No. Dokumen : :
SOP No. Revisi :
Tgl.Terbit :
Halaman :1/2
Ditetapkan Oleh
Kepala UPT Puskesmas Parung
UPT PUSKESMAS
PARUNG
dr. NINING SUNENGSIH
NIP. 197809102008012009
Penyakit cacing tambang adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infestasi parasit
Necator americanus dan Ancylostoma duodenale. Hospes parasit ini adalah manusia,
PENGERTIAN cacing ini menyebabkan nekatoriasis dan ankilostomiasis. Diperkirakan sekitar 576 – 740
juta orang di dunia terinfeksi dengan cacing tambang. Di Indonesia insiden tertinggi
ditemukan terutama didaerah pedesaan khususnya perkebunan. Seringkali golongan
pekerja perkebunan yang langsung berhubungan dengan tanah, mendapat infeksi lebih dari
70%.
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan di puskesmas dalam penatalaksanaan Penyakit
TUJUAN Cacing Tambang.
1. Keputusan Kepala Puskesmas No.445/SK-39/UPT/Prg tentang penyusunan rencana
KEBIJAKAN Layanan Medis.
2. Keputusan Kepala Puskesmas No.445/SK-45/UPT/Prg tentang layanan klinis yang
menjamin keseimbangan layanan.
1. PERMENKES RI No. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
REFERENSI Fasilitas Kesehatan Primer
2. PERMENKES RI No.75 Tahub 2014 tentang Puskesmas.
3. PERMENKES RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
4. Buku Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3
1. Pasien datang ke Puskesmas
2. Pasien diperiksa oleh Petugas di BP
3. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik sebagai berikut:
Pada infestasi ringan cacing tambang umumnya belum menimbulkan gejala. Namun
PROSEDUR bila infestasi tersebut sudah berlanjut sehingga menimbulkan banyak kehilangan
darah, maka akan menimbulkan gejala seperti pucat dan lemas.
Faktor Risiko
Pemeriksaan Fisik
1. Konjungtiva pucat
2. Perubahan pada kulit (telapak kaki) bila banyak larva yang menembus kulit,
disebut sebagai ground itch.
Pada pemeriksaan mikroskopik tinja segar ditemukan telur dan atau larva.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.
b. Farmakologis
2. Mebendazole 500 mg dosis tunggal atau 100 mg, 2x sehari, selama 3 hari, atau
3. Albendazole 400 mg, dosis tunggal, tidak diberikan pada wanita hamil.
4. Sulfasferosus