Anda di halaman 1dari 8

Nama : Hadi Mulyadi Dikumpulkan : 02 Mei 2018

NPM : 1706104395 Paraf asisten :


Prodi : Teknik Kimia (Siang)
Kelompok : 01

PERPINDAHAN KALOR RADIASI

1. Outline
1.1. Daya Emisi
1.2. Irradiasi
1.3. Radiositas
1.4. Intensitas
1.5. Sifat – Sifat Radiasi Termal
1.5.1. Absorpsivitas
1.5.2. Refleksivitas
1.5.3. Transmisivitas

2. Pembahasan
2.1. Daya Emisi
Daya emisi, E, yakni energi yang dipancarkan/teremisikan suatu benda per
satuan luas dan per unit waktu. Jika terdapat suatu benda hitam sempurna dalam
keadaan vakum, berarti benda tersebut menyerap seluruh radiasi yang menimpanya.
maka lama kelamaan suhu benda tersebut akan turun dan sama dengan suhu
lingkungan akibat dari permukaan yang memancarkan emisi radiasi termal, sampai
pada suatu saat keadaan setimbang.

Gambar 1. Sketsa menunjukan model yang digunkan untuk penurunan Hukum kirchhoff
(Sumber:Holman, J.P. 2009. Heat Transfer 10th Edition. New York: McGraw-Hill, hal 381)
Pada saat ini, berlaku hubungan:
EA=qi Aα (1)
2
di mana A adalah luas permukaan, qi adalah fluks radiasi dalam W/m
Kita mengasumsikan bahwa energi yang terserap, diemisikan seluruhnya. Sehingga
kesetimbangan energinya menjadi
Eb A=qi Aα (2)
Ketika absorpivitas benda hitam seragam, persamaan di atas menjadi
E
=α (3)
Eb
dan ketika kita mengetahui rasio tenaga emisi dari benda hitam pada temperatur
yang sama dengan absorpsivitas benda. Rasio tersebut didefinisikan sebagai
emisifitas ϵ dari benda
Emisivitas, ϵ , yakni perbandingan emisi suatu benda dengan daya emisi
benda hitam pada suhu sama. Secara matematis pernyataan ini dituliskan sebagai:
E
ϵ= (4)
Eb
E dan Eb adalah daya emisi benda dan benda hitam, sehingga
dengan
ϵ =α
(5)
Persamaan di atas disebut sebagai identitas Kirchhoff.

2.2. Irradiasi
Perpindahan kalor radiasi antara permukaan-permukaan hitam semua energi
radiasi yang menimpa permukaan itu diserap. Benda tak hitam (nonblackbodies)
adalah benda yang tidak menyerap seluruh energi yang diterimanya. Energi tersebut
sebagian akan dipancarkan kembali ke permukaan perpindahan kalor lainnya, serta
sebagiannya dipantulkan keluar sistem. Proses perpindahan kalor benda tak hitam
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Apabila semua permukaan dalam analisis
bersifat baur dan mempunyai suhu seragam, serta sifat-sifat refleksi dan emisinya
konstan di seluruh permukaan, maka terdapat definisi baru, yaitu J : radiocity (total
radiasi yang meninggalkan suatu permukaan per satuan waktu per satuan luas) dan
G : irradiation (total radiasi yang menimpa suatu permukaan per satuan waktu per
satuan luas).
2.3. Radiositas
Radiocity (J) adalah total radiasi yang meninggalkan suatu permukaan per
satüan waktu per satuan luas. Iradiasi dan radiositas dapat diasumsikan seragam
pada setiap permukaan itu. Radiositas adalah jumlah energi yang dipancarkan
(emisi) dan energi yang dipantulkan (refleksi) apabila tidak ada energi yang
dteruskan (transmisi), yaitu
J =ϵ E b+ ρG
(6)
di mana ϵ adalah emisivitas dan Eb adalah daya emisi benda hitam. Apabila
transmisivitas sama dengan nol, maka refleksivitas dapat dinyatakan sebagai
ρ=1−α =1−ϵ (7)
Sehingga,

J =∈ Eb + ρG
(8)
J =ϵ E b+ (1−ϵ ) G (9)

Gambar 7. (a) Neraca energi permukaan untuk material opaque;


(b) elemen yang merepresentasikan “tahanan permukaan” pada radiation-network method
(Sumber: J.P. Holman. Heat Transfer Tenth Edition)

Energi bersih (netto) yang meninggalkan permukaan adalah selisih antara


radiositas dan iradiasi. Hubungan antara q dan J, Selisih ini dapat dinyatakan
dengan persamaan:
ϵA
q= x ( Eb−J ) (10)
1−ϵ
( Eb−1 )
q=
1−ϵ (11)
ϵA
2.4. Intensitas
Intensitas radiasi untuk radiasi yang dipancarkan Ie (θ,Ф) adalah sebagai
tingkat di mana energi radiasi dQe dipancarkan dalam zenith angle (θ), dan azimuth
angle (Ф) per satuan luas normal ke arah ini dan per satuan sudut padat tentang
arah ini.
d Qe d Qe
Ie (θ,Ф) = = (W/m2sr)
dA cos θ d ω dA cos θ sin θ d θ d Ф
(12)
Pertukaran radiasi antara gas dengan suatu permukaan perpindahan-kalor jauh
lebih kompleks daripada kondisi pada pertukaran radiasi lainnya. Gas dalam
banyak hal bersifat transparen terhadap radiasi. Hal ini biasanya hanya terjadi pada
panjang gelombang yang sempit. Sebuah berkas radiasi monokromatik dengan
intensitas Iλ menimpa lapisan gas yang tebalnya dx, seperti pada gambar 12 berikut.

Gambar 3. Absorpsi pada lapisan gas


(Sumber: J.P. Holman. Heat Transfer Tenth Edition)

Pada x=0, intensitas radiasi ialah I0 dan kemudian pada saat x, intensitas
radiasi menjadi Ix. Kemudian pada saat radiasi telah melewati tebal lapisan gas dx,
maka intensitasnya menjadi Ix+d Ix. Koefisien absorpsi dinyatakan dengan .
d I ❑=−❑❑ I x dx
(13)
Persamaan diatas kemudian diintegralkan dari x=0 sampai x=L
IL L
dI
∫ I ❑ =∫−❑❑ I x dx
I0
❑ 0

I L −❑ L
=e ❑

I0
IL
=τ ❑
I0
I L −❑ L
τ ❑= =e ❑
(14)
I0
2.5. Sifat – Sifat Radiasi Termal
Bila energi radiasi menimpa permukaan suatu bahan, maka sebagian dari
radiasi itu dipantulkan (refleksi), sebagian diserap (absorpsi), dan sebagian lagi
diteruskan (transmisi). Fraksi yang dipantulkan dinamakan reflektivitas ρ, fraksi
yang diserap absorptivitas α, dan fraksi yang diteruskan transmisivitas τ. Ketiga
komponen ini dihubungkan secara matematis sebagai:
Gref + Gabs + Gtr = G
ρ+α +τ =1 (1(15)
Sebagian besar benda padat (solid) tidak meneruskan/ mentransmisikan radiasi
termal, sehingga untuk soal-soal terapan, fraksi transmitivitas τ dapat dianggap
bernilai nol sehingga ;
ρ+α =1 (16)

Gambar 4. Pengaruh Energi Radiasi yang Menimpa Suatu Permukaan Benda


(Sumber:Holman, J.P. 2009. Heat Transfer 10th Edition. New York: McGraw-Hill, hal 381)

di mana ketiganya mempengaruhi sifat-sifat radiasi sebagai berikut:


2.5.1 Absorpsivitas
Absorpsi. Radiasi yang jatuh akan diserap oleh bahan tergantung dari benda
itu sendiri (hitam, kelabu, atau putih).
G|¿|
,
G
0< α <1 (17)
Absorbed radiation
Absorpsivitas ( α )= =¿
Incident radiation

2.5.2 Refleksivitas
Refleksi. Radiasi yang jatuh pada bahan akan dipantulkan, dua fenomena
refleksi yang dapat diamati bila radiasi menimpa permukaan suatu bahan yaitu
refleksi spekular dan refleksi baur. Pada refleksi spekular sudut jatuh sama dengan
sudut pantul radiasi/ sudut refleksi, dan pada refleksi baur (diffuse), berkas radiasi
yang jatuh tersebar merata ke segala arah.
Reflect ed radiation Gref
Refleksivitas ( ρ )= = , 0< ρ <1 (18)
Incident radiation G

Gambar 5. Refleksi Spekular (a) dan Refleksi Baur (b)


(Sumber:Holman, J.P. 2009. Heat Transfer 10th Edition. New York: McGraw-Hill, hal 381)

Pada kenyataanya, tidak ada permukaan yang hanya menunjukkan kejadian


spekular atau hanya baur. Sebuah cermin biasa tentu bersifat spekular untuk cahaya
tampak tapi belum tentu bersifat spekular untuk keseluruhan rentang panjang
gelombang radiasi termal. Biasanya permukaan yang kasar lebih menunjukkan sifat
baur daripada permukaan yang halus. Demikian pula, permukaan yang halus lebih
menunjukkan sifat spekular daripada permukaan kasar.

2.5.3. Transmisivitas
Transmisi. Radiasi yang jatuh akan diteruskan oleh bahan, jarang suatu benda
mampu meneruskan radiasi (biasanya diserap).
Transmitt ed radiation Gtr
Transmi sivitas ( τ )= = , 0< τ < 1 (19)
Incident radiation G
3. Daftar Pustaka
Cengel, Yunus. 2006. Heat Transfer 2nd Edition. USA: Mc Graw-Hill
Holman, J.P. 1987. Heat Transfer. New York : Mc Graw Hill
Incropera, F.P., and Dewitt, D.P. 2002. Fundamentals of Heat and Mass Transfer.
New Jersey : John Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai