PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang makalah diatas maka rumusan masalah makalah ini
adalah
1. Apa pengertian managemen keuangan?
2. Apa fungsi dan tujuan manajemen keuangan?
3. Bagaimana mekanisme, penerimaan, pencatatan, penyimpanan dan
pertanggung-jawaban serta pengawasan keuangan di Sekolah ?
4. Apa itu sumber dana keuangan sekolah?
5. Bagaimana Penyusunan RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan Belanja
Sekolah?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
perencanaan, pembukuan,pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban
keuangan sekolah.
H.M.Darwanto mengemukakan bahwa menejemen keuangan sekolah
adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan /diusahakan
secara sengaja dan sungguh-sungguh, serta pembinaan secara kuntinyu terhadap
biaya operasional sekolah sehingga kegiatan pendidikan lebih efektif dan efesien
serta membantu pencapaian tujuan pendidikan.
1Kadarman Jusuf, Pengantar Ilmu Manajemen, ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992) hal: 18
4
Secara tegas tidak ada rumusan yang sama dan berlaku umum untuk fungsi
manajemen2.
5
segala aktivitas kita sesuai dengan kemampuan, sebagaimana firmannya
dalam Al-Qur’an surah al-Zumar ayat : 39, terjemahnya sebagai berikut :
”Katakanlah: "Hai kaumku, Bekerjalah sesuai dengan keadaanmu,
Sesungguhnya Aku akan bekerja (pula), Maka kelak kamu akan
mengetahui”.4
3. Pelaksanaan (Actuating)
Ada beberapa istilah yang sama dalam pengertian actuating. Istilah
tersebut adalah motivating (usaha memberikan motivasi kepada seseorang
untuk melaksanakan pekerjaan), directing (menunjukan orang lain supaya
mau melaksanakan pekerjaan), staffing (menempatkan seseorang pada suatu
pekerjaan dan bertanggung jawab pada tugasnya), dan leading (memberikan
bimbingan dan arahan kepada seseorang sehingga mau melakukan pekerjaan
tertentu).5 Pergerakan dalam sistem manajemen pendidikan islam adalah
dorongan yang didasari oleh prinsip-prinsip religius kepada orang lain,
sehingga orang tersebut mau melaksanakan tugasnya dengan sungguh-
sungguh dan semangat.
4. Pengawasan (Controlling)
Menutut Nanang Fattah ada beberapa kondisi yang harus
diperhatikan supaya pengawasan dapat berfungsi efektif antara lain: (a)
Pengawasan harus dikaitkan dengan tujuan dan kriteria yang dipergunakan
dalam sistem pendidikan yaitu: relevansi, efektivitas, efisiensi, dan
produktivitas; (b) Pengawasan harus disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan
organisasi; (c) Pengawasan hendaknya mengacu pada tindakan perbaikan.
Pengawasan dilakukan agar pelaksanaan di lapangan sesuai dengan
program dan mekanisme yang sudah diatur. Namun gaya kepemimpinan
seorang leader dalam mengontrol akan mempengaruhi kualitas controlling
tersebut. Sebagaimana pendapat Nanang Fattah di atas, bahwa fungsi
controlling yang dilakukan seorang leader harus berorientasi pada tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
6
Bersumber dari Wikipedia tentang fungsi menejemen keuangan kemudian
dientegrasikan dalam fungsi menejemen keuangan sekolah yaitu :
Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan
serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan
dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana sekolah untuk
memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang
ada untuk operasional kegiatan sekolah.
Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana sekolah serta menyimpan
dan mengamankan dana tersebut.
Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas
keuangan dan sistem keuangan pada sekolah.
Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan
sekolahyang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi
keuangansekolah sekaligus sebagai bahan evaluasi.
7
Biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh masyarakat bukan orang tua/wali
siswa, misalnya sponsor dari lembaga keuangan dan perusahan, sumbangan
perusahaan industri, lembaga sosial donatur, tokoh masyarakat, alumni, dsb.
8
2.4 Besar dana BOS yang diterima oleh sekolah
Besar dana BOS yang diterima oleh sekolah dibedakan menjadi dua
kelompok sekolah sebagai berikut.
1. Sekolah dengan jumlah peserta didik minimal 60, baik untuk SD/SDLB
maupun SMP/SMPLB/Satap BOS yang diterima oleh sekolah, dihitung
berdasarkan jumlah peserta didik dengan ketentuan:
a. SD/SDLB : Rp 800.000,-/peserta didik/tahun
b. SMP/SMPLB/SMPT/Satap : Rp 1.000.000,-/peserta didik/tahun
2. SD/SDLB/SMP/SMPLB/Satap dengan jumlah peserta didik di bawah 60
(sekolah kecil) Bagi sekolah setingkat SD dan SMP dengan jumlah peserta
didik kurang dari 60 akan diberikan dana BOS sebanyak 60 peserta didik.
Kebijakan ini dimaksudkan agar sekolah kecil yang berada di daerah
terpencil/terisolir atau di daerah tertentu yang keberadaannya sangat
diperlukan masyarakat, tetap dapat menyelenggarakan pendidikan dengan
baik. Kebijakan ini tidak dimaksudkan untuk memunculkan sekolah kecil
yang baru. Khusus untuk Sekolah Luar Biasa (SLB), terdapat 3 (tiga)
kemungkinan yang terjadi di lapangan:
a. SDLB yang berdiri sendiri tidak menjadi satu dengan SMPLB, dana
BOS yang diterima sebesar = 60 x Rp 800.000,- atau sejumlah Rp
48.000.000,-/tahun.
b. SMPLB yang berdiri sendiri tidak menjadi satu dengan SDLB, dana
BOS yang diterima sebesar = 60 x Rp 1.000.000,- atau sejumlah Rp
60.000.000,-/tahun.
c. SLB dimana SDLB dan SMPLB menjadi satu pengelolaan, dana BOS
yang diterima sebesar = 60 x Rp 1.000.000,- atau sejumlah Rp
60.000.000,-/tahun.
9
2.4.1 Waktu Penyaluran Dana
Penyaluran dana dilakukan setiap periode 3 bulanan, yaitu periode
Januari-Maret, April-Juni, Juli-September dan Oktober-Desember. Pada
tahun anggaran 2015, dana BOS akan diberikan selama 12 bulan untuk
periode Januari sampai dengan Desember, yaitu Triwulan I (Januari-Maret),II
(April-Juni) ,III (Juli-September) dan IV(Oktober-Desember) . Bagi wilayah
yang secara geografis sangat sulit (wilayah terpencil) sehingga proses
pengambilan dana BOS oleh sekolah mengalami hambatan atau memerlukan
biaya pengambilan yang mahal, penyaluran dana BOS kepada sekolah
dilakukan setiap semester, yaitu pada awal semester.
2.4.2 Proses penyaluran dana BOS
Proses penyaluran dana BOS dari tingkat pusat sampai dengan tingkat
sekolah dilakukan 2 tahap sebagai berikut:
Tahap 1: Penyaluran dana dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke
Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) Provinsi. Mekanisme penyaluran
dana dan pelaporannya diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK).
Tahap 2: Penyaluran dana dari RKUD provinsi ke rekening sekolah.
Mekanisme Penyaluran dana dan pelaporannya akan diatur dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri.
10
5. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan
laporan hasil belajar siswa.
6. Pengembangan Profesi Guru: pelatihan KKG/MGMP dan
KKKS/MKKS.
7. Pembiayaan perawatan sekolah. Misalnya pengecatan dan perbaikan
atap bocor.
8. Pembiayaan langganan daya dan jasa: listrik, air, telepon, termasuk
untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan di sekitar sekolah.
9. Pembayaran honorarium guru dan tenaga kependidikan honorer
sekolah yang tidak di biayai pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
Tambahan intensif bagi kesejahteraan guru PNS di tanggung
sepenuhnya oleh pemerintah daerah.
10. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin.
11. Khusus untuk pesantren Salafiyah dan sekolah agama non Islam,
dana BOS dapat digunakan untuk biaya asrama/pondokan dan
membeli peralatan ibadah.
12. Pembiayaan Pengelolaan BOS: ATK, penggandaan, surat menyurat
dan penyusunan laporan.
11
suatu periode tidak harus habis dipergunakan pada periode tersebut.
Besar penggunaan dana tiap bulan disesuaikan dengan kebutuhan
sekolah sebagaimana tertuang dalam Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS).
\
2.4.5 Proses Pembukuan Dana di Sekolah
Sekolah diwajibkan membuat pembukuan dari dana yang diperoleh
sekolah untuk program BOS. Pembukuan yang digunakan dapat dengan
tulis tangan atau menggunakan komputer. Buku yang digunakan adalah
sebagai berikut.
12
Buku ini harus mencatat tiap transaksi melalui bank (baik cek,
giro maupun tunai) dan ditandatangani oleh Bendahara dan Kepala
Sekolah. Dokumen ini disimpan di sekolah dan diperlihatkan kepada
pengawas sekolah, Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan
pemeriksa lainnya apabila diperlukan.
iv.Buku Pembantu Pajak (Terlampir IV)
Buku pembantu pajak berfungsi mencatat semua transaksi yang
harus dipungut pajak serta memonitor pungutan dan penyetoran pajak
yang dipungut selaku wajib pungut pajak.
13
3. Pelayanan dan penanganan pengaduan
4. Administrasi keuangan
5. Pelaporan, serta pemajangan rencana penggunaan dan pemakaian
dana BOS.
14
3) Monitoring dilaksanakan pada saat persiapan penyaluran dana, pada
saat penyaluran dana, dan pasca penyaluran dana;
4) Monitoring dilakukan melalui kunjungan lapangan;
5) Monitoring penyaluran dana BOS dari Bank Penyalur ke sekolah
dilakukan secara online.
15
2.5 Dana sekolah dari masyarakat
Di samping dana dari pemerintah dan orangtua siswa, biaya pendidikan
dapat pula diperoleh dari sumbangan masyarakat secara perseorangan maupun
sumbangan yang melalui organisasi yang ada didalam maupun luar negeri.
Sumbangan biaya pendidikan dari masyarakat biasanya dalam bentuk barang
peralatan dan jasa yang sifatnya tidak mengikat. Sumbangan ini sulit untuk di
data, dan selalu kurang diperhitungkan dalam perencanaan biaya pendidikan.
Sumber dana dari masyarakat dapat berupa sumbangan yang tidak
mengikat baik dari perseorangan maupun dari yayasan atau perusahaan yang ada
di dalam maupun luar negeri yang mempunyai perhatian besar dan
berkepentingan terhadap pengembangan bidang pendidikan dan kebudayaan .
sumber dana ini sangat efektif untuk menunjang pelaksanaan program
pembangunan pendidikan, khususnya untuk kelancaran pelaksanaan program
pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah swasta.6
Salah satu bentuk sumbangan dari masyarakat seperti: CSR, Hibah,
Wakaf. CSR (Corporate Social Responsbility) adalah bentuk program
pertanggung jawaban perusahaan terhadap lingkungan sekitar, sederhananya
bahwa setiap bentuk perusahaan mempunyai tanggung jawab untuk
mengembangkan linkungan sekitarnya melalui program-program sosial, yang
ditekankan adalah program pendidikan dan lingkungan.
Sumber dana dari bantuan luar negeri adalah berupa pinjaman (loan), dan
hibah (grant) dari Negara asing atau dari badan-badan yang berada di luar
negeri. Dan dana bantuan luar negeri digunakan untuk membantu menunjang
perwujudan pelaksanaan program-program pembangunan pendidikan di
Indonesia. Bantuan dalam bentuk pinjaman merupakan penerimaan Negara baik
dalam bentuk devisa, jasa maupun barang atau peralatan yang diperoleh dari
Negara asing, dari lembaga keuangan internasional, dan dari badan internasional
lainnya yang harus dibayar kembali. Sedangkan bantuan dalam bentuk hibah
adalah setiap penerimaan Negara baik dalam bentuk devisa, jasa maupun barang
16
atau peralatan yang diperoleh dari Negara asing dan dari badan internasional
lainnya yang tidak harus dibayar kembali.
17
Instruksi bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan
Menteri Dalam Negeri No. 29 tahun 1974 tentang pembentukan
Badan Pembantu Penyelenggara.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No.293/102.F/0/1986, tentang petunjuk pelaksanaan dan penggunaan
sumbangan BP3.
Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat No. 835/102/Kep/B/1994
tanggal 28 Oktober 1994.
Secara garis besar, kegiatan RAPBS dilakukan agar rencana penerimaan dan
pengeluaran dana sekolah atau madrasah dapat dikontrol dengan baik 9. Adapun
secara rinci, RAPBS berfungsi untuk:
Menurut TIM FKIP UMS (2004), tujuan RAPBS adalah sebagai berikut:
Memberikan informasi dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai
alokasi sumber daya organisasi
Membantu dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh sekolah serta
kemampuan sekolah memberikan pelayanan
Membantu menilai kinerja organisasi sekolah atas pelaksanaan tanggung
jawabnya
Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi sekolah selama satu periode.
Pengukuran secara periodik atas perubahan jumlah dan keadaan sumber
9 Baharuddin & Makin. 2010. Manajemen pendidikan islam, Malang: UIN Maliki Press
18
kekayaan bersih, informasi mengenai usaha dan hasil pelayanan yang berguna
untuk menilai kerja
Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi sekolah memperoleh
dan membelanjakan sumber daya kas
Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai dalam
memahami informasi keuangan yang diberikan.
Bila sikap ini benar-benar dilaksanakan oleh para manajer lembaga pendidikan,
maka RAPBS ini akan membantu kemajuan lembaga pendidikan yang dipimpin
tersebut. Untuk itulah, maka setiap sekolah menyusun RAPBS sebagai acuan kegiatan
yang terkait dengan pendanaan. Sebenarnya, dengan adanya RAPBS ini sekolah dapat
mengeksplorasi kemampuan dirinya dan menyeimbangkan dengan alokasi dana yang
ada. Dengan cara ini, setiap program sekolah sudah terback up dalam RAPBS tersebut.
2.6.2 Bentuk-bentuk anggaran dalam RAPBS
Anggaran RAPBS berupa bentuk-bentuk anggaran dari berbagai
macam lembaga atau perseorangan. Berikut ini bentuk-bentuk anggaran
untuk menunjang keberlangsungan pembelajaran siswa antara lain:
19
RAPBS memiliki prinsip-prinsip dalam penyusunannya, yaitu:
a. RAPBS harus benar-benar difokuskan pada peningkatan
pembelajaran murid secara jujur, bertanggungjawab, dan
transparan.
b. RAPBS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas, dan
dipajang di tempat terbuka di sekolah.
c. Dalam menyusun RAPBS, sekolah sebaiknya secara saksama
memprioritaskan pembelanjaan dana sejalan dengan renacana
pengembangan sekolah.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan RAPBS adalah harus
adanya pemenuhan biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan sekolah atau
madrasah setiap tahunnya.RAPBS ini pun dituntut mencakup semua anggaran kegiatan
rutin dan biaya penting lainnya, agar kesemuanya itu dapat dilaksanakan satu
tahun.Suatu hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan RAPBS adalah harus
menerapkan prinsip anggaran berimbang, artinya rencana pendapatan dan pengeluaran
harus berimbang agar tidak terjadi anggaran pendapatan minus. Penyusunannya
hendaknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Rencana tersebut setelah dibahas dengan pengurus dan komite sekolah, maka
selanjutnya ditetapkan sebagai anggaran pendapatan dan belanja sekolah (APBS). Pada
setiap anggaran yang disusun perlu dijelaskan apakah rencana anggaran yang akan
dilaksanakan merupakan hal baru atau kelanjutan atas kegiatan yang telah dilaksanakan
dalam periode sebelumnya dengan menyebut sumber dana sebelumnya. Setiap anggaran
yang disusun untuk kegiatan-kegiatan di lingkungan sekolah, paling tidak harus memuat
20
informasi- informasi berikut, yaitu: informasi rencana kegiatan, uraian kegiatan
program, informasi kebutuhan, data kebutuhan harga satuan, jumlah anggaran, dan
sumber dana. Di dalam pembuatan RAPBS melibatkan beberapa unsur, diantaranya:
pihak sekolah, orangtua murid dalam wadah komite sekolah, dinas pendidikan kota,
pemerintah kota. Semua komponen ini adalah pihak-pihak yang terkait langsung dengan
operasional sekolah sesuai kependudukan dan kapasitas. Berikut langkah-langkah
penyusunan RAPBS menjadi APBS:
1. RAPBS disusun oleh sekolah dan pengurus BP3 atau komite sekolah
2. Setelah selesai dirumuskan selanjutnya RAPBS dikirim ke kantor departemen
pendidikan nasional kota untuk mendapatkan persetujuan
3. Oleh pemerintah RAPBS diteliti di Kandep Diknas oleh pengawas dan Kasubag
keuangan serta Kasubag PRP, serta Subag yang relefan, kemudian dikirim
kembali kesekolah setelah mendapat refisi.
4. Sekolah mengadakan rapat dengan BP3 atau komite sekolah
5. RAPBS disetujui oleh sekiolah setelah mendapat kesepakatan dalam rapat
anggota BP3
6. RAPBS berubah menjadi APBS setelah di sahkan oleh kepala Kandep Diknas
kota.
7. APBS yang sudah disahkan dikirim kembali kesekolah dan APBS ini yang
dijadikan acuan pembiayaan sekolah
8. Rekapitulasi ini dikirim ke wali kota setelah itu dikirim ke Diknas provinsi.
RENCANA
RENCANA PENGGUNAAN
PENDAPATAN
NO
URAIAN WAKTU
SUMBER DANA JUMLAH NO PROGRAM JUMLAH KET
KEGIATAN PELAKSANAAN
1 Spp 620.000 1 Kurikulum 1.1. intra
a. Pelaksanaan
2
Sumbangan BP3 - KBM juli-juni 800.000
3 Sumbangan dana 239.000 b. Diklat/seminar Incidental 500.000
21
pemeliharaan
gedung
4 Bantuan pemerintah c. Persiapan Incidental 100.000
1.2. non
a. Gaji guru PNS 950.000 kurikulum
a. Lomba KB
b. Insentif guru swasta 550.000 PAUD Agustus-Mei 100.000
JATENG
c. Honor guru - b. Pentas seni Juli-Agustus 100.000
5 Sumbangan dari lain-lain
Agustus,
2.1. H.B.
a. Uang kegiatan 468.000 2 Hari besar Desember, 100.000
Nasional
April
b. Uang majalah 320.000 2.2. H.B. Agama Juli, Agustus 50.000
JUMLAH 3,147.000 JUMLAH 1.750.000
BAB III
22
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajemen sekolah yang
akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Manajemen
keuangan merupakan tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi
pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan. Dengan
demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangakaian aktivitas
mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan,
pengawasan dan pertanggung jawaban keuanagan sekolah.
Pengelolaan administrasi keuangan sekolah perlu dengan perencanaan yang
sebaik-baiknya karena perencanaan akan menjadi peta atau pedoman jalannya pedoman
administrasi keuangan sekolah. Pengelolaan administrasi keuangan juga perlu
menerapkan prinsip-prinsip agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuai
perencanaan, dapat berjalan dengan transparan, efektif dan efisien, serta dapat
dipertanggungjawabkan
RAPBS adalah anggaran terpadu antara penerimaan dan penggunaan dana serta
pengelolaannya dalam memenuhi seluruh kebutuhan sekolah selama satu tahun
pelajaran berjalan. Penyusunan RAPBS harus melibatkan kepala sekolah, guru, komite
sekolah, staf TU dan komunitas sekolah, yang berfungsi untuk menggunakan dana
secara jujur dan terbuka, mengembangkan dana secara produktif, dan mempertanggung
jawabkan dana secara objektif.
DAFTAR PUSTAKA
23
Abuddinata, 2003. Manajemen pendidikan. Bogor: Kencana.
Baharuddin & Makin. 2010. Manajemen Pendidikan Islam, Malang: UIN Maliki Press.
Juknis Dana BOS 2017-
Buletin Teknis Nomor 21 tentang Akuntansi Transfer Berbasis Akrual
Interpretasi Standar Akntansi Pemerintahan Nomor 02 tentang Pengakuan Pendapatan
yang Diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah
24