin ditingkatkan. Oleh
karena masalah ini sangat tergantung pada tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan
lain melalui peningkatan jumlah dan mutu tenaga gizi yang profesional untuk berbagai
jenjang dan tingkatan; peningkatan kegiatan penelitian unggulan di bidang pangan dan
kebutuhan konsumsi pangan yang beraneka ragam dan bergizi; dan pengefektifan
agama dan lainnya. Selain itu, dalam pengelolaan upaya perbaikan gizi ditingkatkan
luas, guna menanamkan sikap dan perilaku yang mendukung kebiasaan hidup
sehat dengan makanan yang bermutu gizi seimbang bagi seluruh masyarakat.
Sasaran penyuluhan ini tidak saja masyarakat di perkotaan, tetapi juga masyarakat
penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker dan sebagainya. Untuk itu, disusun
teknik komunikasi dan informasi yang lebih efektif, termasuk penggunaan media
Upaya perbaikan gizi keluarga (UPGK) adalah gerakan sadar gizi dengan
keluarga. Dengan UPGK masyarakat juga makin aktif berperan dan berprakarsa
yaitu GAKI, AGB, KVA, dan KEP, terutama pada wanita pranikah, ibu hamil, ibu
menyusui, bayi, dan balita. Karena masalah tersebut erat kaitannya dengan
Usaha perbaikan gizi institusi (UPGI) adalah upaya peningkatan keadaan gizi
kelompok masyarakat tertentu yang berada di suatu lembaga atau institusi, seperti
makanan bagi orang banyak. Kegiatan ini dilaksanakan secara terpadu oleh
Upaya fortifikasi bahan pangan adalah untuk memperkaya mutu gizi bahan
masyarakat yang menderita masalah gizi. Zat gizi tersebut untuk Indonesia adalah
zat iodium, zat besi, dan vitamin A. Beberapa upaya perbaikan gizi yang
vitamin A; dan untuk penanggulangan AGB melalui fortifikasi zat besi. Fortifikasi
dilaksanakan bekerja sama dengan dunia usaha terutama di sektor industri yang
terjadi di suatu wilayah atau daerah tertentu; (b) menyediakan informasi tentang
yang berguna bagi perencanaan, pengelolaan dan evaluasi program pangan dan