Anda di halaman 1dari 31

PERBANDINGAN TUJUAN, SKL, PENDEKATAN DAN METODE

PEMBELAJARAN IPA SMP/MTs DALAM KTSP DAN KURIKULUM 2013

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pembelajaran IPA Terpadu
yang dibina oleh Bapak Dr. Ibrohim, M.Si , Ibu Vita Ria Mustikasari, S.Pd., M.Pd
dan Ibu Novida Pratiwi , S.Si., M.Sc.

Oleh :

Kelompok 2/ Off B 2015

1. Fatricia Parenden ( 150351606069)


2. Lilis Eka Herdiana (150351604962)
3. Lutviyah Dwi N. (150351605475)
4. Moh. Riky H (150351607309)
5. Resti Endang K. N (150351600572)
6. Tri Wahyuni (150351601030)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN IPA
Agustus 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga
penulis dapat menyusun makalah tentang “Perbandingan Tujuan, Standar
Kompetensi Lulusan, Pendekatan Dan Metode Pembelajaran IPA SMP/MTs Dalam
KTSP Dan Kurikulum 2013” dengan sebaik-baiknya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui


Perbandingan Tujuan, Standar Kompetensi Lulusan, Pendekatan Dan Metode
Pembelajaran IPA SMP/MTs Dalam KTSP Dan Kurikulum 2013. Sehingga mampu
menginspirasi pembaca mengenai Pembelajaran IPA Terpadu.

Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat penilaian tugas dalam
matakuliah Pembelajaran IPA Terpadu. Dengan adanya makalah ini, diharapkan
mahasiswa akan mengerti lebih dalam tentang Tujuan, Standar Kompetensi Lulusan,
Pendekatan Dan Metode Pembelajaran IPA SMP/MTs Dalam KTSP Dan Kurikulum
2013.
Kami menyadari makalah ini masih memerlukan perbaikan, untuk itu tim
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
meningkatkan kualitas makalah ini dan kami berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Malang, 29 Agustus 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tujuan KTSP dan Kurikulum 2013 ................................................................. 4

2.2 SKL KTSP dan Kurikulum 2013 .................................................................... 5

2.3 Pendekatan KTSP dan Kurikulum 2013 ....................................................... 15

2.4 Metode Pembelajaran KTSP dan Kurikulum 2013 ....................................... 28

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 23

RANGKUMAN ...................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 27

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sudah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum.
Menurut Suparlan (2012), kurikulum pertama Indonesia adalah Rencana
Pelajaran 1947. Ketika itu, istilah kurikulum belum digunakan. Kemudian,
Rencana Pelajaran 1947 ini dirubah menjadi Rencana Pelajaran 1950.
Selanjutnya diganti dengan Rencana Pelajaran 1958. Rencana pelajaran ini
kemudian direvisi menjadi Rencana Pelajaran 1964. Setelah itu rencana
pelajaran ini diganti menjadi Kurikulum 1968. Sejak inilah istilah rencana
pelajaran yang sudah digunakan selama bertahun-tahun berganti nama
menjadi kurikulum. Kemudian, kurikulum ini dirubah lagi menjadi
Kurikulum 1975. Selanjutnya, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994,
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) 2006 dan terakhir Kurikulum 2013.
Kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan
oleh setiap satuan pendidikan, khususnya oleh guru dan kepala sekolah,
dalam menyelenggarakan pendidikan. Oleh sebab itu, sekolah sebagai
pihak yang melaksanakan kurikulum harus dilibatkan secara langsung
dalam proses pengembangan kurikulum. Keterlibatan pihak penyelenggara
pendidikan di tingkat satuan pendidikan dalam proses pengembangan
kurikulum sangat diperlukan. Keterlibatan mereka secara langsung dalam
pengembangan kurikulum akan memudahkannya dalam memahami dan
melaksanakan kurikulum. Sebaliknya, ketidakterlibatan mereka akan
memperlama jangka waktu pemahaman dan penghayatan terhadap
kurikulum.
Perubahan kurikulum juga merupakan akibat dari perkembangan
masyarakat. Kita tidak ingin membangun generasi yang terpisah dengan
perkembangan masyarakatnya. Kita mendidik generasi yang akan hidup di
zaman yang berbeda dengan kita. Kita mendewasakan mereka melalui
pendidikan yang tidak usang yang muatannya tertuang di dalam kurikulum
(Sukmadinata, 2008). Dalam suatu sistim pendidikan, kurikulum itu

1
sifatnya dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan
pengembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman
(Mulyasa, 2013). Perubahan kurikulum pendidikan suatu negara biasanya
diprakarsai oleh kementerian pendidikan. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Muhammad Nuh mengatakan akan konsisten dan terus maju
dengan rencana implementasi kurikulum 2013 meskipun kritik dan protes
datang bertubi-tubi dari berbagai kalangan. Umumnya kritik-kritik tersebut
datang dari guru, edukator dan pemerhati pendidikan. Menurut
Muhammad Nuh, mutu pendidikan Indonesia akan terus memburuk kalau
kurikulum baru ini tidak dilaksanakan. Dengan mengatakan “masa depan
negeri ini tergantung kepada kurikulum 2013” (Saragih, 2013).
Berdasarkan uraian diatas, makalah ini akan menjelaskan mengenai
perbandingan beberapa aspek dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Tujuan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan Kurikulum 2013 ?
2. Bagaimana Standar Kompetensi Lulusan dari Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013 ?
3. Bagaimana Pendekatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Kurikulum 2013 ?
4. Bagaimana Metode Pembelajaran IPA SMP/MTs dari Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013 ?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui Tujuan dari Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013
2. Dapat mengetahui Standar Kompetensi Lulusan dari Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013
3. Dapat mengetahui Pendekatan dari Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013

2
4. Dapat mengetahui Metode Pembelajaran IPA SMP/MTs dari
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum
2013

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum


2013
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk mendirikan
dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberikan kewenangan
(otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan
kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkanya KTSP adalah untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif
sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan
sumber daya yang tersedia
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama
3. Menignkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.
Kurikulum 2013 adalah dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan
insan Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara
dan peradaban dunia. Kurikulum adalah instrumen pendidikan untuk dapat
membawa insan Indonesia memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sehingga dapat menjadi pribadi dan warga negara yang
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif

4
2.2 Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Kurikulum 2013
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Tujuan dari Standar Kompetensi Lulusan yaitu digunakan sebagai utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar saranaa dan prasarana,
standar pengelolaan dan standar pembiayaan.

Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah


digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses,
standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
Standar Kompetensi Lulusan meliputi :

a. Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A;

b. Kompetensi Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan

c. Kompetensi Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/ Paket C.

Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi


Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah yang digunakan sebagai acuan
utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian
pendidikan,standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Dengan
diberlakukanya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi
Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku. Namun dalam makalah ini, akan tetap di tunjukkan
mengenai isi Permendikbud No. 54 Tahun 2013 untuk menambah
pengetahuan pembaca.

5
Berikut Standar Kompetensi Lulusan berdasarakan Permendikbud No.
54 Tahun 2013 :

Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A

Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A memiliki sikap, penegtahuan dan


keterampilan sebagai berikut.

SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMK/


Paket A Paket B MAK/SMALB/
Paket C
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki Memilliki perilaku Memiliki
perilaku yang yang perilaku yang
mencerminkan mencerminkan mencerminkan
sikap orang sikap orang sikap yang
beriman, beriman, berakhlak beriman,
berakhlak mulia, berilmu, berakhlak mulia,
mulia, berilmu, percaya diri dan berilmu, percaya
percaya diri, bertanggung jawab diri dan
dan dalam berinteraksi bertanggung
bertanggung secara efektif jawab dalam
jawab dalam dengan lingkungan berinteraksi
berinteraksi sosial dana lam secara efektif
secara efektif dalam jangkauan dengan
dengan pergaulan dan lingkungan sosial
lingkungan keberadaannya dana lam serta
sosial dana lam dalam
di lingkungan menempatkan
rumah, sekolah diri sebagai
dan tempat cerminan banga
bermain. dalam pergaulan
dunia
Pengetahuan Memiliki Memiliki Memiliki
pengetahuan penegtahauan penegtahuan
faktual dan faktual, konseptual faktual,
konsepetual dan procedural konseptual,
berdasarkan dalam ilmu procedural, dan
rasa ingin pengetahaun, metakognitif
tahunya tentang teknologi, seni dan dalam ilmu
ilmu budaya dengan pengetahuan,

6
penegtahuan, wawsan teknologi seni,
teknologi, seni kemanusiaa, dan budaya
dan budaya kebangsaan, dengan wawasan
dalam wawasan kenegaraan dan kemanusiaan,
kemanusiaan, peradaban terkait kebangsaan,
kebangsaan, fenomena dna kenegaraan dan
kenegaaraan kejadian yang peradaban terkait
dan peradaban tampak mata penyebab serta
terkait dampak
fenomena dan fenomena dan
kejadian di kejadian
lingkungan
rumah, sekolah
dan tempat
bermain .
Keterampilan Memililki Memiliki Memiliki
kemampuan kemampuan pikir kemampuan pikir
pikir dan tindak dan tindak yang dan tindak yang
yang produktif efektif dan kreatif efektif dan kreatif
dan kreatif dalma ranah dalam ranah
dalam ranah abstrak dan konkret abstrak dan
abstark dan sesuai dengan yang konkret sebagai
konkret sesuai dipelajari disekolah pengembangan
dengan yang dan sumber lain dari yang
ditugaskan sejenis. dipelajari di
kepadanya. sekolah secara
mandiri.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 20 tahun


2016 dalam kurikulum 2013 Standart Kompetensi Lulusan di bagi menjadi
beberapa dimensi yaitu :

1. DIMENSI SIKAP
SD/ MI/ SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB
Paket A Paket B Paket C
RUMUSAN
Memiliki perilaku Memiliki perilaku Memiliki perilaku
yang mencerminkan yang mencerminkan yang mencerminkan
sikap : sikap : sikap :
1. Beriman dan 1. Beriman dan 1. Beriman dan

7
bertakwa bertakwa bertakwa
kepada Tuhan kepada Tuhan kepada Tuhan
YME, YME, YME,
2. Berkarakter, 2. Berkarakter, 2. Berkarakter,
jujur, dan jujur, dan jujur, dan
peduli, peduli, peduli,
3. Bertanggung 3. Bertanggung 3. Bertanggung
jawab jawab jawab
4. Pembelajaran 4. Pembelajaran 4. Pembelajaran
sejati sepanjang sejati sepanjang sejati sepanjang
hayat, dan hayat, dan hayat, dan
5. Sehat jasmani 5. Sehat jasmani 5. Sehat jasmani
dan rohani dan rohani dan rohani
Sesuai dengan Sesuai dengan Sesuai dengan
perkembangan anak di perkembangan anak di perkembanagan anak
lingkungan keluarga, lingkungan keluarga, di lingkungan
sekolah, masyarakat sekolah, masyarakat keluarga, sekolah,
dan lingkungan alam dan lingkungan alam masyarakat dan
sekitar bangsa dan sekitar, bangsa, negara lingkungan alam
negara. dan kawasan regional. sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional dan
internasional.

2. DIMENSI PENGETAHUAN
SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/
Paket A Paket B Paket C
RUMUSAN
Memiliki Memiliki pengetahuan Memiliki pengetahuan,
pengetahuan faktual, faktual, konseptual, faktual, konseptual,
konseptual, procedural, dan procedural, dan
procedural, dan metakognitif pada metakognitif pada
metakognitif pada tingkat teknis dan tingkat teknis dan
tingkat dasar spesifik sederhana spesifik sederhana
berkenaan dengan: berkenaan dengan : berkenaan dengan :
1. Ilmu 1. Ilmu pengetahuan 1. Ilmu pengetahuan,
pengetahuan, 2. Teknologi 2. Teknologi
2. Teknologi 3. Seni 3. Seni
3. Seni dan 4. Budaya 4. Budaya dan
4. Budaya Mampu mengaitkan 5. Humaniora
Mampu mengaitkan penegtahuan di atas Mampu mengaitkan
penegtahuan di aats dalam konteks diri pengetahuan di atas
dalam koteks diri sendiri, keluarga, dalam konteks diri

8
sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat sendiri, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekolah, mayarakat dan
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara lingkungan alam
sekitar, bangsa dan dan kawasan regional. sekitar, bangsa, negara,
negara. serta kawasan regional
dan internasional.

Istilah pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural dan Meakognitif pada


masing-masing satuan pendidikan dijelaskan pada matriks berikut.
PENJELASAN SD/MI/SDLB SMP/MTs/SMPL/ SMA/MA?SMALB/
Paket A Paket B Paket C
RUMUSAN
Faktual Pengetahuan Pengetahuan teknis Pengetahuan teknis
dasar dan spesifik dan spesifik, detail
berkenaan tingkat sederhana dan kompleks
dengan ilmu berkenaan dengan berkenaan dnegan
pengetahuan, ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, teknologi, seni dan tekonoolgi, seni, dan
dan budaya budaya terkait budaya terkait dengan
terkait dengan dengan masyarakat masyarakat dan
diri sendiri, dan lingkungan lingkungan alam
keluarga, alam sekitar, sekitar, bangsa,
sekolah bangsa, negara dan negara, kawasan
masyarakat dan kawasan regional. regional dan
lingkungan internasional.
alam sekitar,
bangs dan
negara.
Konseptual Terminologi / Terminologi/ Terminologi/ istilah
istilah yang istilah dan dan klasifikasi
digunakan , klasifikasi, kategori, prinsip,
klasifikasi, kategori, prinsip, generalisasi, teori,
kategori generalisasi dan model dan struktur
prinsip, dan teori, yang yang digunakan
generalisasi digunakan terkait terkait dengan
berkenaan dengan penegtahuan teknis
dengan ilmu penegtahuan teknis dan spesifik, detail
penegtahuan, dan spesifik dan kompless
teknologi , seni tingkat sederhana berkenaan dnegan
dan budaya berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
terkait dengan ilmu penegtahuan teknologi , seni dan
dir sendiri, teknologi, seni dan budaya terkait dengan

9
keluarga, budaya terkait masyarakat dan
sekolah dengan masyarakat lingkungan alam
masyarakat dan dan lingkungan sekitar, bangasa,
lingkungan alam sekitar, negara, kawasan
alam sekitar, bangsa, negara dan regional, dan
bangsa dan kawasan regional. internasional
negara
Prosedural Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan tentang
tentang tentang cara cara melakukan
caramelakukan melakukan sesuatu sesuatu atau kegiatan
sesuatu atau atau kegiatan yang yang terkait dengan
kegiatan yang terkait dengan penegtahuan teknis,
berkenaan penegtahuan spesifik, algoritma,
dengan ilmu teknis, spesifik, metode, dan kriteria
penegtahuan, algoritma, metode untnuk mennetukan
teknologi, seni tingkat sederhana prosedur yang sesuai
dan budaya berkenaan dengan berkenaan dengan
terkait dengan ilmu penegtahuan ilmu penegtahuan,
diri sendiri, teknologi, seni dan teknologi, seni dan
keluarga budaya terkait budadya terkait
sekolah, dengan masyarakat dengan masyarakat
masyarakat da dan lingkungan dan lingkungan alam
lingkungan alam sekitar, sekitar, bangsa
alam sekitar, bangsa, negara dan negara, kawasan
bangsa dan kawasan regional. regional dan
negara. internasioanl
Metakognitif Pengetahuan Pengetahuan Penegtahuan tentang
tentang tentang kekuatan kekuatan dan
kekuatan dan dan kelemahan diri kelemahandiri sendiri
kelemahan diri sendiri dan dan menggunakannya
sendiri dan menggunakannya dalam mempelajari
menggunakann dalam mempelajari pengetahuan teknis,
ya dalam pengetahuan detail, spesifik,
mempelajari penegtahuan teknis kompleks, kontekstual
ilmu dan spesifik dan kondisional
penegtahuan, tingkat sederhana berkenaan dengan
teknologi, seni berkenaan dengan ilmu penegtahuan,
dan budaya ilmu penegtahuan teknologi, seni, dan
terkait dengan teknologi,seni dan budaya terkait dengan
diri sendiri , budaya terkait masyarakat dan
keluarga dengan masyarakat lingkungan alam
sekolah, dan lingkungan sekitar, bangsa,

10
masyarakat dan alam sekitar, negara, kawasan
lingkungan bangsa, negara dan regional dan
alam sekitar, kawasan regional. internasioanl.
bangas dan
negara.

3. DIMENSI KETERAMPILAN
SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/
Paket A Paket B Paket C
Memiliki Memiliki keterampilan Memiliki keterampilan
keterampilan berpikir berpikir dan bertindak: berpikir dan bertindak :
dan bertindak: 1. Kreatif 1. Kreatif,
1. Kreatif, 2. Produktif 2. Produktif
2. Produktif 3. Kritis 3. Kritis
3. Kritis 4. Mandiri 4. Mandiri
4. Mandiri 5. Kolaboratif 5. Kolaboratif
5. Kolaboratif 6. Komunikatif 6. Komunikatif
6. Komulatif Melalui pendekatan Melalui pendekatan ilmiah
Melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan sebagai penegmbangan dari
ilmiah sesuai dengan yang dipelajari di yang dipelajari di satuan
thap perkebangan satuan pendidikan dan pendidikan dan sumber lain
anak yang relevan sumber lain secara secara mandiri
dengan tugas yang mandiri
diberikan

Sedangkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Peraturan


Menteri Pendidikan Nasioanal Nomor 23 Tahun 2006 yaitu :

SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK


Paket A PAket B Paket C
Menjalankan Mengamalkan Berperilaku sesuai Berperilaku sesuai
ajaran agama ajaran agama yang dengan ajaran dengan ajaran
yang dianut dianut sesuai agama yang dianut agama yang dianut
sesuai dengan dengan tahap sesuai dengan sesuai dengan
tahap perkembangan perkembangan perkembangan
perkembangan remaja remaja remaja
anak 2. 2. 2.
2. Menunjukkan sikap Mengembangkan Mengembangkan
Mengenal percaya diri diri secara optimal diri secara optimal
kekurangan 3. dengan dengan
dan kelebihan Mematuhi aturan- memanfaatkan memanfaatkan

11
diri sendiri aturan sosial yang kelebihan diri kelebihan diri
3. berlaku dalam serta memperbaiki serta memperbaiki
Mematuhi lingkungan yang kekurangannya kekurangannya
aturan-aturan lebih 3. 3.
sosial yang luas Menunjukkan sikap Menunjukkan sikap
berlaku dalam 4. percaya diri dan percaya diri dan
lingkungannya Menghargai bertanggung jawab bertanggung jawab
4. keberagaman atas perilaku, atas perilaku,
Menghargai agama, budaya, perbuatan, dan perbuatan, dan
keberagaman suku, ras, dan pekerjaannya pekerjaannya
agama, golongan sosial 4. 4.
budaya, suku, ekonomi dalam Berpartisipasi Berpartisipasi dalam
ras, dan lingkup nasional dalam penegakan penegakan aturan-
golongan 5. aturan-aturan sosial aturan sosial
sosial Mencari dan 5. 5.
ekonomi di menerapkan Menghargai Menghargai
lingkungan informasi dari keberagaman keberagaman
sekitarnya lingkungan sekitar agama, bangsa, agama, bangsa,
5. dan sumber- suku, ras, dan suku, ras, dan
Menggunakan sumber lain secara golongan sosial golongan sosial
informasi logis, kritis, dan ekonomi dalam ekonomi dalam
tentang kreatif lingkup global lingkup global
lingkungan 6. 343 6.
sekitar secara Menunjukkan 6. Membangun dan
logis, kritis, kemampuan Membangun dan menerapkan
dan berpikir logis, menerapkan informasi dan
kreatif kritis, kreatif, dan informasi dan pengetahuan secara
6. inovatif pengetahuan secara logis,
Menunjukkan 7. logis, kritis, kreatif, dan
kemampuan Menunjukkan kritis, kreatif, dan inovatif
berpikir logis, kemampuan belajar inovatif 7.
kritis, dan secara mandiri 7. Menunjukkan
kreatif, dengan sesuai dengan Menunjukkan kemampuan berpikir
bimbingan potensi kemampuan logis, kritis, kreatif,
guru/pendidik yang dimilikinya berpikir logis, dan inovatif dalam
7. 8. kritis, kreatif, dan pengambilan
Menunjukkan Menunjukkan inovatif dalam keputusan
rasa kemampuan pengambilan 8.
keingintahuan menganalisis dan keputusan Menunjukkan
yang tinggi memecahkan 8. kemampuan
dan menyadari masalah dalam Menunjukkan mengembangkan
potensinya kehidupan sehari- kemampuan budaya belajar

12
8. hari mengembangkan untuk
Menunjukkan 9. budaya belajar pemberdayaan diri
kemampuan Mendeskripsi untuk 9.
memecahkan gejala alam dan pemberdayaan diri Menunjukkan sikap
masalah sosial 9. kompetitif dan
sederhana 10. Menunjukkan sikap sportif untuk
dalam Memanfaatkan kompetitif dan mendapatkan hasil
kehidupan lingkungan secara sportif untuk yang
sehari-hari bertanggung jawab mendapatkan hasil terbaik
9. 11. yang 10.
Menunjukkan Menerapkan nilai- terbaik Menunjukkan
kemampuan nilai kebersamaan 10. kemampuan
mengenali dalam kehidupan Menunjukkan menganalisis dan
gejala alam bermasyarakat, kemampuan memecahkan
dan sosial di berbangsa, dan menganalisis dan masalah
lingkungan bernegara demi memecahkan kompleks
sekitar terwujudnya masalah 11.
10. persatuan dalam kompleks Menunjukkan
Menunjukkan Negara 11. kemampuan
kecintaan dan Kesatuan Republik Menunjukkan menganalisis gejala
kepedulian Indonesia kemampuan alam dan sosial
terhadap 12. menganalisis gejala 12.
lingkungan Menghargai karya alam dan sosial Memanfaatkan
11. seni dan budaya 12. lingkungan secara
Menunjukkan nasional Memanfaatkan produktif dan
kecintaan dan 13. lingkungan secara bertanggung jawab
kebanggaan Menghargai tugas produktif dan 344
terhadap pekerjaan dan bertanggung jawab 13.
bangsa, memiliki 13. Berpartisipasi dalam
negara, dan kemampuan untuk Berpartisipasi kehidupan
tanah air berkarya dalam kehidupan bermasyarakat,
Indonesia 14. bermasyarakat, berbangsa, dan
12. Menerapkan hidup berbangsa, dan bernegara
Menunjukkan bersih, sehat, bernegara secara demokratis
kemampuan bugar, aman, dan secara demokratis dalam wadah
untuk memanfaatkan dalam wadah Negara Kesatuan
melakukan waktu Negara Kesatuan Republik Indonesia
kegiatan seni luang Republik Indonesia 14.
dan budaya 15. 14. Mengekspresikan
lokal Berkomunikasi dan Mengekspresikan diri melalui kegiatan
13. berinteraksi secara diri melalui seni dan budaya
Menunjukkan efektif dan santun kegiatan seni dan 15.

13
kebiasaan 16. budaya Mengapresiasi karya
hidup bersih, Memahami hak dan 15. seni dan budaya
sehat, bugar, kewajiban diri dan Mengapresiasi 16.
aman, dan orang lain dalam karya seni dan Menghasilkan karya
memanfaatkan pergaulan di budaya kreatif, baik
waktu luang masyarakat 16. individual maupun
Berkomunikasi 17. Menghasilkan kelompok
secara jelas Menghargai adanya karya kreatif, baik 17.
dan santun perbedaan pendapat individual maupun Menjaga kesehatan
15. 18. kelompok dan keamanan diri,
Bekerja sama Menunjukkan 17. kebugaran jasmani,
dalam kegemaran Menjaga kesehatan serta
kelompok, membaca dan dan keamanan diri, kebersihan
tolong- menulis naskah kebugaran jasmani, lingkungan
menolong, dan pendek sederhana serta 18.
menjaga diri 19. kebersihan Berkomunikasi lisan
sendiri Menunjukkan lingkungan dan tulisan secara
dalam keterampilan 18. efektif dan santun
lingkungan menyimak, Berkomunikasi 19.
keluarga dan berbicara, lisan dan tulisan Memahami hak dan
teman sebaya membaca, dan secara efektif dan kewajiban diri dan
16. menulis santun orang lain dalam
Menunjukkan dalam bahasa 19. pergaulan di
kegemaran Indonesia dan Memahami hak dan masyarakat
membaca dan bahasa Inggris kewajiban diri dan 20.
menulis sederhana orang lain dalam Menghargai adanya
17. 20. pergaulan di perbedaan pendapat
Menunjukkan Menguasai masyarakat dan berempati
keterampilan pengetahuan yang 20. terhadap orang
menyimak, diperlukan untuk Menghargai adanya lain
berbicara, mengikuti perbedaan pendapat 21.
membaca, pendidikan dan berempati Menunjukkan
menulis, dan menengah terhadap orang lain keterampilan
berhitung 21. membaca dan
Menunjukkan menulis naskah
keterampilan secara sistematis
membaca dan dan estetis
menulis naskah 22.
secara sistematis Menunjukkan
dan estetis keterampilan
22. menyimak,
Menunjukkan membaca, menulis,

14
keterampilan dan berbicara
menyimak, dalam bahasa
membaca, menulis, Indonesia dan
dan berbicara Inggris
dalam bahasa 23.
Indonesia dan Menguasai
Inggris kompetensi program
23. keahlian dan
Menguasai kewirausahaan baik
pengetahuan yang untuk
diperlukan untuk memenuhi tuntutan
mengikuti dunia kerja maupun
pendidikan tinggi untuk mengikuti
pendidikan tinggi
sesuai dengan
kejuruannya

2.3 Pendekatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan


Kurikulum 2013
Pendekatan pembelajaran KTSP adalah siswa diberitahu tentang
materi yang harus yang harus dihafal (siswa diberitahu). Standar proses
dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi.
Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada
pemahaman, kemampuan atau kompetensi terutama di sekolah yang
berkaitan dengan pekerjaan masyarakat sekitar. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, disebutkan pengertian ketiga istilah tersebut, yaitu:
a. Eksplorasi dalam pendidikan adalah kegiatan untuk memperoleh
pengalaman-pengalaman baru dari situasi yang baru.
b. Elaborasi adalah penggarapan (pengerjaan) secara tekun dan cermat.
c. Konfirmasi adalah pembenaran, penegasan, dan pengesahan

Sedangkan pengaplikasian ketiga istilah tersebut dalam proses


pembelajaran adalah sebagai berikut :

15
a. Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi adalah kegiatan dalam mencari dan
menghimpun informasi dengan menggunakan media untuk
memperkaya pengalaman mengelola informasi, memfasilitasi peserta
didik berinteraksi sehingga siswa (peserta didik) aktif, mendorong
siswa mengamati berbagai gejala, menangkap tanda-tanda yang
membedakan dengan gejala pada peristiwa lain, mengamati objek di
lapangan dan laboratorium.

Peran guru dan siswa (peserta didik) dalam siklus eksplorasi

Peran siswa :

 membaca, berdiskusi, atau melakukan percobaan


 mengumpulkan dan mengolah data

Peran Guru :

 menggunakan berbagai pendekatan dan media


 memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa, siswa dengan guru,
dan siswa dengan sumber belajar
 melibatkan siswa secara aktif

a. Elaborasi
Kegiatan elaborasi adalah kegiatan membaca dan menuliskan hasil
eksplorasi, mendiskusikan, mendengar pendapat, untuk lebih
mendalami sesuatu, menganalisis kekuatan atau kelemahan argumen,
mendalami pengetahuan tentang sesuatu, membangun kesepakatan
melalui kegiatan kooperatif dan kolaborasi, membiasakan peserta
didik membaca dan menulis, menguji prediksi atau hipotesis,
menyimpulkan bersama, dan menyusun laporan atau tulisan,
menyajikan hasil belajar.

16
Peran guru dan siswa (peserta didik) dalam siklus elaborasi
Peran siswa :

 Melaporkan hasil eksplorasi secara lisan atau tertulis, baik secara


individu maupun kelompok
 Menanggapi laporan atau pendapat teman
 Mengajukan argumentasi dengan santun

Peran Guru :

 Memfasilitasi siswa untuk berpikir kritis, menganalisis,


memecahkan masalah,
 Bertindak tanpa rasa takut
 Memfasilitasi siswa untuk berkompetisi

b. Konfirmasi
Kegiatan konfirmasi, adalah kegiatan umpan balik terhadap apa
yang dihasilkan siswa melalui pengalaman belajar, memberikan
apresiasi terhadap kekuatan dan kelemahan hasil belajar dengan
menggunakan teori yang dikuasai guru, menambah informasi yang
seharusnya dikuasai peserta didik, mendorong peserta didik untuk
menggunakan pengetahuan lebih lanjut dari sumber yang terpercaya
untuk lebih menguatkan penguasaan kompetensi belajar agar lebih
bermakna.
Setelah memperoleh keyakinan, maka siswa mengerjakan tugas-
tugas untuk menghasilkan produk belajar yang konkrit dan
kontekstual. Guru membantu siswa menyelesaikan masalah dan
menerapkan ilmu dalam aktivitas yang nyata dalam kehidupan sehari-
hari. ( Sumiyati,2010 )

Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan


saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik
dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual.
Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki

17
nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning,
project-based learning, problem-based learning, inquiry learning.
Pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan, pertanyaan, hasilnya
melalui pemanfaatan berbagai sumber belajar (siswa mencari tahu).
Semua mata pelajaran diajarkan terkait dan terpadu dengan pendekatan
yang sama (saintifik) melalui mengamati, menanya, mencoba, dan menalar
untuk semua jenjang

Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan ilmiah atau


scientific approach pada proses pembelajaran. Pendekatan ilmiah
(scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan,
dan mencipta untuk semua mata pelajaran (Sudarwan, 2013). Proses
pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu
bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Menurut McCollum (2009)
dijelaskan bahwa komponen-komponen 4 penting dalam mengajar
menggunakan pendekatan scientific diantaranya adalah guru harus
menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan
(Foster a sense of wonder), meningkatkan keterampilan mengamati
(Encourage observation), melakukan analisis (Push for analysis) dan
berkomunikasi (Require communication). ( Hakim,2017 )

2.4 Metode Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum


2013
Metode Pembelajaran KTSP

Pengembangan metode pembelajaran KTSP pada sekolah mengacu


kepada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) terutama pada standar isi, standar proses
pembelajaran, standar pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan

18
prasarana pendidikan. Metode pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) adalah metode ceramah, metode tanya jawab,
metode pemberian tugas dan metode demonstrasi. (Suparman, 2007)

1. Metode Ceramah

Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan


menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah
siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat
dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk
menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan
literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham
siswa.

Metode ini dapat dilakukan untuk memberikan pengarahan,


petunjuk diawal pembelajaran, waktu terbatas, sedangkan materi/informasi
banyak yang akan disampaikan, lembaga pendidikan sedikit memiliki staf
pengajar dengan siswa yang banyak.

Alasan penggunaan metode ceramah antara lain :


a. Agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung.
b. Penyajian materi pelajaran sistematis (tidak berbelit-belit).
c. Untuk merangsang siswa belajar aktif.
d. Untuk memberikan feed back (balikan).
e. Untuk memberikan motivasi belajar.
Metode ceramah digunakan dengan tujuan untuk :
a. Menyampaikan informasi atau materi pelajaran.
b. Membangkitkan hasrat, minat, dan motivasi siswa untuk belajar.
c. Memperjelas materi pelajaran. (Muhhibin, 2007)

2. Metode Tanya Jawab


Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran
dengan menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa
memahami materi tersebut. Metode Tanya Jawab akan menjadi efektif bila

19
materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai
aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi, meliputi pertanyaan
tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan
pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban),
serta disajikan dengan cara yang menarik.

Metode tanya jawab merupakan cara penyajian pelajaran dalam


bentuk pertanyaan yang harus dijawab terutama dari guru kepada siswa,
tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode ini dipandang lebih baik
daripada metode pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah.
Alasannya karena metode ini dapat merangsang siswa untuk berfikir dan
berkreativitas dalam proses pembelajaran. Metode tanya jawab juga dapat
digunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa jauh materi atau
bahan pengajaran yang telah dikuasai oleh siswa.

Sudjana mendefinisikan metode Tanya Jawab adalah metode


mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang
bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara
guru dan siswa, guru bertanya siswa menjawab, atau siswa bertanya guru
menjawab. Sehingga terlihat adanya timbal balik secara langsung antara
guru dengan siswa. (Nana, 2004)

4. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan


memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi,
benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang dipelajari.
Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang
sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan
lisan.

Demonstrasi akan menjadi aktif jika dilakukan dengan baik oleh


guru dan selanjutnya dilakukan oleh siswa. Metode ini dapat dilakukan
untuk kegiatan yang alatnya terbatas tetapi akan dilakukan terus-menerus
dan berulang-ulang oleh siswa.

20
Metode Pembelajaran Kurikulum 2013

Di dalam pembelajaran IPA pada kurikulum 13, peserta didik didorong


untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,
mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama di dalam pikirannya,
dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Pandangan
dasar tentang pembelajaran adalah bahwa pengetahuan tidak dapat
dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik harus
didorong untuk mengonstruksi pengetahuan di dalam pikirannya. Agar
benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik
perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala
sesuatu untuk dirinya, dan bersusah payah dengan ide-idenya. Bagi peserta
didik, pengetahuan yang ada di benaknya bersifat dinamis, berkembang
dari sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan di
sekitarnya menuju ruang lingkup yang lebih luas, dan dari yang bersifat
konkrit menuju abstrak. Karena hal tersebut, pembelajaran IPA sebaiknya
menggunakan metode discovery, metode pembelajaran yang menekankan
pola dasar: melakukan pengamatan, menginferensi, dan
mengomunikasikan/menyajikan. Pola dasar ini dapat dirinci dengan
melakukan pengamatan lanjutan (mengumpulkan data), menganalisis data,
dan menarik kesimpulan.

Discovery Learning

Pengertian Metode Discovery Learning. Menurut Djamarah (2008:


22) Discovery Learning adalah belajar mencari dan menemukan sendiri.
Dalam sistem belajar mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran yang
tidak berbentuk final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan
menemukan sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan
masalah. Secara garis besar prosedurnya adalah demikian:

1) Simulation. Guru bertanya dengan mengajukan persoalan atau


menyuruh peserta didik untuk membaca atau mendengarkan uraian yang
memuat permasalahan.

21
2) Problem statement. Anak didik diberi kesempatan mengidebtifikasi
berbagai permasalahan.

3) Data collection. Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar


tidaknya hipotesis ini, anak didik diberi kesenpatan untuk mengumpulkan
berbagai informasi yang relevan.

4) Data processing. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi,


dan sebagainya, semua diolah, diacak, diklasifikasikan ditabulasi, bahkan
bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat
kepercayaan tertentu,

5) Verification atau pembuktian. Berdasarkan hasih pemngolahan dan


pembuktian, hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu kemudian dicek.

6) Generalization. Tahap selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi tadi,


anak didik belajar menarik kesimpulan.

Pandangan ini bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai subjek


dan obyek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk
berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Proses belajar harus dipandang sebagai stimulus yang dapat memantang
siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Peran guru lebih banyak
menempatkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajar dan
fasilitator belajar. dengan demikian, siswa lebih banyak melakukan
kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan masalah
dengan bimbingan guru. (Muhamad, dkk, 2013)

22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh
setiap satuan pendidikan, khususnya oleh guru dan kepala sekolah, dalam
menyelenggarakan pendidikan.
2. Tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk mendirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberikan kewenangan
(otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah tnuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam
pengembangan kurikulum.
3. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban
dunia.
4. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
5. Pendekatan pembelajaran KTSP adalah siswa diberitahu tentang materi
yang harus yang harus dihafal (siswa diberitahu). Standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi.
6. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik
atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat
menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual.
7. Pengembangan metode pembelajaran KTSP pada sekolah mengacu kepada
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

23
Pendidikan (SNP) terutama pada standar isi, standar proses pembelajaran,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana
pendidikan. Metode pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode
pemberian tugas dan metode demonstrasi.
8. Metode Kurikulum 2013 pembelajaran IPA sebaiknya menggunakan
metode discovery, metode pembelajaran yang menekankan pola dasar:
melakukan pengamatan, menginferensi, dan
mengomunikasikan/menyajikan. Pola dasar ini dapat dirinci dengan
melakukan pengamatan lanjutan (mengumpulkan data), menganalisis data,
dan menarik kesimpulan.

24
RANGKUMAN

TABEL PERBANDINGAN KTSP DENGAN KURIKULUM 2013

N PEMBANDIN KTSP K13


O G
1 Tujuan  Dikembangkan  Dikembangkan untuk
Pembelajaran sesuai dengan diimplementasikan secara
IPA keadaan lembaga nasional
sekolah di  Agar mewujudkan sikap
masing-masing beriman, produktif,
daerah agar kreatif, inovatif, dan
masing –masing afektif serta mampu
lembaga berkontribusi pada
pendidikan kehidupan bermasyarakat,
mampu berbangsa, bernegara dan
berpartisipasi peradaban dunia.
untuk
mengembangkan
kurikulum.
2 SKL  Dimensinya  Dimensi SKL sudah di
mencakup 3 aspek bagi secara rinci dalam 3
yaitu sikap, dimensi yaitu sikap,
pengetahuan, dan pengetahuan, dan
keterampilan. keterampilan yang
Namun belum ketiganya sama-sama
secara rinci di ditekankan dalam
bagi dalam pembelajaran IPA.
masing-masing
dimensi. Sehingga
masih belum
sepenuhnya
terlihat ada
dimensi
keterampilan
maupun sikap.
3 Pendekatan  Pendekatan  Pembelajaran pada
pembelajaran Kurikulum 2013
KTSP adalah menggunakan pendekatan
siswa diberitahu saintifik atau pendekatan
tentang materi berbasis proses keilmuan.
yang harus dihafal.  Kurikulum 2013
 Standar proses menekankan penerapan
dalam pendekatan ilmiah atau
pembelajaran scientific approach pada
terdiri dari proses pembelajaran.
Eksplorasi,
Elaborasi, dan

25
Konfirmasi.
 Menggunaka
pendekatan
kompetensi yang
menekankan pada
pemahaman,
kemampuan atau
kompetensi
terutama di
sekolah yang
berkaitan dengan
pekerjaan
masyarakat
sekitar.
4 Metode  Metode  Metode pembelajaran
pembelajaran
IPA menggunakan
dalam Kurikulum
Tingkat Satuan metode discovery,
Pendidikan
metode pembelajaran
(KTSP) adalah
metode ceramah, yang menekankan pola
metode tanya
dasar, melakukan
jawab, metode
pemberian tugas pengamatan,
dan metode
menginferensi, dan
demonstrasi.
mengomunikasikan/men
yajikan. Pola dasar ini
dapat dirinci dengan
melakukan pengamatan
lanjutan (mengumpulkan
data), menganalisis data,
dan menarik
kesimpulan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Muhammad., Evi Chamalah, dan Oktarina Puspita Wardani. 2013. Model
dan Metode Pembelajaran di Sekolah. Semarang: UNISSULA Press

Hakim, Lukmanul.2017. Analisis Perbedaan Antara Kurikulum KTSP Dan


Kurikulum 2013. Ilmiah Didaktika. 2, 280-292

Mulyasa. (2013). Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013. Banung:


Rosdakarya.

Mulyasa, Enco. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosda

Saragih, Bagus. (2013, February 19). Future of Indonesia depends on new


curriculum: Minister. The Jakarta Post, p.4 (National).

Sukmadinata, N. S. (2008). Pengembangan kurikulum: Teori dan praktek.


Bandung: Rosdakarya

Sumiyati.2010.Implementasi KTSP dalam Pembelajaran IPA. Pendidikan dan


Kebudayaan.1,27-28

Suparlan. (2012).Tanya jawab pengembangan kurikulum & materi pembelajaran.


Jakarta: Bumi Aksara.

Suparman. 2007. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP dan
MTs. Solo: PT. Tiga Serangkai Mandiri

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina


Aksara

Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang


Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah

27
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2006 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 20 tahun 2016 dalam


kurikulum 2013 Standart Peniaian Pendidikan

28

Anda mungkin juga menyukai