A. RUMAH SAKIT
1. Gambaran Umum Rumah Sakit dan Ruang Praktek
a. Sejarah Singkat
RSUD Waluyo Jati Kraksaan adalah rumah sakit kelas C milik
pemerintah kabupaten probolinggo yang terletak di kraksaan,
probolinggo. Sebelum RSUD Waluyo Jati berdiri, pada tahun 1979
pemerintah daerah Tk.II kabupaten Probolinggo memiliki sarana
kesehatan umum yang melayani perawatan rawat inap yang berlokasi
dijalan alun-alun no.1 kraksaan. Sehubungan dengan areal tanah yang
sempit dan bangunan yang tidak memadai lagi, maka perlu
dikembangkan untuk menjadi suatu rumah sakit yang layak dalam
memberikan pelayanan yang memadai kepada masyarakat. Atas
pertimbangan tersebut pemerintah daerah kabupaten Probolinggo
bertekat membangun rumah sakit baru yang lebih memadai.
Rumah sakit umum baru dengan nama RSUD Waluyo Jati
Kraksaan diresmikan oleh gubernur daerah tingkat I Jawa Timur pada
tanggal 06 januari 1982 dan berlokasi di Jl. dr.Soetomo No.1, Desa
Kandang Jati Kulon Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo,
dengan luas areal tanah 35.000 m2.
Seiring dengan perkembangan jaman pada tahun 2002 berdasarkan
peraturan daerah Kabupaten Probolinggo Nomor: 10 tahun 2002,
RSUD Waluyo Jati telah berstatus swadana dengan berbentuk Badan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat (BPKM). Selanjtnya berdasarkan
Keputusan Bupati Probolinggo Nomor: 445/1001/426.12/2010 tanggal
31 Desember 2010, RSUD Waluyo Jati Kraksaan menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
RSUD Waluyo Jati Kraksaan dari tahun ke tahun telah mengalami
banyak perkembangan dan kemajuan baik dari segi pelayanan, sarana
prasarana maupun fisik bangunan rumah sakit, hal tersebut tidak
terlepas dari peran direktur yang menjabat di RSUD Waluyo Jati
Kraksaan. Berikut direktur yang pernah menjabat di RSUD Waluyo
Jati Kraksaan :
1. dr. Muhidin Razak
2. dr. R.I.Wirjono
3. dr. Mohammad Zain
4. dr. Hariyadi Santoso, MM
5. dr. Shodiq Tjahjono, MMKes
6. dr. Anang Budi Joelianto, MMKes
7. Slamet Riyadi, SH, M.Si
8. dr. Endang Astuti, MM
Dengan semakin berkembangnya RSUD Waluyo Jtai Kraksaan,
diharapkan dapat semakin memberikan pelayanan yang terbaik untuk
masyarakat, khususnya masyarakat Kabupaten Probolinggo.
b. Motto
“Professional-Ramah-Ikhlas-yes”
c. Visi
“Terwujudnya pelayanan kesehatan di RSUD Waluyo Jati Kraksaan
yang profesional, bermutu, adil, modern, ramah lingkungan dan
diminati.”
d. Misi
“Memberi pelayanan kesehatan yang bermutu didukung sumber daya
yang optimal dan profesional.”
e. Tujuan
RSUD Waluyo Jati Kraksaan bertujuan :
1. Meningkatkan pelayanan yang bermutu di rumah sakit.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM rumah sakit.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit.
4. Meningkatkancash flow keuangan rumah sakit.
B. RUANG MAWAR
Gambaran Umum Mawar
Ruang Mawar merupakan ruang khusus yang menangani pasien
dengan penyakit dalam pada wanita. Ruang Mawar dipimpin oleh
seorang kepala ruang dengan pendidikan terakhir S1 Keperawatan.
Ruang Mawar dibagi menjadi 2 ruang yaitu Ruang Mawar dengan
penyakit dalam dan Ruang paru . Ruang Mawar dengan penyakit
dalam memiliki 9 ruangan dengan 36 bed , dan diruang paru memiliki
2 ruangan dengan 6 bed.
Ruang Mawar menangani pasien dengan penyakit paru, penyakit
dalam, saraf, THT.
C. Pengumpulan Data
1. Data Umum
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 14 agustus 2017 yang
meliputi ketenagaan, sarana dan prasarana, sumber keuangan, dan
pemasaran. Data yang didapat dianalisis menggunakan Analisis
SWOT sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian
dipilih satu sebagai prioritas masalah.
a. Tenaga dan Pasien (M1 – Man)
Setelah di lakukan pengkajian pada tanggal 14 – 16 agustus
2017 keterangan perawat mencangkup jumlah tenaga keperawatan
dan non keperawatan, keunggulan dari ruang Mawar salah satunya
adalah telah menerapkan management asuhan keperawatan
rofessional (MAKP) Tim dalam pelaksanaan proses keperawatan.
Ruang Mawar memiliki tenaga perawat 17 perawat dan 3 non
keperawatan.
3. Fasilitas
a. Fasilitas Untuk Pasien
Tabel. Daftar fasilitas untuk pasien ruang Mawar RSUD
Waluyo Jati:
No Nama barang jumlah Kondisi Ideal Usulan
1. Tempat Tidur 42 Baik 1:1 -
2. Lemari 42 Baik 1:1 -
3. Wastafel 13 12 Baik 1/ruangan Perlu
1 Rusak Di
tambai
4. Kipas Angin 25 Baik 2/ruangan -
5. Kursi roda 2 Baik 3-4 -
10. Kamar mandi 13 Cukup 1/ruangan -
dan wc baik Kecuali
kelas 3
2/ruangan
11. Timbangan 2 Baik 1-2 -
e. Pembiayaan (M4-Money)
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada kepala
ruangan Mawar bahwa sistem administrasi terpusat di loket.
Pengelolaan keuangan dan dana ruangan di atur oleh rumah sakit
dan ada pengelolaan dana secara mandiri (uang kas) ruang Mawar,
yang biasa dilakukan sebulan sekali dengan cara iuran dari masing-
masing tenaga perawat diruang Mawar.
f. Pemasaran (M5-MUTU)
1. Pasien Savety
Sasaran 1 : Ketepatan Identifikasi
Elemen penilaian sasaran 1 :
Pasien diidentifikasi menggunakan dua identifikasi
pasien,tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi
pasien.
Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau
produk darah.
Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan
spesimen lain untuk pemeriksaan klinis.
Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan
tindakan / prosedur.
Sasaran II : Peningkatan Komunikasi Efektif
Elemen penilaian sasaran II :
Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau
hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima
perintah.
Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau
hasil pemeriksaan dibicarakan secara lengkap oleh penerima
perintah.
Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi
perintah atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan.
Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksaan verifikasi
keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara
konsisten.
Sasaran III : Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu
Diwaspadai (High Alert)
Elemen penilaian sasaran III :
Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan agar memuat
proses identifikasi,menetapkan lokasi, pemberian label dan
penyimpanan elektrolit kosentrat
Implementasi kebijakan dan prosedur.
Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien
kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil
untuk mencegah pemberian yang kurang hati-hati di area
tersebut sesuai kebijakan.
Sasaran IV: Kepastian Tepat – Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-
Pasien Operasi.
Elemen penilaian sasaran IV :
Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan
dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan
pasien didalam proses penandaan.
Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain
untuk memverifikasi saat pre operasi tepat-lokasi,tepat
prosedur,dan tepat-pasien dan semua dokumen serta peralatan
yang diperlukan tersedia,tepat dan fungsional.
Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat
prosedur sebelumnya insisi / time out tepat sebelum
dimulainya suatu prosedur tindakan pembedahan.
Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung
suatu proses dikembangkan untuk memastikan tepat-lokasi,
tepat-prosedur, dan tepat-pasien,termasuk prosedur medis dan
dental yang dilaksanakan diluar kamar operasi.
Sasaran V: Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan
Kesehatan
Elemen penilaian sasaran V :
Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand
hygiene terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara
umum (WHO guidelines on Patient Safety).
Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang
efektif.
Kebijakan dan atau prosedur di kembangkan untuk
mengarahkan pengurangan secara berkelanjutan resiko dari
infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
Sasaran VI: Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
Elemen penilaian sasaran VI :
Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal atas pasien
terhadap resiko jatuh dan melakukan asesmen ulang bila pasien
diindikasikan terjadi perubahn kondisi atau pengobatan dan
lain-lain.
Langkah – langkah diterapkan untuk mengurangi resiko
jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen dianggap beresiko
jatuh.
Langkah-langkah dimonitor hasilnya,baik
keberhasilan,pengurangan cedera akibat jatuh dan dampak dari
kejadian yang tidak diharapkan.
Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk
mengarahkan pengurangan berkelanjutan resiko pasien cedera
akibat jatuh di rumah sakit.
2. Kepuasaan savety
3. Kenyaman
4. Kecemasan
5. Perawatan
6. Mengetahui perilaku kekerasan.
D. Analisis SWOT
Identifikasi Situasi Ruangan Berdasarkan Pendekatan Analisis SWOT
Internal
T W
Eksternal
O
Internal Faktor (IFAS) Internal Faktor Eksternal Faktor Eksternal Faktor
STRENGHT (IFAS) (EFAS) (EFAS)
WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED
E. Identifikasi Masalah
Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT maka
kelompok dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Kurangnya kesesuaian pelaksanaan prosedur injeksi IV berdasarkan SOP
2. Kurangnya kesesuaian pelaksanaan prosedur rawat luka berdasarkan SOP
F. Plan Of Action / Rencana Tindakan
No Program Data Tujuan Kegiatan Indikator Wakt Penang
keberhasilan u gung
jawab
1 M3-Metode Sebagia Meningka Melakukan Terjalin Ming Mahasis
n tkan mutu prosedur kerjasama gu wa
3. Kurangnya perawat asuhan injeksi IV yang baik I-V Stikes
Hafsha
kesesuaian tidak keperawat berdasarkan antara
waty
menggu an sesuai SOP perawat Zainul
pelaksanaan Melakukan
nakan dengan ruangan Hasan
prosedur pengalas standart prosedur dan Genggo
injeksi IV saat operasion rawat luka meningka ng
injeksi al berdasarkan tnya Probolin
berdasarkan SOP ggo
dan prosedur kepuasan
SOP (17%) rawat (SOP) Meningkatka pasien
luka n terhadap
dan
Sebagia pengetahuan pelayanan
Kurangnya dan
n keperawat
kesesuaian perawat pengalaman an di
pelaksanaan tidak perawat ruang
member dengan Mawar
prosedur praktik
sihkan Meningka
rawat luka area MAKP tnya mutu
berdasarkan penusuk asuhan
an keperawat
SOP (28%)
dengan an sesuai
alkohol standart
swab operasion
Sebagia al
n prosedur
perawat dalam
pernah setiap
tidak tindakan
memaka yang
i baki dilakukan
obat oleh
Sebagia perawat
n
perawat
tidak
menggu
nakan
handsco
on saat
injeksi
Sebagia
n alat
tidak
tersedia
seperti
pinset
sirugis,
handsco
on steril