Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (S.A.

P)

“KISTA OVARIUM”

Disusun Oleh :

Muhammad Adi Supriyanto

1701031033

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

“KISTA OVARIUM”

Pokok Bahasa : Kista Ovarium

Sasaran : Ibu-ibu atau remaja

Tempat : Poli kandungan

Waktu : 10.30 Wib

Lokasi Waktu : 30 Menit

Pemberian Materi : Mahasiswa Program Studi Ners

Metode : Ceramah dan diskusi

Media : Leflet

A. LATAR BELAKANG
Kista ovarium adalah kantung kecil berisi cairan yang berkembang
dalam ovarium (indung telur) wanita. Kebanyakan kista tidak berbahaya.
Namun, beberapa dapat menimbulkan masalah, mulai dari nyeri haid, kista
pecah, perdarahan, hingga penyakit serius, seperti: terlilitnya batang
ovarium, gangguan kehamilan, infertilitas hingga kanker endometrium
(CancerHelp, 2012).

B. TUJUAN INTRUKSIONAL
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, peserta diharapkan mengetahui te ntang kiosta
ovrium.
2. Tujuan khusus
a. peserta mengetahui tentang pengertin kist ovrium.
b. Peserta mengetahui etiologi kista ovarium
c. Peserta mengetahui tentang faktor \resiko kis ovrium
d. Peserta mengetahui tantang tandan dan gejala kista ovarium
e. Peserta mengetahui tentang komplikasi kista ovarium
f. Pesert mengetahui tentang pecegahan kista ovrium
g. Peserta mengetahui tentang penatlaksanaan kista ovarium

C. MATERI
1. Pengertian kista ovarium
2. Pengertian penyebab kista ovarium
3. Komplikasi yang terjadi pada kista ovarium
D. KEGIATAN
1. Topik : Kista Ovarium
2. Sasaran : Ibu-ibu dan Remaja
3. Metode : Ceramah dan diskusi
4. Media : Leaflet
5. Waktu dan tempat
a. Hari/ tanggal : kamis, 30 November 2017
b. Tempat : Ruang Poli kandungan

E. PENYAJIAN
no Waktu Kegiatan fasilitator Kegiatan peserta
1 3 menit Pembukaan : Peserta memperhatikan
1. Memberi salam penjelasan yang disampaikan
2. Perkenalan dan kontark oleh fasilitator dan aktif
waktu mengemukakan pendapat.
3. Menyampaikan tujuan
penyuluhan
4. Menyampaikan ruang
lingkup materi yang akan
disampaikan dan metode
yang akan digunakan
5. Motivasi peserta dengan
menekankan pentingnya
materi ini untuk dipahmi
2 15 menit Pelaksanaan : Peserta memperhatikan
1. Menggali pengetahuan ibu penjelasan yang diberikan
tentang kista ovarium oleh fasilitator.
2. Menjelaskan tentang
pengertian kista ovarium
3. Menyebutkan penyebab
kista ovarium
4. Menyebutkan tanda dan
gejala kista ovarium
5. Menjelaskan tentang
pencegahan kista ovarium
6. Menjelaskan yang harus
dilakukan /
penatalaksanaan kista
ovarium
7. Menjelaskan tentang
komplikasi kista ovrium
3 10 menit Evaluasi :  Peserta aktif bertanya,
Menanyakan kembali kepada menjawab, dan
peserta tentang materi yang mengemukakan
pendapat.
telah diberikan, dan
 Peserta menjawab dan
reinforcement kepada ibu dan menanggapi pertanyaan
yang dapet menjawab fasilitator.
pertanyaan
4 2 menit Terminasi : Peserta mendengarkan dan
1. Mengucapkan terima kasih menjawab salam
atas peran serta peserta
2. Mengucapkan salam
penutup
3. Pembagian leflet

F. Evaluasi
1. Evaluasi terstruktur
a. Pengorgnisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan.
b. Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan dalam SAP.
c. Kesiapan penyuluhan termasuk kesiapan modul dan media yang akan
digunakan.
d. Kesiapan serta meliputi kesiapan menerima penyuluhan.
2. Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
c. Peserta mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang disampaikan
penyuluhan.
d. Penyuluh menjelaskan atau menyampaikan materi dengan jelas dan dengan
suasana yang rileks.
3. Evaluasi hasil
Sebanyak 70% peserta dapat menjawab benar pertanyaan post test terkait
serotinus
G. Lampiran
1. Leaflet

LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN

“KISTA OVARIUM”

A. Pengertian
Kista adalah tumor jinak di organ reproduksi perempuan yang
paling sering ditemui. Bentuknya kistik, berisi cairan kental, udara, nanah
ataupun bahan-bahan lain.
Kista adalah kantong abnormal yang berisi cairan encer jernih,
cairan kental, kuning, bisa berupa cairan darah berwarna coklat, dan
bahkan kadangkala berisi rambut. Bila cairan dalam kantong kista
bertambah maka kistapun akan membesar sehingga dinding kista menipis
dan mudah pecah (Nusratuddin, 2009).
Kista ovarium adalah kantung kecil berisi cairan yang berkembang
dalam ovarium (indung telur) wanita. Kebanyakan kista tidak berbahaya.
Namun, beberapa dapat menimbulkan masalah, mulai dari nyeri haid, kista
pecah, perdarahan, hingga penyakit serius, seperti: terlilitnya batang
ovarium, gangguan kehamilan, infertilitas hingga kanker endometrium
(CancerHelp, 2012).

B. Etiologi
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti, kemungkinan
dari bahan-bahan yang bersifat karsinogen berupa zat kimia, polutan,
hormonal dan lain-lain. Beberapa literatur menyebutkan bahwa penyebab
terbentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel telur (folikel) untuk
berovulasi.
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon
dan kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa
mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara
normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipofisa dalam
jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan
penimbunan folikel yang berbentuk secara tidak sempurna di dalam
ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal
melepaskan sel telur, karena itu terbentuk kista di dalam ovarium.

C. Faktor resiko
Beberapa faktor resiko berkembangnya kista ovarium, adalah
wanita yang biasanya memiliki (CancerHelp, 2012):
a. Riwayat kista ovarium terdahulu
b. Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi
(tamoxifen).
c. Siklus haid tidak teratur
d. Faktor genetik/keturunan
e. Riwayat kanker kolon/usus besar
f. Gangguan hormonal
g. Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda)
h. Diet tinggi lemak
i. Merokok
j. Minum alkohol
k. Pengguna bedak talk perineal
l. Penderita hipotiroid

D. Tandan dan gejala


Kista ovarium seringkali tanpa gejala, terutama bila ukuran
kistanya masih kecil. Kista yang jinak baru memberikan rasa tidak nyaman
apabila kista semakin membesar, sedangkan pada kista yang ganas
kadangkala memberikan keluhan sebagai hasil infiltrasi atau metastasis
kejaringan sekitar (Sarjadi, 2009). Pemastian penyakit tidak bisa dilihat
dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan
lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar
rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk
memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh untuk mengetahui
gejala mana yang serius. Gejala-gejalanya antara lain: perut terasa penuh,
berat dan kembung, tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang
air kecil), haid tidak teratur, nyeri panggul yang menetap atau kambuhan
yang dapat menyebar ke punggung bawah dan paha, nyeri senggama,
mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat
hamil. Kadang-kadang kista dapat memutar pada pangkalnya, mengalami
infark dan robek, sehingga menyebabkan nyeri tekan perut bagian bawah
yang akut sehingga memerlukan penanganan kesehatan segera (Moore,
2010).

E. Diagnosis
Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian
bawah dan atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya
(besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan
atau tidak), perlulah ditentukan jenis tumor tersebut. Pada tumor ovarium
biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari tumor. Jika tumor
ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan
tumor itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya adanya kehamilan
atau kandung kemih penuh, sehingga pada anamnesis perlulah lebih
cermat dan disertai pemeriksaan tambahan.
Di negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor
ovarium bisa menjadi besar, sehingga mengisi seluruh rongga perut.
Dalam hal ini kadang-kadang sukar untuk menentukan apakah pembesaran
perut disebabkan oleh tumor atau ascites, akan tetapi dengan pemeriksaan
yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya dapat diatasi.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor
ovarium, maka perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau
nonneoplastik. Tumor nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam
anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah peradangan genital, dan
pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat digerakkan
karena perlengketan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar,
dan diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri.

F. Kompilikasi
a. Perdarahan intra tumor
Perdarahan dalam kista biasanya terjadi sedikit demi sedikit, sehingga
berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya
menimbulkan gejala klinik yang minimal. Namun jika perdarahan
terjadi secara masif, akan terjadi distensi cepat dari kista yang
menimbulkan nyeri perut mendadak.
b. Putaran tangkai
Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter >5
cm akan tetapi belum terlalu besar sehingga terbatas gerakkannya.
Kehamilan dapat mempermudah terjadinya torsi karena pada kehamilan
uterus yang membesar dapat mengubah letak tumor, dan karena
sesudah persalinan dapat terjadi perubahan mendadak pada rongga
perut.
Putaran tangkai juga dapat menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun
jarang bersifat total. Karena vena lebih mudah tertekan, terjadi
pembendungan darah dalam tumor dengan akibat pembesaran tumor
dan terjadi perdarahan dalam tumor. Jika putaran tangkai terjadi terus,
maka dapat terjadi nekrosis hemoragik dalam tumor yang dapat
menimbulkan robekan dinding kista dengan perdarahan intraabdominal
atau peradangan sekunder. Bila putaran tangkai terjadi perlahan, tumor
dapat melekat pada omentum, yang dapat melepaskan diri dan menjadi
tumor parasit.
c. Infeksi pada tumor
Hal ini terjadi jika di sekitar tumor ada sumber patogen. Kista dermoid
cenderung mengalami peradangan disusul dengan pernanahan.
d. Robek dinding kista
Terjadi pada torsi tangkai, trauma (seperti jatuh), pukulan pada perut,
dan lebih sering pada saat persetubuhan. Jika terjadi robekan pada kista
disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan bebas
dapat berlangsung terus ke dalam rongga peritoneum, dan menimbulkan
rasa nyeri terus-menerus disertai tanda abdomen akut. Robekan dinding
pada kistadenoma musinosum dapat menimbulkan suatu
pseudomiksoma peritonii.
e. Perubahan keganasan
Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti
kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, dan kista
dermoid. Sehingga setelah sel-sel tumor tersebut diangkat pada operasi,
perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis untuk mengetahui
kemungkinan terjadinya keganasan. Adanya metastasis dapat
memperkuat diagnosis keganasan.

G. Pencegahan
Meski belum diketahui penyebab munculnya kista, tumor ini dapat
dihindari dengan penerapan pola hidup yang sehat dan berkualitas, antara
lain:
a. Makan-makanan yang bergizi, menghindari makanan yang
mengandung bahan karsinogenik dan makanan tinggi lemak.
b. Olahraga secara teratur
c. Tidak merokok
d. Tidak minum minuman yang mengandung alkohol
e. Deteksi dini apabila muncul keluhan yang serupa dengan tanda dan
gejala kista ovarium.
H. Penatalaksanaan
Pemilihan penatalaksanaan kistoma ovarium tergantung pada usia
penderita, paritas, status kehamilan, ukuran tumor kistik, dan derajat
keluhan. Tidak semua kistoma ovarium memerlukan terapi pembedahan.
Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor
non-neoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak
memberikan gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak
melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah
kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut
mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga perlu
diambil sikap untuk menunggu selama 2-3 bulan, jika selama waktu
observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita
dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat
neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk pengobatan operatif.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas
ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian
ovarium yang mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau
ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai
dengan pengangkatan tuba ( Salphyngo-ooforektomi). Jika terdapat
keganasan operasi yang lebih tepat ialah histerektomi dan
salphyngoooforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang
masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor
yang rendah, dapat dipertanggung jawabkan untuk mengambil resiko
dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.

DAFTAR PUSTAKA

ancerHelp. 2012. Kista ovarium. http://www.cancerhelps.com/kista.html. Diakses


pada tanggal 28 Oktober 2012.

Dewata, L. 2008. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF Ilmu Kebidanan dan
Penyakit Kandungan. Surabaya: RSUD dr. Soetomo Surabaya.

Husodo, Lukito, 2005. Ilmu Kandungan; Prinsip-Prinsip Pembedahan. Jakarta:


PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Joedosapoetro, Soetomo. 2005. Ilmu Kandungan; Tumor Jinak Pada Alat-alat


Genital. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Lowdermilk, Perta. 2005. Maternity Women’s Health Care Seventh edition.


Philadelphia: Mosby.
Manuaba, 2010. Buku Ajar Penuntun Kuliah Ginekologi. Jakarta: TIM.

Nusratuddin, 2009. Kista Ovarium Dapat Menimbulkan Kemandulan.


http://www.fajar.co.id. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2012.

Prawiroharjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin, A.B.2006. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi cetakan


pertama. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sindroma Ovarium Polikistik. [online]. 2006. [cited 2007 Des. 12]. Available
from: URL:http://www.medicastore.com. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2012.

Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kandungan Edisi 2; Tumor Jinak Pada Alat Genital.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Yatim, Faisal. 2008. Penyakit Kandungan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai