A. Definisi
Gagal jantung disebut juga CHF (Congestive Heart Failure) atauDecomp
Cordis. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimanajantung sebagai
pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untukmatabolisme jaringan
(Price, S. A. 2002).
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologik berupa kelainanfungsi
jantung sehingga tidak mampu memompa darah untuk memenuhikebutuhan
metabolisme jaringan dan kemampuannya ada kalau disertaipeninggian volume
diastolik secara abnormal (Mansjoer, 2003).
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologik adanya kelainanfungsi
jantung berakibat jantung gagal memompa darah untuk memenuhikebutuhan
metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalaudisertai
peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri (Smeltzer, 2002).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gagal jantung adalahkeadaan
dimana jantung sudah tidak mampu memompa darah sesuai dengankebutuhan
tubuh dan kemampuannya hanya ada kalau disertai denganpeningkatan tekanan
pengisian ventrikel kiri.
D. Pemeriksaan Medis
Istirahat
Diit, diit jantung, makanan lunak, rendah garam
Pemberian digitalis, membantu kontraksi jantung dan memperlambat
frekuensi jantung. Hasil yang diharapkan peningkatan curah
jantung,penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatan
diuresis akanmengurangi edema. Pada saat pemberian ini pasien harus
dipantauterhadap hilangnya dispnea, ortopnea, berkurangnya krekel, dan
edemaperifer. Apabila terjadi keracunan ditandai dengan anoreksia, mual
danmuntah namun itu gejala awal selanjutnya akan terjadi perubahan
irama,bradikardi kontrak ventrikel premature, bigemini (denyut normal
danpremature saling berganti ), dan takikardia atria proksimal
Pemberian Diuretic, yaitu unutuk memacu eksresi natrium dan airmelalui
ginjal. Bila sudah diresepkan harus diberikan pada siang hariagar tidak
mengganggu istirahat pasien pada malam hari, intake danoutput pasien
harus dicatat mungkin pasien dapat mengalami kehilangancairan setelah
E. Konsep Lain
1. Etiologi
a. Secara Umum
1) Kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan ototjantung,
disebabkan karena menurunnya kontraktilitas jantung.Kondisi yang
mendasari penyebab kelainan fungsi otot jantungmencakup
ateroslerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakitdegeneratif atau
inflamasi.
2) Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardiumkarena
terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadihipoksia dan asidosis
(akibat penumpukan asam laktat). Infarkmiokardium (kematian sel
jantung) biasanya mendahuluiterjadinya gagal jantung.
3) Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan
afterload)meningkatkan beban kerja jantung dan pada
gilirannyamengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek
tersebutdapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena
akanmeningkatkan kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan
yangtidak jelas, hipertrofil otot jantung tadi tidak dapat berfungsisecara
normal, dan akibatnya akan terjadi gagal jantung.
4) Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif,
berhubungandengan gagal jantung karena kondisi ini secara
langsungmerusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas
menurun.
5) Faktor sistemik, terdapat sejumlah besar faktor yang berperandalam
perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatnyalaju
metabolisme, hipoksia dan anemia memerlukan peningkatancurah
jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik.Hipoksia atau
anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen kejantung. Asidosis dan
abnormalitas elektrolit dapat menurunkankontraktilitas jantung
(Brunner dan Suddart, 2000).
b. Faktor resiko
1) Faktor resiko yang tidak dapat dirubah:
3. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis gagal jantung secara keseluruhan sangat bergantungpada
etiologinya. Namun dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Ortopnea, yaitu sesak saat berbaring
b. Dyspnea On Effort (DOE), yaitu sesak bila melakukan aktivitas
c. Paroxymal Nocturnal Dyspnea (PND), yaitu sesak nafas tiba-tiba
padamalam hari disertai batuk.
d. Berdebar-debar
e. Mudah lelah
f. Batuk-batuk
F. Pengkajian
Gagal serambi kiri/kanan dari jantung mengakibtkan ketidakmampuan
memberikan keluaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan
menyebabkan terjadinya kongesti pulmonal dan sistemik . Karenanya diagnostik
dan teraupetik berlnjut . GJK selanjutnya dihubungkan dengan morbiditas dan
mortalitas.
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari, insomnia,
nyeri dada dengan aktivitas, dispnea pada saat istirahat.
Tanda : Gelisah, perubahan status mental mis : letargi, tanda vital
berubah pad aktivitas.
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat HT, IM baru/akut, episode GJK sebelumnya,
penyakit jantung , bedah jantung , endokarditis, anemia, syok septic,
bengkak pada kaki, telapak kaki, abdomen.
Tanda :
1. TD ; mungkin rendah (gagal pemompaan).
2. Tekanan Nadi ; mungkin sempit.
3. Irama Jantung ; Disritmia.
4. Frekuensi jantung ; Takikardia.
5. Nadi apical ; PMI mungkin menyebar dan merubah
6. Posisi secara inferior ke kiri.
7. Bunyi jantung ; S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat
terjadi, S1 dan S2 mungkin melemah. Murmur sistolik dan
diastolic.Warna ; kebiruan, pucat abu-abu, sianotik.
8. Punggung kuku ; pucat atau sianotik dengan pengisian kapiler
lambat.
9. Hepar ; pembesaran/dapat teraba.
10. Bunyi napas ; krekels, ronkhi.
11. Edema ; mungkin dependen, umum atau pitting khususnya
pada ekstremitas.
c. Integritas ego
Gejala : Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang berhubungan dengan
penyakit/keperihatinan finansial (pekerjaan/biaya perawatan medis)
Tanda : Berbagai manifestasi perilaku, mis : ansietas, marah, ketakutan
dan mudah tersinggung.
G. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan CO berhubungan dengan perubahan kontraktilitas, perubahan
frekuensi, irama, perubahan struktural.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai
oksigen/kebutuhan, kelemahan umum, tirah baring lama atau imobilisasi.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunya laju filtrasi
glomerulus (menurunya curah jantung)/ meningkatnya produksi ADH dan
retensi natrium/air.
4. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membrane kapiler-alveolus, pengumpulan atau perpindahan cairan kedalam
area interstisial/alveoli.
5. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah
baring lama, edema, penurunan perfusi jaringan.
6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai kondisi, program
pengobatan berhubungan dengan kurang pemahaman/ kesalahan persepsi
tentang hubungan fungsi jantung/penyakit.
10 | L a p o r a n P e n d a h u l u a n C H F
H. Rencana Keperawatan
Dx 1 : Penurunan CO berhubungan dengan perubahan kontraktilitas, perubahan
frekuensi, irama, perubahan struktural.
Tujuan : Menunjukan tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia
terkontrol/hilang) dan bebas gejala gagal jantung (misalnya haluaran urine
adekuat).
Intervensi :
Mandiri
a. Auskultasi nadi apikal : kaji frekuensi, irama jantung
Rasional : biasanya terjadi takikardia untuk mengkompensasi penurunan
kontraktilitas ventrikel.
b. Catat bunyi jantung
Rasional : S1 dan S2 mungkin melemah karena menurunya kerja pompa,
irama gallop (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah kedalam serambi yang
distensi.
c. Palpasi nadi perifer
Rasional : penurunan curah jantung dapat menunjukan menurunya nadi
radial, nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi.
d. Pantau tekanan darah
Rasional : pada gagal jantung kongestif dini, sedang atau kronis TD dapat
meningkat sehubungan dengan tahanan vaskuler sistemik, tubuh tidak mampu
lagi mengkompensasi dan hipotensi tak dapat normal.
e. Monitor kulit terhadap pucat dan sianosis
Rasional : pucat menunjukan menurunya perfusi perifer sekunder terhadap
tidak adekuatnya curah jantung, vasokonstriksi dan anemia
f. Pantau haluaran urine, catat penurunan haluaran dan kepekatan/konsentrasi
urine
Rasional : ginjal berespon untuk menurunkan curah jantung dengan menahan
cairan dan nutrium.
g. Monitor perubahan pada sensori misalnya letargi, bingung, disorientasi, cemas
dan depresi
Rasional : dapat menunjukan tidak adekuatnya perfusi serebral sekunder
terhadap penuruna curah jantung.
h. Berikan istirahat semi rekumben pada tempat tidur atau kursi, kaji dengan
pemeriksaan fisik sesuai dengan indikasi.
11 | L a p o r a n P e n d a h u l u a n C H F
Rasional : untuk memperbaiki efesiensi kontraksi jantung dan menurunkan
kebutuhan /konsumsi oksigen miokard dan kerja berlebihan.
i. Berikan istirahat psikologi dengan lingkungan tenang.
Rasional : stres emosi menghasilkan vasokonstriksi, yang meningkatkan
tekanan darah dan meningkatkan frekuensi kerja jantung
j. Tinggikan kaki, hindari tekanan pada bawah lutut. Tingkatkan
ambulasi/aktivitas sesuai toleransi.
Rasional : menurunkan statis vena dan dapat menurunkan insiden
thrombus/pembentukan embolus.
k. Periksa nyeri tekan betis, menurunya nadi pedal, pembengkakan, kemerahan
lokal atau pucat pada ekstremitas.
Rasional : menurunya curah jantung, bendungan atau statis vena dan tirah
baring lama meningkatkan resiko tromboflebitis.
Kolaborasi
a. Berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi
Rasional : meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard untuk
melawan efek hipoksia atau iskemia
b. Berikan diuretik sesuai indikasi
Rasional : diuretik blok reabsorbsi diuretik, sehingga mempengaruhi
reabsorbsi natrium dan air.
c. Berikan obat vasodilator sesuai indikasi
Rasional : digunakan untuk meningkatkan curah jantung, menurunkan
volume sirkulasi dan tahanan vascular sistemik, juga kerja ventrikel.
d. Berikan obat antikoagulan sesuai indikasi
Rasional : untuk mencegah pembentukan thrombus atau emboli.
12 | L a p o r a n P e n d a h u l u a n C H F
Rasional : hipotensi ortostatik dapat trjadi dengan aktivitas karena efek obat,
perpindahan cairan atau karena penurunan fungsi jantung
b. Catat respon kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardia, disritmia,
dispnu, berkeringat dan pucat.
Rasional : penurunan atau ketidakmampuam miokardium untuk
meningkatkan volume sekuncup selama aktivitas dapat menyebabkan
peningkatan segera pada frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen, juga
peningkatan kelelahan dan kelemahan.
c. Monitor penyebab kelemahan contoh pengobatan, nyeri, obat.
Rasional : kelemahan adalah efek samping dari beberapa obat (beta bloker,
traquillizer, dan sedative). Nyeri dan stres juga memerlukan energi dan
menyebabkan kelemahan.
d. Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.
Rasional : dapat menunjukan dekompensasi jantung dari pada kelebihan
aktivitas.
e. Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi. Selingi periode
aktivitas dengan periode istirahat.
Rasional : pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien tanpa mempengaruhi
stres miokard atau kebutuhan oksigen berlebihan.
Kolaborasi
a. Implementasikan program rehabilitasi jantung atau aktivitas.
Rasional : peningkatan bertahap pada aktivitas menghindari kerja jantung
atau konsumsi oksigen berlebihan. Penguatan dan perbaikan fungsi jantung
dibawah stres, bila disfungsi jantung tidak dapat membaik kembali.
13 | L a p o r a n P e n d a h u l u a n C H F
Rasional : haluaran urine mungkin sedikit dan pekat (khususnya selama
sehari) karena penurunan perfusi ginjal.
b. Pantau atau hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam
Rasional : terapi diuretik dapat disebabkan oleh kehilangan cairan tiba-tiba
atau berlebihan meskipun edema atau asites masih ada.
c. Kaji distensi leher dan pembuluh perifer lihat area tubuh dependen
untuk edema dengan atau tanpa pitting, catat adanya edema umum (anasarka).
Rasional : retensi cairan berlebihan dapat dimanifestasikan oleh
pembendungan vena dan pembentukan edema.
d. Ubah posisi dengan sering tinggikan kaki bila duduk, pertahankan permukaaan
kulit tetap kering.
Rasional : pembentukan edema sirkulasi melambat gangguan pemasukan
nutrisi dan imobilisasi atau tirai baring lama merupakan kumpulan stressor
yang mempengaruhi integritas kulit dan memerlukan intervensi keparawatan
ketat.
e. Auskultasi bunyi napas, catat penurunan dan atau bunyi tambahan.
Rasional : kelebihan volume cairan sering mengakibatkan kongesti paru.
Gejala edema paru dapat menunjukan gagal jantung kiri akut.
f. Selidiki kebutuhan dispnu tiba-tiba, kebutuhan untuk bangun dari duduk,
sensasi sulit bernapas, rasa panik atau ruangan sempit.
Rasional : dapat menunjukan terjadinya komplikasi (edema paru atau
emboli), nocturnal paroximal yamg terjadi lebih cepat memerlukan intervensi
segera.
g. Kaji bising usus catat keluhan anoreksia, distensi abdomen, konstipasi.
Rasional : kongesti visceral dapat mengganggu fungsi gaster atau interstisial.
h. Berikan makanan yang mudah dicerna, porsi kecil dan sering.
Rasional : penurunan mortilitas gaster dapat berakibat menurunkan digestife
dan absorbsi. Makanan sedikit dan sering meningkatkan digesti atau mencegah
ketidaknyamanan abdomen.
i. Palpasi hepatomegali. Catat keluhan nyeri abdomen kuadran kanan atas atau
nyeri tekan.
Rasional : perluasan gagal jantung menimbulkan kongesti vena,
menyebabkna distensi abdomen, pembesaran hati, dan nyeri.
j. Catat peningkatan letargi, hipotensi, kram otot.
14 | L a p o r a n P e n d a h u l u a n C H F
Rasional : tanda defisit kalium dan natrium yang dapat terjadi sehubungan
dengan perpindahan cairan dan terapi diuretik
Kolaborasi
a. Pemberian diuretic sesuai indikasi.
Rasional : laju aliran urine dapat menghambat reabsorbsi natrim atau khlorida
pada tubulus ginjal.
b. Konsul dengan ahli gizi.
Rasional : memberikan diet yang dapat diterima pasien yang memenuhi
kebutuhan kalori dalam pembatasan natrium.
c. Pantau foto thorax
Rasional : menunjukan perubahan indikasif, peningkatan atau kongesti paru.
15 | L a p o r a n P e n d a h u l u a n C H F
Lampiran. Rencana Keperawatan Lanjutan
16 | L a p o r a n P e n d a h u l u a n C H F
b. Pijat area kemerahan atau yang memutih
Rasional : meningkatkan aliran darah, meminimalkan hipoksia jaringan
c. Ubah posisi dengan sering ditempat tidur/kursi, bantu latihan rentang gerak aktif/pasif
Rasional : memperbaiki sirkulasi/menurunkan waktu satu area yang mengganggu
aliran darah
d. Berikan perawatan kulit sering, meminimalkan dengan kelembaban/ekskresi
Rasional : terlalu kering atau lembab merusak kulit dan mempercepat kerusakan
Kolaborasi
a. Berikan tekanan alternatif/ kasur, perlindungan siku atau tumit.
Rasional : menurunkan tekanan pada kulit, dapat memperbaiki sirkulasi.
Mandiri
a. Diskusikan fungsi jantung normal, jelaskan perbedaan antara serangan jantung dengan
gagal jantung kongestif
Rasional : pengetahuan proses penyakit dan harapan dapat memudahkan ketaatan
dalam program pengobatan.
b. Kuatkan rasional pengobatan
Rasional : pemahaman program, obat dan pembahasan dapat meningkatkan kerja
sama untuk mengontrol gejala
c. Diskusikan pentingnya menjadi seaktif mungkin tanpa menjadi kelelahan dan istirahat
diantara aktivitas.
Rasional : aktivitas fisik berlebihan dapat berlanjut menjadi kelemahan jantung,
eksaserbasi kegagalan.
d. Diskusikan obat dan efek samping, berikan instruksi secara verbal atau tertulis.
Rasional : pemahaman kebutuhan terapeutik, dan pentingnya upaya pelaporan efek
samping dapat mencegah terjadinya komplikasi obat.
e. Berikan kesempatan pasien atau orang terdekat untuk menanyakan, mendiskusikan
masalah, dan membuat perubahan pola hidup yang perlu.
17 | L a p o r a n P e n d a h u l u a n C H F
Rasional : kondisi kronis/berulang gagal jantung kongestif sering melemahkan
kemapuan koping.
f. Jelaskan dan diskusikan peran pasien dalam mengontrol factor resiko (misalnya,
merokok) dan factor pencetus atau pemberat (diet tinggi garam, tidak aktif/terlalu
aktif, terpajan pada suhu ekstrem)
Rasional : menambahkan pada kerangka pengetahuan dan memungkinkan pasien
untuk membuat keputusan berdasarkan informasi sehubungan dengan control kondisi
dan mencegah berulang atau komplikasi.
18 | L a p o r a n P e n d a h u l u a n C H F
DAFTAR PUSTAKA
19 | L a p o r a n P e n d a h u l u a n C H F