PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kematian ibu adalah kematian seorang wanita terjadi saat hamil, bersalin, atau
42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak
langsung terhadap persalinan.
World Health Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan
meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar
99% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Sekitar 80% kematian
maternal merupakan akibat meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan
dan setelah persalinan (ICD-10, 2012; WHO, 2014). Menurut laporan WHO tahun
2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu
9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa.
Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 214 per
100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per
100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per
100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (WHO,
2014).
Angka kematian ibu di Indonesia masih jauh lebih tinggi dari pada negara asia
Tenggara lainnya. Hal ini dapat terjadi karena adanya kelompok kehamilan berisiko.
Kelompok kehamilan risiko tinggi di Indonesia pada tahun 2007 sekitar 34%.
Kategori dengan risiko tinggi tunggal mencapai 22,4%, dengan rincian umur ibu <18
tahun sebesar 4,1%, umur ibu > 34 tahun sebesar 3,8%, jarak kelahiran < 24 bulan
sebesar 5,2%, dan jumlah anak yang terlalu banyak (>3 orang) sebesar 9,4% (BkkbN,
2008). Kategori risiko tinggi ganda sebesar 11,6%, dengan rincian umur <18 tahun
dan jarak kelahiran < 24 bln sebesar 0,2%, umur > 34 tahun dan jarak kelahiran < 24
bulan sebesar 0,1%, umur > 34 tahun dan jumlah anak terlalu banyak (> 3
orang)sebesar 8,5%, umur > 34 dan jarak kelahiran < 24 bulan dan jumlah anak
terlalu banyak (> 3 orang)sebesar 1,1%, jarak kelahiran < 24 bulan dan jumlah anak
yang terlalu banyak (> 3 orang) sebesar 1,8% (BkkbN, 2008).
1.5. Manfaat
1.5.1. Bagi Penulis
Untuk meningkatkan pengalaman, wawasan dan pengetahuan mahasiswi dalam
memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity care) pada
ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana.
1.5.2. Bagi Institusi Pendidikan
Agar dapat ilmu pengetahuan dan pengalaman serta wawasan yang lebih luas
dalam penelitian.
1.5.3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk meningkatkan pengalaman dan wawasan dalam melakukan penelitian
serta dapat memahami tentang asuhan kebidanan secara berkesinambungan
(continuity care) pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga
berencana.
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1.Kehamilan
2.1.1. Konsep Dasar Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah awal dari proses menjadi seorang ibu seutuhnya bagi seorang
wanita sepatutnya hal ini menjadi sesuatu yang disyukuri dan sudah menjadi
kodratnya akan mengalami proses kehamilan, persalinan dan masa nifas. Kehamilan
merupakan fenomena normal yang terjadi karena adanya pertemuan sel sperma
dengan sel telur di tuba fallopi, kemudian bernidasi dilapisan endometrium yang akan
berkembang menjadi janin, lamanya kehamilan normal 280 hari atau 40
minggu (conny, 2015).
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita
yang memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi dan
melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat
sangat besar kemungkinanya akan mengalami kehamilan (Diah,2015).
b. Fisiologi Kehamilan
Tanda dan gejala kehamilan
2. Mudah lelah anda tiba-tiba jadi malas melakukan kegiatan biasanya, ingin
tidur seharian, seperti kehabisan tenaga. Jangan coba melawannya, tenang
saja, dan biarkan berjalan apa adanya sampai anda membuktikannya nanti.
3. Mual dan Muntah (Morning Sikcnes) Gejala ini identik dengan kehamilan.
Perubahan hormon (peningkatan HCG) akan menyebabkan wanita hamil merasa mual
dan muntah di pagi hari dan bahkan di siang dan malam hari. Jika Anda benar-benar
positif hamil, tenang saja karena biasanya gejala ini hanya berlangsung di trimester 1.
4. Penciuman lebih sensitif. Kadang ketika Anda merasa bahwa penciuman
menjadi lebih tajam dari biasanya, bisa jadi Anda sedang “mencium” gejala
kehamilan. Hal ini mungkin disebabkan karena perubahan hormonal dalam tubuh
anda.
5. Sering Kencing. Ooppps, kenapa ya akhir-akhir ini Anda mendapati diri jadi
lebih sering ke toilet? Perubahan hormon bertanggung jawab penuh atas peningkatan
aliran darah, dan juga frekuensi kencing Anda. Jadi saat ke toilet besok, mungkin
anda perlu membawa alat tes kehamilan.
6. Perut kembung. Jika belakangan anda sering merasa perut anda kembung
(bloated), bisa jadi perubahan hormon akibat kehamilan adalah penyebabnya.
7. Tidak haid. Walaupun tidak selalu berarti suatu kehamilan, tapi tidak
munculnya haid bisa jadi merupakan tanda bahwa Anda hamil. Sangat disarankan
bagi wanita untuk rajin mencatat tanggal siklus haid mereka.
8. Kenaikan suhu tubuh. Jika Anda teliti, suhu basal anda (suhu ketika anda
baru bangun tidur di pagi hari) akan meningkat hingga 1 derajat semenjak terjadinya
konsepsi, dan ini bisa berlangsung terus jika anda memang hamil.
Nah, sekali lagi, sembilan tanda atau gejala kehamilan itu semuanya bukanlah
tanda pasti, sehingga sebaiknya memastikannya dengan melakukan tes kehamilan,
atau memeriksakan diri ke dokter kandungan untuk konfirmasi diagnosa.
Fisiologi kehamilan
Fisiologi kehamilan adalah seluruh proses fungsi tubuh pemeliharaan janin
dalam kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma, saat hamil
akan terjadi perubahan fisik dan hormon yang sangat berubah drastis.
Ada beberapa perubahan fisiologis kehamilan, perubahan tersebut antara lain:
1) Perubahan Hormon
Pada ibu hamil adakn terjadi perubahan hormon yang memengaruhi tubuh ibu, antara
lain:
Human Chorionic Gonadotropin (HCG): hormon ini dihasilkan
oleh chorionik villi yang menyebabkan ovarium memproduksi hormon progesteron,
mencegah terjadinya menstruasi dan menjaga kehamilan.
Estrogen: pada masa kehamilan, estrogen diproduksi oleh rahim dan plasenta.
Fungsi hormon estrogen pada masa kehamilan adalah merangsang pertumbuhan
kelenjar susu, menguatkan didnding rahim, membantu meningkatkan aliran darah
sehingga bayi mendapat nutrisi.
Progesteron: selama kehamilan, hormon ini membentuk lapisan yang dapat
menompang plasenta pada dinding rahim, menghindari terjadinya kontraksi yang
dapat memicu kelahiran didni, membantu mempersiapkan payudara untuk laktasi,
membantu melenturkan sendi dan ligamen.
Relaxin : hormon relaxin membantu melenturkan sendi dan legamen,
termasuk pada otot panggul, dalam mempersiapkan persalinan.
Laktogen: dihasilkan oleh payudara untuk membantu memproduksi
kolostrum dan air susu ibu.
Melanosit Stimulating Hormon (MSH) : diproduksi oleh jumlah lebih
banyak dibandingkan pada saat anda tidak mengalami kehamilan. Hormon ini
memicu kulit untuk menghasilkan lebih banyak pigmen, sehingga pada masa
kehamilan bagian wajah, paha, areola akan semakin gelap. MSH juga memnyebabkan
munculnya garis vertikal di bagian perut yang disebut linea nigra.
2) Perubahan pada Payudara
Perubahan pada payudara mulai terjadi di awal masa kehamilan. Perubahan yang
mungkin disarakan adalah ukuran yang semakin membesar dan sedikit nyeri baik
pada keseluruhan payudara ataupun pada puting susu. Ini terjadi karena payudara
sedang mempersiapkan produksi air susu yang akan dikeluarkan menjelang saat
persalinan, kolostrum akan diproduksi sepanjang masa kehamilan. Dan pada daerah
yang menghitam (areola) akan semakin membesar dan menghitam seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan.
3) Rahim
Selama kehamilan, rahim akan trus merenggang dan membesar karena janin yang
semakin lama semakin membesar sesuai usia kehamilan. Rahim akan berkontraksi
setelah usia kehamilan ditrimester tiga dan biasanya kontraksi ini disebut Braxton
Hicks (kontraksi semu) ciri-cirinya adalah datangnya tidak teratus, durasi pendek,
biasanya berkurang jika dengan melakukan aktivitas.
4) Vagina
Perubahan vagina sudah mulai terjadi pada awal masa kehamilan. Perubahan yang
terjadi penebalan mukosa, peningkatan jumlah jaringan pada otot vagina
gunanya mempersiapkan vagina untuk proses persalinan agar vagina mampu
merenggang pada saat persalinan. Vagina juga akan mengeluarkan cairan berwarna
keputihan gunanya untuk terhindar dari infeksi.
5) Organ Vital
Yang dimaksud organ vital di sini adalah jantung, paru-paru, darah, dan ginjal.
Selama masa kehamilan, sistem tubuh anda akan berubah karena adanya perubahan
hormonal dalam tubuh. Perubahan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan janin
dalam kandungan. Perubahan darah wanita hamil meningkat hingga 40-45%%.
Perubahan tersebut meningkat cepat pada usia kehamilan 6-8 minggu. Peningkatan
jumlah darah ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan darah pada wanita hamil,
maka kerja jantung juga meningkat untuk bisa memompa darah. Kerja jantung
semakin meningkat ini juga menyebabkan wanita hamil mudah lelah. Paru-paru juga
bekerja lebih keras agar darah memiliki suplai oksigen yang cukup. Sedangkan ginjal
akan bekerja lebih keras untuk menyaring dan membersihkan volume darah anda
meningkat.
6) Kulit, kuku, gigi, dan rambut
Perubahan hormon pada masa kehamilan mengakibatkan terjadinya
peningkatan kelenjar minyak yang membuat kulit menjadi lebih mengilap dan
pertumbuhan rambut meningkat. Namun adanya perenggangan pada kulit akibat
kenaikan berat badan pada masa kehamilan bisa menyebabkan sretch mark pada
bagian perut, paha, dan lengan.Perubahan hormon juga menyebabkan terjadinya
penipisan pada gigi dan kuku. Selain itu, karena adanya penyerapan kalsium yang
cukup tinggi pada masa kehamilan menyebabkan gigi dan kuku menjadi lebih rapuh
(conny, 2015).
b. Palpasi Leopold II
Tujuan pemeriksaan palpasi Leopold II adlah menetukan letak janin, apakah
memanjang atau melintang, serta menetukan bagian janin yang ada di sebelah kanan
dan kiri uterus.
Prosedur pemeriksaan palpasi Leopold II adalah sebagai berikut:
1) Kedua tangan pindah ke samping
2) Tangan kiri menahan sisi uterus ibu sebelah kanan, tangan kanan meraba
sisi kiri uterus ibu dari atas ke bawah, apakah teraba bagian punggung atau
bagian-bagian kecil janin. Sifat punggung adalah rata, luas tahanan kuat
sifat bagian-bagian kecil janin adalah berbenjol-benjol sempit,bila didorong
tahanan lemah. Pada letak lintang sisi uterus sebelah kanan atau kiri bias
teraba kepala atau bokong janin.
3) Berganti tangan kanan menahan sisi uterus ibu sebelah kiri, tangan kiri
meraba sisi uterus ibu sebelah kanan dari atas ke bawah, apakah teraba
bagian punggung atau bagian-bagian kecil janin.
c. Palpasi Leopold III
Tujuan pemeriksaan palpasi Leopold III adalah menetukan bagian terendah
(presentasi) janin dan menetukan apakah presentasi janin sudah mulai masuk PAP.
Procedure pemeriksaan palpasi Leopold III adalah sebagai berikut:
1) Menggunakan satu tangan
2) Tangan kanan memegang bagian yang berada bagian bawah uterus dan
menggoyang-goyangkan. Sifat kepala adalah keras, bulat, melenting, , sifat
bokong adlah lunak, kurang melenting. Pada letak lintang fundus uteri
kosong.
3) Apabila bagian terendah janin masih dapat digoyang-goyangkan berate
bagian presentase janin belum masuk panggul. Apabila bagian persentase
janin sudah tidak dapat digoyng-goyangkan berate persentase janin sudah
masuk panggul.
d. Palpasi leoplol IV
Tujuan pemeriksaan palpasi Leopold IV adalah menetukan seberapa jauh
masuknya persentase janin masuk ke PAP
prosedur pemeriksaan palpasi Leopold IV adalah sebagai berikut:
1) Bidan menghadap kearah kaki ibu
2) Kedua tangan dirapatkan pada permukaan persentse janin. Jika kedua tangan
convergen berate hanya sebagian kecil persentase janin yang sudah masuk
panggul. Jika kedua tangan sejajar berate separuh bagian persentase janin sudah
masuk rongga panggul. Jika kedua tangan divergen berarti bagian terbesar dari
persentase janin telah masuk rongga panggul dan telah melewati PAP (wafi,
2009).
2.2.Persalinan
2.2.1. Konsep Dasar Persalinan
a. Penagertian Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit (APN, 2007).
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil
konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang
ditandai oleh perubahan progesif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran
plasenta (Helen, 2008).
b. Fisiologi Persalinan
Tanda-tanda Permulaan Persalinan
Pada kebanyakan wanita, melahirkan dimulai antara minggu ke 39 dan 41 usia
kehamilan. Namun karena lama kehamilan setiap orang berbeda-beda, maka
banyak bayi yang dilahirkan pada salah satu minggu tersebut tanpa
menunjukkan tanda-tanda prematur atau lahir terlambat. Pada bulan-bulan
akhir kehamilan, tubuh akan memproduksi progesteron yang bertujuan
melunakkan jaringan di sekitar cervix (leher rahim menghubungkan uterus
dan vagina) dan pelvis (panggul) untuk persiapan proses melahirkan.
Melahirkan di mulai saat kontraksi rahim mulai meregangkan jaringan di
sekirar cervix. Biasanya ini ditandai dengan kluarnya flek ataupun lendir
berwarna putih susu. Proses persalinan ini sendiri terbagi menjadi 3 tahapan,
yaitu:
1. KALA I
Kala 1 merupakan kala awal dari proses persalinan. Kala ini sering disebut
sebagai kala pembukaan, yaitu pada saat dimulainya dilatasi serviks sampai terjadi
pembukaan 10 cm.
Awal dimulainya proses persalinan ditandai dengan keluarnya lendir bercampur
darah. Ini terjadi karena serviks mulai mengalami pembukaan dan penipisan.Darah
berasal dari pecahnya pembuluh darah kapilerpada jalan lahir karena pergeseran
serviks pada saat pembukaan. Kala ini terbagi menjadi dua fase yaitu:
Fase laten: yaitu pada saat pembukaan serviks berjalan lambat, sampai pada
pembukaan 3 cm, dan
Fase aktif: yaiu pada saat pembukaan berjalan lebih cepat dari pembukaan 4 cm
sampai 10 cm.
Pada proses persalinan, tahap kala 1 adalah saat yang terlama, di mana dapat
berlangsung selama 12-14jam pada kehamilan pertama dan 6-10 jam untuk
kehamilan berikutnya. Pembukaan dikatakn sudah lengkap apabila pembukaan jalan
lahir sudah menjadi 10 cm. menjelang akhir kala 1, kontraksi yang terjadi akan
semakin sering dengan durasi kontraksi yang semakin lama kuat.menjelang fase akhir
ini, biasanya ibu akan merasakan perasaan ingin mengejan dan buang air besar.
2. KALA II
Kala II dimulai pada saat telah terjadi pembukaan lengkap sampai pada saat
bayi dilahirkan. Pada fase ini, ibu akan merasa sangat mulas dan ingin buang air
besar. Kontraksi akan terus berlangsung untuk membantu mending bayi keluar
melalui jalan lahir.
Gejala dan tanda kala dua persalinan adalah :
a. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan/atau vaginanya.
c. Perineum menonjol.
d. Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam (informasi objektif) yang
hasilnya adalah :
a. Pembukaan serviks telah lengkap, atau
b. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina
Pemijatan Uterus
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan Masase
uterus, meletakan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi ( Fundus
menjadi keras).
Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah
15 detik masase.
Menilai Perdarahan
40. Memeriksa kedua sisi placenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan
selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukan plesenta kedalam kantung plastik
atau tempat khusus.
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan
penjahitan.
Evaluasi
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam:
2-3 kali dalam 15 menit pertama paska persalinan
Setiap 15 menit pada satu jam pertama paskah persalinan
Setiap 20-30 menit paskah persalinan.
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan
yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.
Jika ditemukan laserasi yang memerlukan jahitan, lakukan penjahitan
dengan anastesi lokal dan mengunakan teknik yang sesuai.
50. mengajarkan pada ibu dan keluarga bagaimana melakukan massase uterus
dan memeriksa kontraksi uterus.
51. mengevaluasi kehilangan darah.
52. memeriksa TD, Nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama
satu jam pertama paskah persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua.
Kebersihan Dan keamanan
53. Tempatkan semua peralatan dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi
( 10 menit ), mencuci dan membilas peralatan setelah didekontaminasi.
54. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang
sesuai.
55. Bersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.
Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah.Bantu ibu untuk memakai
pakaian yang bersih dan kering.
56. Pastikan bahwa ibu nyaman, membantu ibu memberikan ASI,
menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang
diinginkan.
57. Dekontaminasi tempat bersalin dengan klorin 0,5% .
58. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%
membalikan bagian sarung tangan dalam ke luar dan merendamnya dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
Pendokumentasian
60. Lengkapi patograf (Halaman depan dan belakang, periksa tanda vital dan
asuhan kala IV). ( APN 2008)
2.3.Nifas
2.3.1. Konsep Dasar Nifas
a. Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-
alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung
selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2010)
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti
sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009).
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya placenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Saifuddin, 2009)
b. Fisiologi Nifas
Perubahan Fisiologi
1. Uterus (Rahim)
a. pengerutan rahim
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil.
Dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari desidus yang mengelilingi situs plasenta
akan menjadi neurotic ( layu/mati ).
Perubahan ini diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi dimana TFU nya (
tinggi fundus uteri ).
Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi
Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari bawah pusat 700 gram
1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba diatas simfisis 300 gram
6 minggu Bertambah kecil 40-60 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
b. Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea mengandung
darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus.
Lokhea dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya :
1. Lokhea rubra/merah
Lokhea ini keluar dari hari pertama sampai hari ke masa post partum .
2. Lochea sanguinolenta
Lochea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir, serta berlangsung dari hari ke-4
sampai hari ke-7 post pastum.
3. Lochea serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit, dan
robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-14.
4. Lochea alba/putih
Lochea ini mengandug leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir servik, dan
serabut jaringan yang mati. Lochea alba ini dapat berlangsung selama 2-6
minggu post partum.
c. Perubahan pada servik
Perubahan yang terjadi pada servik ialah bentuk servik agak menganga seperti
corong, segera setelah bayi baru lahir. Bentuk ini disebabkan oleh corpus uteri yang
dapt mengadakan kontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan
servik berbentuk semacam cincin.
Muara servik yang berdilatasi sampai 10 cm sewaktu persalinan akan menutup
secara perlahan dan bertahap. Setelah bayi b ru lahir, tangan dapat masuk kedalam
rongga rahim. Setelah 2 jam, hanya dapat dimasuki 2-3 jari. Pada minggu ke-6 post
partum, servik sudah menutup kembali
d. Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, sera peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi. Dalam bebrapa hari pertama sesudah proses tersebut,
kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina
kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur
akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol.
e. Sistem pencernaan
Seorang wanita dapat merasa lapar dan siap menyatap makananya dua jam setelah
persalinan. Kalsium mat sangat penting untuk gigi pada kehamilan, masa nifas,
dimana pada massa ini terjadi penurunan konsentrasi ion kalsium karena
meningkatnya kebutuhan kalsium pada ibu, teruutama pada bayi yang dikandunganya
untuk proses pertumbuhan janin juga pada ibu pada massaa laktasi
f. Sistem perkemihan
Pelvis ginjal dan ureter yang teregang dan berdilatasi selama kehamilan kembali
normal pada akhir minggu keempat setelah melahirkan. Pemeriksaan sistokopik
segera setelah melahirkan menunjukan tidak saja edema dan hyperemia dinding
kendung kemih, tetapi sering kali terdapat ekstavasai darah pada submukosa.
Kurang lebih 40% wanita nifas mengalami proteinuria yang non patologis sejak
pasca melahirkan sampai dua hari post partum agar dapat dikendalikan.
g. Sistem muskuloskeletal
ligamen-ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang sewaktu kehamilan
dan persalinan berangsur-angsur kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligament
rotundum mengendur,sehingga uterus jatuh ke belakang. Fasia jaringan penunjang
alat genetalia yang mengendur dapat di atasi dengan latihan-latihan tartentu.
2.3.2. Asuhan Nifas
Asuhan ibu postpartum adalah asuhan yang diberikan pada ibu segera setelah
kelahiran, sampai 6 minggu setelah kelahiran.
a. Anjurkan ibu untuk melakukan kontrol/kunjungan masa nifas setidaknya4 kali
yaitu:
6-8 jam setelah persalinan (sebelum pulang)
6 hari setelah persalinan
2 minggu setelah persalinan
6 minggu setelah persalinan
b. Periksa tekanan darah, perdarahan pervaginam, kondisi perineum, tanda infeksi,
kontraksi uterus, tinggi fundus, dan temperatur secara rutin
c. Nilai fungsi berkemih, fungsi cerna, penyembuhan luka, sakit kepala, rasa lelah,
dan nyeri punggung.
d. Minta ibu segera menghubungi tenaga kesehatan bila ibu menemukan salah satu
tanda berikut:
Perdarahan berlebihan
Sekret vagina berbau
Demam
Nyeri perut berat
Kelelahan atau sesak
Bengkak di tangan, wajah, tungkai, atau sakit kepala atau pandangan
kabur
Nyeri payudara, pembengkakan payudara, luka atau perdarahan puting
e. Berikan informasi tentang perlunya melakukan hal-hal berikut:
kebersihan diri
Membersihkan daerah vulva dari depan ke belakang setelah buang air kecil
atau besar dengan sabun dan air
Mengganti pembalut dua kali sehari
Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelamin
Menghindari menyentuh daerah luka episiotomi atau laserasi.
Istirahat
Beristirahat yang cukup
Kembali melakukan rutinitas rumah tangga secara bertahap
latihan
Menjelaskan pentingnya otot perut dan panggul
Mengajarkan latihan untuk otot perut dan panggul:
Menarik otot perut bagian bawah selagi menarik napas dalam posisi tidur
terlentang dengan lengan di samping, tahan napas sampai hitungan 5, angkat
dagu ke dada, ulangi sebanyak 10 kali.
Berdiri dengan kedua tungkai dirapatkan. Tahan dan kencangkan otot pantat,
pinggul sampai hitungan 5, ulangi sebanyak 5 kali
gizi
Mengkonsumsi tambahan 500 kalori/hari
Diet seimbang (cukup protein, mineral dan vitamin)
Minum minimal 3 liter/hari
Suplemen besi diminum setidaknya selama 3 bulan pascasalin, terutama di
daerah dengan prevalensi anemia tinggi
Suplemen vitamin A: 1 kapsul 200.000 IU diminum segera setelah persalinan
dan 1 kapsul 200.000 IU diminum 24 jam kemudian
Menyusui dan merawat payudara
Jelaskan kepada ibu mengenai cara menyusui dan merawat payudara. Lihat
bab 2.4 untuk informasi lebih lanjut.
senggama
Senggama aman dilakukan setelah darah tidak keluar dan ibu tidak merasa
nyeri ketika memasukan jari ke dalam vagina
Keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan
kontrasepsi dan keluarga berencana
Jelaskan kepada ibu mengenai pentingnya kontrasepsi dan keluarga berencana
setelah bersalin. lihat bab 7.3 untuk informasi lebih lanjut.
2.5.Keluarga Berencana
2.5.1. Konsep Dasar Keluarga Berencana
a. Pengertian
Pengertian keluarga berencana menurut UU No. 10 Tahun 1992 tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP) dengan kematangan reproduksi pada perempuana usia 20 tahun
keatas dan laki – laki umr 25 tahun keatas, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.
b. Macam- Macam Kontrasepsi