Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL TUGAS AKHIR

DI PT TIMAH Tbk UNIT PENAMBANGAN LAUT BANGKA,


PROVINSI BANGKA BELITUNG

I. PENDAHULUAN

Politeknik Geologi dan Pertambangan “AGP” Bandung merupakan salah satu

Politeknik yang ada di Bandung. Politeknik ini didirikan pada tahun 2002, mempunyai

beberapa program studi salah satunya yaitu Teknologi Pertambangan Mineral. Sesuai

kurikulum pada Program Studi Teknologi Pertambangan Mineral, untuk mencapai gelar

Ahli Madya progam pendidikan Diploma III (D – III) dalam bidang Teknologi

Pertambangan, maka bagi mahasiswa diwajibkan untuk melakukan Tugas Akhir.

Pada saat ini mahasiswa dituntut untuk tanggap dan selalu mengikuti

perkembangan dunia pertambangan baik melalui literatur, majalah, jurnal dan praktek

langsung di lapangan. PT. TIMAH (PERSERO) Tbk sebagai salah satu perusahaan

tambang timah terbesar di Indonesia diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi

mahasiswa untuk melakukan Tugas Akhir. Dengan hal ini link dan match antara PT.

TIMAH (PERSERO) Tbk dengan lembaga pendidikan khususnya Politeknik Geologi dan

Pertambangan “AGP” Bandung dapat terjalin baik dan berkesinambungan. Akhirnya

diharapkan mahasiswa dapat merespon perkembangan dunia pertambangan Indonesia

baik dalam teori dan praktek maupun pengetahuan tentang efektifitas dan efisiensi kinerja

pompa tanah/pompa underwater KIP penambangan timah.

1
II. LATAR BELAKANG MASALAH

PT. Timah (Persero) Tbk adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam

bidang pertambangan timah di Kepulauan Bangka-Belitung, Timah merupakan bahan

galian yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable).

Penambangan laut dilakukan di wilayah lepas pantai Kepulauan Bangka-Belitung.

Tentunya sistem operasional yang digunakan tidaklah sama seperti pada wilayah daratan.

Proses penambangan timah ditambang laut mengoperasikan kapal keruk dengan jenis

Bucket Line Dredges. Untuk meningkatkan kapasitas produksi di laut, PT. Timah

(Persero) Tbk memproduksi Kapal Isap Produksi (KIP) Timah.

Untuk menghasilkan produksi yang besar dalam penambangan menggunakan

Kapal Isap Produksi (KIP) tentunya pompa tanah yang digunakan harus dalam kondisi

yang optimal, sehingga feed yang dibutuhkan oleh jig tidak terjadi over load yang

membuat feed tersebut terbuang menjadi tailing.

Hal tersebutlah yang mendorong kami untuk dapat melakukan Tugas Akhir di PT

Timah (Persero) Tbk. Dimana pada Tugas Akhir yang akan saya lakukan adalah analisis

efektifitas dan efisiensi pompa tanah/pompa underwater agar sesuai dengan kapasitas feed

yang dibutuhkan jig primer pada Kapal Isap Produksi (KIP).

2
III. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan penulis tugas akhir ini adalah untuk memenuhi persyaratan

akademis dalam meraih sebutan profesi ahli madya dalam bidang ilmu teknologi

pertambangan di Politeknik Geologi dan Pertambangan “AGP” Bandung.

Tujuan dari penulis tugas akhir ini adalah melakukan penelitian tentang pompa

tanah/pompa underwater agar sesuai dengan kapasitas feed yang dibutuhkan jig primer

pada Kapal Isap Produksi (KIP).

IV. BATASAN MASALAH

Dalam Tugas Akhir ini akan dibahas dan dibatasi dalam lingkup sebagai berikut :

1. Mengkaji aktifitas pada bagian pompa tanah/pompa underwater agar


memenuhi target produksi.
2. Mengkaji kinerja pompa tanah/pompa underwater untuk memenuhi target
produksi.
3. Menghitung kebutuhan daya pompa untuk memenuhi kapasitas pada instalasi
pencucian.

V. LANDASAN TEORI

5.1 Kapal Isap Produksi

Kapal Isap Produksi (KIP) merupakan salah satu jenis alat gali dengan tipe

cutter suction dredge, dimana dalam kegiatan operasinya, KIP menggunakan alat

gali berupa pisau pemotong (cutter) untuk memberai lapisan tanah di dasar laut.

Material yang terberai oleh cutter kemudian akan dipindahkan melalui pipa yang

3
dilengkapi pompa hisap menuju tempat instalasi pencucian sementara yang berada

di KIP untuk diolah guna meningkatkan kadar bijih yang akan ditambang.

Kemampuan dalam melakukan operasi penggalian Kapal Isap Produksi dapat

dinilai dari kedalaman maksimal yang mampu dilakukan serta jumlah material

yang dapat dihisap per jamnya. Untuk kedalaman maksimal penggalian suatu KIP

dapat ditentukan dari panjang ladder serta sudut kemiringan maksimal ladder.

Sedangkan untuk kemampuan hisap materialnya dilihat dari kapasitas hisap per

jam dari pompa tanah yang digunakan pada pipa hisap.

5.1.1 Prinsip Kerja Penggalian KIP Timah

Pada Kapal Isap Produksi (KIP) ini terdapat 4 buah gaya yang

bekerja ketika menggali tanah. Gaya-gaya yang bekerja adalah sebagai

berikut:

1. Gaya putar cutter

Kecepatan putaran maksimum cutter yang digunakan Kapal Isap Produksi

(KIP) adalah 24 rpm, dimana gaya putar ini berfungsi untuk memberaikan

lapisan tanah agar mudah dihisap oleh pompa tanah.

2. Gaya tekan ladder

Gaya tekan ladder berfungsi untuk membantu memberikan gaya tekan

ke ujung cutter, sehingga penggalian tanah menjadi lebih optimal.

3. Gaya isap pompa tanah

4
Gaya isap dari pompa tanah adalah gaya yang dapat menghisap tanah

yang terberai, gaya ini juga dapat memperlemah dinding tanah yang

belum digali sehingga dapat runtuh dengan sendirinya sehingga

mempermudah cutter untuk memberainya.

4. Gaya dorong propeller swing

Propeller swing adalah alat yang digunakan untuk mennggerakan Kapal

Isap Produksi (KIP). Gerakan ini dapat berupa gerakan memutar ataupun

maju mendorong ke depan. Dengan gerakan ini memberikan gaya dorong

untuk menekan ujung cutter ke arah kiri atau kanan terhadap tanah yang

akan digali.

5.1.2 Metode penggalian KIP Timah

Penggalian merupakan salah satu kegaitan utama di dalam

penambangan. Penggalian yang efektif dan efisien menentukan besarnya

laju tanah yang mampu dipindahkan. Metode penggalian yang digunakan

pada KIP terbagi menjadi tiga, yaitu metode rotary, spudding, dan metode

kombinasi.

a. Metode Rotary

Metode ini dilakukan dengan cara mengoperasikan KIP dengan

gerakan memutar hingga 360° pada saat melakukan penggalian. Metode

rotary biasanya dilakukan saat pertama membuat kolong bukaan dengan

5
mengupas tanah atas hingga mencapai kaksa yang mengandung banyak

timah.

b. Metode Spudding

Metode ini dilakukan dengan cara mengoperasikan KIP dengan

gerakan memutar dengan sudut putaran sebesar 90° hingga 180°. Metode

ini cukup efektif untuk mengantisipasi arus yang kuat, bahkan bisa

digunakan sewaktu menghadapi angin kencang atau gelombang yang agak

besar.

c. Metode Kombinasi

Sistem penggalian kombinasi merupakan gabungan dari sistem

rotary dan sistem spudding. Metode rotary digunakan untuk mengupas

lapisan tanah atas lalu dilanjutkan dengan metode spudding untuk

menggali lapisan kaksa yang bertimah sambil bergerak maju sesuai dengan

arah sebaran timah.

5.1.3 Sistem Kerja Penggalian KIP Timah

Sistem kerja penggalian KIP dilakukan dengan beberapa sistem,

menurut situasi dan kondisi kerja daerah tersebut, antara lain: Penggalian

cadangan dengan kondisi ketebalan tanah lebih tipis dari ketebalan air

(1:3), ketebalan tanah 10 m dan kedalaman air 30 m. Pada keadaan situasi

6
seperti ini sistem kerja penggalian KIP dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

1. Posisikan cutter pada titik lubang bor yang akan digali memakai alat

bantu Global Positioning System (GPS).

2. Ladder diarahkan sedemikian rupa hingga menyentuh lapisan tanah

(pada tengah-tengah lingkaran tersebut).

3. Lingkari dulu titik bor tersebut dengan memutar kapal, dan semua

pergerakan KIP akan terlihat pada monitor GPS

4. Penggalian sudah dapat dimulai dengan cara menjalankan cutter

ditambah dengan menekan ladder dan memutar ponton KIP, pengerjaan

tersebut dapat juga dinamakan pengeboran.

5. Hasil dari pengeboran (tanah yang dihisap) akan dialirkan ke saringan

putar menggunakan pompa isap, dan dapat terlihat dari monitor saringan

putar (dilihat dari ruang komando).

6. Pada penggalian awal (pengeboran awal) buatlah lubang sebagai titik

perputaran (striping) agar posisi cutter tidak mudah keluar dari lubang

tersebut karena pergerakan KIP.

7. Setelah mencapai titik lingkaran penuh berbentuk lubang, maka

kedalaman titik lingkaran penuh berbentuk lubang, maka kedalaman

ladder (kedalaman penggalian) dapat ditambah dalam, dengan

memperhatikan volume tanah pada saringan putar.

7
8. Penekanan ladder sangat tergantung dengan kemampuan isap, kapasitas

saringan putar, kekerasan lapisan tanah dan kemampuan dari pisau

cutter

9. Apabila cutter belum mencapai kong, sedangkan ponton berat untuk

diputar, maka penggalian bisa dialihkan pada penggalian awal untuk

memperlebar bukaan kolong yang pertama, untuk memperlebar bukaan

pertama, penggalian bisa dilakukan dengan sistm maju mundur

memakai propeller belakang.

Makin dalam kaksa yang akan dicapai, pembukaan kolong bagian atas

harus makin luas.

5.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Penggalian

Dalam aktivitas penggalian dengan menggunakan KIP Timah

sangat ditentukan oleh faktor manusia, lingkungan, dan teknologi yang

tersedia. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penggalian

dengan menggunakan KIP, antara lain sebagai berikut :

a. Jenis lapisan

Jenis lapisan tanah sangat menentukan proses dan mekanisme

penggalian. Pada jenis lapisan tanah yang gampang terberai, KIP tidak

akan menemukan kesulitan dalam melakukan penggalian, sebab talud atau

dinding tanah yang berada di depan dinding cutter akan sedikit demi sedikit

runtuh dan akan dihisap oleh pompa hisap. Tetapiapabila ditemukan jenis

8
lapisan tanah keras yang susah diberai seperti lapisan lempung liat, maka

KIP harus memperlebar lubang galian untuk menghindari terjadinya

runtuhan sekaligus dari talud atau dinding tanah yang dapat yang

berpotensi menimbun ladder. Maka cutter harus digerakkan secara

perlahan agar tidak terjadi runtuhan.

b. Kedalaman galian

Dengan panjang ladder 58 m, kedalaman gali ideal KIP adalah 45-

50 m dengan asumsi sudut penunjaman ladder maksimum 50-60°. Untuk

mencegah agar KIP tidak kandas akibat penimbunan tanah tailing, maka

kedalaman minimum yang ideal untuk digali 20 m, dengan perbandingan

tebalnya ketinggian air dan tanah adalah 1 : 1.

c. Sudut putaran KIP

Pada penggalian lubang awal, KIP terus berputar searah atau

berlawanan arah jarum jam hingga mencapai kong (bedrock). Untuk

memperlebar kolong kerja, KIP berputar 90°- 180° berlawanan arah jarum

jam mengikuti alur dari penyebaran bijih timah.

d. Tebal lapisan

Tebal lapisan tanah ideal untuk digali oleh KIP adalah sebear 0- 20

meter. Pada kedalaman ini untuk jenis material lepas kemungkinan terjadi

9
longsoran yang mengakibatkan ladder tertimbun masih sangat kecil.

Apabila tebal lapisan tanah lebih dari 20 m, kemungkinan ladder tertimbun

tanah runtuhan akan semakin besar, terutama jika jenis tanah yang digali

adalah tanah keras yang tidak mudah runtuh, maka kondisi ini akan sangat

berbahaya bagi ladder.

e. Ruang buang tailing

Ruang buang tailing bergantung pada kedalaman ladder. Semakin

dalam ladder atau semakin besar sudut kemiringan ladder, maka jari-jari

ruang buang tailing akan semakin kecil.

VI. METODOLOGI PENELITIAN

Metoda yang digunakan oleh penulis adalah :

1. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data
Jenis data untuk penulis ini diambil dari data primer dan data sekunder.
b. Sumber Data

Sumber Data yang digunakan terdiri dari :

1. Data Primer, yaitu data pengamatan yang didapat langsung dari lapangan
dan dari hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari data penelitian perusahaan,
literatur-literatur yang di pelajari dan bahan bacaan lain yang berkaitan
dengan permasalahan.

10
2. Metode Pngumpulan Data

Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu :

a. Studi Keperpustakaan, dimaksudkan untuk mendapatkan data sekunder, yaitu

perundang-undangan, literatur-literatur, hasil penelitian, karya ilmiah, majalah

pertambangan.

b. Studi Lapangan, dimaksudkan untuk memperoleh data primer, yaitu data yang

berkaitan dengan praktek-praktek penambangan.

3. Pengolahan Data

Pada tahap ini dilakukan analisis data dan selanjutnya setelah data

terhimpun lalu menyusun secara sistematis, faktual dan cermat dalam bentuk

laporan Tugas Akhir.

4. Metode Analisis Data

Data hasil penelitian ini dianalisis secara kuantitatif, yaitu apa yang

dinyatakan oleh narasumber baik secara lisan maupun secara tulisan serta data

sekunder dipelajari sebagai satu kesatuan yang utuh, kemudian diatur, dipilih dan

ditambah asumsi kemudian untuk memperoleh suatu kesimpulan.

Untuk menarik kesimpulan digunakan pola pikir secara deduktif, yaitu

pola pikir yang bertolak ari teori atau hal – hal yang bersifat umum untuk ditarik

suatu kesimpulan yang bersifat khusus.

11
VII. RENCANA JADWAL PENELITIAN

Rencana kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan di PT PT. TIMAH

(PERSERO) Tbk adalah selama 8 minggu yaitu pada 1 April 2018 sampai dengan bulan

31 Mei 2018. Dengan rincian kegiatan di bawah ini. Adapun perincian rencana kegiatan

selama penelitian adalah sebagai berikut:

Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4
Registrasi dan Induksi
1
K3
2 Orientasi Lapangan
Pengumpulan data-
data Penunjang
3
Kegiatan dan Studi
Literatur
Pengamatan dan
4 Pengambilan data
Kegiatan di Lapangan

5 Pengolahan Data
6 Penulisan Laporan
7 Evaluasi

12
VIII. PESERTA

Mahasiswa Program Studi Teknologi Pertambangan Mineral, Politeknik Geologi

dan Pertambangan “AGP” Bandung yang akan melaksanakan Tugas Akhir :

Nama : Yusmar Arif Rahman

NPM : 12051529

Alamat : Kampus Politeknik Geologi dan Pertambangan “AGP”

Jalan Sulaksana No.21 Bandung

Email : yusmararif123@gmail.com

Tlp/Hp : 089523307633

13
IX. PENUTUP

Demikianlah proposal usulan kegiatan Tugas Akhir yang akan dilaksanakan di PT

Pama Persada Nusantara Bontang, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur. Semoga

usulan kegiatan ini mendapat sambutan yang baik dari pihak perusahaan. Untuk

kelancaran kegiatan di lapangan, penulis mengharapkan bantuan/dukungan moril maupun

materil dari pihak perusahaan sehingga tersusunya laporan Tugas Akhir.

Besar harapan penulis untuk dapat melaksanakan penelitian Tugas Akhir ini di PT

Pama Persada Nusantara Bontang yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

dalam penambangan batubara di Indonesia.

Bandung, Februari 2018

Hormat Penulis,

Yusmar Arif Rahman


12051529

14
DAFTAR PUSTAKA

Sahminan, Sahruddin. 2009, Diktat Kuliah Teknik Pelaporan, Bandung : Politeknik

Geologi dan Pertambangan “AGP”

Anonim. 2008.Buku Spesifikasi KIP Timah 10-14. Pangkalpinang : PT. Timah (Persero)
Tbk

15
LAMPIRAN

SISTEMATIKA PELAPORAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud dan Tujuan

1.3 Rumusan Masalah

1.4 Batasan Masalah

1.5 Metodologi Penelitian

1.6 Sistematika Laporan

BAB II TINJAUAN UMUM

2.1 Profil Perusahaan

2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah

2.3 Iklim dan Curah Hujan

2.4 Keadaan Geologi

2.5 Topografi

2.6 Sistem Penambangan

2.7 Struktur Organisasi

BAB III DASAR TEORI

3.1 Pompa Underwater

16
3.2 Komponen-komponen Pompa underwater

3.3 Prinsip Kerja Pompa Underwater

3.4 Aspek-aspek Yang Mempengaruhi Kinerja Pompa

3.5 Monitor

3.6 Jenis Lapisan yang Dikeruk

3.7 Pola Penggalian

3.8 Sistem Penggalian

3.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pompa

3.10Pencucian di Kapal Isap Produksi

3.11Mekanisme Pencucian

3.12Proses Pengangkutan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Pompa Underwater

4.2 Komponen-komponen Pompa underwater

4.3 Prinsip Kerja Pompa Underwater

4.4 Aspek-aspek Yang Mempengaruhi Kinerja Pompa

4.5 Monitor

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pompa Underwater

5.2 Prinsip Kerja Pompa Underwater

17
5.3 Perbandingan Kompartemen

5.4 Monitor

5.5 Pembahasan Dari Hasil Yang di Dapat Pada Perhitungan

BAB VI SIMPULAN dan SARAN

6.1 Simpulan

6.2 Saran

BAB VII PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

18

Anda mungkin juga menyukai