Disusun Oleh:
Telp/Fax : 024-6710378
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa selesaikan makalah mengenai penyakit gagal
jantung kongestif (CHF).
Makalah ini kami susun semaksimal mungkin dengan bantuan pertolongan dari berbagai pihak
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka
untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga
kami bisa melakukan perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan
benar.
Akhir kata kami meminta semoga makalah tentang penyakit gagal jantung kongestif dan
manfaatnya untuk masyarakan ini bisa memberi manafaat utaupun inpirasi pada pembaca.
. Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6
A. Pengertian Gagal Jantung Kongestif ............................................................................... 6
B. Penyebab Gagal Jantung Kongestif ................................................................................ 6
Kelainan otot jantung ...................................................................................................... 6
C. Patofisiologi Gagal Jantung Kongestif ........................................................................... 7
D. Tanda dan Gejala ............................................................................................................ 8
E. Klasifikasi Gagal Jantung Kongestif .............................................................................. 9
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gagal Jantung Kongestif ....................................... 9
G. Komplikasi .................................................................................................................... 11
H. Pemeriksaan Penunjang ................................................................................................ 12
I. Penatalaksanaan Diit ..................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 17
A. Simpulan ....................................................................................................................... 17
B. Saran ............................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal jantung merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas.
Akhir-akhir ini insiden gagal jantung mengalami peningkatan. Kajian epidemiologi
menunjukksn bahwa ada berbagai kondisi yang mendahului dan menyertai gagal
jantung.Kondisi tersebut dinamakan faktor resiko. Faktor resiko yang ada dapat
dikontrol dengan mengubah gaya hidup atau kebiasaan pribadi dan faktor resiko yang
non modifiable yang merupakan konsekuensi genetic yang tidak dapat dikontrol.
Contohnya ras dan jenis kelamin. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana
jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme
jaringan. Ciri-ciri yang penting dari definisi ini adalah pertama definisi gagal adalah
relatif terhadap kebutuhan metabolik tubuh, kedua penekanan arti gagal ditujukan pada
fungsi pompa jantung secara keseluruhan.(Nurhadi, 2003).
Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa
darah ke seluruh tubuh. Risiko gagal jantung kongestif akan meningkat pada orang
lanjut usia karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan. Gagal jantung kongestif
ini dapat menjadi kronik apabila disertai dengan penyakit-penyakit lain, seperti
hipertensi, penyebab katup jantung, kardiomiopati, dan lain-lain.
Pada saat ini gagal jantung kongestif merupakan satu-satumya penyakit
kardiovaskular yang terus meningkat insiden dan prevalensinya. Resiko kematian
akibat gagal jantung berkisar antara 5-10% pertahun pada gagal jantung ringan yang
akan meningkat menjadi 30-40% pada gagal jantung berat. Selain itu, gagal jantung
kongestif merupakan penyakit yang paling sering memerlukan perawatan ulang di
rumah sakit meskipun pengobatan rawat jalan telah diberikan secara optimal. (R.
Miftah, 2004)
Masalah kesehatan dengan gangguan sistem kardiovaskular masih menduduki
peringkat yang tinggi, menurut WHO dilaporkan bahwa sekitar 3000 penduduk
Amerika menderita gagal jantung kongestif. Sedangkan pada tahun 2005 di Jawa
Tengah terdapat 520 penderita gagal jantung kongestif. Pada umumnya, penyakit gagal
jantung kongestif diderita lansia berusia diatas 50 tahun. Insiden ini akan terus
bertambah setiap tahun pada lansia yang berusia diatas 50 tahun. Sebagian besar lansia
yang didiagnosis gagal jantung kongestif tidak dapat hidu lebih dari 5 tahun. (Charlie,
2005).
Berdasarkan hal tersebut, maka disusunlah makalah ini yang akan menguraikan
mengenai konsep penyakit gagal jantung kongestif serta menjelaskan penatalaksanaan
diit pada pasien dengan gagal jantung kongestif.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan gagal jantung kongestif?
2. Apa penyebab gagal jantung kongestif?
3. Bagaimana patofisiologi gagal jantung kongestif?
4. Bagaimana tanda dan gejala gagal jantung kongestif?
5. Apa sajakah klasifikasi gagal jantung kongestif?
6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi gagal jantung kongestif?
7. Apa saja komplikasi pada pasien yang mengalami gagal jantung kongestif ?
8. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien yang
mengalami gagal jantung kongestif?
9. Bagaimana penatalaksanaan diit pada pasien dengan gangguan gagal jantung
kongestif?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan gagal jantung kongestif
2. Untuk mengetahui penyebab gagal jantung kongestif
3. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit gagal jantung kongestif
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala gagal jantung kongestif
5. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit gagal jantung kongestif
6. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gagal jantung kongestif
7. Untuk mengetahui apa saja komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien gagal
jantung kongestif
8. Untuk mengetahui pemeriksaan yang dilakukan pada pasien gagal jantung
kongestif
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan diit pada pasien gagal jantung kongestif
BAB II
PEMBAHASAN
G. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada pasien dengan gangguan Congestive Heart
Failure dapat berupa:
1. Kerusakan atau kegagalan ginjal
Gagal jantung dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, yang akhirnya dapat
menyebabkan gagal ginjal jika tidak ditangani.Kerusakan ginjal dari gagal jantung
dapat membutuhkan dialysis untuk pengobatan.
2. Masalah katup jantung
Gagal jantung menyebabkan penumpukan cairan sehingga dapat terjadi kerusakan
pada katup jantung.
3. Kerusakan hati
Gagal jantung dapat menyebabkan penumpukan cairan yang menempatkan terlalu
banyak tekanan pada hati. Cairan ini dapat menyebabkab jaringan parut yang
mengakibatkan hati tidak dapat berfungsi dengan baik.
4. Serangan jantung dan stroke
Karena aliran darah melalui jantung lebih lambat pada gagal jantung daripada di
jantung yang normal, maka semakin besar kemungkinan seseorangakan
mengembangkan pembekuan darah yang dapat meningkatkan risiko terkena
serangan jantung atau stroke.
H. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Dongoes (2000) pemeriksaan penunjang yang dapat d ilakukan untuk
menegakkan diagnosa CHF yaitu:
1. Elektrokardiogram (EKG)
Hipertropi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia, disritmia,
takikardi, fibrilasi atrial.
2. Scan jantung
Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding.
3. Sonogram (ekokardiogram, ekokardiogram dopple)
Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi/struktur
katup, atau area penurunan kontraktilitas ventrikular.
4. Kateterisasi jantung
Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung
kanan dan gagal jantung kiri dan stenosis katup atau insufisiensi.
5. Rongent dada
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi atau
hipertropi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah abnormal.
6. Enzim hepar
Meningkat dalam gagal/kongesti hepar.
7. Elektrolit
Mungkin berubah karena perpindahan cairan/penurunan fungsi ginjal, terapi
diuretik.
8. Oksimetri nadi
Saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung kongestif akut
menjadi kronis.
9. Analisa gas darah (AGD)
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan (dini) atau
hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).
10. Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin
Peningkatan BUN menunjukkan penurunan fungsi ginjal.Kenaikan baik BUN
dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal.
11. Pemeriksaan tiroid
Peningkatan aktifitas tiroid menunjukkan hiperaktifitas tiroid sebagai pre
pencetus gagal jantung.
I. Penatalaksanaan Diit
Terapi gizi bagi pasien –pasien gagal jantung kongestif (decompensasi jantung)
harus berfokos pada keseimbangan status cairan dan elektrolit :
1. Pemantauan status kalium jika pasien mendapatkan terapi deuretik; pada
hipokalemia, kalium dapat diberikan dalam bentuk makanan yang
banyak mengandung kalium seperti kacang hijau atau suplemen kalium.
2. Pembatasan asupan garam (natrium) hingga 2-3 g natrium perhari (konsumsi garam
yang berlebihan dapat menyebabkan retensi cairansehingga menambah berat gejala
edema yang biasa terjadi pada decompensasi jantung ). Diet rendah natrium
merupakan kontraindikasi pada salt-depleting renal diseases seperti pielenofritis
yang menggangu fungsi tubulus ginjal dalam menyerap natrium.
3. Penyusuain pembatasan cairan dilakukan menurut :
Respons pasien terhadap pengobatan
Kepatuhan terhadap pembatasan natrium
Intensitas / prorestifitas penyakit
Pasien gagal jantung kongestif harus dianjurkan untuk membaca label pada kemasan
makanan sehingga mengetahui adanya natrium yang tersembunyi dlam bentuk bahan –
bahan aditif / pengawet makanan. Daftar makanan yang tinggi natrium dan kalium
dapat ditemukan masing – masing dalam tabel 3-14 dan 3-15. Obat – obatan juga dapat
mengandung natrium dalam jumlah yang berarti ( barbiturat, antibiotik, alkalires
lambung, dll ) dan dengan demikian pasien harus berkonsultasi dengan dokter tentang
kandungan natrium dalam obat – obatan yang digunakan .
Pasien gagal jantung kongestif yang lanjut dapat menderita kakeksia ( cardiac cahexia)
berat dan penurunan masa lemak maupun otot. Etiologi kakeksia jantung ini mencakup
anoreksia, hipermetabolisme yang berhubungan dengan kargiomegali, dan kehilangan
nitrogen yang berhubungan dengan hipoksia / malabsorpsi. Terapi kakeksia jantung
memerlukan dukungan gizi yang agresif yang umumnya mencakup enteral feeding
untuk membantu asupan oral. Kalau perlu , furmula enteral bagi keperluan ini
mengandung unsur – unsur gizi elemental seperti peptida , maltodekstrin dan minyak
rantai sedang (MCT) agar kalori yang cukup dapat diberikan tanpa memboroskan
banyak energi untuk menyerap unsur – unsur tersebut.
Nutrisi preventif
Untuk mencegah penyakit koroner/ kardiovaskuler,kita perlu memperhatikan beberapa
hal berikut ini:
1. Mempertahankan kadar kolestrol total <200 mg/dL rasio kolesterol total: HDL
kolesterol <4,5 LDL-kolesterol <100 mg/dL (bila pasien pernah mengalami
serangan jantung koroner atau menderita penyakit diabetes)
2. Mempertahankan IMT agar kurang dari 23 dan lingkaran perut kurang dari 80cm
(pada wanita) serta kurang dari 90cm (pada laki-laki) jika hal ini di mungkinkan
(lihat Bab 5).
3. Mengurangi asupan lemak penuh hingga kurang dari 5% dari total kalori atau
gunakan hanya 2-3 sendok makan minyak( khususnya minyak nabati yang
mengandung asam lemak tak-jenuh) per hari.hindari makanan yang banyak
mengandung lemak jenuh seperti tercantum dalam tabel 3-2. Cara memasak yang
baik untuk mengurangi asupan lemak ini adalah merebus, mengukus,
menanak,menumis,memanggang,membakar dan memepes.
4. Tingkatkan asupan lemak tak-jenuh tunggal (MUFA),seperti minyak zaitun,minyak
kanola,minyak kacang dan alpukat,hingga sekitar 20% dari total kalori per hari.
Makan makanan yang mengandung asam lemak omega-3 seperti ikan laut (lihat
tabel 3-3) dan minyak tak jenuh-ganda (PUFA) dalam jumlah sekitar 10% dari total
kalori per hari. Dalam penelitian diet jantung di Lyon (Lyon Diet Heart
Study),prancis,terhadap 600 orang responden dengan riwayat serangan jantung
koroner ternyata diet mediteranian yang terdiri atas menu sayuran,buah,sereal
utuh,ikan dan minyak zaitun atau kanola sebagai sumber ternyata menghasilkan
angka insidensi serangan jantung ulang yang lebih kecil bila di bandingkan dengan
kelompok sama yang makan biasa(Lorgeril M.et al,1999).
5. Jika kadar trigliserida tinggi,kurang konsumsi hidratarang sederhana seperti gula
pasir,gula aren,madu,dan makanan manis lainnya.perbanyak konsumsi hidratarang
kompleks seperti sayuran,buah,dan sereal/ bijian yang utuh serta makanan berserat
lainnya (agar-agar,kolang-kaling,selasih,rumput laut,cincau).
6. Jika kadar homosistein dalam darah tinggi,diet yang dapat di lakukan untuk
menurunkannya adalah dengan meningkatkan konsumsi makanan nabati yang kaya
akan asam folat dan vitamin B6 seperti sayuran hijau serta biji-bijian atau kacang-
kacangan yang utuh.
7. Tingkatkan asupan serat pangan hingga 35 gram/ hari dengan konsumsi jenis-jenis
makanan seperti di sebutkan di atas (lihat pula tabel 3-19)
8. Makan makanan yang banyak mengandung nutrient antioksidan seperti vitamin E,C
dan beta-karoten (tabel 3-4,3-7,3-13,dan 3-18) yang akan mengurangi kadar LDL
teroksidasi. LDL teroksidasi lebih sukar difagositosis oleh sel-sel fagosit seperti
makrofag dari pada LDL biasa sehingga bentuk teroksidasi ini lebih bertahan dalam
serum.
9. Pertimbangkan suplementasi 500 mg vitamin C dan 200 IU vitamin E per hari.
10. Lakukan olahraga aerobic selama 30 menit per hari.
Nutrisi Kuratif
Terapi nutrisi harus di tujukan kepada hal-hal berikut ini:
1. Lakukan penimbangan berat badan dengan memperhatikan lingkaran perut
2. Kurangi asupan kolesterol hingga <300 mg/dL. Pada pasien diabetes dengan
dislipidemia, asupan kolesterolnya harus dikurangi hingga di bawah 200 mg/ hari.
3. Kurangi asupan total lemak hingga kurang-lebih 20% dari total kalori.
4. Kurangi asupan lemak jenuh hingga di bawah 5% dari total kalori.
5. Tingkatkan asupan serat, khususnya serat larut,hingga 25-35 gram per hari untuk
mengikat kolesterol yang di hasilkan oleh tubuh sendiri dalam bentuk garam empedu
sehingga kolesterol ini tidak di serap kembali oleh usus.
6. Tingkatkan konsumsi ikan,khususnya ikan laut yang kaya akan asam lemak omega-
3,paling tidak 2-3 kali seminggu.
7. Ganti konsumsi daging merah dengan daging putih seperti ayam kampung dan ikan
atau dengan protein nabati seperti tempe atau tahu (kedelai mengandung soya-
lecithine dan isoflavon yang dapat menurunkan kadar LDL kolesterol.)
8. Terapi diet dan olahraga harus di coba terlebih dahulu sebelum menggunakan obat-
obat penurun kolesterol
Syarat diet
1. Energi sesuai dengan kebutuhan, bila kegemukan diturunkan.
2. Lemak: <30%. Perhatikan konsumsi Lemak jenuh antara 7-10% dari energi total.
3. Protein 10-20% kebutuhan total energi.
4. Kolesterol <300mg.
5. KH sedang 50-60% kebutuhan total energi.
6. Vitamin dan mineral cukup. Perlu suplemen vitamin bila konsumsi makanan ≤
1200 kkal/hari
Jenis Diet
1. Diet jantung I: unt ps jantung akut spt MCI ( Myocardium infarc) atau
dekompensasi kordis berat. Bentuk makanan berupa cairan 1-1,5 l/hari. Diberikan
beberapa hari.
2. Diet jantung II: bentuk makanan saring atau bubur. Setelah masa akut
terlewati. Bila ada odema diberikan rendah garam.
3. Diet jantung III: bentuk makanan lunak atau biasa. Kondisi tidak berat. RG bila ada
odema dan hipertensi.
4. Diet jantung IV: bentuk makanan biasa. Perpindahan dari DJ III. Keadaan baik. RG
bila ada odema dan hipertensi.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari data dan fakta yang telah dijabarkan di atas maka penulis memberikan
kesimpulan bahwa gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah yang adekut untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan
nutrisi. Ada beberapa gejala yang menunjukkan bahwa seseorang mengidap gagal
jantung kongestif meliputi tiga tahapan gejala, yaitu gejala yang pertama adalah gejala
tahap awal. Pada tahap ini, pasien mengalami pembengkakan kaki dan pergelangan kaki
serta mudah lelah. Kemudian pada tahap kedua denyut jantung tidak teratur, paru-paru
sesak sehingga menyebabkan batuk, napas berbunyi Selanjutnya, jika penderita
mengalami gejala menjalarnya rasa nyeri di dada melalui tubuh bagian atas, kondisi ini
bisa juga menandakan adanya serangan jantung maka gagal jantung kongestif bisa
dikatakan sudah mencapai kondisi parah.
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,
menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab
kelainan fungsi otot mencakup aterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit
otot degeneratif atau inflamasi. Komplikasi yang terjadi pada pasien dengan gangguan
Congestive Heart Failure ialah akan timbul masalah hati, kerusakan atau kegagalan
ginjal, serta masalah katup jantung.
Peran kita sebagai ahli gizi ialah dengan memnberikan diit yang bertujuan
untuk Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung,
menurunkan berat badan bila terlalu gemuk, mencegah atau menghilangkan
penimbunan garam atau air
B. Saran
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memotivasi masyarakat atau pembaca,
agar dapat menjaga kesehatan organ jantung sehingga proses metabolisme di dalam
tubuh manusia dapat berjalan dengan baik dan seimbang, dan dapat menghindari resiko
kematian.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brunner, suddarth. 1994. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta
2. “Gagal Jantung Kongestif: Pembuuh Diam-Diam”. http://www.alodokter.com/gagal-
jantung-kongestif-pembunuh-diam-diam (diakses tanggal 10 Maret 2018)
3. Muhlisin, Ahmad. “CHF (Congestive Heart Failure) Gagal Jantung Kongestif”.
https://mediskus.com/chf-gagal-jantung-kongestif (diakses tanggal 10 Maret 2018)
4. Soeparman . (1987). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi Kedua. Balai Penerbit FKUI :
Jakarta.
5. Patofisiologi:Konsep klinis proses-proses penyakit.Sylvia Anderson Price, Lorraine
McCarty Wilson;alih bahasa, Brahm U.Pendit…[et.al.];editor edisi bahasa
Indonesia,Huriawati Hartanto…[et al.].-Ed.6-Jakarta:EGC,2005