BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 2018 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut organisasi kesehatan dunia, kesehatan merupakan keadaan lengkap secara fisik, mental dan sosial dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan.1 Salah satu keadaan pengganggu kesehatan pada manusia adalah kondisi stres. Stres berhubungan dengan pekerjaan, dimana stres kerja adalah suatu perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya.2 Efek stres pada pekerjaan adalah perhatian yang paling penting dari seorang manajer di semua organisasi. Karena itu, manager harus memantau hubungan antara beban stres dan prestasi kerja karyawan. Misalnya, semua gangguan fisik, depresi, kecelakaan kerja, keinginan berpindah, dan keterasingan memiliki efek negatif yang parah pada prestasi kerja.3 Stres kerja tidak dapat dihindari, namun stres kerja dapat dikurangi dan dikelola. Stres kerja apabila dikelola dengan baik dapat menjadi pendorong dan meningkatkan intesitas kerja. Sedangkan apabila tidak dikelola dengan baik, stres kerja akan menimbulkan permasalahan yang berdampak negatif bagi individu dan perusahaan.2 Berdasarkan uraian tersebut, dalam tulisan ini mengulas tentang stres dan konsep stres organisasi, dan dampak stres kerja yang dihasilkan pada kinerja karyawan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Stres
Stres adalah kata yang diucapkan tidak hanya oleh orang biasa, tetapi juga oleh seorang ilmuwan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap orang membuat definisi yang berbeda dari stres. Misalnya, stres berarti fluktuasi di pasar saham untuk pengusaha. Kata stres berasal dari Bahasa Latin estrictia digunakan dalam arti bencana, kesulitan dan kesedihan serta pada abad ke-18 dan ke-19 arti stres berubah dan digunakan dalm arti kekuatan, tekanan dan paksaan terhadap orang-orang atau benda.4 Dalam definisi lain, stres dibahas dalam konteks individu dan lingkungannya, dan dilihat sebagai suatu kondisi yang terjadi setelah mendorong batas-batas fisik dan mental dan di bawah tekanan serta ketegangan.5 Stres diamati tidak hanya pada aspek emosional dan psikologis tetapi juga secara fisiologis. Stres merupakan ketegangan saraf sederhana yang dapat disebabkan oleh kecemasan. Umumnya stres adalah hal yang negatif. Dengan kata lain, stres sebagai sesuatu yang mengkonsumsi sumber mental dan fisik kita. Sebagai contoh, stres yang berlebihan dapat membuat individu tidak mampu kerja dan menciptakan masalah kesehatan yang serius. Disisi lain, stres memiliki sisi positif. Stres menyebabkan perubahan fisik dan mental dalam organisme, pertumbuhan dan hal lainnya. Perbedaan penting antara stres positif dan negatif tergantung pada bagaimana orang merasakan stres yang menyebabkan peristiwa atau lingkungan dan bagaimana ia menangani itu. Singkatnya, efek stres eperlu dijaga pada tingkat positif sepanjang sewaktu.
2.2. Individu dan Stres Kerja
Tingkat stres yang tinggi menyebabkan berbagai kerusakan fisiologis, psikologis dan perilaku pada seseorang, mempengaruhi kesatuan fisik dan mental karyawan, mengurangi kinerja, dan individu mengalami mekanisme pengambilan keputusan yang sulit dan ketidak stabilan perilaku.6 Hasil stres pada individu secara fisiologis dapat menyebabkan penyakit jantung, sakit kepala dan sakit punggung, kanker, diabetes, sirosis, penyakit paru, dan penyakit kulit. Sedangkan secara psikologis menyebabkan masalah keluarga, tidur tidak teratur, depresi maupun gangguan psikologis yang menyebabkan perilaku seperti merokok, alkohol, membuat kecelakaan, kekerasan maupun keengganan.7 Stres menyebabkan penurunan produktivitas dan efisiensi karyawan dan sebagai hasilnya, meningkatakan tingkat kecelakaan kerja, masalah psikologis dan fisiologis yagn dialami oleh karyawan dan hilangnya hasil tenaga kerja yang berkualitas serta biaya tambahan kepada perusahaan. 7