Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pendidikan merupakan upaya untuk membangun dan meningkatkan
mutu peserta didik menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan,
sehingga perlu disadari bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat
fundamental bagi setiap individu. Untuk tercapainya tujuan pendidikan maka
sangat penting mengelolah pendidikan dengan baik agar mencapai tujuan yang
efektif dan efesien. Oleh karena itu, pendidikan pun memerlukan adanya
menejemen pendidikan yang berupaya mengoordinasikan semua elemen
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.para pakar administrasi
pendidikan telah mencoba mengklasifikasi eleme-elemen tersebut menjadi
beberapa gugusan substansi pendidikan. Mereka mengelompokkanya menjadi
enam gugusan substansi, yaitu gugusan-gugusan substansi (1) kurikulum atau
pembelajaran; (2) kesiswaan; (3) kepegawaian; (4) sarana dan prasarana; (5)
keuangan; dan (6) lingkungan masyarakat.
Dari berbagai subtansi menejemen sekolah, subtansi yang juga dianggap
penting adalah menejemen keuangan sekolah. Masalah keuangan merupakan
masalah yang cukup mendasar di sekolah. Karena seluruh komponen pendidikan
di sekolah erat kaitannya dengan komponen keuangan sekolah. Meskipun tidak
sepenuhnya masalah keuangan akan berpengaruh secara langsung terhadap
kualitas suatu ksekolah, terutaman berkaitan dengan sarana, prasarana dan
sumber belajar. Manajemen keuangan sekolah merupakan bagian dari kegiatan
pembiayaan pendidikanyang secara keseluruhan menuntut kemampuan sekolah
untuk merencanakan,melaksanakan dan mengevaluasi serta
mempertanggungjawabkan secara efektif dan transparandalam rangka
pelaksanaan.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang makalah diatas maka rumusan masalah makalah ini
adalah
1. Apa pengertian managemen keuangan?
2. Apa fungsi dan tujuan manajemen keuangan?
3. Bagaimana mekanisme, penerimaan, pencatatan, penyimpanan dan
pertanggung-jawaban serta pengawasan keuangan di Sekolah ?
4. Apa itu sumber dana keuangan sekolah?
5. Bagaimana Penyusunan RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan Belanja
Sekolah?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Mengetahui pengertian managemen keuangan.
2. Mengetahui fungsi dan tujuan manajemen keuangan.
3. Mengetahui mekanisme, penerimaan, pencatatan, penyimpanan dan
pertanggung-jawaban serta pengawasan keuangan di Sekolah.
4. Mengetahui sumber dana keuangan sekolah.
5. Mengetahui Penyusunan RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan Belanja
Sekolah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian,Tujuan dan Fungsi Manajemen Keuangan

2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan


Secara garis besar, Manajemen Keuangan adalah segala kegiatan atau
aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh
pendanaan modal kerja, menggunakan atau mengalokasikan dana, dan
mengelola aset yang dimiliki untuk mencapai tujuan utama suatu Instansi.
Tujuan utama Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai yang
dimiliki suatu instansi atau memberikan nilai tambah terhadap asset yang
dimiliki oleh pemegang saham.
Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan
tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan,
perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Dengan
demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan,
pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah.
Menurut para pakar administrasi pendidikan, manajemen keuangan pendidikan
dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pemerolehan dan pendayagunaan
uang secara tertib, efektif, efisien, dan dapat dipertanggung jawabkan dalam
rangka memperlancar pencapaian tujuan pendidikan. Maka dapat diartikan
manajemen keuangan itu merupakan keseluruhan proses upaya memperoleh dan
mendayagunakan semua dana.
Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen
sekolah yang akan turutmenentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah.
manajemen keuangan merupakan tindakanpengurusan/ketatausahaan keuangan
yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan,pertanggungjawaban dan
pelaporan Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat
diartikansebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari

3
perencanaan, pembukuan,pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban
keuangan sekolah.
H.M.Darwanto mengemukakan bahwa menejemen keuangan sekolah
adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan /diusahakan
secara sengaja dan sungguh-sungguh, serta pembinaan secara kuntinyu terhadap
biaya operasional sekolah sehingga kegiatan pendidikan lebih efektif dan efesien
serta membantu pencapaian tujuan pendidikan.

2.1.2 Tujuan dan Fungsi Manajemen Keuangan


Adapun tujuan dari manajemen keuangan adalah untuk memperoleh,
dan mencari peluang sumber-sumber pendanaan bagi kegiatan sekolah, agar bisa
menggunakan dana secara efektif dan tidak melanggar aturan, dan membuat
laporan keuangan yang transparan dan akuntabel. Di sinilah peran seorang
manager sekolah atau Kepala Sekolah untuk mengelola keuangan dengan sebaik
mungkin dengan memperdayakan sumber daya manusia yang ada di lingkungan
sekolah Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan
kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan
secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program
sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen keuangan
adalah1:
a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
b. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
c. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah


dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang
menguasai dalam pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta
memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku.n
Selanjutnya fungsi manajemen keuangan dalam pendidikan adalah untuk
melaksanakan kegiatan agar suatu tujuan tercapai dengan efektif dan efisien.

1Kadarman Jusuf, Pengantar Ilmu Manajemen, ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992) hal: 18

4
Secara tegas tidak ada rumusan yang sama dan berlaku umum untuk fungsi
manajemen2.

Adapun fungsi manajemen secara rinci adalah sebagai berikut :


1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah suatu proses penentuan tujuan pedoman
pelaksanaan, dengan memilih yang terbaik dari alternatif-alternatif yang ada.
Menurut Tim dosen administrasi pendidikan UPI secara sederhana
merencanakan adalah suatu proses merumuskan tujuan-tujuan, sumber daya
dan teknik atau metode yang terpilih. Menurut Terry sebagaimana dikutip
oleh Syarifudin mengemukakan bahwa perencanaan adalah menetapkan
pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan
yang digariskan.Perencanaan mencakup pengambilan keputusan, karena
termasuk pemilihan alternatif-alternatif keputusan.3
Perencanaan selalu terkait masa depan, dan masa depan selalu tidak
pasti, banyak faktor yang berubah dengan cepat. Tanpa perencanaan, sekolah
atau lembaga pendidikan akankehilangan kesempatan dan tidak dapat
menjawab pertanyaan tentang apa yang akan dicapai dan bagaimana
mencapainya. Oleh karena itu, rencana harus dibuat agar semua tindakan
terarah dan terfokus pada tujuan yang akan dicapai.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Syarifudin menjelaskan bahwa pengorganisasian merupakan upaya
penentuan kerja melalui bagian-bagian tugas, wewenang sesuai ruang
lingkup kerja.Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan,
pengelompokan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan
untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap organisasi ini,
menyediakan alat-alat yang diperlukan, menempatkan wewenang yang
secara relatif di delegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan
aktivitas-aktivitas tersebut. Allah sendiri menyuruh kita untuk mengatur

2Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Manajemen Pendidikan,


(Bandung: Alfabeta, 2009). Hal: 92
3Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Ciputat Press, 2005), hal: 14

5
segala aktivitas kita sesuai dengan kemampuan, sebagaimana firmannya
dalam Al-Qur’an surah al-Zumar ayat : 39, terjemahnya sebagai berikut :
”Katakanlah: "Hai kaumku, Bekerjalah sesuai dengan keadaanmu,
Sesungguhnya Aku akan bekerja (pula), Maka kelak kamu akan
mengetahui”.4
3. Pelaksanaan (Actuating)
Ada beberapa istilah yang sama dalam pengertian actuating. Istilah
tersebut adalah motivating (usaha memberikan motivasi kepada seseorang
untuk melaksanakan pekerjaan), directing (menunjukan orang lain supaya
mau melaksanakan pekerjaan), staffing (menempatkan seseorang pada suatu
pekerjaan dan bertanggung jawab pada tugasnya), dan leading (memberikan
bimbingan dan arahan kepada seseorang sehingga mau melakukan pekerjaan
tertentu).5 Pergerakan dalam sistem manajemen pendidikan islam adalah
dorongan yang didasari oleh prinsip-prinsip religius kepada orang lain,
sehingga orang tersebut mau melaksanakan tugasnya dengan sungguh-
sungguh dan semangat.
4. Pengawasan (Controlling)
Menutut Nanang Fattah ada beberapa kondisi yang harus
diperhatikan supaya pengawasan dapat berfungsi efektif antara lain: (a)
Pengawasan harus dikaitkan dengan tujuan dan kriteria yang dipergunakan
dalam sistem pendidikan yaitu: relevansi, efektivitas, efisiensi, dan
produktivitas; (b) Pengawasan harus disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan
organisasi; (c) Pengawasan hendaknya mengacu pada tindakan perbaikan.
Pengawasan dilakukan agar pelaksanaan di lapangan sesuai dengan
program dan mekanisme yang sudah diatur. Namun gaya kepemimpinan
seorang leader dalam mengontrol akan mempengaruhi kualitas controlling
tersebut. Sebagaimana pendapat Nanang Fattah di atas, bahwa fungsi
controlling yang dilakukan seorang leader harus berorientasi pada tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.

4 terjemahnya surah al-Zumar ayat : 39


5 Romayulis, Manajemen Pendidikan Islam, ( Jakarta : Kalam Mulia, 2008), hal: 273

6
Bersumber dari Wikipedia tentang fungsi menejemen keuangan kemudian
dientegrasikan dalam fungsi menejemen keuangan sekolah yaitu :
 Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan
serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
 Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan
dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
 Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana sekolah untuk
memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
 Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang
ada untuk operasional kegiatan sekolah.
 Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana sekolah serta menyimpan
dan mengamankan dana tersebut.
 Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas
keuangan dan sistem keuangan pada sekolah.
 Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan
sekolahyang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
 Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi
keuangansekolah sekaligus sebagai bahan evaluasi.

2.2 Sumber keuangan sekolah

Menurut Harsono biaya pendidikan berdasarkan sumbernya dapat digolongkan


menjadi 3 jenis yaitu :

 Biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah,Sumber keuangan yang


berasal dari pemerintah baik itu pemerintah pusat, tingkat Propensi, dan
pemerintah daerah. Seperti dana bantuan operasional sekolah (BOS). Dan
dana bantuan operasional (BOP).
 Biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh masyarakat orang tua/wali siswa,
dana yang dikumpulkan dari pengurus BP3/ komite sekolah dari orang tua
siswa.

7
 Biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh masyarakat bukan orang tua/wali
siswa, misalnya sponsor dari lembaga keuangan dan perusahan, sumbangan
perusahaan industri, lembaga sosial donatur, tokoh masyarakat, alumni, dsb.

Senada dengan hal ini, Umaedi menyatakan bahwa sumber pembiayaan


sekolah dapat bersumber dari : (1) pemerintah, (2) masyarakat termasuk dana
dari orang tua/masyarakat/dunia usaha, dan (3) sumber lainnya, misalnya hibah
atau pinjaman sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Penerimaan sumber biaya
pendidikan juga ditegaskan dalam PP No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan, disebutkan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab
bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

2.3 Mekanisme Pengelolaan Keuangan Sekolah


Sumber dana dari pemerintah pusat adalah berasal dari Aggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) baik untuk membiayai kegiatan rutin yang tercantum
dalam Daftar Isian Kegiatan (DIK) maupun untuk membiayai kegiatan
pembangunan yang tercantum dalam Daftar Isian Proyek (DIP). Selain itu juga
terdapat bantuan dana dari pemerintah pusat berupa Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) yang sudah ditentukan jumlahnya berdasar pada kaarkteristik siswa dan
jenjang pendidikanya.Dana dari pemerintah daerah berasal dari APBD tingkat
kabuapten /kota. Dana dari APBD digunakan untuk mendukung kegiatan-kegiatan
bidang pendidikan yang ada didaerah yang bersangkutan baik untuk kegiatan rutin
maupun untuk kegiatan pembangunan.

Program BOS bertujuan untuk membantu biaya operasional sekolah


nonpersonalia,meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan dasar
danmenengah, mengurangi angka putus sekolah, membebaskan pungutan
seluruhpeserta didik miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk apapun, baik
disekolah negeri maupun swasta, memberikan kesempatan yang setara
(equalopportunity) bagi siswa miskin untuk mendapatkan layanan pendidikan
yangterjangkau dan bermutu, serta meningkatkan kualitas proses pembelajaran di
sekolah.

8
2.4 Besar dana BOS yang diterima oleh sekolah
Besar dana BOS yang diterima oleh sekolah dibedakan menjadi dua
kelompok sekolah sebagai berikut.
1. Sekolah dengan jumlah peserta didik minimal 60, baik untuk SD/SDLB
maupun SMP/SMPLB/Satap BOS yang diterima oleh sekolah, dihitung
berdasarkan jumlah peserta didik dengan ketentuan:
a. SD/SDLB : Rp 800.000,-/peserta didik/tahun
b. SMP/SMPLB/SMPT/Satap : Rp 1.000.000,-/peserta didik/tahun
2. SD/SDLB/SMP/SMPLB/Satap dengan jumlah peserta didik di bawah 60
(sekolah kecil) Bagi sekolah setingkat SD dan SMP dengan jumlah peserta
didik kurang dari 60 akan diberikan dana BOS sebanyak 60 peserta didik.
Kebijakan ini dimaksudkan agar sekolah kecil yang berada di daerah
terpencil/terisolir atau di daerah tertentu yang keberadaannya sangat
diperlukan masyarakat, tetap dapat menyelenggarakan pendidikan dengan
baik. Kebijakan ini tidak dimaksudkan untuk memunculkan sekolah kecil
yang baru. Khusus untuk Sekolah Luar Biasa (SLB), terdapat 3 (tiga)
kemungkinan yang terjadi di lapangan:
a. SDLB yang berdiri sendiri tidak menjadi satu dengan SMPLB, dana
BOS yang diterima sebesar = 60 x Rp 800.000,- atau sejumlah Rp
48.000.000,-/tahun.
b. SMPLB yang berdiri sendiri tidak menjadi satu dengan SDLB, dana
BOS yang diterima sebesar = 60 x Rp 1.000.000,- atau sejumlah Rp
60.000.000,-/tahun.
c. SLB dimana SDLB dan SMPLB menjadi satu pengelolaan, dana BOS
yang diterima sebesar = 60 x Rp 1.000.000,- atau sejumlah Rp
60.000.000,-/tahun.

9
2.4.1 Waktu Penyaluran Dana
Penyaluran dana dilakukan setiap periode 3 bulanan, yaitu periode
Januari-Maret, April-Juni, Juli-September dan Oktober-Desember. Pada
tahun anggaran 2015, dana BOS akan diberikan selama 12 bulan untuk
periode Januari sampai dengan Desember, yaitu Triwulan I (Januari-Maret),II
(April-Juni) ,III (Juli-September) dan IV(Oktober-Desember) . Bagi wilayah
yang secara geografis sangat sulit (wilayah terpencil) sehingga proses
pengambilan dana BOS oleh sekolah mengalami hambatan atau memerlukan
biaya pengambilan yang mahal, penyaluran dana BOS kepada sekolah
dilakukan setiap semester, yaitu pada awal semester.
2.4.2 Proses penyaluran dana BOS
Proses penyaluran dana BOS dari tingkat pusat sampai dengan tingkat
sekolah dilakukan 2 tahap sebagai berikut:
 Tahap 1: Penyaluran dana dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke
Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) Provinsi. Mekanisme penyaluran
dana dan pelaporannya diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK).
 Tahap 2: Penyaluran dana dari RKUD provinsi ke rekening sekolah.
Mekanisme Penyaluran dana dan pelaporannya akan diatur dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri.

2.4.3 Penggunaan dana BOS

Dana BOS digunakan untuk :


1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru
2. Pembelian Buku teks pelajaran dan buku referensi untuk dikoleksi di
Perpustakaan.
3. Pembelian bahan-bahan habis pakai, misalnya kapur tulis peralat.
4. Pembiayaan kegiatan kesiswaan: program remedial, program
pengayaan, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang
merah remaja dan sejenisnya.

10
5. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan
laporan hasil belajar siswa.
6. Pengembangan Profesi Guru: pelatihan KKG/MGMP dan
KKKS/MKKS.
7. Pembiayaan perawatan sekolah. Misalnya pengecatan dan perbaikan
atap bocor.
8. Pembiayaan langganan daya dan jasa: listrik, air, telepon, termasuk
untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan di sekitar sekolah.
9. Pembayaran honorarium guru dan tenaga kependidikan honorer
sekolah yang tidak di biayai pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
Tambahan intensif bagi kesejahteraan guru PNS di tanggung
sepenuhnya oleh pemerintah daerah.
10. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin.
11. Khusus untuk pesantren Salafiyah dan sekolah agama non Islam,
dana BOS dapat digunakan untuk biaya asrama/pondokan dan
membeli peralatan ibadah.
12. Pembiayaan Pengelolaan BOS: ATK, penggandaan, surat menyurat
dan penyusunan laporan.

2.4.4 Ketentuan Pengambilan Dana


Ketentuan yang harus diikuti terkait pengambilan dana BOS oleh
sekolah adalah sebagai berikut:
1) Pengambilan dana BOS dilakukan oleh bendahara sekolah atas
persetujuan Kepala Sekolah dan dapat dilakukan sewaktu-waktu
sesuai kebutuhan dengan menyisakan saldo minimum sesuai
peraturan yang berlaku. Saldo minimum ini bukan termasuk
pemotongan. Pengambilan dana tidak diharuskan melalui sejenis
rekomendasi/persetujuan dari pihak manapun
2) Dana BOS harus diterima secara utuh oleh sekolah dan tidak
diperkenankan adanya pemotongan atau pungutan biaya apapun
dengan alasan apapun dan oleh pihak manapun; 3. Dana BOS dalam

11
suatu periode tidak harus habis dipergunakan pada periode tersebut.
Besar penggunaan dana tiap bulan disesuaikan dengan kebutuhan
sekolah sebagaimana tertuang dalam Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS).
\
2.4.5 Proses Pembukuan Dana di Sekolah
Sekolah diwajibkan membuat pembukuan dari dana yang diperoleh
sekolah untuk program BOS. Pembukuan yang digunakan dapat dengan
tulis tangan atau menggunakan komputer. Buku yang digunakan adalah
sebagai berikut.

i. Buku Kas Umum (Terlampir I)


Buku Kas Umum ini disusun untuk masing-masing rekening
bank yang dimiliki oleh sekolah. Pembukuan dalam Buku Kas Umum
meliputi semua transaksi eksternal, yaitu yang berhubungan dengan
pihak ketigaBuku Kas Umum harus diisi tiap transaksi (segera setelah
transaksi tersebut terjadi dan tidak menunggu terkumpul satu
minggu/bulan) dan transaksi yang dicatat didalam Buku Kas Umum juga
harus dicatat dalam buku pembantu, yaitu Buku Pembantu Kas, Buku
Pembantu Bank, dan Buku Pembantu Pajak. Formulir yang telah diisi
ditandatangani oleh Bendahara dan Kepala Sekolah. Dokumen ini
disimpan di sekolah dan diperlihatkan kepada pengawas sekolah, Tim
Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan para pemeriksa lainnya apabila
diperlukan.
ii. Buku Pembantu Kas (Terlampir II)
Buku ini harus mencatat tiap transaksi tunai dan ditandatangani
oleh Bendahara dan Kepala Sekolah. Dokumen ini disimpan di sekolah
dan diperlihatkan kepada pengawas, Tim Manajemen BOS
Kabupaten/Kota, dan para pemeriksa lainnya apabila diperlukan.
iii. Buku Pembantu Bank (Terlampir III)

12
Buku ini harus mencatat tiap transaksi melalui bank (baik cek,
giro maupun tunai) dan ditandatangani oleh Bendahara dan Kepala
Sekolah. Dokumen ini disimpan di sekolah dan diperlihatkan kepada
pengawas sekolah, Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan
pemeriksa lainnya apabila diperlukan.
iv.Buku Pembantu Pajak (Terlampir IV)
Buku pembantu pajak berfungsi mencatat semua transaksi yang
harus dipungut pajak serta memonitor pungutan dan penyetoran pajak
yang dipungut selaku wajib pungut pajak.

2.4.6 Pertanggung jawaban dana BOS disekolah


Dalam rangka untuk akuntabilitas dan transparansi penggunaan
dana BOS, sekolah wajib membuat laporan keuangan. Untuk
mempermudah sekolah dalam penyusunan dan pelaporan penggunaan
dana BOS, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah
mengembangkan sistem dan perangkat lunak yang dapat digunakan oleh
sekolah, yaitu:
1. Aplikasi Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Penggunaan dana
BOS di tingkat sekolah (Alpeka BOS); dan
2. Pelaporan Penggunaan Dana BOS secara online. Kedua perangkat
lunak ini ada dalam laman www.bos.kemdikbud.go.id.

2.4.7 Monitoring dana BOS


Kegiatan monitoring dan supervisi adalah melakukan pemantauan,
pembinaan dan penyelesaian masalah terhadap pelaksanaan program BOS.
Secara umum tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan bahwa dana BOS
diterima oleh yang berhak dalam jumlah, waktu, cara, dan penggunaan yang
tepat.

Komponen utama yang dimonitor antara lain:


1. Alokasi dana sekolah penerima bantuan
2. Penyaluran dan penggunaan dana

13
3. Pelayanan dan penanganan pengaduan
4. Administrasi keuangan
5. Pelaporan, serta pemajangan rencana penggunaan dan pemakaian
dana BOS.

A. Monitoring oleh Tim Manajemen BOS Pusat


Kegiatan monitoring yang dilakukan oleh Tim Manajemen BOS Pusat
mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1) pelaksanaan program ditujukan untuk memantau penyaluran dan
penyerapan dana, kinerja Tim Manajemen BOS Provinsi dan
penggunaan dana manajemen dan operasional yang disediakan
oleh Tim Manajemen BOS Pusat dan pelaksanaan program di
sekolah;
2) Responden terdiri dari Tim Manajemen BOS Provinsi, Pengelola
Keuangan Daerah, Bank Penyalur danSekolah;
3) Monitoring dilaksanakan pada saat persiapan penyaluran dana,
pada saat penyaluran dana dan pasca penyaluran dana;
4) Monitoring pelaksanaan program dilakukan melalui kunjungan
lapangan;
5) Monitoring penyaluran dana BOS dari Bank Penyalur ke sekolah
dilakukan secara online.

B. Monitoring oleh Tim Manajemen BOS Provinsi


Kegiatan monitoring yang dilakukan oleh Tim Manajemen BOS
Provinsi mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1) Monitoring ditujukan untuk memantau penyaluran dana, penyerapan
dana, dan penggunaan dana di tingkat sekolah;
2) Responden terdiri dari Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota,
sekolah, murid dan/atau orangtua murid penerima bantuan dan
lembaga penyalur dana BOS;

14
3) Monitoring dilaksanakan pada saat persiapan penyaluran dana, pada
saat penyaluran dana, dan pasca penyaluran dana;
4) Monitoring dilakukan melalui kunjungan lapangan;
5) Monitoring penyaluran dana BOS dari Bank Penyalur ke sekolah
dilakukan secara online.

C. Monitoring oleh Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota


Kegiatan monitoring yang dilakukan oleh Tim Manajemen BOS
Provinsi mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1) Monitoring ditujukan untuk memantau penyaluran dana, penyerapan
dana dan penggunaan dana di tingkat sekolah
2) Responden terdiri dari sekolah dan murid dan/atau orangtua murid
3) Monitoring dilaksanakan pada saat penyaluran dana dan pasca
penyaluran dana
4) Bila terjadi permasalahan biaya monitoring, disarankan agar
monitoring dilakukan secara terpadu dengan program lain selain
program BOS;
5) Monitoring dapat melibatkan Pengawas Sekolah secara terintegrasi
dengan kegiatan pengawasan lainnya oleh Pengawas Sekolah;
6) Monitoring dilakukan melalui kunjungan lapangan;
7) Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota agar memanfaatkan
pengawas sekolah yang kredibel dan bertanggungjawab untuk
membantu melakukan monitoring.

15
2.5 Dana sekolah dari masyarakat
Di samping dana dari pemerintah dan orangtua siswa, biaya pendidikan
dapat pula diperoleh dari sumbangan masyarakat secara perseorangan maupun
sumbangan yang melalui organisasi yang ada didalam maupun luar negeri.
Sumbangan biaya pendidikan dari masyarakat biasanya dalam bentuk barang
peralatan dan jasa yang sifatnya tidak mengikat. Sumbangan ini sulit untuk di
data, dan selalu kurang diperhitungkan dalam perencanaan biaya pendidikan.
Sumber dana dari masyarakat dapat berupa sumbangan yang tidak
mengikat baik dari perseorangan maupun dari yayasan atau perusahaan yang ada
di dalam maupun luar negeri yang mempunyai perhatian besar dan
berkepentingan terhadap pengembangan bidang pendidikan dan kebudayaan .
sumber dana ini sangat efektif untuk menunjang pelaksanaan program
pembangunan pendidikan, khususnya untuk kelancaran pelaksanaan program
pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah swasta.6
Salah satu bentuk sumbangan dari masyarakat seperti: CSR, Hibah,
Wakaf. CSR (Corporate Social Responsbility) adalah bentuk program
pertanggung jawaban perusahaan terhadap lingkungan sekitar, sederhananya
bahwa setiap bentuk perusahaan mempunyai tanggung jawab untuk
mengembangkan linkungan sekitarnya melalui program-program sosial, yang
ditekankan adalah program pendidikan dan lingkungan.
Sumber dana dari bantuan luar negeri adalah berupa pinjaman (loan), dan
hibah (grant) dari Negara asing atau dari badan-badan yang berada di luar
negeri. Dan dana bantuan luar negeri digunakan untuk membantu menunjang
perwujudan pelaksanaan program-program pembangunan pendidikan di
Indonesia. Bantuan dalam bentuk pinjaman merupakan penerimaan Negara baik
dalam bentuk devisa, jasa maupun barang atau peralatan yang diperoleh dari
Negara asing, dari lembaga keuangan internasional, dan dari badan internasional
lainnya yang harus dibayar kembali. Sedangkan bantuan dalam bentuk hibah
adalah setiap penerimaan Negara baik dalam bentuk devisa, jasa maupun barang

6 Matin, Manajemen pembiayaan pendidikan: konsep dan aplikasinya, hlm. 121-122.

16
atau peralatan yang diperoleh dari Negara asing dan dari badan internasional
lainnya yang tidak harus dibayar kembali.

2.6 Penyusunan RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah


2.6.1 Pengertian, Fungsi dan Tujuan RAPBS
RAPBS ( Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah) adalah
anggaran terpadu antara penerimaan dan penggunaan dana serta
pengelolaannya dalam memenuhi seluruh kebutuhan sekolah selama satu
tahun pelajaran berjalan. Dimana sumber dananya berasal dari pemerintah
pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dan orangtua atau wali peserta didik.
Sumber dana perolehan dan pemakaian dana dipadukan dengan kondisi
objektif kepentingan sekolah dan penyandang dana 7 . Anggaran (Budget)
merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam
bentuk satuan biaya yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu. RAPBS selain
sebagai pedoman pengumpulan dana dan pengeluarannya, juga sebagai
pembatasan dan pertanggungjawaban sekolah terhadap uang-uang yang
diterima.
RAPBS harus dilakukan berdasarkan pada rencana pengembangan
sekolah dan merupakan bagian dari rencana operasional tahunan.RAPBS
setidaknya meliputi penganggaran untuk kegiatan pengajaran, materi kelas,
pengembangan profesi guru, renovasi bangunan sekolah, pemeliharaan
buku, meja dan kursi.Penyusunan RAPBS tersebut harus melibatkan kepala
sekolah, guru, komite sekolah, staf TU dan komunitas sekolah. RAPBS
perlu disusun pada setiap tahun ajaran sekolah dengan memastikan bahwa
alokasi anggaran bias memenuhi kebutuhan sekolah secara optimal 8. Acuan
sebagai dasar hukum RAPBS adalah:

7 Abuddinata. 2003. Manajemen pendidikan. Bogor: Kencana


8 Ibid

17
 Instruksi bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan
Menteri Dalam Negeri No. 29 tahun 1974 tentang pembentukan
Badan Pembantu Penyelenggara.
 Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No.293/102.F/0/1986, tentang petunjuk pelaksanaan dan penggunaan
sumbangan BP3.
 Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat No. 835/102/Kep/B/1994
tanggal 28 Oktober 1994.

Secara garis besar, kegiatan RAPBS dilakukan agar rencana penerimaan dan
pengeluaran dana sekolah atau madrasah dapat dikontrol dengan baik 9. Adapun
secara rinci, RAPBS berfungsi untuk:

 Pedoman pengumpulan dana dan pengeluarannya


 Menggali dana secara kreatif dan maksimal
 Menggunakan dana secara jujur dan terbuka
 Mengembangkan dana secara produktif
 Mempertanggungjawabkan dana secara objektif

Menurut TIM FKIP UMS (2004), tujuan RAPBS adalah sebagai berikut:
 Memberikan informasi dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai
alokasi sumber daya organisasi
 Membantu dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh sekolah serta
kemampuan sekolah memberikan pelayanan
 Membantu menilai kinerja organisasi sekolah atas pelaksanaan tanggung
jawabnya
 Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi sekolah selama satu periode.
Pengukuran secara periodik atas perubahan jumlah dan keadaan sumber

9 Baharuddin & Makin. 2010. Manajemen pendidikan islam, Malang: UIN Maliki Press

18
kekayaan bersih, informasi mengenai usaha dan hasil pelayanan yang berguna
untuk menilai kerja
 Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi sekolah memperoleh
dan membelanjakan sumber daya kas
 Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai dalam
memahami informasi keuangan yang diberikan.

Bila sikap ini benar-benar dilaksanakan oleh para manajer lembaga pendidikan,
maka RAPBS ini akan membantu kemajuan lembaga pendidikan yang dipimpin
tersebut. Untuk itulah, maka setiap sekolah menyusun RAPBS sebagai acuan kegiatan
yang terkait dengan pendanaan. Sebenarnya, dengan adanya RAPBS ini sekolah dapat
mengeksplorasi kemampuan dirinya dan menyeimbangkan dengan alokasi dana yang
ada. Dengan cara ini, setiap program sekolah sudah terback up dalam RAPBS tersebut.
2.6.2 Bentuk-bentuk anggaran dalam RAPBS
Anggaran RAPBS berupa bentuk-bentuk anggaran dari berbagai
macam lembaga atau perseorangan. Berikut ini bentuk-bentuk anggaran
untuk menunjang keberlangsungan pembelajaran siswa antara lain:

Anggaran pendapatan yang bersumber dari dana pemerintah, orangtua


siswa, masyarakat, alumni, peserta kegiatan, dan kegiatan wirausaha
sekolah.
Anggaran belanja (pengeluaran) dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
pembiayaan rutin dan pembiayaan pembangunan. Selain penggunaan dua
macam dana tersebut ada satu lagi yang harus dialokasikan, yaitu
anggaran untuk kebutuhan atau kepentingan sosial, baik bantuan sosial
ke dalam maupun ke luar. Bantuan ke dalam dapat berupa dana untuk
warga sekolah sendiri. Sementara itu, bantuan sosial ke luar seperti untuk
bencana alam, perayaan HUT RI, permohonan sumbangan dari luar, dan
sebagainya.

19
RAPBS memiliki prinsip-prinsip dalam penyusunannya, yaitu:
a. RAPBS harus benar-benar difokuskan pada peningkatan
pembelajaran murid secara jujur, bertanggungjawab, dan
transparan.
b. RAPBS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas, dan
dipajang di tempat terbuka di sekolah.
c. Dalam menyusun RAPBS, sekolah sebaiknya secara saksama
memprioritaskan pembelanjaan dana sejalan dengan renacana
pengembangan sekolah.

Hal penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan RAPBS adalah harus
adanya pemenuhan biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan sekolah atau
madrasah setiap tahunnya.RAPBS ini pun dituntut mencakup semua anggaran kegiatan
rutin dan biaya penting lainnya, agar kesemuanya itu dapat dilaksanakan satu
tahun.Suatu hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan RAPBS adalah harus
menerapkan prinsip anggaran berimbang, artinya rencana pendapatan dan pengeluaran
harus berimbang agar tidak terjadi anggaran pendapatan minus. Penyusunannya
hendaknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan


b. Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya
c. Menentuksn program kerja dan rincian program
d. Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program
e. Menghitung dana yang dibutuhkan
f. Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana

Rencana tersebut setelah dibahas dengan pengurus dan komite sekolah, maka
selanjutnya ditetapkan sebagai anggaran pendapatan dan belanja sekolah (APBS). Pada
setiap anggaran yang disusun perlu dijelaskan apakah rencana anggaran yang akan
dilaksanakan merupakan hal baru atau kelanjutan atas kegiatan yang telah dilaksanakan
dalam periode sebelumnya dengan menyebut sumber dana sebelumnya. Setiap anggaran
yang disusun untuk kegiatan-kegiatan di lingkungan sekolah, paling tidak harus memuat

20
informasi- informasi berikut, yaitu: informasi rencana kegiatan, uraian kegiatan
program, informasi kebutuhan, data kebutuhan harga satuan, jumlah anggaran, dan
sumber dana. Di dalam pembuatan RAPBS melibatkan beberapa unsur, diantaranya:
pihak sekolah, orangtua murid dalam wadah komite sekolah, dinas pendidikan kota,
pemerintah kota. Semua komponen ini adalah pihak-pihak yang terkait langsung dengan
operasional sekolah sesuai kependudukan dan kapasitas. Berikut langkah-langkah
penyusunan RAPBS menjadi APBS:

1. RAPBS disusun oleh sekolah dan pengurus BP3 atau komite sekolah
2. Setelah selesai dirumuskan selanjutnya RAPBS dikirim ke kantor departemen
pendidikan nasional kota untuk mendapatkan persetujuan
3. Oleh pemerintah RAPBS diteliti di Kandep Diknas oleh pengawas dan Kasubag
keuangan serta Kasubag PRP, serta Subag yang relefan, kemudian dikirim
kembali kesekolah setelah mendapat refisi.
4. Sekolah mengadakan rapat dengan BP3 atau komite sekolah
5. RAPBS disetujui oleh sekiolah setelah mendapat kesepakatan dalam rapat
anggota BP3
6. RAPBS berubah menjadi APBS setelah di sahkan oleh kepala Kandep Diknas
kota.
7. APBS yang sudah disahkan dikirim kembali kesekolah dan APBS ini yang
dijadikan acuan pembiayaan sekolah
8. Rekapitulasi ini dikirim ke wali kota setelah itu dikirim ke Diknas provinsi.

Contoh penyusunan Rapbs di SMP Negeri 3 Cipatat tahun pelajaran 2015/2016

RENCANA
RENCANA PENGGUNAAN
PENDAPATAN
NO
URAIAN WAKTU
SUMBER DANA JUMLAH NO PROGRAM JUMLAH KET
KEGIATAN PELAKSANAAN
1 Spp 620.000 1 Kurikulum 1.1. intra
a. Pelaksanaan
2
Sumbangan BP3 - KBM juli-juni 800.000
3 Sumbangan dana 239.000 b. Diklat/seminar Incidental 500.000

21
pemeliharaan
gedung
4 Bantuan pemerintah c. Persiapan Incidental 100.000
1.2. non
a. Gaji guru PNS 950.000 kurikulum
a. Lomba KB
b. Insentif guru swasta 550.000 PAUD Agustus-Mei 100.000
JATENG
c. Honor guru - b. Pentas seni Juli-Agustus 100.000
5 Sumbangan dari lain-lain
Agustus,
2.1. H.B.
a. Uang kegiatan 468.000 2 Hari besar Desember, 100.000
Nasional
April
b. Uang majalah 320.000 2.2. H.B. Agama Juli, Agustus 50.000
JUMLAH 3,147.000 JUMLAH 1.750.000

BAB III

22
PENUTUP

Kesimpulan
Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajemen sekolah yang
akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Manajemen
keuangan merupakan tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi
pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan. Dengan
demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangakaian aktivitas
mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan,
pengawasan dan pertanggung jawaban keuanagan sekolah.
Pengelolaan administrasi keuangan sekolah perlu dengan perencanaan yang
sebaik-baiknya karena perencanaan akan menjadi peta atau pedoman jalannya pedoman
administrasi keuangan sekolah. Pengelolaan administrasi keuangan juga perlu
menerapkan prinsip-prinsip agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuai
perencanaan, dapat berjalan dengan transparan, efektif dan efisien, serta dapat
dipertanggungjawabkan
RAPBS adalah anggaran terpadu antara penerimaan dan penggunaan dana serta
pengelolaannya dalam memenuhi seluruh kebutuhan sekolah selama satu tahun
pelajaran berjalan. Penyusunan RAPBS harus melibatkan kepala sekolah, guru, komite
sekolah, staf TU dan komunitas sekolah, yang berfungsi untuk menggunakan dana
secara jujur dan terbuka, mengembangkan dana secara produktif, dan mempertanggung
jawabkan dana secara objektif.

DAFTAR PUSTAKA

23
Abuddinata, 2003. Manajemen pendidikan. Bogor: Kencana.
Baharuddin & Makin. 2010. Manajemen Pendidikan Islam, Malang: UIN Maliki Press.
Juknis Dana BOS 2017-
Buletin Teknis Nomor 21 tentang Akuntansi Transfer Berbasis Akrual
Interpretasi Standar Akntansi Pemerintahan Nomor 02 tentang Pengakuan Pendapatan
yang Diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah

24

Anda mungkin juga menyukai