Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG INFEKSI

NOSOKOMIAL (HAIS) DI RUANG DAHLIA RSUD dr.DORIS


SYLVANUS PALANGKARAYA

Disusun oleh :

Kelompok 2

Arga Iswandi Rahman Kristin


Deni Hetranando Maria Antika
Desrin Yunitra Maulida Novianti
Era Kristin Nuari Berik Nohan
Firdaus Victor Ristimawarni
Junjung Trimitha Livenia

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN PROGRAM
STUDI NERS ANGKATAN V
TAHUN 2018
SATUNAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Infeksi Nosokomial (HAIS)


Sasaran : Pasien dan keluarga
Hari, Tanggal : Jumat, 03 Agustus 2018
Tempat : Ruang Dahlia
Waktu : 30 Menit
Penyuluh : Arga Iswandi Rahman, Deni Hetranando, Desrin Yunitra, Era Kristin,
Firdaus Victor, Junjung, Kristin, Maria Antika, Maulida Novianti, Nuari Berik
Nohan, Ristimawarni, Trimitha Livenia
Mahasiswa Program Studi Ners Stikes Eka Harap Palangka Raya

A. Latar Belakang
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit. Resiko
infeksi nosokomial selain terjadi pada pasien yang di rawat di rumah sakit dan
tenaga medis, dapat juga terjadi pada keluarga yang menunggui pasien selama di
rumah sakit ataupun juga pengunjung pasien. Pengetahuan tentang pencegahan
infeksi dirasa sangat perlu diberikan kepada keluarga pasien yang sehari-hari
berkontak langsung dengan sumber penularan infeksi baik keluarga yang dirawat
ataupun juga daripasien lainnya..

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh atau terjadi di rumah sakit
(Darmadi, 2008). Infeksi nosokomial dikenal pertama kali pada tahun 1847 oleh
Samwelweis dan hingga saat ini merupakan salah satu penyebab meningkatnya
angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) di rumah sakit,
sehingga dapat menjadi masalah kesehatan baru, baik di negara berkembang
maupun di negara maju. Beberapa kejadian infeksi nosokomial mungkin tidak
menyebabkan kematian pada pasien, akan tetapi ini menjadi penyebab penting
pasien dirawat lebih lama di Rumah Sakit.
Menurut Pendapat Ahli (dikutip dari Kompas, 2014). Infeksi nosokomial
menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia, 8,7% pasien RS
menderita infeksi selama menjalani perawatan di RS.

Pada penelitian Nabillah Abubakar, Keluarga pasien di ruang rawat inap


Rumah Sakit Haji Sukolilo Surabaya sebagian besar berusia 33 – 46 tahun (45%),
dan sebagian besar keluarga pasien rawat inap Rumah Sakit Haji Sukolilo
Surabaya mempunyai tingkat pendidikan terakhir SMA atau sederajat (60%).
Sebelum dilakukan penyuluhan sebagian besar pengetahuan keluarga pasien di
rawat inap Rumah Sakit Haji Sukolilo Surabaya adalah baik sebesar 40%, sikap
yang cukup mendukung sebesar 75%, dan tindakan baik sebesar 60%. Setelah
dilaksanakan penyuluhan tingkat pengetahuan baik naik sampai 50% dari
sebelumnya, sikap yang cukup mendukung turun sampai 75%, dan tindakan baik
naik sampai 35%. sehingganya perlu upaya untuk mencegah terjadinya infeksi
nosokomial.

Selama ini paparan terhadap informasi yang diberikan kepada keluarga


pasien ataupun pengunjung lainnya terhadap penularan infeksi ataupun
pencegahannya masih belum optimal, untuk itu dirasa diperlukan suatu
penyuluhan dengan tema khusus membahas tentang infeksi nosokomial.

A. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum

Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama ± 30 menit


diharapkan pasien dan keluarga pasien atau penunggu pasien mengetahui dan
memahami tentang mencegah penularan sekaligus menghindari infeksi
Nosokomial selama berada di Rumah sakit.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan pasien dan keluarga
pasien diharapkan mampu:

a. Menjelaskan pengertian dari infeksi nosokomial

b. Menjelaskan cara penularan infeksi nosokomial

c. Menjelaskan cara pencegahan infeksi nosokomial dengan enam langkah


mencuci tangan
d. Menjelaskan cara pencegahan infeksi nosokomial dengan menerapkan
etika batuk

e. Menjelaskan cara pencegahan infeksi nosokomial dengan penataan


lingkungan

f. Menjelaskan dan mendemonstrasikan enam langkah cara mencuci tangan.

B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Enam langkah mencuci tangan, penerapan etika batuk, dan penataan
lingkungan.
2. Metode

Ceramah, demonstrasi dan diskusi/tanya jawab

3. Media
Banner & Leaflet
4. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Jumat, 03 Agustus 2018
Waktu : 13.00 WIB - selesai
Tempat : Ruang Dahlia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya
5. Pengorganisasian

Penanggung jawaban : Dosen pembimbing klinik dan akademik


Moderator : Deni Hetranando
Pemateri : Arga Iswandi Rahman
Fasilitator : Firdaus Viktor
Nuari Berik Nohan
Era Kristin
Desrin Yunitra
Maria Antika
Junjung
Trimitha Livenia
Maulida Novianti
Ristimawarni
Observer : Kristin
Uraian Tugas

a. Penanggung jawab

Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.

b. Moderator

 Membuka acara

 Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing

 Menjelaskan tujuan dan topik

 Menjelaskan kontrak waktu

 Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri

 Mengarahkan alur diskusi

 Memimpin jalannya diskusi

 Menutup acara

c. Pemateri

Mempresentasikan materi untuk penyuluhan.

d. Fasilitator

 Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya


penyuluhan

 Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari peserta


2. Setting Tempat

Keterangan :

: Pembimbing : Moderator : Peserta

: Pemateri : Fasilitator

C. Materi Penyuluhan

a. Menjelaskan pengertian dari infeksi nosokomial

b. Menjelaskan cara penularan infeksi nosokomial

c. Menjelaskan cara pencegahan infeksi nosokomial dengan enam langkah


mencuci tangan

d. Menjelaskan cara pencegahan infeksi nosokomial dengan menerapkan


etika batuk

e. Menjelaskan cara pencegahan infeksi nosokomial dengan penataan


lingkungan

f. Menjelaskan dan mendemonstrasikan enam langkah cara mencuci


tangan.
D. Kegiatan Penyuluhan

No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA METODE

1. Pembukaan· Membuka kegiatan dengan· Menjawab salam · Ceramah


: 5 menit mengucapkan salam.

· Memperkenalkan diri, anggota


· Mendengarkan · Ceramah
kelompok dan pembimbing klinik
· Memperhatikan · Ceramah
serta akademik

· Menjelaskan tujuan dari


· Memperhatikan · Ceramah
penyuluhan

· Menyebutkan materi yang akan


diberikan

Kontrak waktu

2. Pelaksanaan
· Menggali pengetahuan pasien
· Memperhatikan dan· Ceramah
: 15 menit tentang pengertian infeksi menjawab pertanyaan
nosokomial yang diajukan ·

Memberikan reinforcement Memperhatikan


Ceramah
positif

Menjelaskan pengertian infeksi Memperhatikan


nosokomial · Ceramah
Menjelaskan cara penularan
·
infeksi nosokomial Memperhatikan Ceramah
Menjelaskan carapencegahan
· Ceramah
infeksi nosokomial dengan enam
Memperhatikan
langkah mencuci tangan

Menjelaskan cara pencegahan Memperhatikan


infeksi nosokomial dengan
menerapkan etika batuk
Menjelaskan cara pencegahan Memperhatikan
infeksi nosokomial dengan
penataan lingkungan Memperhatikan

Menjelaskan dan
mendemonstrasikan enam
langkah mencuci tangan
Demostrasi

3. Terminasi : Evaluasi: · ·

10 menit Menanyakan kepada peserta Menjawab pertanyaan Diskusi


tentang pengertian infeksi
nosokomial, cara penularan
infeksi nosokomial, capa
pencegahan infeksi nosokomial,
demonstrasi mencuci tangan.

Memberikan reinforcement
kepada peserta yang dapat Memperhatikan Ceramah
menjawab pertanyaaan ·
Terminasi: ·

Mengucapkan terimakasih atas


peran serta peserta.

· Mengucapkan salam penutup Mendengarkan


Ceramah

· Menjawab salam
F. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

· Peserta hadir ditempat penyuluhan

· Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang Rawat Interne


wanita

· Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

· Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

· Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

· Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

3. Evaluasi Hasil

Terdapat sebanyak 60% dari peserta yang hadir mampu menyebutkan


pengertian infeksi nosokomial., cara penularan infeksi nosokomial,
pencegahan infeksi nosokomial, demonstrasi enam langkah cara mencuci
tangan.

Pembimbing Klinik : Ria Asihai ,S.Kep.,Ners

Pembimbing Akademik : Vina Agustina, Ners.,M.Kep


Lampiran Materi

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Definisi Infeksi Nosokomial ( HAIS )

Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang terjadi di rumah sakit atau
infeksi oleh kuman yang dapat selama berada di rumah sakit. Infeksi
nosokomial tidak saja menyangkut penderita tetapi juga yang kontak dengan
rumah sakit termasuk staf rumah sakit, sukarelawan, pengunjung dan
pengantar ataupun keluarga pasien yang menjaga pasien selama di rumah
sakit.

Infeksi Nosokomial adalah infeksi yang didapatkan selama berada dalam


tindakan perawatan dan pengobatan di RS. Contohnya, apabila seorang
penjenguk menderita tuberkulosis (TBC) dan tidak sengaja bersin di depan
pasien dengan imunosupresi atau penurunan daya tahan tubuh, kemudian
beberapa hari kemudian setelah dilakukan pemeriksaan ternyata pasien positif
terkena TBC. Hal ini yang disebut infeksi nosokomial. Penyebaran penyakit
yang terjadi di rumah sakit baik dari pasien, keluarga pasien, dan tenaga
kesehatan.

Menurut Pendapat Ahli (dikutip dari Kompas, 2009). Infeksi nosokomial


menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia, 8,7% pasien RS
menderita infeksi selama menjalani perawatan di RS.

Selama ini paparan terhadap informasi yang diberikan kepada keluarga


pasien ataupun pengunjung lainnya terhadap penularan infeksi ataupun
pencegahannya masih belum optimal, untuk itu dirasa diperlukan suatu
penyuluhan dengan tema khusus membahas tentang infeksi nosokomial.

2. Sumber Dan Cara Penularan Infeksi Nosokomial ( HAIS )


Sumber :
1. Hidup
a. Manusia yang menderita suatu penyakit
b. Binatang : kucing, tikus, lalat dan kecoa
2. Mati
a. Debu
b. Air
c. Cairan yang dikeluarkan oleh manusia, seperti : air ludah, nanah, air
kencing, darah, muntahan dan tinja.
Cara Penularan Infeksi Nosokomial
1. Melalui saluran pernafasan (Batuk, Bersin)
2. Melalui saluran pencernaan (muntah, makanan atau minuman yang
tercemari kotoran dari manusia atau binatang)
3. Melalui Kulit (keringat, bersentuhan dengan luka, masukknya darah
melalui luka

3. Cara Pencegahan Infeksi Nosokomial ( HAIS )


1. Mencuci tangan
a. Pengertian Mencuci Tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah merupakan satu tehnik yang
paling mendasar untuk menghindari masuknya kuman kedalam
tubuh.

Mencuci tangan adalah kegiatan membersihkan bagian telapak,


punggung tangan dan jari agar bersih dari kotoran dan membunuh
kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan manusia.
Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara
bersama-sama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan
ringkas kemudian dibilas dibawah aliran air.

Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan


kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun
biasa dan air (DEPKES,2007).

Jadi, pencegahan infeksi dengan mencuci tangan adalah kegiatan


membersihkan seluruh bagian-bagian tangan dimulai dari telapak
tangan, punggung tangan, sela-sela jari dan kuku dengan air bersih
dan sabun atau dapat juga dengan menggunakan handscrub untuk
mencegah penyebaran infeksi kuman melalui tangan.
b. Kapan waktu mencuci tangan
1. Sebelum makan dan sebelum menyiapkan makanan
2. Sebelum dan setelah menyentuh orang sakit
3. Sesudah menggunakan kamar mandi
4. Setelah batuk atau bersin atau membuang ingus
5. Setelah mengganti popok atau pembalut,
6. Sebelum dan setelah mengobati luka
7. Setelah membersihkan atau membuang sampah
8. Setelah menyentuh hewan atau kotoran hewan

c. Enam langkah cara mencuci tangan

1. Ratakan sabun dengan menggosokkan pada kedua telapak tangan


2. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari, lakukan pada kedua
tangan
3. Gosok kedua telapa dan sela-sela jari kedua tangan
4. Gosok punggung jari kedua tangan dengan posisi tangan saling
mengunci
5. Gosok ibu jari kiri dengan diputar dalam gengganman tangan
kanan, lakukan juga pada tangan satunya
6. Usapkan ujung jari dan kuku tangan kanan dengan diputar di
telapak tangan kiri, lakukan juga pada tangan satunya kemudian
dibilas
2. Menerapkan Etika Batuk Yang Benar
a. Pengertian Batuk
Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan
dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi
di tenggorokan karena adanya lendir, gumpalan darah dan benda asing.
Batuk tidak hanya bertujuan untuk mengeluarkan lendir maupun
benda asing tetapi juga disebabkan oleh iritasi jalan nafas
(Djojodibroto, 2012).
b. Kebiasaan batuk yang salah.
a. Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum.
b. Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau
hidung saat batuk.
c. Membuang ludah sudah batuk disembarang tempat.
d. Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang
tempat.
e. Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk
c. Etika Batuk

Alat:

a. Tissue, Kain Lap


b. Sabun dan air
c. Gel pembersih tangan (Handscrub)

Langkah-langkah

1) Tutup hidung dan mulut denganm Menggunakan tisu/saputangan


Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah.
2) Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau
pencuci tangan berbasis alkohol.
3) Gunakan masker
d. Pembuangan ludah dan dahak yang benar
Alat :
a. Kaleng atau wadah tertutup/pot sputum
b. air sabun / karbol atau lisol

Prosedur :

1) Isi kaleng/ wadah tertutup/pot sputum dengan cairan sabun / karbol


atau lisol.
2) Meludah pada kaleng/ wadah tertutup/pot sputum
3) Tutup wadah dengan rapat setelah batuk
4) Buang dahak kelobang wc atau timbun dalam tanah ditempat yang
jauh keramaian.
5) Cuci tempat penampungan dahak dan cuci tangan

3. Penataan Lingkungan
a. Merapikan barang-barang yang berserakan dan menumpuk di dalam
ruangan, karena akan menimbulkan tempat yang nyaman untuk
bersarangnnya nyamuk. Barang-barang pasien dimasukkan semua ke
dalam lemari pasien dan tidak ada yang menumpuk diluar atau sudut
ruangan.
b. Buang sampah atau segala hal yang dihasilkan oleh penderita pada
tempatnya, seperti air ludah atau muntahan punya tempat tersendiri dan
langsung dibuang ditempat sampah khusus yang disediakan RS.
c. Tidak membolehkan anak dibaeah usia 12 tahun berkunjung ke rumah
sakit. Dikarenakan Anak-anak mudah terserang penyakit. Anak-anak
rentan terhadap infeksi karena daya tahan tubuhnya yang lebih rendah
dibandingkan dengan orang dewasa.
d. Membatasi pengunjung yang menjenguk pasien di rumah sakit, karena
akan menimbulkan ruangan yang sesak, masuk dengan membawa kuman
dari luar rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Ditjen PP & PL. (2013). Buku Krida Pengendalian Penyakit Ditjen Pp & Pl .
diakses tanggal 26 desember 2013 melalui www.pppl.depkes.go.id

Djojodibroto,R,.D.(2012). Respirologi. Jakarta : EGC.

Gegtries. (2010). Konsep etika batuk. diakses tanggal 26 desember 2013 melalui
http://gegtriee.wordpress.com/2010/10/02/etika-batuk/

Potter&Perry.(2005). Fundamental Keperawatan.Jakarta:EGC

Tjay, T.H & Rahardja K. (2007). Obat-obat penting: khasiat, penggunaan dan
efek-efek sampingnya. Jakarta : Elex Media Komputindo
Lampiran
EVALUASI HASIL

Pertanyaan Jawaban
1. Jika sudah terinfeksi bagaimana cara Jika kita melihat adanya tanda-tanda infeksi seperti
pengobatannya? batuk, gatal-gatal, demam, dan sebaiknya kita membawa
keluarga kita atau penderita ke pelayanan kesehatan
terdekat baik puskesmas ataupun rumah sakit untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

2. Apakah dengan mencuci tangan Untuk mencuci tangan alangkah lebih baiknya kita
dengan handscrub tangan kita mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air
terhindar dari bakteri atau kuman? mengalir, jika menggunakan handscrub kemungkinan
masih ada kuman atau bakteri yang menempel di tangan
kita.

3. Mengapa anak yang berusia di Mengapa anak usia di bawah 12 tahun tidak di
bawah 12 tahun tidak di perbolehkan masuk keruangan karena seperti yg kita
perbolehkan untuk masuk ke ketahui bahwa rumah sakit adalah tempat orang sakit
ruangan rawat atau rumah sakit? jadi rumah sakit terpapar banyak kuman dan bakteri
yang tidak terlihat oleh kasat mata, nah anak di usia di
bawah 12 tahun system kekebalan tubuhnya tidak sama
seperti orang dewasa dan sangat rentan terkena
penyakit.
DAFTAR HADIR PESERTA

Ruangan : Dahlia
Hari/Tanggal : Jumat, 03 Agustus 2018

No Nama Tanda Tangan Keterangan

Anda mungkin juga menyukai